Anda di halaman 1dari 17

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN BERBANGSA

DAN BERNEGARA

Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan
kata serapan dari bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti
suatu model atau pola. Sedangkan dalam  bahasa Yunani disebut paradeigma
yang berarti untuk “membandingkan”, “bersebelahan” (para) dan
memperlihatkan.
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
paradigma sebagai alat bantu para illmuwan dalam merumuskan apa yang
harus dipelajari, apa yang harus dijawab, bagaimana seharusnya dalam
menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus dijalankan dalam
mengetahui persoalan
Paradigma Menurut Ahli:

Paradigma oleh Thomas Kuhn adalah kerangka pemikiran


Pembangunan Nasional memiliki arti yang luas yaitu membangun
masyarakat Indonesia seutuhnya. Pancasila dapat dijadikan
paradigma pembangunan Nasional karena nilai-nilai pancasila
dapat diterapkan dan sesuai dengan perkembangan jaman. Dalam
pembangunan Nasional harus mendasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila. Pada undang-undang alinea ke-IV
telah tercantum tujuan dari Negara Indonesia, yaitu memajukan
kesejahteraan umum dan mencapai masyarakat adil dan makmur.
1. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL
• Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional Bidang
Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan Dikaitkan dengan Nilai-
nilai Pancasila
• Dalam pembangunan nasional pasti dibutuhkan suatu kerangka
pemikiran yang melandasi pembangunan nasional itu sendiri. Oleh
karena itu, Pancasila dapat dijadikan sebagai landasan
pembangunan nasional
Untuk mencapai tujuan dalam hidup berbangsa dan bernegara,
bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional, ini
dimaksudkan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa
dalam dunia internasional. Tujuan negara sebagaimana dalam
UUD 1945 menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki tujuan
nasional dan Internasional. “ melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia” yang memiliki arti bahwa
bangsa Indonesia menegakkan hukum formal. “memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa” yang
memiliki arti bahwa bangsa Indonesia sebagai negara hukum
material, yang bermanifestasi dalam pengembangan perwujudan
sumber daya manusia.
Pembangunan nasional adalah suatu strategi nasional yang
direalisasikan untuk mencapai tujuan bangsa dalam
pembangunan ini dibagi dalam beberapa bidang yaitu:
bidang politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan
yang kemudian sering disebut POLEKSOSBUDHANKAM,
dalam membangun bidang-bidang tersebut telah
dijabarkan dalam GBHN yang dirinci dalam bidang-bidang
operasional serta target pencapaiannya
2. PANCASILA DALAM PEMBANGUNAN IPTEK

Pancasila sebagai paradigma pengembangan IPTEK Perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi merupakan hasil kreatifitas manusia untuk mengolah
kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Tujuan yang esensial dari
IPTEK adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga tidak bebas dari nilai
namun terikat oleh nilai. Pancasila mendasari dalam pengembangan IPTEK, di mana
dalam mengembangkan IPTEK harus diimbangi dengan pelestarian dan manfaat
yang akan diberikan kepada manusia sebagaimana pada sila pertama Pancasila.
Dalam mengembangkan IPTEK harus beradab dan bermoral yang didasarkan pada
hakikat tujuan demi kesejahteraan manusia seperti sila 2 Pancasila. Pengembangan
IPTEK harus mengembangkan rasa nasionalisme seperti yang tertuang dalam
Pancasila sila ke-3. Ilmuwan yang mengembangkan IPTEK harus bijaksana dalam
menghormati dan menghargai kebebasan orang lain secara terbuka seperti halnya
sila ke-4 Pancasila. Mengkomplementasikan pengembangan IPTEK harus menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan manusia seperti sila ke-5 Pancasila.
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan
POLEKSOSBUDHANKAM

Pancasila sebagai paradigma pengembangan politik Pembangunan


dan pengembangan bidang politik harus didasarkan pada ontologisme
manusia. Sistem politik negara harus mendasarkan tuntutan hak dasar
kemanusiaan yang dalam istilah ilmu hukum adalah hak asasi
manusia (HAM). Oleh karena itu kekuasaan negara harus
berdasarkan kekuasaan rakyat bukannya perseorangan atau
kelompok. Pancasila dapat memberikan dasar – dasar moralitas politik
negara. Dalam sila – sila Pancasila tersusun atas urutan sistematis
bahwa politik negara harus berdasarkan kerakyatan, ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, dan keadilan.
4. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN EKONOMI
Menurut Mubyarto (1999), pengembangan ekonomi tidak bisa
dipisahkan dengan nilai – nilai kemanusiaan. Pengembangan ekonomi
harus didasarkan dengan Pancasila seperti ekonomi kerakyatan yang
mendasarkan kemanusiaan dan kesejahteraan. Oleh karena itu
ekonomi harus didasarkan pada Pancasila demi kesejahteraan manusia.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya Dalam
pengembangan aspek sosial budaya hendaknya didasarkan atas sistem
nilai yang sesuai dengan nilai budaya yang dimiliki masyarakat. Pada
masa reformasi sosial budaya harus didasari dengan Pancasila yang
terdapat pada rumusan sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
5. Pancasila Dalam Kehidupan HANKAM

Pancasila sebagai paradigma pengembangan hankam Negara hakikatnya


adalah suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak – hak warga negara
maka diperlukan peraturan perundang – undangan negara. Karena Pancasila
merupakan dasar negara, maka Pancasila harus menjadi aturan dalam
pengembangan Hankam untuk mencapai tujuan Indonesia menjaga
keamanan dan menegakkan hukum.
6. PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PENGEMBANGAN
KEHIDUPAN BERAGAMA

Pada proses reformasi beberapa wilayah negara Indonesia


mengalami konflik sosial yang bersumber pada masalah
SARA, terutama kehidupan beragama. Ini merupakan tugas
yang berat bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan
perdamaian di antara umat beragama. Pancasila telah
memberikan dasar yang fundamental bagi umat beragama
agar hidup rukun, damai, saling menghormati, saling
menghargai, tanpa memandang latar belakang suku,
agama, bahkan ras yang berbeda – beda.
•9. 8
7. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Indonesia pernah dilanda gerakan reformasi yang menyebabkan
seluruh aturan main dalam politik mengalami keruntuhan terutama
praktek elit politik yaitu KKN. Dalam kenyataannya gerakan reformasi ini
dibayar mahal oleh bangsa yang berdampak pada sosial, politik,
ekonomi, dan kemanusiaan. Kondisi ekonomi juga menambah daftar
terpuruknya bangsa karena gerakan reformasi. Namun, di balik
berbagai macam keterpurukan masih tersisa satu keyakinan akan nilai
luhur yang dimiliki yaitu Pancasila. Reformasi harusnya digunakan untuk
menata kehidupan bangsa yang berasaskan Pancasila sebagai dasar
negara. Reformasi harus memiliki tujuan, dasar, cita – cita serta
platform yang jelas bagi bangsa Indonesia. Pancasila itulah yang
merupakan nilai – nilai dasar paradigma reformasi total yang
sebenarnya.
Gerakan reformasi harus diletakkan dalam kerangka
perspektif sebagai landasan sekaligus sebagai cita-cita.
Sebab tanpa suatu dasar dan tujuan yang jelas, reformasi
akan mengarah pada suatu gerakan anarki, kerusuhan,
disintegrasi, dan akhirnya mengarah pada kehancuran
bangsa
Reformasi dengan paradigma pancasila adalah sebagai
berikut :

• Reformasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya,


gerakan reformasi berdasarkan pada moralitas
ketuhanan dan harus mengarah pada kehidupan yang
baik sebgai manusia makhluk tuhan
• Reformasi yang berperikemanusiaan yang adil dan
beradab. Artinya, gerakan reformasi berlandaskan pada
moral kemanusiaan yang luhur dan sebagai upaya
penataan kehidupan yang penuh penghargaan atas
harkat dan martabat manusia
• Reformasi yang berdasarkan nilai persatuan. Artinya,
gerakan reformasi harus menjamin tetap tegaknya
negara dan bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan.
Gerakan reformasi yang menghindarkan diri dari
praktik dan perilaku yang dapat menciptakan
perpecahan dan disintegrasi bangsa
• Reformasi yang berakar pada asas kerakyatan. Artinya,
seluruh penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara harus dapat menempatkan rakyat sebagai
subjek dan pemegang kedaulatan
• Gerakan reformasi bertujuan menuju terciptanya
pemerintahan yang demokratis, yaitu rakyat sebagai
pemegang kedaulatan
Reformasi yang bertujuan pada keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Artinya, gerakan reformasi harus
memiliki visi yang jelas, yaitu demi terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat. Perlu disadari bahwa
ketidakadilanlah penyeban kehancuran suatu bangsa.
Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan
etika sebagai manusia yang Berketuhanan Yang Maha
Esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan
bangsa.Dalam perjalanan sejarah Pancasila sebagai
dasar filsafat negara Indonesia, sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia, nampaknya tidak diletakkan
dalam kedudukan dan fungsi yang sebenarnya. Pada
masa Orde Lama, terjadi pelaksanaan negara yang
secara jelas menyimpang bahkan bertentangan,
misalnya Manipol Usdek dan Nasakom yang
bertentangan dengan Pancasila, pengangkatan
Presiden seumur hidup, serta praktek-praktek
kekuasaan diktator
8. Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Kampus
Tridharma perguruan tinggi Perguruan tinggi mempunyai tiga tugas pokok yaitu pendidikan tinggi, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan Tinggi Suatu lembaga pendidikan tinggi memiliki tugas yaitu untuk
menyiapkan, memebentuk, dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka tugas pendidikan
tinggi adalah: Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masysrakat yang memiliki kemampuan akademik atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan ,dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi,
dan kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian serta
mengupayakan penggunanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional.
Penelitian Sebagaimana nilai yang terkandung dalam pancasila, intelektual yang melakukan penelitian harus
bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Seorang peneliti harus bermoral dan mengabdikan diri pada nilai-nilai
kemanusaiaan. Dasar-dasar nilai yang terkandung dalam Pancasila yang menjiwai moral peneliti sehingga
penelitian harus bersifat objektif dan ilmiah. Seorang peneliti harus berpegang pada moral kejujuran yang
bersumber pada ketuhanan dan kemanusiaan. Suatu hasil penelitian tidak boleh karena motivasi uang,
kekuasaan, ambisi, ataupun kepentingan primordial tertentu.
Pengabdian Kepada Masyarakat Berdasarkan penjelasan Pasal 3 ayat (1) PP Th.1999 bahwa yang dimaksud
dengan pengabdian masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya
memeberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Aktualisasi pengabdian kepada masyarakat pada
hakikatnya merupakan suatu aktualisasi pengembangan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu aktualisasi kegiatan masyarakat ilmiah perguruan
tinggi yang dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai