Anda di halaman 1dari 25

SMALL GROUP LEARNING (SGL)

GASTROENTERITIS

Vivi Christin Longgorung (10119210049)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD DR. HI CHASAN BOESOIRIE TERNATE
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN
DESEMBER 2021
Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada
bagian mukosa dari saluran gastrointestinal
ditandai dengan diare dan muntah.
Epidemiologi

● Menurut data dari WHO dan UNICEF, terdapat 1,87 juta orang meninggal tiap tahun
diseluruh dunia akibat gastroenteritis
● Secara global, diperkirakan terdapat 179.000.000 insiden gastroenteritis akut pada orang
dewasa tiap tahunnya.
● Di Indonesia gastroenteritis akut akibat infeksi mencapai 96.278 insiden dan masih menjadi
peringkat pertama sebagai penyakit rawat inap di Indonesia, sedangkan angka kematian
pada gastroenteritis akut (Case Fatality Rate) sebesar 1,92%.
ETIOLOGI GASTROENTERITIS
1. Faktor Infeksi

Organisme Mekanisme Patogen

VIRUS

Rotavirus Merusak mikrovili

Calicivirus Lesi Mukosa

Astrovirus Lesi Mukosa

Adenovirus enterik Lesi Mukosa


Organisme Mekanisme Patogen

BAKTERI

Campylobacter jejuni Enterotoksin, sitotoksin

Clostridium difficile Enterotoksin, sitotoksin

Eschericia coli Enterotoksin

Salmonella Invasif, Enterotoksin

Shigella Invasif, Enterotoksin, Sitotoksin

Vibrio cholerae Enterotoksin

Vibrio Parahaemolyticus Invasif, sitotoksin

Yersinia enterocolitica Invasif, Enterotoksim


Organisme Mekanisme Patogen

PARASIT

Entamoeba histolytica Invasif, produksi enzim dan


sitotoksin, kista tidak dapat
dihancurkan (cyst resistant) terhadap
destruksi fisis.
Giardia Lamblia Menempel pada mukosa , kista tidak
dapat dihancurkan
Protozoa pembentuk spora di usus Menempel dan terjadi proses
peradangan
Etiologi Gastroenteritis
2. Non-Infeksi

Malabsorbsi Imunodefisiensi
Kurangnya penyerapan Kondisi seseorang dengan
seperti: Karbohidrat, imunodefisiensi yaitu
Protein, Lemak, Vitamin, hipogamaglobulinemia,
Mineral panhipogamaglobulinemia

Terapi Obat Lain-lain


Orang yang mengonsumsi obat- Tindakan gastrektomi, terapi radiasi
obatan antibiotic, antasida dan dosis tinggi, sindrom Zollinger-Ellison,
masih kemoterapi juga bisa neuropati diabetes sampai kondisi
menyebabkan gastroenteritis akut. psikis juga dapat menimbulkan
gastroenteritis akut.
Manifestasi klinis

• Mual
• Muntah
• Diare
• Nyeri abdomen
Diagnosis Gastroenteritis
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
• Pola pemberian makanan • Penilaian dehidrasi dan derajatnya
(komponen paling penting • Status gizi
dalam manajemen diare), • Darah di tinja
• Frekuensi Buang Air Besar • Massa intra abdomen
(BAB) • Distensi abdomen
• Lama diare • Penurunan kesadaran sesak napas
• Adanya darah di tinja
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Adanya kejadian kolera di
1. Darah
lngkungan Darah perifer lengkap, Elektrolit, Analisa gas darah,
• Riwayat pemberian antibiotik Immunoassay, antigen virus (rotavirus), antigen
sebelum diare protozoa (Giardia, E. histolytica).
• Adanya rasa nyeri yang 2. Feses
menyertai -Feses lengkap
• Keadaan fisik anak: tampak - Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
pucat
Tatalaksana Gastroenteritis
• Antibiotik tidak boleh diberikan
kecuali bila:
1. Diarenya berdarah
2. Ada kecurigaan kolera dengan
dehidrasi berat
3. Ada infeksi serius non
gastrointestinal misalnya
pneumonia atau infeksi saluran
kemih
• Antipeotoa jarang dibutuhkan oleh
anak
• Antidiare dan antiemetik tidak boleh
diberikan pada anak dengan diare akut,
diare menetap atau disentri
Langkah-langkah tatalaksana Gastroenteritis

1. Cegah dehidrasi dan pertahankan


kecukupan gizi anak  Kapan harus kembali ke dokter
ASI diteruskan, selingi dengan Cairan
Rehidrasi Oral (CRO)
Berikan minum yang banyak • Diare cair semakin sering
• Bila anak tidak mengkonsumsi • Darah pada tinja
ASI, pemberian susu formula • Muntah terus menerus
tidak perlu diganti atau • Demam
diencerkan. • Nyeri perut hebat
• Bila terjadi dehidrasi ringan- • Terdapat tanda-tanda dehidrasi
sedang, pemberian makanan sedang/berat
diteruskan dan tidak ada
pembatasan jenis makanan
• Bila terjadi dehidrasi berat, stop
makanan hingga dehidrasinya
membaik
Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
2. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan
volume darah mencapai 15-25% BB maka akan menyebabkan penurunan
tekanan darah
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan elektrokardiogram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
lactase
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan gastroenteritis jika lama atau
kronik)
Prognosis

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial
jika diindikasikan, prognosis diare infeksius sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas minimal.
Seperti kebanyakan penyakit, morbiditas dan mortalitas terutama pada anak-anak dan pada lanjut
usia. Di Amerika Serikat, mortalitas berhubungan dengan diare infeksius < 1,0%. Pengecualiannya
pada infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2% yang berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai