01 02
Ainun Hikmah Aprillina Triafani A
202303101001 202303101003
03 04
Putri Ika Wahyuni Dadang Hawari
202303101082 192303101003
Definisi
Obat otonom adalah obat-obatan yang bekerja
pada susunan syaraf otonom, mulai dari sel syaraf
sampai sel efektor. Obat ini berpengaruh secara
spesifik dan bekerja pada dosis kecil. Efek suatu
obat otonom dapat diperkirakan jika respon
berbagai organ otonom terhadap impuls syaraf
otonom diketahui.
Penggolongan Obat Otonom
01 02
Kolinergik atau Simpatomimetik atau
parasimpatomimetik adrenergic
03 04
Parasimpatolitik atau Simpatolitik atau
antikolinergik Antiadrenergik
Cara Kerja
1. Kolinergik atau
parasimpatomimetik
a. Agonis Kolinergik Kerja Langsung
Agonis kolinergik (juga dikenal sebagai parasimpatomimetik) meniru efek asetilkolin dengan mengikat langsung
ke kolinoseptor.
b. Agonis Kolinergik Kerja Tidak Langsung
Anticholinesterases (Reversible) Acetylcholinesterase adalah enzim yang secara khusus memecah asetilkolin
menjadi asetat dan kolin dan, dengan demikian, menghentikan aksinya. Itu terletak baik pra dan pascasinaps di
terminal saraf, di mana mempersiapkan membran. Inhibitor asetilkolinesterase secara tidak langsung
memberikan aksi kolinergik dengan memperpanjang masa pakai asetilkolin yang diproduksi secara endogen pada
ujung saraf kolinergik. Hal ini menyebabkan akumulasi asetilkolin di ruang sinaptik
Cara Kerja
2. Simpatomimetik atau adrenergic
a. Agonis kerja langsung: Obat ini bekerja langsung pada reseptor atau
menghasilkan efek yang serupa dengan yang terjadi setelah stimulasi
saraf simpatis atau hormon epinefrin dari medula adrenal
b. Agonis kerja tidak langsung: Agen-agen ini, yang meliputi amfetamin,
kokain, dan tiramin, dapat memblokir pengambilan norepinefrin
(penyekat penyerapan) atau penyerapan ke dalam neuron
presinaptik dan menyebabkan penurunan norepinefrin dari kolam
atau vesikel sistem. saraf adrenergik.
c. Agonis aksi campuran: Beberapa agonis, seperti efedrin,
pseudoefedrin dan metaraminol, memiliki kapasitas baik untuk
meningkatkan adrenoseptor secara langsung maupun langsung
untuk melepaskan norepinefrin dari neuron adrenergik
Cara Kerja
3. Parasimpatolitik atau antikolinergik
kompetitif dimana pada dosis kecil sudah dapat memblok asetilkolin jumlah besar di
reseptor muskarinik.
b. Efektivitas obat ini tergantung sensitivitas organ, di antaranya yang lebih sensitif adalah
kelenjar 2 saliva, bronkus dan keringat. Sekresi asam dari lambung termasuk yang
kurang sensitif.
Cara Kerja
4. Simpatolitik atau Antiadrenergik
a. Mekanisme kerja obat antagonis adrenergik adalah dengan menempati atau berikatan
dengan reseptor adrenergik α dan β pada sisi yang tidak aktif sehingga tidak
Antikolinestrase reversible
Fisostigmin (eserine) 0,25-0,5%, 1 tetes, 4 Untuk menurunkan
kali sehari tekanan intraokuler,
miosis, masa kerja
sinngkat.
Neostigmin (prostigmin) Oral : mula-mula 15 Untuk menambah
mg, 3 kali sehari kekuatan otot pada
Dosis max: 50 mg, 3 miastenia gravis,, masa
kali sehari kerja singkat.
Ambenonium (mytelase) D: PO: 60-120 mg, Untuk menambah
t.i.d atau q.i.d kekuatan otot, masa
kerja sedang.
Dosis / Aturan Pakai
Obat Kolinergik
Antikolinestrase
irreversible
Demakarium (humoral) 0,125-0,25%, 1 tetes, Untuk menurunkan
setiap 12-48 jam tekanan intraocular pada
glaucoma, miotikum
masa kerja panjang
Isofluorofat (floropry) Ointment 0,25%, Untuk mengobati
setiap 8-72 jam glaucoma. Kenakan
konjungtival pada sakus
Dosis / Aturan Pakai
Simpatomimetik atau adrenergic
Andregenic Reseptor Dosis Pemakaian dalam klinik
Epinefrin Alfa1, Berbeda-beda Syok nonhipovalemik,
(adrenalin) Beta1, D : IV, IM henti jantung, anafilaksis
Beta2 SK : 0,2-1 ml dari akut, asma akut.
1:1000
Efedrin Alfa1, D: Keadaan hipoensi,
Beta1, PO : 25-50 mg 3-4 bronkospasme, kongesti
Beta2 kali sehari hidung, hipotensi
ortoristik.
Norepinefrin Alfa1, D : IV : 4 mg, Syok merupakan
(lavarterenol Beta1 dekstrose 5% dalam vasokontriktor kuat,
levophed) 250-500 ml. meningkatkan tekanan
darah dan curah jantung.
Dosis / Aturan Pakai
Parasimpatolitik atau antikolinergik
Nama Obat Dosis Pemakaian dan Pertimbangan
Atropine D : IM : 0,4 mg Pembedahan untuk mengurangi
IV : 0,5-2 mg salvis dan sekresi bronchial.
Meningkatkan denyut jantung
dengan dosis ≥ 0,5 mg.
Propantelin D: PO: 7,5-15 mg, Sebagai antispasmodic untuk tukak
3-4 kali sehari peptic dan irritable bowel
syndrome
Skopolamin D. PO 0,5-1 mg, 3-4 Obat preanestesi, urntable bowel
(hyoscine) kali sehari; syndrome dan mabuk perjalanan.
IM: 0,3-0,6 mg
Dosis / Aturan Pakai
Simpatolitik atau Antiadrenergik
Antiadrenergik Reseptor Dosis Pemakaian dalan
klinis
Prazosin D: PO 1-5 mg, 3 Hipertensi
(minipress) kali sehari; ≤ 20
mg/hari
PEMBERIAN OBAT
GOLONGAN OTONOM
1. Pengkajian Keperawatan
Data subyektif
• Riwayat kesehatan sekarang Data Objektif
perawat mengkaji tentang gejala- a.Tanda dan gejala objektif
gejala yang dirasakan penderita 1) Tampak Meringis
hipertensi, seperti : 2) Bersikapproktektif(mis.Waspada,
- Mengeluh nyeri posisi menghindari nyeri)
• Pengobatan Sekarang 3)Gelisah
- Membatasi konsumsi garam 4)Frekuensi nadi meningkat
-Mengkonsumsi obat pereda nyeri. 5)Sulit tidur
• Riwayat Kesehatan Dahulu 6)Tekanan darah meningkat
seorang penderita hipertensi 7)Pola napas berubah
8)Nafsu makan berubah
9)Proses berpikir terganggu
10)Menarik diri
11)Berfokus pada diri sendiri
12)Diaforesis
Lanjutan….
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan / penampilan / kesan / umum klien
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : composmentis, GCS : E4V5M6
Penampilan : cukup
2) TTV
a. Tekanan darah meningkat (tekanan darah berada pada
rentan diatas 140 mmHg)
b. Suhu tubuh
c. Denyut nadi
d. Respirasi
2. Diagnosa Keperawatan