Teknik Sampling
Teknik Sampling
Nonprobability Probability
Sampling Techniques Sampling Techniques
expert judgement-nya.
Misalnya populasi 55% pria 45% wanita. Sampel 100 orang berarti 55 pria dan
45 wanita. Teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara
acak, melainkan berdasarkan judgment.
Bedanya dengan stratified random sampling, sampel diambil secara acak
sedangkan dalam quota sampling, sampelnya dipilih berdasarkan pendapat
subjektif peneliti pokoknya kuotanya terpenuhi (mirip2 convenience sampling).
Snowball Sampling
Pengambilan sampel secara snowballing (gethok tular),
pertama dipilih sampel kemudian sampel berikutnya diperoleh
dari informasi responden pertama atau orang lain, seterusnya
sampai target sampel terpenuhi.
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya.
Contoh : Survei terhadap Pengguna Narkoba, informasi
responden berikutnya diperoleh dari responden pertama dan
seterusnya
Cepat, mudah dan aman.
Probability Sampling
Syarat pertama yang harus dilakukan adalah memperoleh atau
membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama
“sampling frame”.
Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang
berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai
sampel.
Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang,
tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda.
Contoh : populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi
“UIN Sunan Kalijaga”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar
semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “UIN
Sunan Kalijaga“ tersebut selengkap mungkin. Nama, NIM, jenis
kelamin, alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi
penelitiannya. Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti
mengetahui jumlah populasinya (N).
Probability Sampling
Menentukan probabilitas atau besarnya
kemungkinan setiap unsur dijadikan
sampel. Dalam merencanakan sampling
probabilitas, idealnya peneliti telah
memenuhi beberapa persyaratan berikut:
Diketahui besarnya populasi induk
Besarnya sampel yang diinginkan telah
ditentukan
Setiap unsur atau kelompok unsur harus
memiliki peluang yang sama untuk dijadikan
sampel
Simple Random Sampling
Populasi homogen
Pengambilan sampel dilakukan secara
acak dengan terlebih dahulu disusun
kerangka sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara undian/lotere.
Stratified Random Sampling
Populasi dianggap heterogen/ berstrata secara
proporsional, sehingga disebut pula sebagai
Proportionate stratified random sampling.
Dikelompokkan: subpopulasi anggota kelompok
subpopulasi menjadi homogen
Dari tiap subpopulasi scr acak diambil anggota
sampelnya
Berapa jumlah sampel yang diambil dari tiap populasi ?
Jika jml elemen tiap populasi sama
○ Misalnya jumlah sampel sdh diketahui mis. 150
sama jmlhnya
Jika jml elemen tiap populasi beda: A:100,
B:200,C:300,D:400,
○ nA=(100/1000)x 150
Cluster (Area Sampling)
Teknik sampling klaster digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten.
Beda dengan stratified: stratified mengambil sampel dari tiap strata, cluster
sampling tidak mengambil sampel dari tiap cluster, hanya cluster yang
dipilih saja.
Beda lainnya, bila stratifikasi subpopulasinya homogen, tapi bila
subpopulasinya heterogen klaster
Misal : Indonesia terdiri dari 34 propinsi dimana sampelnya adalah 15 prop.
Pengambilan sampel tsb dilakukan stratifikasi dengan memperhatikan
kepadatan penduduk dan ketersediaan SDA. Kemudian tahap berikutnya
adalah menentukan responden2 yang ada dalam daerah terpilih.
Misalnya, dalam satu organisasi terdapat
100 departemen. Dalam setiap
departemen terdapat banyak pegawai
dengan karakteristik berbeda pula. Beda
jenis kelaminnya, beda tingkat
pendidikannya, beda tingkat pendapatnya,
beda tingat manajerialnnya, dan
perbedaan-perbedaan lainnya.
Sistematik Sampling
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran
populasi yang banyak dan tidak memiliki
alat pengambil data secara random, cara
pengambilan sampel sistematis dapat
digunakan.
Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis,
yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan
sampel adalah yang “keberapa”.
Sistematik Sampling
Systematic sampling: memilih kasus setiap
interval dari list lengkap anggota populasi.
Syaratnya dua:
Sampling interval (K)
Dan lokasi start.
Misalnya perlu sampel 100 dari 2500
orang, inter val = 2500/100 = 25 (sampling
interval). Kemudian tentukan nomor secara
acak dari 1 sampai 25. Misalnya 19,
berikutnya berarti 44, 69, dan seterusnya.
Menentukan Ukuran Sampel
Rumus Solvin
n= ukuran sampel
N= ukuran populasi
e= tingkat eror
Menentukan Ukuran Sampel
Contoh :
Jika ukuran populasi sebanyak 100,
berapakah ukuran sampel jika diinginkan
tingkat kepercayaan 95%?
Tabel Penentuan Sampel oleh Isac dan Michael