“TETANUS”
KELUHAN TAMBAHAN
-
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Polri diantar oleh anaknya dengan
penurunan kesadaran 6 jam SMRS. Pada tanggal 7 februari pasien mempunyai
riwayat menginjak paku berkarat pada bagian ibu jari kaki kanan dan hanya
dibersihkan menggunakan alkohol saja, setelah itu pasien tidak mengalami keluhan
apapun. Pada tanggal 21 februari setelah kejadian pasien merasakan nyeri pada
daerah sekitar luka pada ibu jari kaki kanan yang disertai dengan demam, demam
dirasakan terus – menerus. Pada tanggal 24 februari pasien dibawa ke klinik dekat
rumah dan hanya diberi obat antibiotik serta obat penurun panas. Pada tanggal 4
Maret pasien mengalami kejang pada pukul 03.00 pagi, kejang dengan tipe kaku
pada seluruh tubuh selama kurang lebih 30 menit dan setelah itu pasien pingsan,
lalu kejang berulang pada pukul 07.00 dengan tipe kejang yang sama, pasien lalu
dibawa ke IGD RS Bhayangkara Tk I Raden Said Sukanto dalam keadaan tidak
sadar.
Keluhan lain seperti mual dan muntah, sesak disangkal, BAK dan BAB tidak
ada keluhan. Riwayat imunisasi tetanus tidak diketahui.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA
• Keluhan serupa (-)
• Hipertensi (+) • Diabetes Melitus (-)
• Diabetes Melitus (+) • Hipertensi (-)
• Riwayat Trauma (-)
• Alergi (-)
• Riwayat kejang (-)
• Alergi (-)
• Asma (-)
• Jantung (-)
Riwayat Riwayat Kebiasaan,
pengobatan Sosial dan Ekonomi
Tanda vital :
Pernapasan 16x/menit
Suhu 36,7°C
STATUS GENERALIS
Kepala Normocephal
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat,
isokor, diameter pupil 3mm/3mm, RCL (+/+), RTCL
(+/+)
Hidung Deviasi septum (-), deformitas (-), terpasang NGT
STATUS GENERALIS
Paru
Inspeksi Tidak ada dada yang tertinggal, retraksi (-)
Palpasi Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, vocal
fremitus teraba simetris (+/+)
Perkusi Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi Suara dasar vesicular (+/+) rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS 5 LMCS, kuat angkat
Perkusi Batas kanan atas: ICS 3 Linea Parasternal Dextra
Batas kiri atas: ICS 5 Linea Midclavicula Sinistra
Batas kanan bawah: ICS 4 Linea Parasternal
Dextra Batas kiri bawah: ICS 5 Linea Midclavicula
Sinistra
Auskultasi S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
Abdomen
Inspeksi Tampak rata
Ekstremitas Akral teraba hangat, luka (+) pada digiti I pedis dextra,
kaku seluruh ekstremitas, CRT < 2 detik, edema -/-/-/-
STATUS L OK A L IS
Regio Pedis Dextra Digiti I
Regio Fascialis
Hemoglobin 10.5 13 - 16
Hematokrit 32 40 - 48
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Trombosit 259,000 150.000 - 400.000
Ureum 51 10 - 50
eGFR 87 >=90
GDS 69 <200
HCO3 31 21-25
HCO3 25 21-25
HCO3 32 21-25
Tetanus Grade IV
HHD
DIAGNOSIS BANDING
-
TATA LAKSANA
• IVFD RL
• Ventilator FIO2 60% jika tidak efektif Trakeostomi
• Aminofluid 1000cc/hari
• TT 0,5 cc
• HTIG 5.000 IU
• Drip metronidazole 4x500 mg
• Drip Nicardipine 3 mg/Jam dengan pantauan
• Inj diazepam 6x10 mg
• Spooling
• GV luka dengan H202
PROGNOSIS
TD : 160/90 mmHg
HR : 72x/menit
RR : 16x/menit
T : 36.6o C
Status Regio Pedis Dextra: Luka tertutup kassa,
rembesan(-), darah (-), nanah (-)
A/ Tetanus grade IV + HHD
FOLLOW UP
Tanggal Assesmen Medis Rawat Inap
TD : 140/70 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 16x/menit
T : 36.8o C
Status Regio Pedis Dextra: Luka tertutup kassa,
rembesan(-), darah (-)
A/ Tetanus grade IV + HHD
FOLLOW UP
Tanggal Assesmen Medis Rawat Inap
TD : 120/80 mmHg
HR : 72x/menit
RR : 18x/menit
T : 36.8o C
Status Regio Pedis Dextra: Luka tertutup kassa,
rembesan(-), darah (-), nanah(-)
A/ Tetanus grade IV + HHD
FOLLOW UP
Tanggal Assesmen Medis Rawat Inap
TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36.8o C
Status Regio Pedis Dextra: Luka tertutup kassa,
rembesan(-), darah (-), Nanah (-)
A/ Tetanus grade IV + HHD
Tinjauan Pustaka
Definisi
Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh toksin dari Clostridium
tetani. Pada kondisi anaerobika, seperti luka kotor dan nekrotik, basil yang ada di
mana-mana ini bisa menghasilkan tetanospasmin yang merupakan neurotoxin
yang sangat ampuh.
Tetanus toksin menghambat inhibitor neurotransmiter di sistem saraf pusat,
mengakibatkan kekakuan otot dan kejang yang merupaka ciri khas dari tetanus.
Kekakuan otot biasanya melibatkan rahang dan leher dan kemudian menjadi
umum.
Epidemiologi
• Tetanus merupakan permasalahan yang sering ditemukan di negara
berkembang, dimana 80% kasusnya terjadi di Afrika dan Asia Tenggara.
• Luka-luka tembus pada kulit atau yang • Bekas irisan umbilicus pada bayi
menimbulkan kerusakan luas
• Endometritis sesudah abortus septic
• Luka bakar tingkat 2 dan 3
• Abses gigi
• Fistula kulit atau pada sinus-sinusnya
• Mastoiditis kronis
• Luka-luka di bawah kuku
• Ruptur apendiks
• Ulkus kulit yang iskemik
• Abses dan luka yang mengandung
• Luka bekas suntikan narkoba bakteri dari tinja.
Patogenesis
Tetanus umum
• Gejala klinis trismus, iritable, kekakuan leher, susah
menelan, kekakuan dada, dan perut (opisthotonus), fleksi-
abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum
• Timbul opistotonus kaku kuduk, kaku leher, dan kaku
punggung.
• Tampak risus sardonikus karena kaku otot wajah dan
keadaan kekuan ekstremitas.
Klasifikasi
Tetanus neonatorum
• Karena adanya infeksi tali pusat teknik pemotongan tali
pusat yang nonsteril dan ibu yang tidak mendapat imunisasi
yang adekuat.
• Gejala ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, iritable
diikuti oleh kekakuan dan spasme.
• Posisi tubuh klasik; trismus, kekakuan pada otot punggung
menyebabkan opisthotonus yang berat dengan lordosis lumbal.
Manifestasi Klinis
• Riwayat adanya faktor trauma sebelumnya luka yang dapat berkontaminasi
dengan tanah, kotoran binatang, logam berkarat.
• Kaku kuduk, nyeri tenggorokan, dan kesulitan membuka mulut gejala awal
tetanus.
• Menghilangkan sumber toksin dengan debridemen/pembersihan luka dan jaringan nekrotik serta
pemberian antibiotic ditunjukkan untuk memberantas kuman bentuk vegetative.
• Metronidazole oral/IV 500 mg tiap 6 jam (30mg/kgBB/hari dibagi menjadi 4 dosis) selama 7-10 hari
• Human tetanus immunoglobulin (HTIG) diinjeksikan intramuskuler dengan dosis berkisar antara
3000-6000 unit
• Bila tidak tersedia maka digunakan ATS dengan dosis 100.000- 200.000 unit diberikan 50.000 unit
intramuskular dan 50.000 unit intravena pada hari pertama, kemudian 60.000 unit dan 40.000 unit
intramuskuler masing-masing pada hari kedua dan ketiga.
• Setelah penderita sembuh, sebelum keluar rumah sakit harus diberi immunisasi aktif dengan toksoid
3. Perawatan penunjang (suportif)
• Diazepam efektif mengatasi spasme dan hipertonisitas tanpa menekan pusat kortikal.
• Dosis diazepam yang direkomendasikan adalah 0,1-0,3 mg/kgBB/ kali dengan interval 2-4
jam sesuai gejala klinis.
• Untuk usia <2 thn adalah 8 mg/kgBB/hari oral dalam dosis 2-3 mg setiap 3 jam
• Chlorpromazine diberikan setiap 4-8 jam dengan dosis dari 4-12 mg bagi bayi sampai 50-150
mg bagi dewasa.
DEBRIDEMENT LUKA
Debridement adalah proses mengangkat jaringan mati dan benda asing dari dalam luka
untuk memaparkan jaringan sehat di bawahnya. Jaringan mati bisa berupa pus, krusta, eschar
(pada luka bakar), atau bekuan darah.Debridement harus dilakukan karena:
1. Jaringan mati akan mengganggu penyembuhan luka, meningkatkan risiko infeksi dan
menimbulkan bau.
2. Debridement akan memicu drainase yang inadekuat, menstimulasi penyembuhan dengan
menciptakan milieu luka yang optimal.
3. Microtrauma akibat debridement mekanis menstimulasi rekruitmen trombosit yang akan
mengawali fase penyembuhan luka. Platelet-derived Growth Factor (PDGF) dan
Transforming Growth Factor-B (TGF-B) dalam granula alfa trombosit mengendalikan
penyembuhan luka selama fase inflamasi.
DEBRIDEMENT LUKA
Terdapat beberapa jenis teknik debridement :
1. Surgical debridement (sharp debridement)
2. Mechanical debridement :
a. Wet-to-dry dressing, di mana kassa lembab ditutupkan di atas luka dan dibiarkan
mengering. Jaringan nekrotik akan ikut terangkat saat kassa diangkat. Kekurangan
metode ini adalah :
- Sangat menyakitkan
- Perdarahan
- Merusak jaringan epitel regeneratif yang baru terbentuk.
b. Irigasi dengan saline bertekanan tinggi lebih menguntungkan karena tidak
menyakitkan dan tidak merusak jaringan.
DEBRIDEMENT LUKA
3. Chemical debridement :
a. Dengan aplikasi obat-obat mengandung enzim proteolitik (misalnya collagenase)
yang akan melisiskan jaringan nekrotik.
b. Dengan aplikasi balutan yang akan melunakkan jaringan nekrotik (misalnya
pembalut yang mengandung hydrogel atau hydrocolloid dan alginate atau
cellulose). Jaringan nekrotik yang sudah lunak kemudian diangkat secara manual.
Cara ini kurang efisien karena memerlukan waktu lebih lama.
Fraktur pada tulang belakang atau tulang panjang bisa terjadi karena kontraksi yang
berkelanjutan serta kejang-kejang.
Hiperaktivitas yang terjadi pada sistem saraf otonom dapat menyebabkan hipertensi
atau irama jantung abnormal.
Prognosis tetanus tergantung berat penyakit dan fasilitas pengobatan yang tersedia. Jika tidak
diobati, mortalitasnya lebih dari 60% dan lebih tinggi pada neonatus. Di fasilitas yang baik, angka
mortalitasnya 13% sampai 25%. Hanya sedikit penelitian jangka panjang pada pasien yang berhasil
selamat. Pemulihan tetanus cenderung lambat namun sering sembuh sempurna, beberapa pasien
mengalami abnormalitas elektroensefalografi yang menetap dan gangguan keseimbangan, berbicara, dan
memori.
Phillips score
• Score <9 Severitas Ringan
• Score 9-18 Severitas sedang
• Score > 18 Severitas berat
Dakar score
• 0-1, severitas ringan dengan mortalitas 10%;
• 2-3, severitas sedang dengan mortalitas 10-20%;
• 4, severitas berat dengan mortalitas 20-40%;
• 5-6, severitas sangat berat > 50%
Pencegahan
Jadwal imunisasi aktif terhadap tetanus:
• Bayi dan anak normal: imunisasi DPT usia 2,4,6 dan 15, 18 bulan. Dosis ke5 diberikan usia 4-6
tahun. Sepuliuh tahun setelahnya ( usia 14-15 tahun) diberikan injeksi TT dan diulang setiap 10
tahun sekali.
• Bayi dan anak normal sampai usia 7 tahun yang tidak diimunisasi pada masa bayi awal: DPT
diberikan pada kunjungan pertama, kemudian 2 dan 4 bulan setelah injeksi pertama. Dosis ke-4
diberikan 6-12 bulan setelah injeksi pertama. Dosis ke-5 diberikan pada usia 4-6 tahun.sepuluh
tahun setelahnya (usia 14-16 tahun) diberikan injeksi TT dan diulang setiap 10 tahun sekali.
Pencegahan
• Usia lebih dari 7 tahun yang berlum pernah diimunisasi: Imunisasi dasar terdiri dari 3 injeksi TT yang
diberikan pada kunjungan pertama, 4-8 minggu setelah injeksi pertama, dan 6-12 bulan setelah injeksi
kedua. Injeksi TT diulang setiap 10 tahun sekali.
• Ibu hamil yang belum pernah diimunisasi: Wanita hamil yang belum pernah diimunisasi harus menerima 2
dosis injeksi TT dengan jarak 2 bulan (lebih baik pada 2 trimester terakhir). Setelah bersalin, diberikan
dosis ke-3 yaitu 6 bulan setelah injeksi ke-2 untuk melengkapi imunisasi Injeksi TT diulang setiap 10 tahun
sekali. Apabila ditemukan neonatus lahir dari ibu yang tidak pernah diimunisasi tanpa perawatan obstetrik
yang adekuat, neonatus tersebut diberikan 250 IU human tetanus immunoglobulin. Imunitas aktif dan pasif
untuk ibu juga harus diberikan.
Terimakasih
Daftar Pustaka
1. Azhali MS, et al. 2005. Penyakit Infeksi dan Tropis Dalam: Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan anak Edisi 3,
209-213. Bandung: FKUP/RSHS.
2. Berkowitz A.L., Tetanus, Butulism, and Diphtheria. In Neuroinfectious disease. Continuum. Lifelong Learning in
Neurology, October, 2018, Vol. 24 No.5
3. Centers for disease control and preventim ( CDC ). Tetanus.2013
4. Edlich RF, Hill LC, Mahler CA, Cox MJ, Becker DG, Horowitz JH, et al. 2003. Management and prevention of tetanus.
Niger J Paed, 13(3):139-54.
5. Ropper A.H., Samuels M.A., Klein J.P., Adams and Victor, Principles of Neurology, tenth ed. Mc Graww Hill, 2014
1215-12217, 1500-1501
6. Standart kompetensi spesialis saraf 2015, KNI PERDOSSI
7. Thwaites CL, Yen LM. Tetanus. In: Fink MP, Abraham E, Vincent JL, Kochanek PM, editors. Textbook of Critical Care.
For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Instructions for use (premium users)
As a Premium user, you can use this template without attributing Slidesgo or keeping the "Thanks" slide.
For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Fonts & colors used
Fraunces
(https://fonts.google.com/specimen/Fraunces)
Barlow
(https://fonts.google.com/specimen/Barlow)
Create your Story with our illustrated concepts. Choose the style you like the most, edit its colors, pick
the background and layers you want to show and bring them to life with the animator panel! It will boost
your presentation. Check out How it Works.
You can easily resize these resources without losing quality. To change the color, just ungroup the resource
and click on the object you want to change. Then, click on the paint bucket and select the color you want.
Group the resource again when you’re done. You can also look for more infographics on Slidesgo.
JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL MAY JUNE
PHASE 1
Task 1
Task 2
PHASE 2
Task 1
Task 2
PHASE
1
Task 1
Task 2
...and our sets of editable icons