Diususn guna memenuhi tugas mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Tes
Disusun oleh:
Kelompok 4
Assalamualaikum Wr.Wb
Bismillahirrahmanirrahim
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tes Kreatifitas” ini dengan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Nur Fitriyani Hardi, M.Psi. pada mata kuliah Pemahaman Individu Teknik
Tes, selian itu juga bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan teman-
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Fitriyani Hardi, M.Psi.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Pemahaman Individu Teknik Tes yang telah
mempersilahkan kelompok dua untuk melakukan presentasi dan diskusi pada hari ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari Ibu dan teman-teman guna membangun dan memperbaiki makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
C. TKV…………………………………………………………………………….5-6
D. TTCT…………………………………………………………………………..7-10
G. Test of Divergent…………………………………………………………….12-14
H. Test Torrance…………………………………………………………………14-15
Kesimpulan……………………………………………………………………..17
Saran……………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengukuran psikologi menjadi salah satu kebutuhan dalam berbagi aspek
kehidupan moderen saat ini. Tidak dapat dipungkiri, kemajuan teori dan
penelitian telah melahirkan beragam metode dan alat ukur untuk mengukur
berbagai aspek psikologis individu. Tes inteligensi yang menjadi pelopor tes
moderen, ternyata tidak dapat menampung kebutuhan para pengguna. Trend
inteligensi yang menjadi penentu masa depan individu, ternyata dibantahkan oleh
Spencer (1978) yang mengenalkan konsep kompetensi dalam dunia kerja.
Thurstone yang pada akhirnya mengembangkan Primary Mental Ability Test
dengan tujuh dimensi berhasil memancing para peneliti lainnya untuk
mengembangkan alat ukur lebih beragam lagi.
Tes Bakat fokus pada mengukur kemampuan yang lebih spesifik namun juga
memberikan informasi kemampuan lainnya yang bersifat beragam (multiple)
kemampuan. Tes bakat mengukur suatu sampel tingkah laku yang secara
diagnosis dapat memprediksi perilaku lainnyadimasa yang akan datang. Sehingga
fungsi tes bakat dapat digunakan untuk meramalkan performance seseorang
dikemudian hari. Hal ini didapatkan dari hasil pengalaman dan proses belajar
individu yang diukur dalam tes. Maka terdapat beberapa contoh tes bakat yang
sangat populer digunakan, yakni RMIB, AJT, SII, Kuder, MBTI, CAI, dan
Holand.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tes Kreatifitas?
2. Bagaimana fungsi dan penggunaan tes kreatifitas?
3. Apa saja jenis-jenis tes kreatifitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tes kreatifitas.
2. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan tes kreatifitas.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tes kreatifitas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
masalah. Ketiga, keaslian (originality) adalah kemampuan untuk melahirkan
gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri dan tidak klise. Keempat,
penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara
terperinci. Kelima, perumusan kembali (redefinition) adalah kemampuan untuk
mengkaji/menilik kembali suatu persoalan melalui cara dan perspektif yang berbeda
dengan apa yang sudah lazim.
Dalam kaitannya dengan unsur aptitude dan non aptitude, Conny R.
Semiawan (1984) mengemukakan bahwa: Kreativitas merupakan kemampuan untuk
memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kreativitas meliputi, baik ciri-ciri aptitude seeperti kelancaran, keluwesan, dan
keaslian dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude seperti rasa ingin tahu,
senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman
baru. Utami Munandar (1992), dalam uraiannya tentang pengertian kreativitas
menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu yang berkaitan dengan kemampuan
untuk mengkombinasi, memecahkan/menjawab masalah dan cerminan kemampuan
operasional anak kreatif.
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas
pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,
baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude
maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang
sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Sejarah
Tes Kreativitas pertama yang dikonstruksi di Indonesia pada tahun 1977
adalah tes kreativitas verbal (mengukur keampuan berpikir divergen) dan skala sikap
kreatif (Munandar, 1977). Konstruksi tes kreativitas verbal berdasarkan model
struktur intelek dari Guilford sebagai kerangka teoritis. Tes ini terdiri dari enam sub
tes yang semuanya mengukur dimensi operasi berpikir divergen, dengan dimensi
konten verbal, tetapi masing-masing berbeda dalam dimensi produk. Setiap subtes
mengukur aspek yang berbeda dari berpikir kreatif. Kreativitas atau berpikir kreatif
secara operasional dirumuskan sebagai suatu proses yang tercermin dari kelancaran,
kelenturan, orisinalitas dalam berpikir.
3
1. Mengidentifikasi Anak Berbakat Kreatif Dalam seleksi siswa kreatif untuk
mendapat tingkat kepercayaan yang tinggi, sebaiknya menggunakan dua sumber
untuk mengukur kreativitas. Misalnya dengan tes kreativitas, selain penilaian
guru mengenai tingkat kreativitas anak.
2. Penelitian Penelitian membantu kita memahami perkembangan kreativitas. Tes
kreativitas dalam penelitian dapat digunakan dengan dua cara; pertama untuk
mengidentifikasi orang-orang kreatif dan membandingkan mereka dengan orang-
orang pada umumnya. Kedua tes kreativitas dalam penelitian dapat digunakan
untuk menilai dampak pelatihan kreativitas terhadap kreativitas peserta.
3. Konseling Tes kreativitas dapat juga digunakan untuk bimbingan dan konseling
siswa. Konselor atau psikolog sekolah di SD atau sekolah menengah
memerlukan informasi mengenai seorang siswa yang dikirim karena problem
sikap atau masalah lain.
4
harus dalam keadaan utuh (misal surat kabar dirobek-robek untuk dijadikan
bahan prakarya) dan tidak perlu digunakan keseluruhannya. f. Apa akibatnya
Pada subtes ini testee harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi
dari suatu kejadian hipotetis yang telah ditentukan sebagai stimulus. Kejadian
atau peristiwa itu sebenarnya tidak mungkin terjadi di Indonesia, tetapi testee
harus mengumpamakan seandainya kejadian tersebut terjadi di Indonesia, apa
akibatnya? Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran dalam member gagasan
digabung dengan elaborasi, diartikan sebagai kemampuan mengembangkan
gagasan, merincinya dengan mempertimbangkan berbagai implikasi. Skoring:
Tes ini menghasilkan suatu skor yang merupakan gabungan dari kelancaran
memberikan gagasan dan elaborasi. Setiap jawaban yang menjunjuk pada
akibat yang masuk akal dari kejadian hipotetis mendapat skor 1 (satu). Selain
itu, setiap elaborasi yang ditambahkan dan memperkaya jawaban atau
merupakan akibat tambahan juga mendapat skor.
5
Tes ini terdiri dari enam subtes, yang meliputi:
1. Permulaan kata. Pada subtes ini testee harus memikirkan sebanyak mungkin
kata yang mulai dengan susunan huruf tertentu sebagai stimulus. Tes ini
mengukur kelancaran dengan kata, yaitu kemampuan untuk menemukan kata
yang memenuhi persyaratan structural tertentu.
2. Menyusun kata. Pada subtes ini, testee harus menyusun sebanyak mungkin
kata dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan sebagai
stimulus. Tes ini mengukur kelancaran kata, dan menuntut kemampuan dalam
reorganisasi persepsi.
3. Membentuk kalimat tiga kata. Pada subtes ini testee harus menyusun kalimat
yang terdiri dari tiga kata, huruf pertama untuk setiap kata diberikan sebagai
rangsangan. Akan tetapi urutan dalam penggunaan ketiga huruf tersebut boleh
berbeda-beda sesuai keinginan testee.
4. Sifat-sifat yang sama. Pada subtes ini testee harus menemukan sebanyak
mungkin objek yang semuanya memiliki dua sifat yang ditentukan. Tes ini
merupakan ukuran dari kelancaran dalam memberikan gagasan, yaitu
kemampuan untuk mencetuskan gagasan yang memenuhi persyaratan tertentu
dalam waktu yang terbatas.
