Anda di halaman 1dari 23

SELAMAT DATANG DI

KAMPUS TERCINTA UPI YPTK


PADANG
MATA KULIAH PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN

UPI-YPTK PADANG

DOSEN PEMBIMBING

VIVI PUSPITA SARI, S.IP, M. PD


PANCASILA DALAM KONTEKS
KETATANEGARAAN RI
a. Pancasila Sumber Hukum Dasar Negara RI
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.
2 bentuk hukum di Indonesia yaitu hukum pidana dan hukum perdata yang
bersumber dari Belanda yaitu Reeglement Buitengewestendan dan Heirziene
Indonesische Reeglement.
Badan negara yang berhak membuat UU/hukum adalah DPR.
Pancasila dijadikan dasar aturan/norma dalam mengatur penyelenggaraan negara
Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber hukum
Pancasila merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional
mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat
wilayah,beserta pemerintah Negara, sebagai dasar Negara
Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau
cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik
moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau
Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai
dasar Negara
Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber
tertib hukum Indonesia maka  Setiap produk hukum
harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu
Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang
pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari
UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara sebagai Negara
Republik Indonesia, maka kedudukan pancasila sebagai mana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum
indonesia, dengan demikian seluruh peraturan perudang-undangan di Indonesia
harus bersumber pada pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung asas
kerohanian negara atau dasar filsafat negara RI.
Dalam alinia ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur yang menurut
ilmu hukum di syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia (Rechts
Orde) atau (Legai Orde) yaitu suatu kebulatan dan keseluruhan peraturan-
peraturan hukum

Dengan di cantumkanya pancasila secara formal didalam pembukaan UUD 1945,


maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif,
dengan demikian tata kehidupan benegara tidak hanya bertopang pada asas- asas
sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduanya dengan keseluruhan asas
yang melekat padanya yaitu panduan asas-asas kultural
Menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky, maupun Hans Kelsen
dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang fundamental
yang bersifat tetap; sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber dari segala sumber
hukum dalam negara karena itu kaidah ini tidak dapat diubah, oleh siapapun dan
lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali oleh Pendiri Negara
(Founding Father)
Sebagai kaidah negara yang fundamental, sekaligus
sebagai asas kerokhanian negara dan jiwa konstitusi,
nilai-nilai dumaksud bersifat imperatif (mengikat,
memaksa). Artinya, semua warga negara, organisasi
infrastruktur dan suprastruktur dalam negara imperatif
untuk melaksanakan dan membudayakannya.
Sebaliknya, tiada seorangpun warga negara, maupun
organisasi di dalam negara yang dapat menyimpang
dan atau melanggar asas normatif ini apalagi
merubahnya
Dalam sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 pada hakikatnya telah
memenuhi syarat sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental. Pokok kaidah
negara yang fundamental dapat di rinci sebagai berikut :
• Ditentukan oleh Pendiri Negara (PPKI) dan terjelma dalam suatu pertanyaan lahir
sebagai penjelmaan kehendak Pendiri Negara.
• Pernyataan Lahirnya sebagai Bangsa yang mandiri
• Memuat Asas Rohani (Pancasila), Asas Politik Negara (Republik berkedaulatan
Rakyat), dan Tujuan Negara (menjadi Negara Adil Makmur)
• Memuat Ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD Negara
Konsep Negara Hukum (Rechtsstaat), mempunyai karakteristik sebagai berikut:
• Penyelenggaraan negara berdasar Konstitusi
• Kekuasaan Kehakiman yang merdeka
• Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia
• Kekuasaan yang dijalankan berdasarkan atas prinsip bahwa pemerintahan,
tindakan dan kebijakannya harus berdasarkan ketentuan hukum (due process of
law )
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena
tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan, dan perjuangan pergerakan
Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada
saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat
Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatam yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Landasan Pendidikan Pancasila
1.Landasan Historis: Bangsa Indonesia
terbentuk mulai zaman Kutai, Majapahit
sampai datangnya bangsa penjajah.
Bangsa Indonesia pada saat itu telah
terlihat adanya ciri khas, karakter bangsa.
Asal usul nilai-nilai Pancasila sebenarnya
datang dari bangsa Indonesia itu sendiri
(kausa materialis Pancasila)
2. Landasan Kultural : Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan suatu hasil karya Bangsa
Indonesia yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang di refleksikan oleh
filosofis pendiri bangsa.
3. Landasan Yuridis :
a. UU. No. 2 Pasal 39 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. SK Mendiknas RI No.232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar
c. SK Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 tentang rambu-rambu
pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian (Pancasila, Agama,
Kawarganegaraan)
4.Landasan Filosofis : Secara filosofis
Bangsa Indonesia sebelum mendirikan
negara adalah bangsa yang berketuhanan
dan berkemanusiaan. Pancasila sebagai
dasar filsafat negara dan pandangan
filosofis bangsa Indonesia merupakan
suatu keharusan moral yang secara
konsisten merealisasikan setiap aspek
kehidupan masyarakata Indonesia.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
1. Melalui pendidikan Pancasila setiap individu warga negara mampu memahami,
menganalisa, dan menjawab masalah yang dihadapi masyarakat bangsa
2. Menjadikan peserta didik secara khusus mampu menjadi peserta didik yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
dan memiliki kepribadian yang mencerminkan jiwa Pancasila yang sesuai dengan
kepribadian Bangsa Indonesia
DEFENISI KEWARGANEGARAAN
1. Hendry Randal. W ( Sumantri, 2001:281) : Ilmu yang membicarakan hubungan
manusia dalam perkumpulan yang terorganisir serta hubungan individu dengan
negara.
2. Zamroni : Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
negara berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan
kesadaran kepada generasi baru.
3. Merphin Panjaitan : Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang demokratis, partisipatif melalui
pendidikan yang dialogal.
4. Soedijarto : Pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta
membangun sistem politik yang demokratis.
Secara umum Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai program yang memuat
bahasan tentang masalah kebangsaan, negara, demokrasi, HAM, dan masyarakat
madani yang menerapkan prinsip pendidikan yang demokratis dan humanistik .
ORIENTASI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Orientasi feodalistik : lembaga pendidikan merupakan tempat
melatih dan mempersiapkan genarasi di masa yang akan datang,
yang mana guru/dosen sebagai satu-satunya sumber ilmu,
kebenaran dan informasi berperilaku otoriter dan birokratis. Segi
negatif orientasi ini peserta didik menjadi manusia robot, tidak
kreatif dan tidak demokratis/otoriter.
Orientasi Humanistik : Mendidik manusia yang memiliki potensi
dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam orientasi ini
manusia dijadikan objek sekaligus subjek pembelajaran, sementara
dosen diposisikan sebagai fasilitator dan mitra dialog
Kompetensi dan Dasar Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan dan kecakapan yang terukur setelah
peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi
kemampuan akademik, sikap dan keterampilan.

1. Kecakapan dan kemampuan penguasaan pendidikan


kewarganegaraan (Civic Knowledge), demokrasi, HAM,
masyarakat madani.
2. Kecakapan dan kemampuan sikap (civic disposition),
pengakuan kesetaraan,toleransi, kebersamaan.
3. Kecakapan dan kemampuan mengartikulasikan ketrampilan
kewarganegaraan (civic skiil), partisipasi, proses pembuatan
keputusan
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Membentuk kecakapan kritis yang bertanggug jawab dalam


kehidupan politik baik ditingkat lokal, nasional, regional dan
global
2. Menjadikan warga negara yang baik dan mampu menjaga
persatuan
3. Menghasilkan mahasiswa yang berfikir kritis dan bertindak
demokratis
4. Mampu mengembangkan kurtur demokrasi
5. Membentuk mahasiswa sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab
Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Demokrasi, HAM dan Masyarakat
KEUNTUNGAN ORIENTASI HUMANISTIK
Kreativitas tinggi
Mandiri &toleransi tinggi
Pengalaman belajar lebih bermakna
(learning experience)
Dapat menemukan jati diri (learning to be)
Sadar & bertanggung jawab
Sadar akan realitas keragaman
Saling memerlukan
Learning to live together : Belajar untuk
hidup bersama dalam menghadapi dunia
yang penuh konflik dan banyaknya
pelanggaran HAM
URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Mampu dijadikan sebagai salah satu instrumen pendidikan politik yang mampu
memberikan dukungan kapada masyarakat, terutama masyarakat kampus
melalui program pembelajaran yang mencerminkan adanya rekonstruksi sosial,
dengan cara demikian maka patologi sosial (penyakit masyarakat) dapat dianalisis
dan dicarikan jalan keluar/solusinya.
Wahana dan instrumen untuk membangun efektifitas masyarakat bagi
tumbuhnya kultur demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta tumbuhnya masyarakat madani.
Membangun kesadaran, kedewasaan, dan kemandirian serta pembebasan.
Kebutuhan mendesak bagi bangsa dalam membangun demokrasi berkeadaban
ALASAN PEMBANGUNAN DEMOKRASI

• Meningkatkan gejala dan kecendrungan aturan politik, tidak melek politik.


• Pembentukan warga negara yang cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.
• Melahirkan generasi muda dan masyarakat luas yang mengetahui tentang pengetahuan,
nilai-nilai dan keterampilan yang diperlikan dalam mentransformasikan,
mengaktualisasikan dan melestarikan demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai