Jadwal Kegiatan
Waktu Program
09.00 – 09.15 Ice Breaking
09.15 – 09.30 Kuis pre-materi
09.30 – 10.30 Materi I: Mengenal dan Mendiagnosis Gangguan
Depresi
10.30 – 10.45 Rehat Kopi
10.45 – 11.45 Diskusi Kasus Kertas
11.45 – 12.45 Istirahat, Makan Siang, dan Sholat
12.45 – 13.45 Materi II: Melakukan manajemen Gangguan Depresi
13.45 – 14.30 Demontrasi Intervensi Psikososial
14.30 – 14.45 Rehat Kopi
14.45 – 15.30 Bermain peran
15.30 – 15.45 Kuis post materi dan umpan balik
15.45 – 16.15 Pembahasan Kuis dan Penutup
Apa yang akan kita capai…
Memahami masalah, penyebab, dan dampak dari
Gangguan Depresi
Melakukan pengenalan gejala, identifikasi kasus,
dan diagnosis Gangguan Depresi berdasarkan
PPDGJ III
Melakukan identifikasi dan penilaian risiko bunuh
diri pada Gangguan Depresi
Mampu memberikan intervensi psikososial,
intervensi farmakologis, tatalaksana pada kasus
komorbiditas, intervensi pada kelompok khusus
(perempuan usia produktif, anak-anak < 12 tahun,
dan usia lanjut)
Mampu melakukan rujukan kasus
Persetujuan Komitmen
Komitmen bersama
Tentang waktu…….
Tentang handphone……
Tentang
cara berdiskusi dan
berkomunikasi….
Lain-lain…..
Ice Breaking
Mengenal dan Paham
Masing-masing peserta diminta untuk
mengambil nomor untuk mendapatkan
pasangannya
Diminta untuk mengeksplorasi apa yang
sedang dirasakan (perasaan/emosi) dan
cerita seputar perasaan tersebut
Selanjutnya masing-masing peserta akan
membawakan perasaan pasangannya
seperti dirinya
Apa yang akan kita bedah hari
ini?
Gejala Depresi 1
Depresi berkurang
Pandangan masa
depan yang suram Gangguan
dan pesimistis pola makan
10
Epidemiologi
Gejala depresi ditampilkan pada 20% to 30%
pasien yg berkunjung ke klinik umum1
Prevalensi sepanjang hidup (lifetime prevalence)
depresi berkisar 1.5 – 12 %2
Pada wanita, depresi muncul 2 kali lebih banyak
dibanding pria3
Depresi akan menjadi gangguan yang bersifat
kronis pada beberapa pasien4
1 dari 12 penduduk
usia > 15 tahun
14
15
Faktor Risiko, Pencetus, dan
Pelindung untuk Gangguan
Depresi
Faktor Risiko
Faktor Biologik Faktor Psikologik
Genetik Tipe kepribadian
Perubahan (dependen, perfeksionis,
neurotransmiter/ introvert)
neuroendokrin Relasi interpersonal
Perubahan struktural otak (disharmoni keluarga)
Vascular risk factors
Penyakit/kelemahan fisik
(Kondisi Medik Kronik &
Kondisi Terminal)
17
Faktor Pencetus
Peristiwa kehidupan
- Berduka, perpisahan, kehilangan orang dicintai
- Kesulitan ekonomi
- Perubahan situasi pindah rumah
Stres Kronis
- disfungsi kehidupan berkeluarga
Penggunaan obat obatan tertentu
- Antihipertensi, Pemblok H2, Kontrasepsi Oral
- Kortikosteroid, AntiReumatik,
18
Faktor Pelindung
Dukungan sosial
- kekerabatan
- kehidupan religius
Mekanisme pemecahan masalah yang sehat
- Mudah beradaptasi dengan lingkungan
- Kepribadian yang matur
Pola hidup sehat
- Gizi seimbang
- Olah raga, hidup teratur
19
Kalau tidak dikenali dan
diobati…so what?
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT
1990 2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pada 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal3 4 Penyakit
Depresi mayor unipolar 4 serebrovaskular
Penyakit jantung iskemik 5 5 Penyakit paru obstruktif
Penyakit serebrovaskular 6 kronik
6 Infeksi pernafasan
bawah
Adaptasi dari: Stahl SM. Essential Psychopharmacology: Neuroscientific Basis and Clinical Application.
New York: Cambridge University Press; 1996:99-130
22
Bagaimana mengenali dan
mengidentifikasi kasus
Belajar dari Kasus
Ny. T, 45 tahun, datang ke dokter dengan
keluhan sering sakit kepala, mudah lelah,
nyeri otot dan nyeri punggung sejak 1
bulan terakhir
Ia juga mengeluhkan sering merasa mual
dan tidur berlebihan. Mudah tertidur,
sering terbangun, dan merasa lelah ketika
bangun dini hari
Gejala yang ditemukan?
Data lain yang dibutuhkan?
Data tambahan
Kondisi medis umum
Gangguan psikotik
Lanjut…
Akhir-akhir ini, Ny. T semakin tidak dapat
menjalankan tugasnya di rumah seperti
membersihkan rumah, mencuci pakaian,
memasak
Suami Ny. T juga menambahkan bahwa ia
cenderung mudah tersinggung, mudah
marah, dan tidak bisa bangun dari tempat
tidur untuk menyiapkan sarapan pagi
untuk anak-anaknya.
Data tambahan apakah yang
ditemukan?
Kemungkinan diagnosis?
Depresi yang ditemui di praktek umum
sering bersamaan dengan gangguan fisik,
atau mungkin datang dengan keluhan fisik
dan bukan keluhan psikologik.
Mitchel PB,1998
31
Keluhan Pasien
Pasien medik yang juga menderita gangguan mental
lazimnya datang dengan keluhan:
- kelelahan
- insomnia
- nyeri
- gejala gastrointestinal atau
- gejala somatik lain
Bukan mengatakan:
- “saya depresi” atau
- “ada yang tidak beres dengan mental saya”
32
Katon W et all, 1982
Kapan mencurigai depresi?
Gejala yang banyak dan Umur lanjut
kabur (misal gastro- Obesitas
intestinal,kardiovaskular, Kerabat tingkat pertama
neurologis) dengan riwayat depresi
Kelelahan atau gangguan Lingkungan rumah yang
tidur miskin
Nyeri kronik ( mis. nyeri Kesulitan keuangan
punggung , nyeri kepala) Perubahan hidup yang
Penyalahgunaan zat besar
(alkohol atau obat-
obatan) Kehamilan atau pasca
persalinan
Dua atau lebih penyakit
kronik Terisolasi dari pergaulan
sosial
Kehilangan minat
terhadap aktivitas seksual
33
Interaksi antara Penyakit Fisik & Depresi
Langsung: Tak langsung:
• Infark miokard • Keparahan penyakit
• Strok • Nyeri
• Penyakit Parkinson • Komplikasi Post-op
Keterbatasan
aktivitas sehari-hari
Faktor kerentanan:
• Peristiwa kehilangan
• Riwayat psikiatrik masa lalu
• Gender perempuan
• Gangguan kognitif
• Fungsi yang buruk sebelumnya
Depresi
Katona, 1997 34
Depresi & Komorbiditas
35
Prevalensi Akibat Penyakit Fisik
Artritis : 25.3%
kanker : 30.3%
Diabetes : 22.7% DEPRESI
Penyakit Jantung: 34.6% &
Hipertensi : 22.4% KOMORBIDITAS
Penyakit Paru Kronik: 30.9%
Penyakit Saraf : 37.5%
Komorbiditas Depresi
Gangguan Mayoritas GA mendapat
Anxietas* GD selama hidupnya;
Mayor
>50% GD mendapat GA prevalensi
prevalensi seumur
selama hidupnya seumur hidup
hidup 25%
17%
*Gangguan anxietas termasuk gangguan panik, agorafobia tanpa gangguan panik, fobia sosial,
fobia sederhana, dan gnagguan anxietas menyeluruh.
Kessler RC, et al. Arch Gen Psychiatry. 1994;51:8-19. 37
Lelah Cemas
Tak ada motivasi
35% 34%
35% dengan mood
34% dengan gejala 31%
ringan kelelahan,
rendah, lelah,
tenaga kurang, dan
tenaga kurang, 31% punya
kekawatiran
motivasi kurang. keluhan utama
berlebihan, dan
gampang anxietas
dipengaruhi gejala2
tersebut
Adelphi Neurosis Market Research Study. 1997. A. Gupta 2000 (n=1590). 38
Gejala somatik pada pasien depresi
Kelelahan 86% Nyeri dada
Insomnia 79% 27%
Mual 51% Gejala seksual
Dispnea 38% 23%
Nyeri ekstremitas
Palpitasi 38%
20%
Nyeri punggung 36%
Pusing
Diare 29% 19%
Nyeri kepala 28% Nyeri perut
18%
Tinitus
18%
Patient presenting in a Psychosomatic clinic assesment with Cornell Medical Index
Nyeri sendi
Questionnaires. Nakao et al. Psychopatology 2001
16% 39
Gejala Klinis
&
Diagnosis Depresi
40
Kembali ke Ny. T
Selalu mengeluhkan perasaan sedih dan
ketidaktertarikannya akan aktivitas yang dulu
dirasa menyenangkan. “tidak ada yang dapat
membahagiakan saya sekarang”
Mengeluh tidak nafsu makan dan mengalami
penurunan berat badan yang drastis
Sepanjang pertemuan, lebih banyak menunduk,
tidak banyak bergerak, sering mengatakan
bahwa dirinya bukan ibu dan istri yang baik.
Ingin bisa tidur dan tidak pernah bangun kembali
Gejala-gejala apa yang membuat
Anda berpikir bahwa Ny. T
mengalami Gangguan Depresi?
KELUHAN UTAMA
SEDIH, MURUNG hampir setiap waktu
Kehilangan minat dan kesenangan pada
hampir seluruh kegiatan
Tidak bertenaga, mudah lelah dan
aktivitas menurun
43
KELUHAN SEKUNDER
Gangguan pola makan
Gangguan tidur
Gelisah, atau lamban
Kepercayaan / harga diri menurun
Kesulitan konsentrasi atau mengambil
keputusan
Rasa tak berguna / putus asa / rasa
bersalah
Berpikir tentang kematian atau bunuh diri
44
KELUHAN FISIK (penyerta)
Keluhan lambung
Keluhan sakit kepala
Keluhan saluran nafas
Keluhan nyeri yg tak jelas sumbernya
Keluhan somatik ini sering menyulitkan
pemeriksaan depresi Depresi
terselubung
45
Kunci menentukan diagnosis
depresi
Ditemukan minimal 2 keluhan utama
Ditambah minimal 2 keluhan sekunder
Berlangsung minimal 2 minggu
Disertai hendaya fungsi psikososial
46
Depresi Pada Anak & Remaja
Gejala yang sering tampak pada kelompok usia ini
adalah :
Perilaku antisosial
Prestasi disekolah menurun
Menarik diri dari pergaulan atau aktivitas sosial
Berat badan bertambah atau menurun dengan
drastis
Penyalahgunaan zat
Agresi
Agitasi atau iritabilitas
47
Anak dan Remaja
Lakukan juga pemeriksaan status mental
pada orang tua.
Ada tidaknya kemungkinan perlakuan
salah atau kekerasan pada anak di rumah
maupun sekolah
Depresi Pasca Persalinan
Dialami oleh sekitar 10% perempuan
pasca melahirkan. Berlangsung beberapa
minggu pasca melahirkan hingga
beberapa bulan atau 1 tahun
Berisiko terhadap ibu dan bayi, termasuk
memiliki dampak jangka panjang dalam
tumbuh kembang anak
Depresi Pada Lansia
Depresi pada lansia 1–2 % gejala di bawah ambang
kriteria depresi sampai 20%
Depresi pada lansia yang ada di RS atau institusi lain sd
40%
Gejala kurang jelas
- Keluhan tidur
- Nafsu makan ↓
- Berat badan ↓
- Apatis, anergi
- Penarikan diri
Risiko penurunan fungsi fisik meningkat
51
Tidak ada bukti bahwa menanyakan
tentang bunuh diri akan meningkatkan
risiko bunuh diri
Bukti sementara menunjukkan bahwa
melatih dokter di layanan primer untuk
mengenali risiko bunuh diri dapat
mengurangi angka bunuh diri
Rutz W et al.,1992
52
Kasus Bunuh Diri dan
Gangguan Mental
Penelitian post mortem dari kasus bunuh diri di berbagai negara
Depresi 42 - 70%
Mengungkapkan Perasaan:
Rasa bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak Ya Isyarat
berdaya Bunuh diri
Tidak ada risiko langsung 4 atau lebih faktor risiko Memiliki riwayat sejarah
ide bunuh diri, rencana
bunuh diri, atau
komorbiditas
Pemantauan rutin Mungkin memiliki Niat yang langsung atau
rencana bunuh diri tapi dalam waktu dekat,
tidak benar-benar rencana yang
tersedia atau dekat mematikan.
Observasi
Observasi ketat
Diskusi Kasus
Diskusi Kelompok
Berbagi dalam kelompok – 8-10 orang
2 kelompok menjawab kasus I, 2
kelompok menjawab kasus II
1 kelompok menjadi presentan, 1
kelompok pembahas
Waktu diskusi 15 menit
Pleno masing-masing presentasi selama 5
menit dilanjutkan pembahasan
Kasus I
Ny. L, 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan
keluhan merasa limbung dan nyeri di seluruh
tubuhnya sejak 3 minggu terakhir
Akibat keluhannya ini, Ny. L tidak dapat
menjalankan tugasnya sehari-hari. Malas datang
ke pengajian dan menolak bertemu keluarga.
Alasannya karena ia sulit berkonsentrasi bila
mendengarkan orang bicara
Ny. L juga menolak minum obat anti diabetes yang
selama ini diminumnya secara teratur. Menolak
untuk makan, mengeluh sulit tidur, dan terus
mengatakan bahwa ia tidak ingin merepotkan
Kasus II
An. R, 12 tahun, dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas karena sering merasa sakit kepala
dan nyeri di perut sejak 1 bulan terakhir.
Akibatnya, R sering tidak masuk sekolah karena
merasa lelah dan prestasi belajarnya menurun.
R juga menolak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
yang dulu selalu ia ikuti di sekolah. Mudah
tersinggung dan marah. Di sekolah R seringkali
diejek oleh temannya karena badannya yang
gemuk.
R juga sering terbangun karena mimpi buruk
Mari diskusikan
gejala yang ditemukan,
tambahan informasi yang dibutuhkan,
identifikasi masalah (medis, psikologis,
sosial),
kemungkinan diagnosis
Pengelolaan Depresi
65
Tujuan Pengelolaan Depresi
Mengurangi risiko
Disabilitas/
Mengurangi/ mortalitas
Hilangkan gejala
Terapi
Mengurangi
Mengembalikan risiko kekambuhan
Peran dan Fungsi
Kualitas hidup
Yang Baik
66
Prosedur tatalaksana
DEPRESI
Mengenaligejala
Memastikan diagnosisnya
antidepresan
solusi
Membinarapport
Memahami problem/penderitaan
67
Pasien Depresi Bertanya
Apakah Depresi bisa dipulihkan ?
Sudah pulihkah saya ?
Sampai kapan saya harus terus berobat ?
Mungkinkah penyakit saya kambuh ?
Bagaimana mencegah kekambuhan ?
Depresi dapat “Pulih = ….?? “ :
1. Pulih = bebas dari gejala Depresi
2. Pulih = fungsi psikososial optimal
3. Pulih = kualitas hidup optimal
4. Pulih = menjadi sehat seperti sediakala
5. Pulih = bertahan sehat mencegah
kekambuhan
Faktor faktor yg berpengaruh
terhadap pemulihan
Predisposisigenetik
Kepribadian pramorbid
Dukungan psikososial dari lingkungan
Keberadaan stressor psikososial
Komorbiditas dengan penyakit lain
Jenis dan beratnya Depresi
Manajemen pengobatan
Pendekatan Holistik
Fisik
Mental Lingkungan
71
72
Depresi:
Buat rencana jangka pendek untuk
melakukan aktivitas yang dapat dinikmati
atau membangun rasa percaya diri.