5. Macam-macam penggunaan. Pada subtes ini testee harus memikirkan
sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim dari benda sehari-hari. Tes
ini merupakan ukuran kelenturan dalam berpikir, karena dalam tes ini testee
harus melepaskan diri dari kebiasaan melihat benda sebagai alat untuk
melakukan hal tertentu saja. Selain itu, tes ini juga mengukur originalitas
berpikir, yang ditentukan secara statistic, dengan melihat kelangkaan jawaban
yang diberikan.
6. Apa akibatnya. Pada subtes ini testee harus memikirkan segala sesuatu yang
mungkin terjadi dari suatu kejadian hipotetis yang telah ditentukan sebagai
stimulus. Kejadian atau peristiwa itu sebenarnya tidak mungkin terjadi di
Indonesia, tetapi testee harus mengumpamakan seandainya kejadian tersebut
terjadi di Indonesia, apa akibatnya? Tes ini merupakan ukuran dari kelancaran
dalam member gagasan digabung dengan elaborasi, diartikan sebagai
kemampuan mengembangkan gagasan, merincinya dengan
mempertimbangkan berbagai implikasi.
D. TTCT
6
TTCT-V (Torrance Test of Creative Thinking Verbal)menilai pada tiga
aspek berpikir kreatif di antaranya yaitu : 1) Fluency, dimana anakdapat
memberikan banyak ide dengan kata-kata; 2)Flexibility, yaitu anak dapat
memberikan berbagai ide, bergeser dari satu pendekatan ke pendekatan lain,
atau menggunakan berbagai strategi;3) Originality, kemampuan anak untuk
menghasilkan ide yang tidak biasa (Torrance, 2018).
7
subyek diminta untuk membuat kata. Waktu yang pengerjaan yang diberikan
pada subtes ini adalah 2 menit setiap rangsangan.
Subtes kedua adalah menyusun kata. Subtes ini mengukur ”kelancaran
kata” Kelancaran kata maksudnya adalah kemampuan subyek dalam
menyusun atau memikirkan kata dengan menggunakan rangsangan yang
diberikan. Subyek diharapkan mampu menyusun sebanyak mungkin kata
dengan menggunakan huruf-huruf dari satu kata yang diberikan sebagai
rangsangan.
Subtes ketiga adalah membentuk kalimat tiga kata. Subtes ini
mengukur kemampuan untuk menghasilkan gagasan. Pada subtes ini subyek
diharapkan mampu menyusun kalimat dengan menggunakan tiga huruf yang
diberikan sebagai rangsangan. Urutan dalam pengunaan ketiga huruf tersebut
boleh berbeda-beda.
Subtes keempat adalah sifat-sifat yang sama. Subtes ini mengukur
kelancaran dalam memberikan gagasan. Pada subtes ini subyek diharapkan
mampu menemukan sebanyak mungkin objek yang semuanya memiliki dua
sifat yang ditentukan. Misalnya, subyek diberi kata ”merah dan cair” sebagai
rangsangan. Dari kata-kata tersebut, subyek diminta untuk menyebutkan
benda apa yang bersifat merah dan cair. Waktu yang diberikan dalam
mengerjakan subtes ini adal 2 menit setiap rangsangan.
Subtes kelima adalah macam-macam pengunaan. Subtes ini mengukur
kelenturan dalam berpikir. Pada subes ini subyek memikirkan sebanyak
mungkin penggunaan yang tidak lazim dari benda-benda sehari-hari.
Misalnya, subyek diberi kata koran, dari kata ini subyek diminta untuk
menyebutkan kegunaan koran. Waktu yang diberikan dalam pengerjaan
subtes ini adalah 2 menit setiap rangsangan. Subtes keenam adalah apa
akibatnya. Subtes ini mengukur kemampuan mengembangkan suatu gagasan,
merincinya dan mempertimbangkan macam-macan aplikasinya. Misalnya
subyek diberi pertanyaan ”apa akibatnya jika manusia dapat terbang seperti
burung”? Dari pertanyaan tersebut subyek bisa memberikan jawaban
sebanyak mungkin. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan subtes ini
adalah 4 menit setiap pertanyaan. Bagian figural (non verbal) meliputi
berpikir kreatif dengan menggunakan gambar (Croopley, 2000).
Paul Torrance adalah seorang pemimpin intelektual dalam riset
kreativitas dan terkenal akan pengembangan Torrance Test of Creative
8
Thinking (TTCT), yang banyak digunakan di dunia pendidikan dan bisnis
untuk menilai kapasitas kreatif individu. Torrance mendefinisikan kreativitas
sebagai:
‘‘Sebuah proses menjadi peka terhadap masalah, kekurangan,
kesenjangan dalam pengetahuan, elemen yang hilang, ketidakharmonisan,
dan lain-lain; mengidentifikasikan kesulitan; mencari solusi, membuat
perkiraan atau memformulasikan hipotesis mengenai defisiensi: menguji dan
melakukan pengujian ulang, dan akhirnya mengkomunikasikan hasil.’’
Menurut Torrance, motivasi kreatif dan keterampilan serta
kemampuan kreatif penting untuk terjadinya pencapaian kreatif orang
dewasa.
Bentuk Tes Dua versi TTCT adalah TTCT verbal dan TTCT figural. TTCT
verbal memiliki 2 form parallel; A dan B, terdiri dari lima aktivitas;
Bertanya dan menebak
Peningkatan produk
Penggunaan yang tidak biasa
Pertanyaan yang tidak biasa
Menebak
Stimulus untuk masing-masing tugas mencakup gambar dimana testee memberikan
respon dalam bentuk jawaban tertulis. Sedangkan TTCT figural memiliki dua form
parallel: A dan B, dan terdiri dari tiga aktivitias:
• Konstruksi gambar
• Melengkapi gambar
• Bentuk berulang dari garis atau lingkaran
Pada pembahasan ini difokuskan pada TTCT figural. Untuk melakukan aktivitas
secara lengkap dibutuhkan waktu 10 menit pada setiap aktivitas. TTCT dapat
diadministrasikan sebagai tes individu maupun tes klasikal. Dibutuhkan 30 menit,
sehingga kecepatan sangat penting, dan kualitas artistic tidak diperlukan untuk
penilaian
Tujuan TTCT merupakan bagian dari program penelitian panjang yang menekankan
pengalaman kelas yang menstimulasi kreativitas. Focus utama Torrance adalah untuk
memahami dan menumbuhkan kualitas yang membantu individu untuk
mengekspresikan kreativitas mereka. Tes ini tidak dibuat semata-mata untuk
mengukur kreativitas, tetapi menjadi alat untuk meningkatkan kreativitas itu sendiri.
Torrance mengusulkan beberapa penggunaan tes ini:
9
• Memahami pikiran manusia dan fungsinya serta perkembangannya
Guilford mencatat bahwa berpikir kreatif tidak sama dengan berpikir divergen,
karena kreativitas membutuhkan sensitivitas terhadap masalah demikian pula
kemampuan mendefinisikan ulang, yang mencakup transformasi pikiran,
reinterpretasi, dan kebebasan dari keterbatasan fungsional dalam mencari solusi yang
unik.
Dalam pengukuran potensi kreatif ada lima subskala yang dideskripsikan di bawah
ini:
Fluency (kelancaran): Jumlah dari gagasan-gagasan relevan; menunjukkan
kemampuan untuk menghasilkan sejumlah gambar-gambar figural.
Originalitas (keaslian): jumlah dari gagasan yang tidak biasa; menunjukkan
kemampuan menghasilkan respon yang tidak biasa dan unik. Prosedur
scoring mengkategorikan respon umum sebagai 0 dan semua respon original
sebagai 1.
Elaborasi: jumlah dari gagasan tambahan; menunjukkan kemampuan testee
untuk mengembangkan dan mengelaborasi gagasan.
Abstractness of Titles: tingkatan melampaui labeling; berdasarkan gagasan
bahwa kreativitas mencakup pemikiran abstrak. Hal ini mengukur tingkatan
sebuah judul melampaui labeling konkret dari gambar.
10
Tahun awalnya 1980
dikembangkan
Tindakan terkait
Mengukur Administrasi
responden Guru dan orang tua
Cara pemberian Kertas/Pensil
Jumlah item 48
format barang
Item tipe likert
waktu administrasi
20-25 menit
Bahasa yang tersedia bahasa Inggris
Biaya penggunaan Biaya dibebankan oleh pengembang
Kredensial yang Tidak ada
diperlukan untuk
administrasi
Penilaian
Pelaporan skor
keseluruhan Skor kreativitas total dilaporkan.
Pelaporan subskor
Tidak ada informasi yang tersedia dalam referensi yang
ditinjau.
Prosedur penilaian
CAP dinilai sendiri menggunakan manual penilaian dari
pengembang.
Informasi interpretatif
Skor peringkat persentil yang direferensikan norma
tersedia.
Bukti Kualitas Teknis
Populasi yang bukti
kualitas teknisnya telah Siswa di Kelas 1-12 (Williams, 1980)
dikumpulkan
Bukti keandalan
Reliabilitas tes-tes ulang dengan interval 10 bulan berada
di 0,60-an (Williams, 1980).
Bukti validitas Bukti berdasarkan konten
Tidak ada informasi yang tersedia dalam referensi
yang ditinjau.
Bukti berdasarkan proses respons
Tidak ada informasi yang tersedia dalam referensi
yang ditinjau.
Bukti berdasarkan struktur internal
Tidak ada informasi yang tersedia dalam referensi
yang ditinjau.
Bukti berdasarkan hubungan dengan variabel lain
Kinerja tes siswa berkorelasi dengan peringkat
kreativitas orang tua dan guru masing-masing
sebesar 0,59 dan 0,67 (Williams, 1980).
11
Menemukan Ukuran
Memperoleh salinan proedinc.com
ukuran
Referensi
Cropley, AJ "Mendefinisikan dan mengukur kreativitas:
Apakah tes kreativitas layak digunakan?", Roeper
Review , 23 (2), 2000, hlm. 72-79.
12
G. Test Of Divergent
Guilford merupakan salah seorang ahli yang berusaha mengembangkan
instrumen yang diperlukan untuk mengukur kreativitas berfikir. Temuan baru
Guilford merupakan kemajuan penting dalam psikologi dan pendidikan di mana
kreativitas berfikir dapat diukur dan memungkinkan dihubungkan dengan gejala
kejiwaan lainnya. Terdapat dua hal yang dapat disimpulkan dari instrumen
kreativitas berfikir yang dikembangkan oleh Guilford :
1. Peserta didorong untuk memberikan penampilan maksimum dalam menjawab
butir-butir instrumen. Oleh karenanya, instrumen yang dipakai untuk mengukur
kreativitas berpikir merupakan instrumen jenis tes yang dikenal dengan tes
kreativitas berpikir.
2. Peserta tes tidak memberikan respons atas alternatif yang sudah disediakan,
tapi harus memproduksi sendiri jawaban atas persoalan yang diajukan. Oleh
karenanya, Guilford menyebut kreativitas berpikir dengan kemampuan
memproduksi secara divergen (divergent production abilities).
Creativity for Children (Guilford 1978) Guilford mengembangkan tes untuk
mengukur divergent thinking. Kemampuan untuk memproduksi ide-ide yang
berbeda dari biasanya diasumsikan sebagai divergen thinking yang menghasilkan
ide-ide kreatif. Divergent thinking terbentuk dari beberapa komponen dasar
berpikir kreatif, diantaranya fluent, fleksibel dan original thinking.
Aspek-aspek yang dinilai adalah: quantity, originality dan impotence
Quantity diukur dari beberapa jawaban yang berbeda yang dihasilkan, originality
bisa diukur dengan menjumlahkan ada berapa orang yang memberikan jawaban
yang sama, impotence diukur dari ketidakmampuan menjawab. Akhirnya
pemecahannya harus dipertimbangkan secara keseluruhan dengan keseluruhan
keterampilan yang dimilikinya.
Tes kreativitas berpikir mengacu kepada model struktur intelektual Guilford.
Dari segi operasi, tes kreativitas berpikir mengukur kemampuan berpikir
divergen. Dari segi konten, proses berpikir divergen mengolah bahan berupa
figural dan simbol. Sedang dari segi produk, proses berpikir divergen yang
mengolah bahan berupa figural dan simbol akan menghasilkan produk berupa
unit, kelas, hubungan, sistem, transformasi dan implikasi. Adapun butir-butir tes
kreativitas berpikir itu adalah sebagai berikut :
Dari bangun berikut buatlah sebanyak mungkin gambar nyata ! (waktu Anda
1 menit).
13
Buatlah sebanyak mungkin kata dengan huruf awal L dan huruf akhir N!
(waktu Anda 1 menit).
Buatlah sebanyak mungkin gambar dengan mengkombinasikan bangun
berikut! (waktu Anda 1 menit)
Terdapat beberapa benda sebagai berikut :
a. Anak panah
b. Lebah
c. Buaya
d. Ikan
e. Layang-layang
f. Perahu
H. Test Torrance
Torrens mengembangkan 12 tes, dikelompokkan ke dalam baterai verbal,
visual dan suara. Dia lebih suka untuk tidak menggunakan istilah "kreativitas"
dalam nama tekniknya, menunjuk mereka sebagai baterai untuk pemikiran kreatif
verbal, visual dan verbal-suara. Untuk menghilangkan kecemasan dan
menciptakan suasana kreatif yang menyenangkan, Torrens menyebut metodenya
bukan tes, tetapi kelas.
Secara pribadi, saya paling suka - Tes gambar oleh E. Torrance. Tes ini
ditujukan untuk mata pelajaran dari 5 tahun. Tes ini terdiri dari tiga subtes.
Jawaban untuk semua tugas diberikan dalam bentuk gambar dan keterangan.
Catatan: instruksi umum untuk anak-anak mungkin terlihat seperti “Sekarang
Anda akan menggambar sedikit. Menggambar adalah pengalaman yang
menyenangkan dan cobalah melakukannya sedemikian rupa sehingga gambar
Anda menarik, tidak biasa, istimewa. Menjelaskan cara menyelesaikan tugas,
Anda tidak dapat memberikan contoh kemungkinan jawaban, menunjukkan
gambar yang dibuat oleh orang lain. Sebelum menyelesaikan setiap subtes,
psikolog atau guru harus mengucapkan isi tugas, menjelaskan apa yang
sebenarnya harus dilakukan. 10 menit diberikan untuk menyelesaikan setiap
subtes, tetapi menurut banyak psikolog, waktu untuk menyelesaikan tugas bisa
tidak terbatas, karena proses kreatif melibatkan pengorganisasian bebas dari
komponen sementara aktivitas kreatif. Tingkat artistik kinerja dalam gambar
tidak diperhitungkan.
14
Cara melakukan tes torrance sebagian berikut :
1. Subtes 1. Menggambar. Subjek diminta untuk menggambar, sedangkan
potongan bintik oval berwarna dari kertas berwarna digunakan sebagai dasar
menggambar. Subjek memilih warna oval secara independen dari opsi yang
diusulkan. Sosok stimulus memiliki bentuk dan ukuran telur ayam biasa.
Anda juga perlu memberi nama pada gambar Anda.
2. Subtes 2."Penyelesaian gambar". Subjek diminta untuk menyelesaikan
menggambar sepuluh gambar stimulus yang belum selesai - lihat gambar di
bawah ini. Dan juga berikan nama untuk setiap gambar.
3. Subtes 3. Garis Duplikat. Bahan stimulus adalah 30 pasang garis vertikal
paralel - saya tidak memberikan gambar, karena semua orang dapat
menggambarnya. Atas dasar setiap pasangan garis, perlu untuk membuat
semacam gambar (tidak berulang).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-
ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan
hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang
ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan
ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog
dengan IQ (intellegence quotient) untuk inteligensi.
Test Kreativitas verbal merupakan tes kreativitas pertama yang dikonstruksi
Di Indonesia pada tahun 1977 oleh Munandar, tes ini mengukur kemampuan berpikir
divergen dan skala sikap kreatif. Torrance Test of Creative Thinking (TTCT). TTCT
merupakan tes yang mengukur kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah
secara kreatif. TTCT terdiri dari dua bagian yaitu: verbal dan Figural (non verbal).
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kurangnya,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman
untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah kami ini
dapat berguna dan menambah wawasan untuk kita semua terutama bagi
pemakalah.
16
DAFTAR PUSTAKA
17