Anda di halaman 1dari 31

Dosen Mata kuliah

:
ibu. Hatijar,S.ST.,M.Kes

Disusun
Annisa Fitri
Oleh:
Hens Rika P Dewi
Serafi K Peraru
Ayu Sagita Lasiri Novita Usman
Noviyanti Haerun L Nur Ifa
Esti Kurniawati Robu Veni

A SU H A N KE B ID AN A N
K EG AWAT D A R U RATA
N U SIA L A NJU T
Pembahasan
Definisi kegawatdaruratan

Jenis-jenis kegawatdaruratan usia lanjut

Pengkajian & Diagnosa Kegawat Daruratan


Pada Kehamilan Lanjut
Definisi Kegawatdaruratan

"Kegawatdaruratan adalah mencakup


diagnosis dan tindakan terhadap
semua pasien yang memerlukan
perawatan yang tidak direncanakan
dan mendadak atau terhadap pasien
dengan penyakit atau cedera akut
untuk menekan angka kesakitan dan
kematian pasien."
Pengkajian

Pengkajian kegawatdaruratan pada kehamilan lanjut diperoleh dari

data subjektif dan data objektif, serta ditunjang oleh pemeriksaan

penunjang. Pada data subjektif, hal yang dikaji adalah keluhan yang

ibu rasakan. Setelah dilakukan data subjektif, kemudian pada data

objektif dilakukan pemeriksaan fisik setelah itu lakukan pemeriksaan

penunjang atau pemeriksaan laboratorium jika diperlukan. Misalnya

pada kasus preeklampsi berat, pada data subjektif keluhan yang ibu

rasakan yaitu, tekanan darah tinggi, ibu merasa pusing, penglihatan

kabur. Setelah itu pada data objektif dilakukan pemeriksaan fisik

ditemukan edema pada kaki dan wajah. Setelah itu dilakukan

pemeriksaan laboratorium yaitu protein urin positif.


Diagnosa
Untuk menegakkan diagnose, diperkuat oleh data

subjektif, objektif, dan pemeriksaan penunjang.

Misalnya ibu mengatakan bahwa keluhan yang dirasakan

adalah sering pusing, tekanan darah tinggi, dan

penglihatan kabur. Setelah dilakukan pemeriksaan

terdapat edema di wajah dan kaki ibu. Kemudian dari

hasil pemeriksaan laboratorium protein urin ibu positif.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, merupakan tanda dan

gejala dari preeklampsi berat sehingga dapat

ditegakkan diagnose yaitu PEB.


Pre-eklamsia

JENIS Eklampsia
KEGAWAT
DARURATAN Plasenta
KEHAMILAN Previa
LANJUT
Solusio
Plasenta
P re e kl am ps i
Preeklamsia adalah kondisi yang terjadi akibat dari
tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol pada ibu
hamil, disertai dengan edema pada wajah, kaki dan
betis serta protein urin positif. Preeklamsia
biasanya dimulai setelah usia kehamilan 20 minggu.

Pre-eklamsia dan eklamsia, merupakan kesatuan


penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, walaupun belum jelas bagaimana hal itu
terjadi. Pre eklamasi diikuti dengan timbulnya
hipertensi disertai protein urin dan oedema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan
Faktor resiko preeclampsia

a) Paritas
b) Kurangnya asupan ca
c) Usia ibu lebih dari 35 tahun
d) Obesitas
e) Gemelli

Penyebab pre-eklamsi belum diketahui secara pasti,


banyak teori yang coba dikemukakan para ahli untuk
menerangkan penyebab, namun belum ada jawaban yang
memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori
Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum mampu
menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit
ini.
Klasifikasi Pre-Eklamsia

Pre-Eklamsia terbagi menjadi


2

Preeklampsi Ringan Preeklampsi Berat


Gangguan klinis pre-eklamsia

1) Sakit kepala terutama daerah frontal 


2) Rasa nyeri daerah epigastrium
3) Gangguan penglihatan
4) Terdapat mual samapi muntah
5) Gangguan pernafasan sampai sianosis
6) Gangguan kesadaran
Pencegahan pre-eklamsia
Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre-
eklamsia. Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan
nutrisi (diet rendah garam, diit tinggi protein, suplemen
kalsium, magnesium dan lain-lain). Atau medikamentosa
(teofilin, antihipertensi, diuretic, aspirin, dll) dapat
mengurangi timbulnya pre-eklamsia
a. Penanganan pre-eklamsia
1) Jika setelah penanganan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, beri obat anti
hipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-100mmHg.
2) Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar).
3) Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload cairan.
4) Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
5) Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam, hentikan magnesium sulfat dan berikan
cairan IV NaCl 0,9% atau Ringer laktat 1 L/ 8 jam dan pantau kemungkinan oedema
paru.
6) Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat
mengakibatkan kematian ibu dan janin.
7) Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung tiap jam.
8) Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema paru.

9). Hentikan pemberian cairan IV dan beri diuretic (mis: furosemid 40 mg IV sekali
saja jika ada edema paru).
10) Nilai pembekuan darah jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit
(kemungkinan terdapat koagulopati).
Eklampsi
Pengertian eklampsi

a. Eklampsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam


persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya
kejang atau koma, kejang timbul bukan akibat kelainan
neurologic (PBPOGI, 1991).

Epidimiologi
Frekuensi eklampsi bervariasi. Frekuensi rendah pada umumnya
merupakan petunjuk tentangadanya pengawasan antenatal yang baik
dan penanganan preeklampsi yang sempurna. Di negara yang sedang
berkembang, frekuensi dilaporkan berkisar antara 0,3 -0,7%.
Sedangkan di negara maju angka nya lebih kecil, yaitu 0,05–0,1%.
1. Tanda dan Gejala
Pada umumnya kejang di dahului oleh makin memburuknya preeklampsi
dan terjadinya gejala–gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual yang hebat, nyeri di epigastrium dan hiper-refleksi.
Bila keadaan ini tidak segera diobati akan timbul kejang. Terutama pada
persalinan, bahaya ini besar.

Konvulsi eklampsi dibagi dalam 4 tingkat

a. Tingkat Awal a. Tingkat

(Aura) . Kejang
Klonik.

a. Tingkat kejang a. Tingkat


tonik. Koma.
1. Komplikasi
a. Solusio plasenta.
b. Hipofibrinogenia.
c. Hemolisis
d. Perdarahan otak.
e. Kelainan mata, kehilangan penglihatan untuk sementara yang berlangsung
sampai 1 minggu, perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina. Hal ini
merupakan tanda gawat akan terjadinya apofleksia serebri.
f. Edema paru.
g. Nekrosis hati.
h. Sindroma help.
i. Kelainan ginjal.
j. Komplikasi lain (lidah tergigit, trama dan fraktur karena jtuh dan DIC).
k. Prematuritas, dismaturitas dan IUFD.
1. Faktor Predisposisi
a. Primigravida
b. Kehamilan ganda
c. Diabetes melitus
d. Hipertensi essensial kronik
e. Molahida tidosa
f. Hidrops fetalis
g. Bayi besar, obesitas
h. riwayat pernah menderita preeklampsia atau eklamsia
i. riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau
eklamsia
j. Lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsia dan
eklampsia.
1. Penatalaksanaan
Tujuan:
a. Menghentikan atau mencegah kejang.
b. Mempertahankan fungsi organ vital
c. Koreksi hipoksia atau asidosis
d. Mengendalikan tekanan darah dalam batas aman Pengakhiran

Pengobatan medikamentosa
• Obat anti kejang
• Magnesium sulfat (MgSO4)
• Perawatan pada waktu kejang
• Perawatan koma
• Perawatan edema paru
• Pengobatan obstetric
1. Asuhan Ibu Dengan Eklampsi
Penatalaksanaan asuhan pada ibu dengan eklampsi adalah:
a. Segera istirahat baring selama ½-1 jam.
b. Nilai kembali tekanan darah, nadi, pernafasan, reflek patella, bunyi jantung bayi,
dan dieresis
c. Berikan infus terapi anti kejang ( misalnya MgSO4 ) dengan catatan reflek
patella harus (+), pernafasan lebih dari 16 kali per menit serta diuresis baik
(harus sesuai instruksi dokter)
 Ambil contoh darah untuk pemeriksaan laboratorium, seperti : Hb, Ht, leukosit,
LED, ureum, kreatinin, gula darah, elektolit dan urin lengkap.
d. Bila dalam 2 jam setelah pemberian obat anti kejang (MgSO4), tekanan darah
tidak turun biasanyadiberikan antihipertensi parenteral atau oral sesuai instruksi
dokter.
e. Bila pasien sudah tenang, bisa dinilai keadaan kehamilan pasien dan monitor DJJ.
f. Siapkan alat-alat pertolongan persalinan
g. Postpartum boleh diberikan uterotonika dan perinfus.
3.Plasenta Previa
a)Definisi
Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
 
b)Etiologi
Mengapa Plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu dapat
diterangkan, bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada
dosidua akibat persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan plasenta previa
tidak selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasentaOTHER
previa didapati
COW
untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas fungsi,ORKING
memang dapat
dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup S PACES
atau diperlukan
lebih banyak seperti pada kehamilan kembar. Plasenta yang letaknya normal
Presentations are tools that can
sekalipun akan meluaskan permukaannya, sehingga mendekati
be usedatau menutupi sama
as demonstrations.
sekali pembukaan jalan lahir.
HASIL USG PLASENTA PREVIA
DAY PAS S S HARE D
SPACE
Presentations are Presentations are
communication tools communication tools
that can be used. that can be used.

DE DICAT ED PRIVATE
DE SK OF FICE
Presentations are Presentations are
communication tools communication tools
that can be used. that can be used.
GAMBARAN KLINIS PLASENTA PREVIA

1) Perdarahan tanpa nyeri


2) Perdarahan berulang
3) Warna perdarahan merah segar
4) Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5) Timbulnya perlahan-lahan
6) Waktu terjadinya saat hamil
7) His biasanya tidak ada
8) Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9) Denyut jantung janin ada
10)Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
11)Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
12)Presentasi mungkin abnormal.
Klasifikasi

1. Plasenta Previa otalis, apabila seluruh pembukaan


tertutup oleh jaringan Plasenta.
2. Plasenta Previa Parsialis, apabila sebahagian pembukaan
tertutup oleh jaringan Plasenta.

3. Plasenta Previa Marginalis, apabila pinggir Plasenta


berada tepat pada pinggir pembukaan.

4. Plasenta Letak Rendah, Plasenta yang letaknya abnormal


pada segmen bawah uterus tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir
TERAPI

Terapi atau tindakan terhadap gangguan ini dilakukan di


tempat praktik. Pada kasus perdarahan yang banyak, pengobatan
syok adalah dengan infuse Macrodex, Periston, Haemaccel,
Plasmagel, Plasmafudin. Pada kasus pasien gelisah, diberikan 10
mg valium (diazepam) IM atau IV secara perlahan.
SOLUSIO PLASENTA
DEFINISI
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang
berimplantasi normal pada kehamilan di atas 22 minggu dan sebelum anak lahir .

ETIOLOGI
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui pasti. Meskipun
demikian ada beberapa factor yang diduga mempengaruhi nya, antara lain :
1) Penyakit hipertensi menahun
2)Pre-eklampsia
3)Tali pusat yang pendek
4)Trauma
5)Tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior uterus yang
sangat mengecil ( hidramnion pada waktu ketuban pecah, kehamilan ganda
pada waktu anak pertama lahir
Di samping hal-hal di atas, ada
juga pengaruh dari :
1) Umur lanjut
2) Multiparitas
3) ketuban pecah sebelum waktunya
4) defisiensi asam folat
5) merokok, alcohol, kokain
6) mioma uteri a. Klasifikasi
Secara klinis solusio plasenta
dibagi dalam :
1. solusio placenta ringan
2.solusio placenta sedang
3.solusio placenta berat
a. Gejala Klinis
1)Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his.
2)Anemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
3)Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi
uterus bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang
placenta sehingga uterus teregang (uterus en bois).
4)Palpasi sukar karena rahim keras.
5)Fundus uteri makin lama makin naik
6)Bunyi jantung biasanya tidak ada
7)Pada toucher teraba ketuban yang tegang terus menerus
(karena isi uterus bertambah
8)Sering ada proteinuri karena disertai preeclampsia
a. Penanganan solusio plasenta
1) Solusio plasenta ringan
Apabila kehamilannya kurang dari 36
minggu, perdarahannya kemudian
berhenti, perutnya tidak menjadi sakit,
uterusnya tidak menjadi tegang maka
penderita dapat dirawat secara
konservatif di rumah sakit dengan
observasi ketat.
Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio
plasenta bertambah jelas, atau dalam pemantauan USG daerah
solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilan
tidak dapat dihindarkan lagi. Apabila janin hidup, dilakukan
sectio caesaria. Sectio caesaria dilakukan bila serviks panjang
dan tertutup, setelah pemecahan ketuban dan pemberian
oksitosin dalam 2 jam belum juga ada his. Apabila janin mati,
ketuban segera dipecahkan untuk mengurangi regangan dinding
uterus disusul dengan pemberian infuse oksitosin 5 iu dalam
500cc glukosa 5% untuk mempercepat persalinan.

Anda mungkin juga menyukai