Motivasi penderita untuk melawan rasa
pesimis dan pikiran mengkritik diri sendiri
Yakinkan penderita untuk tidak
melaksanakan ide yang pesimistik
Depresi:
Identifikasi masalah atau stres sosial yang
ada
Konsentrasi pada langkah kecil yang spesifik
yang dapat diambil oleh penderita untuk
mengurangi atau mengatasi masalah tersebut
Hindari pengambilan keputusan atau
perubahan hidup yang besar
Depresi:
Informasikan:
Depresi adalah penyakit yang lazim ada
pengobatan yang efektif
Depresi bukanlah kelemahan atau
kemalasan. Penderita sebenarnya berusaha
untuk mengatasinya.
Jika ada gangguan fisik, diskusikan tentang
hubungan antara gangguan fisik dan mood.
Farmakoterapi
76
Benar - Salah
Antidepresan tidak memberikan efek nyata
untuk terapi. Hanya menurunkan gejala
Salah
Antidepresan tidak hanya menurunkan
gejala tetapi menyembuhkan inti
penyebab timbulnya gejala depresi dan
anxietas
Benar - Salah
Antidepresan menyebabkan ketergantungan
Salah
Antidepresan tidak menyebabkan
ketergantungan
Ada beberapa pasien yang mengeluhkan
adanya rasa tidak enak saat
menghentikan terapi terutama pada
antidepresan yang berefek pendek seperti
amitriptilin
Benar - Salah
Antidepresan sebaiknya tidak dipergunakan
lebih dari 1 tahun
Salah
Pada episode pertama, antidepresan
dapat diberikan paling sedikit 6 bulan
hingga 1 tahun
Pada mereka yang sudah sering kambuh,
antidepresan perlu diberikan dalam jangka
waktu yang lebih lama
Keputusan Pertama yang Harus Dibuat
• SSRI
Psikofarmaka • TCA
• AAP
• Supportif
Psikoterapi • CBT
• Grup terapi
• Edukasi Keluarga
Psikososial dan Komunitas
• Kultural sensitif
Psikofarmaka Lini Pertama
Komorbiditas
Bunuh Diri
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi
4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%
10 – 12 minggu 10 – 12 minggu
6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of
Major Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 86
Pilihan Antidepresan
Keamanan/efek samping
sebelumnya
Pertimbangan interaksi obat
87
Efek Samping
Antidepresan Generasi Lama:
Profil efek samping merugikan; antikolinergik,
Tingkatketidakpatuhan terhadap
antidepresan pada depresi dapat mencapai
50% dalam 3 bulan
Jika
keadaan nonresponsif, dokter perlu
mempertimbangkan apakah ketidakpatuhan
sebagai penyebabnya
Edukasi terhadap Ketidakpatuhan
1. Minum obat setiap hari
2. Antidepresan harus diminum sekitar 4-6 minggu agar
hasilnya nyata
3. Lanjutkan minum obat sekalipun Anda merasa lebih baik
4. Jangan berhenti minum satu antidepresan tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Instruksi khusus mengenai apa yang harus dilakukan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
pengobatan.
6. Penjadwalan aktivitas yang menyenangkan.
Kesalahan yang lazim
Mengunakan benzodiazepin atau anxiolitik
sebagai obat tunggal
Tidak memonitor pengobatan, efek
samping dan ketaatberobatan
Dosis tidak cukup
Terlalu cepat menghentikan
Polifarmasi
Tidak mengedukasi pasien dan keluarga
96
Perhatian pada Ibu Hamil dan
Menyusui
Hindari penggunaan antidepresan,
terutama yang bekerja panjang seperti
fluoxetin.
Bila intervensi psikososial dirasakan tidak
membantu, gunakan antidepresan dosis
terendah
Konsultasikan ke psikiater
Pengelolaan Risiko Bunuh Diri
98
Adequate Trial
antidepresan psikoterapi
4 – 6 minggu 6 – 8 minggu
50%
10 – 12 minggu 10 – 12 minggu
6 bulan
Clinical Practice Guidelines. Depression in Primary Care. Volume 2: Treatment of Major
Depression. AHCPR Publication no. 93-0551. April 1993. 99
Bunuh Diri
Risiko Gambaran Tindakan
Rendah Tidak ada pikiran bunuh Teruskan kunjungan
diri, tidak ada faktor risiko selanjutnya dan monitor
100
Bila Percobaan Bunuh Diri Tidak
Terelakkan
Upayakan untuk memberikan bantuan hidup
dasar sesuai dengan konsep A-B-C (Air-
Breathing-Circulation)
Upayakan untuk melakukan tindakan
penyelamatan yang sesuai dengan metode
yang dipergunakan (bilas lambung,
menghentikan perdarahan dan menjahit
luka)
Rujuk dengan kondisi yang stabil bila
memerlukan penanganan spesialistik yang
lebih kompleks
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien tetap aman dan selamat
Pasien mampu:
I 1. Melakukan kontrak 1.Menuliskan kesepakatan untuk
treatment tidak melakukan bunuh diri.
2.Meminta bantuan dari
2. Melatih cara mengendalikan keluarga/teman apabila muncul
dorongan bunuh diri pikiran bunuh diri
3.Menyebutkan benda-benda yang
3. Mendiskusikan benda- dapat membahayakannya
benda yang dapat
membahayakan pasien 4.Menjelaskan cara mengamankan
4. Mendiskusikan cara benda-benda yg berbahaya
mengamankan benda-
benda yang dapat 5.Mau minum obat dan
membahayakan pasien mengetahui tentang manfaat dan
5. Menjelaskan tentang prinsip 5 benar
pentingnya minum obat dan
prinsip 5 benar
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Meningkatkan harga diri pasien
Pasien mampu:
II 1. Memberi kesempatan pasien 1.Mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya perasaannya
2. Mengidentifikasi aspek positif 2.Menyebutkan aspek
pasien positif yang dimiliki
3. Mendorong pasien untuk 3.Berpikir positif terhadap
berpikir positif terhadap diri diri
4. Mendorong pasien untuk 4.Menyebutkan bahwa
menghargai diri sebagai diri pasien masih
individu yang berharga berharga
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien memiliki pola koping yang konstruktif dalam
menyelesaikan masalah
Pasien mampu:
III 1. Mengidentifikasi pola koping 1.Menyebutkan cara-cara
yang biasa diterapkan pasien penyeleaian masalah
yang biasa digunakan
2. Menilai pola koping yang biasa 2.Menilai baik buruknya
dilakukan cara yang digunakan
3. Mengidentifikasi pola koping 3.Menyebutkan cara
yang konstruktif penyelesaian masalah
yang konstruktif
4. Mendorong pasien memilih pola 4.Memilih cara yang
koping yang konstruktif konstruktif dalam
meyelesaikan masalah
5. Menganjurkan pasien 5.Mempraktekkan cara
menerapkan pola koping yang di pilih dalam
konstruktif dalam kegiatan harian kehidupan
Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Strategi Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
Tujuan Pasien mempunyai rencana masa depan yang realistis
Pasien mampu:
IV 1. Membuat rencana masa depan 1. Membuat rencana
yang realistis bersama pasien masa depan yang
realistis
2. Mengidentifikasi cara mencapai 2. Menyebutkan cara-
rencana masa depan yang cara mencapai
realistis rencana masa
depan yang realistis
3. Memberi dorongan pasien 3. Mempraktekkan
melakukan kegiatan dalam cara yang dipilih
rangka meraih masa depan yang dalam kehidupan
realistis sehari-hari
Tindakan Keperawatan Untuk
Strategi
Keluarga
Tindakan Evaluasi Hasil
Pertemuan
(Sp)
114
Isi Surat Rujukan
Diagnosis atau perkiraan diagnosis
Alasan rujukan
Derajat kedaruratan
Obat-obatan(dosis dan lama penggunaan)
dan pengobatan lain yang telah diberikan
115