Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN K3 DI TEMPAT

KERJA
KEBIJAKAN

Serangkaian instruksi dari pembuat keputusan


kepada pelaksana kebijakan yang menjelaskan
tujuan dan cara-cara mencapainya
Nakamura & Smallwood, The Politic of Policy Implementation,1990

What are the government choose to do or not to


do
Thomas R Dye, Understanding Public Policy, 1981
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika
hukum dapat memaksakan atau melarang suatu
perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan
pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya
menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin
memperoleh hasil yang diinginkan
Kebijakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
merupakan syarat dasar dalam membangun Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
tempat kerja. Kebijakan K3 merupakan komitmen
pimpinan suatu organisasi perusahaan) untuk
menjamin Keselamatan dan Kesehatan Kerja seluruh
personil di bawah kendalinya juga pihak-pihak yang
berkaitan (berhubungan) dengan kegiatan (aktivitas)
operasi perusahaan (organisasi) tersebut.
Dalam klausul 4.2 standar OHSAS 18001 : 2007 terdapat
beberapa persyaratan mengenai Kebijakan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain
Sesuai dengan lingkungan dan besar resiko K3 organisasi
(perusahaan).
Terdapat komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PAK) juga berkomitmen dalam
peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen
K3 dan Kinerja K3 organisasi (perusahaan).
Terdapat komitmen untuk memenuhi peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
berkaitan dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Terdapat kerangka kerja untuk menyusun dan meninjau
sasaran/target/tujuan K3 organisasi (perusahaan).
Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara.
Dikomunikasikan kepada seluruh personil yang
terdapat di bawah kendali organisasi (perusahaa)
dengan maksud supaya seluruh personil mengetahui
kewajiban K3 masing-masing.
Tersedia untuk pihak ke tiga yang berhubungan
dengan aktivitas operasional organisasi (perusahaan).
Ditinjau secara berkala untuk menjamin pemenuhan
dan kesesuaian terhadap aktivitas (operasional)
organsasi (perusahaan).
LEGISLATIF PEMERINTAH

UNDANG-UNDANG
 UU No.1 Th. 1970 PROPENAS

 PERATURAN PEMERINTAH REPETA


 PERATURAN PRESIDEN
 PERATURAN MENTERI
 PERDA
 KEPUTUSAN DIRJEN KEGIATAN
 Dst.
KEBIJAKAN NASIONAL K3
UU No.1/1970
• Aman Peningkatan
• Sehat produksi /
• Bebas Pencemaran Lingkungan Kerja

produktifitas &
Nihil Kecelakaan dan PAK
Di Tempat Kerja kesra TK

Kebijakan Pemerintah :
• PP, PerMen, SKB dan Juklak, Juknis PROPENAS
• Koordinasi Nasional, KONREG, KORTEK

RENSTRA
REPETA
Dampak krisis ekonomi/ Ekonomi
kerakyatan
Kesempatan kerja

Pengangguran
KEGIATAN
PerlindungannTK/K3
• Sentralisasi kebijakan
• Desentralisasi operasional
ASPEK MATERIAL MORAL MAKRO
Kepentingan Perusahaan Tenaga Kerja/Masyarakat Nasional

Kerugian Finansial Jiwa/Cacat (STMB) Ekonomi/GNP

diwakili oleh
Kebijakan Perusahaan Pertumbuhan Ekonomi
PEMERINTAH

Perlu audit Kebijakan Publik Sosial Control

Oleh Auditor Undang-undang & Peraturan Class Action


independent
Perlu pengawasan/sangsi

Aparat Pengawas Ketenagakerjaan


Fungsi Pengawas Ketenagakerjaan
Dalam Siklus perumusan Kebijakan
PENGAWASAN
Norma/ Kebijakan Objek
Standar/ Pengawasan Pengawasan
Pedoman Makro / Mikro
Temuan

Tidak
Sesuai Perlu
sesuai
Norma Baru perbaikan
(UU/PP/Per.Men)
NOTA

Tindakan
hukum
DPR Menteri /
Dirjen
Laporan
Presiden Tripartitnas
Pimpinan
SEKNEG /
Biro Hukum unit
antar Dep
Pengawasan
Pengentasan
Kemiskinan

KETENAGAKERJAAN KETRANSMIGRASIAN

• Pendidikan (SDM)
• Kesehatan ( produktivitas)
• Kesempatan kerja Faktor Peran BINWASNAKER

Perlindungan Normatif Tenaga Kerja Pengawas KK KK & Hiperkes

Pelaksanaan Belum Efektif


PROGRAM BINWASNAKER
Pengawasan NK
1. Peningkatan YANIS & adm
yg
Pengawasan
1. ∑ Pengawas handal & prima Norma K3
2. Q Pengawas 2. Penegakan norma KK Program Kegiatan
3. Struktur Orgn Daerah Pengawasan
3. Peningk. Kesra & keadil. Norma PA
4. - Laporan & Informasi Prp. &
- Kendali pengawasan Pemberdayaan
tmbh kemb anak
5. Anggaran & Sarana Pengawasan KK
4. Peningk .budaya K3 melalui
kerja sama mitra kerja
5. Pemberdayaan Pengawasan Sesditjen
KK
PRINSIP K3
 Tempat kerja harus dijamin memberikan keselamatan
bagi tenaga kerja yang bekerja
 K3 menjadi tanggung jawab Pengurus tempat kerja
dan Pengusaha
 Pengurus tempat kerja/Pengusaha harus mempunyai
komitmen untuk melaksanakan K3
 Tempat kerja harus dapat memberikan kesempatan
bagi setiap tenaga kerja untuk mengembangkan
potensi dirinya secara maksimal
 Kecelakaan dapat dicegah
Upaya Peningkatan Komitmen Pengusaha
• Pembentukan Dewan K3 Nasional, Kep.Menaker No. Kep.155/MEN/1984
• Kewajiban untuk membentuk P2K3 di setiap tempat kerja melalui kebijakan
Menakertrans No. 04/MEN/1987
• Kewajiban untuk merekrut tenaga ahli K3 melalui kebijakan Menakertrans
No. 02/MEN/1992
• Pembentukan PJK3, Permenaker No. Per-04/MEN/1995
• Kewajiban melakukan sertifikasi peralatan
• Kewajiban melakukan sertifikasi kompetensi personil melalui kebijakan Menakertrans :
- No. 01/MEN/1973 - Wajib Latih Hyperkes bagi Dokter Perusahaan
- No. 01/MEN/1979 - Wajib Latih Hyperkes bagi Paramedis Perusahaan
- No. 02/MEN/1982 - Kwalifikasi Juru Las
- No. 04/MEN/1985 - Pesawat Tenaga dan Produksi
- No. 05/MEN/1985 - Pesawat Angkat dan Angkut
- No. 01/MEN/1988 - Operator Pesawat Uap
- No. 01/MEN/1999 - Operator Pesawat Angkat dan Angkut
- No. 407/MEN/1999- Kompetensi Tehnisi Lift
• Kewajiban untuk menerapkan SMK3, PP No 50 tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai