Anda di halaman 1dari 116

Gangguan Depresi

Jadwal Kegiatan
Waktu Program
09.00 – 09.15 Ice Breaking
09.15 – 09.30 Kuis pre-materi
09.30 – 10.30 Materi I: Mengenal dan Mendiagnosis Gangguan
Depresi
10.30 – 10.45 Rehat Kopi
10.45 – 11.45 Diskusi Kasus Kertas
11.45 – 12.45 Istirahat, Makan Siang, dan Sholat
12.45 – 13.45 Materi II: Melakukan manajemen Gangguan Depresi
13.45 – 14.30 Demontrasi Intervensi Psikososial
14.30 – 14.45 Rehat Kopi
14.45 – 15.30 Bermain peran
15.30 – 15.45 Kuis post materi dan umpan balik
15.45 – 16.15 Pembahasan Kuis dan Penutup
Apa yang akan kita capai…
 Memahami masalah, penyebab, dan dampak dari
Gangguan Depresi
 Melakukan pengenalan gejala, identifikasi kasus,
dan diagnosis Gangguan Depresi berdasarkan
PPDGJ III
 Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bunuh
diri pada Gangguan Depresi
 Mampu memberikan intervensi psikososial,
intervensi farmakologis, tatalaksana pada kasus
komorbiditas, intervensi pada kelompok khusus
(perempuan usia produktif, anak-anak < 12 tahun,
dan usia lanjut)
 Mampu melakukan rujukan kasus
Persetujuan Komitmen
Komitmen bersama
 Tentang waktu…….

 Tentang handphone……

 Tentang
cara berdiskusi dan
berkomunikasi….

 Lain-lain…..
Ice Breaking
Mengenal dan Paham
 Masing-masing peserta diminta untuk
mengambil nomor untuk mendapatkan
pasangannya
 Diminta untuk mengeksplorasi apa yang
sedang dirasakan (perasaan/emosi) dan
cerita seputar perasaan tersebut
 Selanjutnya masing-masing peserta akan
membawakan perasaan pasangannya
seperti dirinya
Apa yang akan kita bedah hari
ini?
Gejala Depresi 1

Sedih/murung Kehilangan Tidak bertenaga,


setiap waktu minat mudah lelah

Rasa tidak berguna/ Konsentrasi/


rasa bersalah perhatian

Depresi berkurang

Pandangan masa
depan yang suram Gangguan
dan pesimistis pola makan

Harga diri dan Gagasan/perbuatan


kepercayaan diri membahayakan diri/
berkurang Gangguan Tidur bunuh diri

1. PPDGJ – III , 1993/ICD-10 9


Besaran Masalah

10
Epidemiologi
 Gejala depresi ditampilkan pada 20% to 30%
pasien yg berkunjung ke klinik umum1
 Prevalensi sepanjang hidup (lifetime prevalence)
depresi berkisar 1.5 – 12 %2
 Pada wanita, depresi muncul 2 kali lebih banyak
dibanding pria3
 Depresi akan menjadi gangguan yang bersifat
kronis pada beberapa pasien4

1. Zung WK, et al. J Fam Pract. 1993;37:337-344.


2. Kessler R. J Affective Disord. 1993;29:85-96.
3. Wibisono, S., Simp Depresi, 2001
3. AHCPR Guidelines: Depression in Primary Care. Vol 2. US Department of Health and Human Services. 1993. 11
Gangguan Mental Emosional
(Riskesdas, 2007)

1 dari 12 penduduk
usia > 15 tahun

Rata-rata Nasional – 11,6%


Gangguan Mental Emosional di
Wilayah Anda?
Mengapa Terjadi?

14
15
Faktor Risiko, Pencetus, dan
Pelindung untuk Gangguan
Depresi
Faktor Risiko
Faktor Biologik Faktor Psikologik
 Genetik  Tipe kepribadian
 Perubahan (dependen, perfeksionis,
neurotransmiter/ introvert)
neuroendokrin  Relasi interpersonal
 Perubahan struktural otak (disharmoni keluarga)
 Vascular risk factors
 Penyakit/kelemahan fisik
(Kondisi Medik Kronik &
Kondisi Terminal)

17
Faktor Pencetus
 Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi  pindah rumah
 Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
 Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi, Pemblok H2, Kontrasepsi Oral
- Kortikosteroid, AntiReumatik,
18
Faktor Pelindung
 Dukungan sosial
- kekerabatan
- kehidupan religius
 Mekanisme pemecahan masalah yang sehat
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan
- Kepribadian yang matur
 Pola hidup sehat
- Gizi seimbang
- Olah raga, hidup teratur

19
Kalau tidak dikenali dan
diobati…so what?
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT

1990 2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pada 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal3 4 Penyakit
Depresi mayor unipolar 4 serebrovaskular
Penyakit jantung iskemik 5 5 Penyakit paru obstruktif
Penyakit serebrovaskular 6 kronik
6 Infeksi pernafasan
bawah

(Global Burden of Disease – WHO) 21


Dampak Depresi
Dampak depresi terhadap kesehatan dan fungsi

Mortalitas Morbiditas Biaya sosial


• Depresi adalah faktor utama • Percobaan bunuh diri • Keluarga disfungsional
untuk kematian akibat • Kecelakaan • Mangkir
bunuh diri • Menyebabkan • Produktivitas berkurang
• Kecelakaan fatal akibat penyakit/somatisasi • Cedera terkait pekerjaan
konsentrasi dan perhatian • Kehilangan pekerjaan • Kualitas pekerjaan buruk
terganggu
• Gagal di sekolah/karir
• Kematian akibat penyakit
• Penyalahgunaan alkohol/zat
yang terkait atau yang
diakibatkan (mis.
Penyalahgunaan alkohol)

Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application.
New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
22
Bagaimana mengenali dan
mengidentifikasi kasus
Belajar dari Kasus
 Ny. T, 45 tahun, datang ke dokter dengan
keluhan sering sakit kepala, mudah lelah,
nyeri otot dan nyeri punggung sejak 1
bulan terakhir
 Ia juga mengeluhkan sering merasa mual
dan tidur berlebihan. Mudah tertidur,
sering terbangun, dan merasa lelah ketika
bangun dini hari
Gejala yang ditemukan?
Data lain yang dibutuhkan?
Data tambahan
 Kondisi medis umum

 Penggunaan obat atau zat psikoaktif

 Gangguan psikotik
Lanjut…
 Akhir-akhir ini, Ny. T semakin tidak dapat
menjalankan tugasnya di rumah seperti
membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak
 Suami Ny. T juga menambahkan bahwa ia
cenderung mudah tersinggung, mudah
marah, dan tidak bisa bangun dari tempat
tidur untuk menyiapkan sarapan pagi
untuk anak-anaknya.
Data tambahan apakah yang
ditemukan?
Kemungkinan diagnosis?
Depresi yang ditemui di praktek umum
sering bersamaan dengan gangguan fisik,
atau mungkin datang dengan keluhan fisik
dan bukan keluhan psikologik.

Mitchel PB,1998

31
Keluhan Pasien
 Pasien medik yang juga menderita gangguan mental
lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain

 Bukan mengatakan:
- “saya depresi” atau
- “ada yang tidak beres dengan mental saya”
32
Katon W et all, 1982
Kapan mencurigai depresi?
 Gejala yang banyak dan  Umur lanjut
kabur (misal gastro-  Obesitas
intestinal,kardiovaskular,  Kerabat tingkat pertama
neurologis) dengan riwayat depresi
 Kelelahan atau gangguan  Lingkungan rumah yang
tidur miskin
 Nyeri kronik ( mis. nyeri  Kesulitan keuangan
punggung , nyeri kepala)  Perubahan hidup yang
 Penyalahgunaan zat besar
(alkohol atau obat-
obatan)  Kehamilan atau pasca
persalinan
 Dua atau lebih penyakit
kronik  Terisolasi dari pergaulan
sosial
 Kehilangan minat
terhadap aktivitas seksual
33
Interaksi antara Penyakit Fisik & Depresi
Langsung: Tak langsung:
• Infark miokard • Keparahan penyakit
• Strok • Nyeri
• Penyakit Parkinson • Komplikasi Post-op

Keterbatasan
aktivitas sehari-hari

Faktor kerentanan:
• Peristiwa kehilangan
• Riwayat psikiatrik masa lalu
• Gender perempuan
• Gangguan kognitif
• Fungsi yang buruk sebelumnya

Depresi
Katona, 1997 34
Depresi & Komorbiditas

35
Prevalensi Akibat Penyakit Fisik

 Artritis : 25.3%
 kanker : 30.3%
 Diabetes : 22.7% DEPRESI
 Penyakit Jantung: 34.6% &
 Hipertensi : 22.4% KOMORBIDITAS
 Penyakit Paru Kronik: 30.9%
 Penyakit Saraf : 37.5%

Lieh Mak F., Depression in Gen Prac, Hongkong, 1995


36
Komorbiditas Anxietas-Depresi

Komorbiditas Depresi
Gangguan Mayoritas GA mendapat
Anxietas* GD selama hidupnya;
Mayor
>50% GD mendapat GA prevalensi
prevalensi seumur
selama hidupnya seumur hidup
hidup 25%
17%

*Gangguan anxietas termasuk gangguan panik, agorafobia tanpa gangguan panik, fobia sosial,
fobia sederhana, dan gnagguan anxietas menyeluruh.
Kessler RC, et al. Arch Gen Psychiatry. 1994;51:8-19. 37
Lelah Cemas
Tak ada motivasi

35% 34%
35% dengan mood
34% dengan gejala 31%
ringan kelelahan,
rendah, lelah,
tenaga kurang, dan
tenaga kurang, 31% punya
kekawatiran
motivasi kurang. keluhan utama
berlebihan, dan
gampang anxietas
dipengaruhi gejala2
tersebut
Adelphi Neurosis Market Research Study. 1997. A. Gupta 2000 (n=1590). 38
Gejala somatik pada pasien depresi
 Kelelahan 86%  Nyeri dada
 Insomnia 79% 27%
 Mual 51%  Gejala seksual
 Dispnea 38% 23%
 Nyeri ekstremitas
 Palpitasi 38%
20%
 Nyeri punggung 36%
 Pusing
 Diare 29% 19%
 Nyeri kepala 28%  Nyeri perut
18%
 Tinitus
18%
Patient presenting in a Psychosomatic clinic assesment with Cornell Medical Index
 Nyeri sendi
Questionnaires. Nakao et al. Psychopatology 2001
16% 39
Gejala Klinis
&
Diagnosis Depresi

40
Kembali ke Ny. T
 Selalu mengeluhkan perasaan sedih dan
ketidaktertarikannya akan aktivitas yang dulu
dirasa menyenangkan. “tidak ada yang dapat
membahagiakan saya sekarang”
 Mengeluh tidak nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang drastis
 Sepanjang pertemuan, lebih banyak menunduk,
tidak banyak bergerak, sering mengatakan
bahwa dirinya bukan ibu dan istri yang baik.
Ingin bisa tidur dan tidak pernah bangun kembali
Gejala-gejala apa yang membuat
Anda berpikir bahwa Ny. T
mengalami Gangguan Depresi?
KELUHAN UTAMA
 SEDIH, MURUNG hampir setiap waktu
 Kehilangan minat dan kesenangan pada
hampir seluruh kegiatan
 Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun

43
KELUHAN SEKUNDER
 Gangguan pola makan
 Gangguan tidur
 Gelisah, atau lamban
 Kepercayaan / harga diri menurun
 Kesulitan konsentrasi atau mengambil
keputusan
 Rasa tak berguna / putus asa / rasa
bersalah
 Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
44
KELUHAN FISIK (penyerta)
 Keluhan lambung
 Keluhan sakit kepala
 Keluhan saluran nafas
 Keluhan nyeri yg tak jelas sumbernya
 Keluhan somatik ini sering menyulitkan
pemeriksaan depresi  Depresi
terselubung

45
Kunci menentukan diagnosis
depresi
 Ditemukan minimal 2 keluhan utama
 Ditambah minimal 2 keluhan sekunder
 Berlangsung minimal 2 minggu
 Disertai hendaya fungsi psikososial

46
Depresi Pada Anak & Remaja
Gejala yang sering tampak pada kelompok usia ini
adalah :
 Perilaku antisosial
 Prestasi disekolah menurun
 Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas sosial
 Berat badan bertambah atau menurun dengan
drastis
 Penyalahgunaan zat
 Agresi
 Agitasi atau iritabilitas
47
Anak dan Remaja
 Lakukan juga pemeriksaan status mental
pada orang tua.
 Ada tidaknya kemungkinan perlakuan
salah atau kekerasan pada anak di rumah
maupun sekolah
Depresi Pasca Persalinan
 Dialami oleh sekitar 10% perempuan
pasca melahirkan. Berlangsung beberapa
minggu pasca melahirkan hingga
beberapa bulan atau 1 tahun
 Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk
memiliki dampak jangka panjang dalam
tumbuh kembang anak
Depresi Pada Lansia
 Depresi pada lansia 1–2 % gejala di bawah ambang
kriteria depresi sampai 20%
 Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd
40%
 Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan ↓
- Berat badan ↓
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
 Risiko penurunan fungsi fisik meningkat

Reynold et al. 1994, Koenig et al. 1997, Pennix et al. 1998 50


Penilaian Risiko Bunuh Diri

51
 Tidak ada bukti bahwa menanyakan
tentang bunuh diri akan meningkatkan
risiko bunuh diri
 Bukti sementara menunjukkan bahwa
melatih dokter di layanan primer untuk
mengenali risiko bunuh diri dapat
mengurangi angka bunuh diri

Rutz W et al.,1992
52
Kasus Bunuh Diri dan
Gangguan Mental
Penelitian post mortem dari kasus bunuh diri di berbagai negara

Tampaknya tidak ada apa-apa 2 - 14%

Hanya penyakit medis 1 - 10%

Gangguan mental apapun 81 - 95%

Depresi 42 - 70%

Penyalahgunaan Zat 8 - 50%

Runesson B & Rich C, 1992 53


INSTRUMEN SKRINING
RISIKO BUNUH DIRI
Pengertian

Risiko Bunuh diri:


Tindakan yang secara sadar dilakukan
oleh pasien untuk mengakhiri
kehidupannya
Alogaritma Pengkajian Risiko Bunuh Diri
Ada Tindakan
mencederai/melukai diri :
Gantung diri, minum racun, Ya Percobaan
memotong urat nadi, melompat Bunuh diri
dari ketinggian
Tidak
Mempersiapkan alat

Ada rencana /ide Ancaman


Ya Bunuh diri
Risiko Pernyataan ingin
Bunuh Diri mengakhiri hidup Tidak
Pernyataan terselubung

Mengungkapkan Perasaan:
Rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak Ya Isyarat
berdaya Bunuh diri

Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri


Faktor Risiko Ya Tidak
Riwayat melakukan tindakan merugikan diri sendiri di masa lalu

Memikirkan tindakan untuk membahayakan diri

Saat ini merencanakan untuk bunuh diri

Memikirkan metode untuk bunuh diri

Terdapat riwayat anggota keluarga bunuh diri

Terdapat rasa putus asa, cemas, panik, atau halusinasi perintah

Terdapat riwayat depresi

Terdapat peristiwa kehidupan penting yang baru-baru ini yang


mengubah kehidupan

Isolasi sosial atau kurangnya dukungan

Baru-bru ini terdapat peristiwa yang menyebabkan rasa malu,


penghinaan, atau putus asa

Ada penyakit kronis yang serius

Saat ini menggunakan alkohol atau menyalahgunakan zat lainnya


Faktor Protektif Ya Tidak
Keyakinan agama – budaya yang kuat

Komunikatif dan terampil mengatasi masalah

Bertanggung jawab pada anak-anak atau hewan


peliharaan
Tersedia dukungan sosial

Bersedia menerima pengobatan


Penilaian
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Faktor risiko minimal atau 2 atau lebih faktor yang Kurang dari 2 faktor yang
dapat dikelola protektif protektif

Tidak ada risiko langsung 4 atau lebih faktor risiko Memiliki riwayat sejarah
ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, atau
komorbiditas
Pemantauan rutin Mungkin memiliki Niat yang langsung atau
rencana bunuh diri tapi dalam waktu dekat,
tidak benar-benar rencana yang
tersedia atau dekat mematikan.
Observasi
Observasi ketat
Diskusi Kasus
Diskusi Kelompok
 Berbagi dalam kelompok – 8-10 orang
 2 kelompok menjawab kasus I, 2
kelompok menjawab kasus II
 1 kelompok menjadi presentan, 1
kelompok pembahas
 Waktu diskusi 15 menit
 Pleno masing-masing presentasi selama 5
menit dilanjutkan pembahasan
Kasus I
Ny. L, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan merasa limbung dan nyeri di seluruh
tubuhnya sejak 3 minggu terakhir
Akibat keluhannya ini, Ny. L tidak dapat
menjalankan tugasnya sehari-hari. Malas datang
ke pengajian dan menolak bertemu keluarga.
Alasannya karena ia sulit berkonsentrasi bila
mendengarkan orang bicara
Ny. L juga menolak minum obat anti diabetes yang
selama ini diminumnya secara teratur. Menolak
untuk makan, mengeluh sulit tidur, dan terus
mengatakan bahwa ia tidak ingin merepotkan
Kasus II
An. R, 12 tahun, dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas karena sering merasa sakit kepala
dan nyeri di perut sejak 1 bulan terakhir.
Akibatnya, R sering tidak masuk sekolah karena
merasa lelah dan prestasi belajarnya menurun.
R juga menolak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dulu selalu ia ikuti di sekolah. Mudah
tersinggung dan marah. Di sekolah R seringkali
diejek oleh temannya karena badannya yang
gemuk.
R juga sering terbangun karena mimpi buruk
Mari diskusikan
 gejala yang ditemukan,
 tambahan informasi yang dibutuhkan,
 identifikasi masalah (medis, psikologis,
sosial),
 kemungkinan diagnosis
Pengelolaan Depresi

65
Tujuan Pengelolaan Depresi

Mengurangi risiko
Disabilitas/
Mengurangi/ mortalitas
Hilangkan gejala
Terapi

Mengurangi
Mengembalikan risiko kekambuhan
Peran dan Fungsi

Kualitas hidup
Yang Baik

66
Prosedur tatalaksana
DEPRESI
 Mengenaligejala
 Memastikan diagnosisnya
antidepresan

solusi
 Membinarapport
 Memahami problem/penderitaan

67
Pasien Depresi Bertanya
 Apakah Depresi bisa dipulihkan ?
 Sudah pulihkah saya ?
 Sampai kapan saya harus terus berobat ?
 Mungkinkah penyakit saya kambuh ?
 Bagaimana mencegah kekambuhan ?
Depresi dapat “Pulih = ….?? “ :
1. Pulih = bebas dari gejala Depresi
2. Pulih = fungsi psikososial optimal
3. Pulih = kualitas hidup optimal
4. Pulih = menjadi sehat seperti sediakala
5. Pulih = bertahan sehat  mencegah
kekambuhan
Faktor faktor yg berpengaruh
terhadap pemulihan
 Predisposisigenetik
 Kepribadian pramorbid
 Dukungan psikososial dari lingkungan
 Keberadaan stressor psikososial
 Komorbiditas dengan penyakit lain
 Jenis dan beratnya Depresi
 Manajemen pengobatan
Pendekatan Holistik

Fisik

Mental Lingkungan

71
72
Depresi:
 Buat rencana jangka pendek untuk
melakukan aktivitas yang dapat dinikmati
atau membangun rasa percaya diri.
 Motivasi penderita untuk melawan rasa
pesimis dan pikiran mengkritik diri sendiri
 Yakinkan penderita untuk tidak
melaksanakan ide yang pesimistik
Depresi:
 Identifikasi masalah atau stres sosial yang
ada
 Konsentrasi pada langkah kecil yang spesifik
yang dapat diambil oleh penderita untuk
mengurangi atau mengatasi masalah tersebut
 Hindari pengambilan keputusan atau
perubahan hidup yang besar
Depresi:
 Informasikan:
 Depresi adalah penyakit yang lazim  ada
pengobatan yang efektif
 Depresi bukanlah kelemahan atau
kemalasan. Penderita sebenarnya berusaha
untuk mengatasinya.
 Jika ada gangguan fisik, diskusikan tentang
hubungan antara gangguan fisik dan mood.
Farmakoterapi

76
Benar - Salah
Antidepresan tidak memberikan efek nyata
untuk terapi. Hanya menurunkan gejala
Salah
Antidepresan tidak hanya menurunkan
gejala tetapi menyembuhkan inti
penyebab timbulnya gejala depresi dan
anxietas
Benar - Salah
Antidepresan menyebabkan ketergantungan
Salah
 Antidepresan tidak menyebabkan
ketergantungan
 Ada beberapa pasien yang mengeluhkan
adanya rasa tidak enak saat
menghentikan terapi terutama pada
antidepresan yang berefek pendek seperti
amitriptilin
Benar - Salah
Antidepresan sebaiknya tidak dipergunakan
lebih dari 1 tahun
Salah
 Pada episode pertama, antidepresan
dapat diberikan paling sedikit 6 bulan
hingga 1 tahun
 Pada mereka yang sudah sering kambuh,
antidepresan perlu diberikan dalam jangka
waktu yang lebih lama
Keputusan Pertama yang Harus Dibuat

• SSRI
Psikofarmaka • TCA
• AAP

• Supportif
Psikoterapi • CBT

• Grup terapi
• Edukasi Keluarga
Psikososial dan Komunitas
• Kultural sensitif
Psikofarmaka Lini Pertama

SSRI SNRI & NaSSA TCA

Fluoxetine Venlafaxine Amitriptilin

Sertraline Duloxetine Clomipramin

Citalopram Mirtazapine Imipramine


Fluvoxamin
e
Pengobatan Awal
Evaluasi setelah 4-6 minggu

Perhatikan efek samping

Komorbiditas

Bunuh Diri
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi

4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%

10 – 12 minggu 10 – 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of
Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 86
Pilihan Antidepresan

 Semua antidepresan efektif


 Pemilihan antidepresan didasarkan atas
 Efektivitas

 Keamanan/efek samping

 Riwayat keluarga / respons terhadap terapi

 Riwayat respons terhadap antidepresan

sebelumnya
 Pertimbangan interaksi obat

87
Efek Samping
 Antidepresan Generasi Lama:
 Profil efek samping merugikan; antikolinergik,

hipotensi ortostatik, gangguan konduksi


jantung.
 Antidepresan Generasi Baru (SNRI &SSRI):
 Profil efek samping lebih baik, keluhan

tersering adalah sakit kepala, gangguan


gastrointestinal.
 Interaksi obat khususnya berkaitan dengan
metabolisme di hati; generasi baru lebih baik
dibanding trisiklik
88
PENGARUH EFEK SAMPING OBAT THD
STATUS MEDIK & FUNGSIONAL
 Efek samping antikolinergik
- gangguan sensorium & fungsi kognitif
- pandangan kabur
- retensi urin / alvi
- mulut kering

 Efek samping Kardiovaskuler


- Hipotensi ortostatik  hipoksia sereberal
- Quinidine like effect  aritmia berat
 Efek samping lainnya
 Gangguan GI Tract (mual-muntah-diare)
 Sedasi
 Agitasi psikomotor
 Gejala ekstrapiramidal
 Sindrom hiperserotonin
Beberapa Dosis Antidepresan
Nama Dosis Frekuensi
Amitriptilin, imipramin 75 – 150 mg/hr 2-3x
Maprotilin 75 – 150 mg/hr 2-3x
Moclobemid 150 – 300 mg/hr 2-3x
Sertraline 50 – 200 mg/hr 1x
Fluvoxamine 50 – 200 mg/hr 1x
Fluoxetine 20 – 60 mg/hr 1x
Citalopram 20 – 60 mg/hr 1x
Tianeptine 37,5 mg/hr 1x
Venlavaxine 75 -375 mg/hr 1x
Mirtazapine 15 – 45 mg/hr 1x
91
Depresi:
 Informasi tentang obat:
 Obat harus diminum tiap hari
 Perbaikan akan mulai dirasakan 2-3 minggu
setelah minum obat
 Efek samping ringan dapat terjadi dan
biasanya menghilang dalam 7-10 hari
 Harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
menghentikan obat
Masalah Terapi Antidepresan
Penanganan Ketidakpatuhan

 Tingkatketidakpatuhan terhadap
antidepresan pada depresi dapat mencapai
50% dalam 3 bulan

 Jika
keadaan nonresponsif, dokter perlu
mempertimbangkan apakah ketidakpatuhan
sebagai penyebabnya
Edukasi terhadap Ketidakpatuhan
1. Minum obat setiap hari
2. Antidepresan harus diminum sekitar 4-6 minggu agar
hasilnya nyata
3. Lanjutkan minum obat sekalipun Anda merasa lebih baik
4. Jangan berhenti minum satu antidepresan tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Instruksi khusus mengenai apa yang harus dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
pengobatan.
6. Penjadwalan aktivitas yang menyenangkan.
Kesalahan yang lazim
 Mengunakan benzodiazepin atau anxiolitik
sebagai obat tunggal
 Tidak memonitor pengobatan, efek
samping dan ketaatberobatan
 Dosis tidak cukup
 Terlalu cepat menghentikan
 Polifarmasi
 Tidak mengedukasi pasien dan keluarga

96
Perhatian pada Ibu Hamil dan
Menyusui
 Hindari penggunaan antidepresan,
terutama yang bekerja panjang seperti
fluoxetin.
 Bila intervensi psikososial dirasakan tidak
membantu, gunakan antidepresan dosis
terendah
 Konsultasikan ke psikiater
Pengelolaan Risiko Bunuh Diri

98
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi

4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%

10 – 12 minggu 10 – 12 minggu

6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of Major
Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 99
Bunuh Diri
Risiko Gambaran Tindakan
Rendah Tidak ada pikiran bunuh Teruskan kunjungan
diri, tidak ada faktor risiko selanjutnya dan monitor

Sedang Ada pikiran tapi tanpa Periksa dengan teliti risiko


rencana, dengan atau tanpa bunuh diri pada setiap
faktor risiko kunjungan. Buat perjanjian
bahwa pasien akan
menghubungi anda jika
pikiran bunuh dirinya
makin kuat. Konsul kepada
ahli jika diperlukan.

Tinggi Pikiran bunuh diri dengan Penanganan kedaruratan


rencana oleh seorang ahli

100
Bila Percobaan Bunuh Diri Tidak
Terelakkan
 Upayakan untuk memberikan bantuan hidup
dasar sesuai dengan konsep A-B-C (Air-
Breathing-Circulation)
 Upayakan untuk melakukan tindakan
penyelamatan yang sesuai dengan metode
yang dipergunakan (bilas lambung,
menghentikan perdarahan dan menjahit
luka)
 Rujuk dengan kondisi yang stabil bila
memerlukan penanganan spesialistik yang
lebih kompleks
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien tetap aman dan selamat
Pasien mampu:
I 1. Melakukan kontrak 1.Menuliskan kesepakatan untuk
treatment tidak melakukan bunuh diri.
2.Meminta bantuan dari
2. Melatih cara mengendalikan keluarga/teman apabila muncul
dorongan bunuh diri pikiran bunuh diri
3.Menyebutkan benda-benda yang
3. Mendiskusikan benda- dapat membahayakannya
benda yang dapat
membahayakan pasien 4.Menjelaskan cara mengamankan
4. Mendiskusikan cara benda-benda yg berbahaya
mengamankan benda-
benda yang dapat 5.Mau minum obat dan
membahayakan pasien mengetahui tentang manfaat dan
5. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar
pentingnya minum obat dan
prinsip 5 benar
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Meningkatkan harga diri pasien
Pasien mampu:
II 1. Memberi kesempatan pasien 1.Mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya perasaannya
2. Mengidentifikasi aspek positif 2.Menyebutkan aspek
pasien positif yang dimiliki
3. Mendorong pasien untuk 3.Berpikir positif terhadap
berpikir positif terhadap diri diri
4. Mendorong pasien untuk 4.Menyebutkan bahwa
menghargai diri sebagai diri pasien masih
individu yang berharga berharga
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien memiliki pola koping yang konstruktif dalam
menyelesaikan masalah
Pasien mampu:
III 1. Mengidentifikasi pola koping 1.Menyebutkan cara-cara
yang biasa diterapkan pasien penyeleaian masalah
yang biasa digunakan
2. Menilai pola koping yang biasa 2.Menilai baik buruknya
dilakukan cara yang digunakan
3. Mengidentifikasi pola koping 3.Menyebutkan cara
yang konstruktif penyelesaian masalah
yang konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola 4.Memilih cara yang
koping yang konstruktif konstruktif dalam
meyelesaikan masalah
5. Menganjurkan pasien 5.Mempraktekkan cara
menerapkan pola koping yang di pilih dalam
konstruktif dalam kegiatan harian kehidupan
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien mempunyai rencana masa depan yang realistis
Pasien mampu:
IV 1. Membuat rencana masa depan 1. Membuat rencana
yang realistis bersama pasien masa depan yang
realistis
2. Mengidentifikasi cara mencapai 2. Menyebutkan cara-
rencana masa depan yang cara mencapai
realistis rencana masa
depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien 3. Mempraktekkan
melakukan kegiatan dalam cara yang dipilih
rangka meraih masa depan yang dalam kehidupan
realistis sehari-hari
Tindakan Keperawatan Untuk
Strategi
Keluarga
Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)

Tujuan Keluarga mengenal masalah resiko bunuh diri


Keluarga mampu:
I 1. Mendiskusikan masalah yang 1. Menyebutkan
dirasakan keluarga dalam masalah dalam
merawat pasien merawat pasien
RBD
2. Menjelaskan pengertian RBD , 2. Menjelaskan
tanda dan gejala serta proses tentang pengertian
terjadinya RBD RBD, tanda dan
gejala serta proses
RBD
3. Menjelaskan cara merawat pasien 3. Menyebutkan cara
dengan RBD merawat pasien
RBD
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
Melatih keluarga cara merawat pasienRBD: Keluarga dapat
II 1. Cara melindungi pasien: mendemonstrasikan
a. Memberikan tempat yang aman dan
mudah diawasi, tidak membiarkan 1. Cara melindungi
pasien mengunci diri dikamar atau pasien kepada
meninggalkan pasien sendirian di rumah perawat
b. Menjauhkan barang-barang yang dapat
digunakan untuk bunuh diri
c. Memantau dan mengawasi pasien saat
minum obat
d. Selalu mengadakan pengawasan dan
meningkatkan pengawasan apabila ada
tanda dan gejala bunuh diri dan tidak
menlonggarkan pengawasan bila tidak
ada tanda dan gejala
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
2. Tindakan apabila pasien melakukan Keluarga dapat
II percobaan bunuh diri: mendemonstrasika
a. Mencari bantuan pada tetangga sekitar n:
atau pemuka masyarakat untuk 2.Tindakan apabila
menghentikan upaya bunuh diri tersebut terjadi pecobaan
b. Segera membawa pasien ke rumah sakit/ bunuh diri kepada
puskesmas untuk mendapatkan bantuan perawat
medis
3. Cara meningkatkan harga diri pasien:
c. Dengarkan ungkapan perasaan pasien 3. Cara
(marah/kecemasan) meningkatkan
d. Buat pasien penting dalam kelurga: harga diri pasien
mendengarkan pendapat, menghormati
keputusan yang konstruktif, melibatkan
pasien dalam aktifitas keluarga
e. Berikan pujian terhadap kemampuan yang
positif dengan tulus
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
4. Cara membantu pasien dalam menyelesaikan Keluarga dapat
II masalah: mendemonstrasikan:
a. Berperan sebagai teman curhat 4. Cara membantu
b. Menjadi pendengar yang baik pasien
c. Kenali tanda-tanda masalah pada pasien menyelesaikan
dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah kepada
masalah perawat
d. Bantu pasien untuk berpikir positif dalam
menghadapi masalah
e. Melibatkan pasien dalam kelompok suportif
f. Bantu pasien melakukan aktifitas yang
menarik untuk pasien, misalnya berpakian,
berbelanja, menyalurkan hobi, latihan, seni
dan melukis
g. Bantu pasien melakukan program kegiatan
secara rutin
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Strategi Tindakan Evaluasi Hasil


Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat mempraktekkan cara merawat pasien RBD
5. Cara membantu pasien membuat Keluarga dapat
II rencana masa depan yang mendemonstrasikan:
realistis 5. Cara membantu
a. Kenali harapan dan cita-cita pasien mambuat rencana
pasien masa depan yang
b. Fasilitasi dan dukung harapan realistis kepada perawat
yang realistis
c. Bantu pasien dalam
menerapkan rencana masa
depannya
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

Strategi Tindakan Evaluasi Hasil


Pertemuan
(Sp)

Tujuan Keluarga dapat melakukan cara merawat langsung kepada


pasien

III Melatih keluarga melakukan cara Keluarga mampu:


merawat langsung kepada pasien Mendemonstrasikan cara
RBD : merawat langsung
a. Cara melindungi pasien dari kepada pasien RBD
perilaku bunuh diri
b. Cara meningkatkan harga diri
pasien
c. Cara membantu menyelesaikan
masalah
d. Cara membantu pasien dalam
membuat rencana yang realistis
Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Keluarga dapat membuat perencanaan dirumah dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Membantu keluarga mencari rujukan Keluarga mampu:
IV fasilitas kesehatan yang tersedia bagi 1. Mengetahui nomor
pasien telpon tenaga kesehatan
a.Memberikan informasi tentang nomor yang dapat dihubungi
telepon darurat tenaga kesehatan saat darurat
b.Menganjurkan keluarga untuk 2. Memahami
mengantarkan pasien berobat/kontrol pentingnya kontrol dan
secara teratur untuk mengatasi masalah membawa pasien
bunuh diri kontrol
c.Menganjurkan keluarga untuk membantu 3. Keluarga mengerti
pasien minum obat sesuai prinsip 6 benar tentang prinsip 6 benar
yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dan memantau minum
dosisnya, benar caranya penggunaannya, obat pasien
benar waktu penggunaannya, benar
penyimpanannya
Kapan Merujuk
 Jika pasien menunjukkan gejala-gejala psikosis
atau pikiran bunuh diri
 Jika tidak berespons terhadap satu atau dua
pengobatan yang adekuat; atau gejala
memburuk
 Konsultasi diagnosis
 Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lain,
penyalahgunaan zat
 Jika perlu tindakan spesialistik: psikoterapi,ECT,
rawat inap
 Permintaan pasien
113
Persiapan Pasien Untuk
Rujukan
 Tekankan pada aspek konsultasi(minta pendapat
ahli), bukan transfer atau alih penanganan
 Berikan pengertian bahwa konsultasi lazim
dilakukan dan sering membawa keberhasilan
pengobatan
 Koreksi anggapan keliru/stigma
 Garisbawahi hubungan dengan kolega
 Tekankan peranan dokter pelayanan primer/dokter
keluarga

114
Isi Surat Rujukan
 Diagnosis atau perkiraan diagnosis
 Alasan rujukan
 Derajat kedaruratan
 Obat-obatan(dosis dan lama penggunaan)
dan pengobatan lain yang telah diberikan

115

Anda mungkin juga menyukai