Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN KEGAWATDARURATAN

PADA KALA III DAN PENEGAKKAN


DIAGNOSA PADA KALA III

Kelompok VIII :
Altri Dianingsih
Yultince Latondje
Linda Torau

Dosen pembimbing: Yunialce, S.ST., M.Keb


PENDAHULUAN...

Kala III dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta. Kala III
disebut juga kala uri atau kala pengeluaran plasenta dan selaput
ketuban setelah bayi lahir.
Macam-macam penyulit kala III

1 Retensio plasenta

Inversio uteri
2
Antonia uteri
3
Retensio plasenta

Adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah


kelahiran bayi.
Gejalanya :
• Plasenta belum lahir dalam 30 menit
• Perdarahan segera iran(P3)
• Uterus berkontraksi dan keras
• Tali pusat putus akibat traksi berlebihan
• Inversio uteri akibat tarikan dan
• Perdarahan lanjutan
1. Plasenta belum terlepas dari dinding
rahim
Penyebab
2. Plasenta sudah lepas tapi belum lahir
Penyebab plasenta belum lepas dari dinding uterus :

Kontraksi uterus yang kurang kuat untuk


melepaskan plasenta

Plsenta melekat terlalu kuat pada


dinding uterus oleh sebab villi korialis
menembus desidua samPai Ke
miometrium-Sampai dibawah peritoneum
(Plasenta akreta-prekreta).
Penanganannya

 Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk


mengejan. Jika kita dapat merasakan adanya plasenta
dalam vagina keluarkan vagina tersebut.
 Pastikan kandung kemih kosong. Jika diperlukan
lakukan kateterisasi.
 Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit
secara IM, jika belum Dilakukan pada penanganan
aktif kala III
Lanjutan.......

 Jika plasenta dilahirkan sebelum 30 menit pemberian oksitosin


dan uterus terasa berkontraksi, lakukan PTT
 Jika plasenta tidak lepas dicoba lakukan manual plasenta
 Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi
Inversio uteri
 Inversio uteri terjadi apabila bagian atas Uterus
memasuki cavum uteri, sehingga Fundus uteri
Sebelah dalam Menonjol Kedalam cavum uteri.
 Inversio uteri jarang terjadi, biasanya ditemukan
Pada kala III atau Segera setelah plasenta keluar.
Penyebab inversio uteri

1. Tonus otot rahim lemah

2. Tekanan atau tarikan pada Fundus (tekanan


intra abdominal, tekanan dengan tangan,
tarikan tali pusat

3. Kanalis servikalis yang longgar


 Syok
 Fundus uteri sama sekali
tidak teraba tekukan pada
Gejala klinis Fundus
 Kadang-kadang tampak
sebuah tumor yang merah di
luar vulva
 Perdarahan
Terapi

Atasi syok dengan Reposisi manual dalam Jika reposisi manual tidak
pemberian infus RL bila anastesi umum sesudah berhasil lakukan reposisi
perlu transfusi darah syok teratasi operatif
Gagalnya Uterus berkontraksi dengan
baik setelah persalinan.
Penyebab :
Umur yang terlalu muda/terlalu tua
Paritas
Antonia uteri Partus lama
Uterus terlalu regang atau besar
(pada gemeli, bayi besar)
Persalinan cepat
Anemia
Penanganan

Bersihkan semua gumpalan darah yang mungkin ada di mulut rahim


Segera melakukan kompresi biamanual interna
Jika uterus mulai berkontraksi secara perlahan tarik tangan penolong
Jika Uterus tidak berkontraksi setelah 5 menit, minta anggota
keluarga melakukan kompresi biamanual eksterna, sementara
penolong memberikan metergin 0,2mg IM dan mulai memberikan IV
(RL, dgn 20 IU oksitosin /500cc, dgn tetesan cepat)g
Perlukaan jalan lahir

Robekan perineum
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
Robekan perineum melebihi derajat I harus dijahit.
Robekan perineum derajat III & IV harus di rujuk.
Perlukaan dinding
vagina a. Kalpaporeksis : robekan melintang atau miring
pada bagian atas. Penanganannya sama dengan
ruptur Perineum
b. Fistula : Fistula bisa terjadi secara mendadak
karena perlukaan Pada vagina yang menembus
kandung kemih. Fistula kecil dapat Menutup
sendiri.
 Robekan serviks
 Robekan serviks menimbulkan perdarahan dan dapat
menjalar ke segmen bawah uterus.
 Dalam keadaan ini serviks harus diperiksa dengan
menggunakan Spekulum.
 Penatalaksanaannya dilakukan penjahitan.

Anda mungkin juga menyukai