Anda di halaman 1dari 7

Land Information

System
Land Information System (1)
• LIS merupakan sistem manajemen basis data yang
berbasiskan komputer, terkadang dapat berupa suatu
GIS yang berisi informasi kadastral, tata guna lahan,
sumberdaya alam, dampak lingkungan dan data
lainnya yang menyangkut pertanahan.

• Tujuan sistem informasi ini adalah berfungsi sebagai


sistem administrasi untuk mengatur data geografis
pada penggunaan lahan. Permintaan yang berbeda
pada LIS berpengaruh pada cara penyimpan data.
TIPE DASAR DARI FUNGSI
PERENCANAAN
4 tipe dasar dari fungsi perencanaan (Britton Harris),
yaitu:

berkaitan dengan pencatatan potensi integrasi rencana Pengambil


kegiatan rutin sumberdaya, penggunaan lahan, keputusan dan
sehari-hari dalam memantau perencanaan politisi harus dapat
pelaksanaan perubahan, transportasi, lokasi memberikan
rencana, penilaian dampak, industri skala kota informasi yang
Fungsi Operasional

Fungsi Manajemen

Fungsi Komunikasi
Fungsi Strategis
administrasi, penentuan dan maupun regional, cukup kepada
pencatatan (book mengevaluasi redevelopment, masyarakat baik
keeping) strategi lokasi pelayanan keterlibatan maupun
pemanfaatan masyarakat, perhatiannya
sumberdaya, penyediaan
perawatan dan lapangan kerja dan
penggantian, serta zoning
perencanaan untuk
mencegah bencana.
INFORMASI GUNA LAHAN
DALAM PROGRAM
PERENCANAAN
1. LAND SUPPLY 2. LAND POLICY 3. ACTIVITY SYSTEM
INVENTORY INVENTORY, INVENTORY
‘comprehensive merupakan kumpulan Informasi ini
database’ yang (baik bersifat formal mempengaruhi
berhubungan dengan maupun informal) dari keputusan tentang
sediaan lahan yang ada peraturan, prosedur, aspek-aspek yang stabil
dan proyeksi akan program, rencana, serta di wilayah perkotaan,
kebutuhannya, baik dari kebijaksanaan- seperti letak bangunan-
lahan yang telah atau kebijaksanaan yang bangunan serta
pun dapat berlaku dan berkaitan investasi modal
dikembangkan. erat dengan
penatagunaan lahan.
DISAJIKAN dalam
bentuk tabel
PENGUMPULAN DAN
PEMETAAN INFORMASI
TATA GUNA
1. INFORMATION
LAHAN
• 1.1 SCALE
• 1.2 PLANNING UNITS
UNITS
2. LAND USE DATA • 2.1 FIELD INSPECTIONS
• 2.2 CADASTRAL FILE INTERPRETATIONS
ACQUISITION • CLASSIFICATIONS OF REMOTELY SENSED DATA
• BUILDING PERMIT AND SUBDIVISION RECORDING

3. USE • 3.1 TYPE OF LAND USE


• 3.2 LOCATION

CLASSIFICATION
• 3.3 AMOUNT
• 3.4 STRUCTURAL CONDITION
• 3.5 QUALITY
• 3.6 TIMING dan COST

4. LAND USE
• 4.1 EXISTING LAND USE MAP
• 4.2 A LAND USE REPORT,
• 4.3 FUTURE LAND USE MAPS

MAPPING
5. ACTIVITY • 5.1 HOUSEHOLD, FIRM, AND ORGANIZATION ACTIVITIES
• 5.2 TRANSPORTATION STUDIES
INVENTORIES • 5.3 SOCIAL INTERACTION STUDIES
ANALISIS PENGGUNAAN
LAHAN
1.1 LAND 1.2 CARRYING
SUITABILITY CAPACITY 1.3 COMMITTED 1.4 MARKET
ANALYSIS, ANALYSIS LAND ANALYSIS FORECASTS
mengidentifikasi membandingkan mengukur proyeksi kebutuhan lahan
pada masa mendatang
lokasi-lokasi dalam kebutuhan dari perubahan produksi berdasarkan
wilayah penggunaan lahan dan kapasitas daya kecenderungan pasar.
perencanaan yang dengan kapasitas layan dari fasilitas Kecenderungan
pertumbuhan jumlah
sangat sesuai untuk dari ‘natural system’ pelayanan yang ada penduduk dan ekonomi
tipe penggunaan atau ‘man-made diakibatkan oleh sejalan dengan peraturan
lahan tertentu. system’ supaya penambahan dan rencana yang ada
digunakan untuk
Analisis ini meliputi serasi. pengguna baru, memperkirakan lokasi, tipe,
‘overlaying maps’ jumlah, dan biaya
pembangunan pada masa
dari ukuran-ukuran analisis ini meliputi yang akan datang.
kesesuaian lahan, penghitungan
seperti kemiringan, terhadap ‘critical
jaringan akses yang thresholds’ dari
berupa jalan. kapasitas, di luar
Analisis ini kapasitas tersebut
digunakan untuk maka sistem
menghasilkan lingkungan akan
‘suitability scores’ rusak atau hancur.
untuk setiap tapak
dalam wilayah
perencanaan tadi.
2. PERCEPTUAL ANALYSIS
• 2.1 LEGIBILITY, yaitu kejelasan wilayah perkotaan berdasarkan kepada organisasi
keruangannya sehingga orang dapat dengan mudah mengetahui strukturnya.
Contohnya ialah dengan terintegrasinya tata guna lahan dengan sistem
transportasi dan lansekapnya untuk memberikan bentuk perkotaan yang jelas.
• 2.2 ATTRACTIVENESS, yaitu menggambarkan tingkat daya tarik atau sisi buruk
dari suatu kota. Dari visi non profesional, kualitas visual merupakan pengaruh
terpenting bagaimana masyarakat memahami dan merespons terhadap wilayah
perkotaan dan inisiatif perencanaannya.
• 2.3 SYMBOLISM, yaitu berkaitan dengan unsur-unsur sosial budaya masyarakat
yang tertanam pada bagian-bagian wilayah perkotaan. Seperti pada status
kepemilikan rumah, bentuk rumah, tipe pendatang baru, dan sebagainya.
• 2.4 QUALITY OF LIFE, merupakan ukuran persepsi yang diturunkan dari
ketersediaan fasilitas-fasilitas pelayanan seperti: ruang terbuka (hijau),
rancangan kota, sekolah, kelancaran lalu-lintas, dan rumah yang terjangkau,
disamping rendahnya tingkat kejahatan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai