Anda di halaman 1dari 18

Audit Sistem Informasi

Kelompok 3
Akuntansi 3C
Disusun oleh :
1. Aneu Triana (20190610139)
2. Ari Riswanto (20190610080)
3. Della Jiwandani (20190610136)
4. Dila Salsabila (20190610066)
5. Pina Listianny (20190610091)
6. Rina Suciani (20190610073)
Tahap-Tahap Sistem Audit Sistem Informasi

Audit Sistem Informasi dapat dilakukan dengan


berbagai macam tahap-tahap. Tahap-tahap
3 Tahap Pengujian Kesesuaian

audit terdiri dari 5 tahap sebagai berikut :

1 Tahap Pemeriksaan Pendahuluan 4 Tahap Pengujian Kebenaran

2 Tahap Pemeriksaan Rinci 5 Tahap Penilaian Secara Umum


atas Hasil Pengujian
Kertas Kerja
Kertas Kerja adalah catatan yang dibuat dan disimpan oleh auditor
mengenai prosedur-prosedur yang digunakan, pengujian yang dilakukan,
informasi yang diperoleh dan kesimpulan-kesimpulanyang didapatkannya
selama penugasan.
SA No 339 tentang Kertas Kerja paragraf 3 :
“Berbagai catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan dengan
auditnya”
Tujuan Kertas Kerja
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan yang telah diaudit dan
kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya
dan merupakan bukti bahwa auditor telah melakukan audit yang memadai.
2. Penguatan kesimpulan auditor dan kompetensi pembuatan kertas kerja yang
lengkap merupakan persyaratan penting dalam membuktikan bahwa suatu
audit atas laporan keuangan telah dilaksanakan dengan baik.
3. Mengkoordinasikan dan mengatur semua tahapan audit,
Mengkoordinasikan dan mengatur berbagai tahapan audit dapat dilakukan
dengan kertas kerja.
4. Memberikan panduan dalam audit selanjutnya.
Pedoman Kertas Kerja
1. Lengkap artinya memuat semua informasi atau data penting yang perlu
dicantumkan dan tidak memerlukan penjelasan lisan lebih lanjut.
2. Teliti berarti memperhatikan dengan seksama penulisan dan perhitungan dalam
laporan, jangan membuat kesalahan ketik dan hitung sedikit pun.
3. Ringkas artinya ada pembatasan atas data atau informasi yang dilaporkan,
perlunya pembahasan pokok-pokok yang relevan dengan tujuan audit, sehingga
penyajiannya disajikan secara ringkas.
4. Jelas artinya Penyusunan dan penyajian informasi harus memiliki kejelasan, tidak
memiliki arti ganda. Oleh karena itu, penyajian data atau informasi secara
sistematis perlu dilakukan.
5. Rapi artinya Kertas kerja audit perlu disajikan dengan rapi dan teratur, sehingga
dapat dengan mudah ditinjau oleh berbagai pihak lain.
1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedan-
gkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang Jenis –
harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Program audit berfungsi sebagai suatu alat
yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit
Jenis
2. Kertas Kerja Neraca Saldo (Working Trial Balance)
Kertas Kerja Neraca Saldo adalah suatu daftar tentang saldo-saldo akun-akun buku besar
Kertas
tahun yang diperiksa dan tahun sebelumnya, ditambah juga kolom-kolom untuk penyesuaian Kerja
auditor serta reklasifikasi maupun jumlah-jumlah akhir yang akan mun!ul dalamlaporan keuan-
gan yang telah diaudit.
Jumlah kolom-kolom yangharus ada akan berbeda-beda tergantung kebutuhan dan pan-
dangan dari masing-masing auditor, tapi pada umumnya kolom-kolom kertas kerja neraca saldo
adalah sebagai berikut :

 
3. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Pengklasifikasian
Auditor akan membuat jurnal penyesuaian yang merupakan rekomendasi untuk di-
catat pada catatan akuntansi kliennya hal tersebut untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
Jenis –
besar yang ditemukan dalam laporan keuangan mapun dalam pencatatan akuntansinya. Jenis
Jurnal pengklasifikasian Kembali dilakukan untuk memastikan pengklasifikasian akun yang
tepat, misalnya akun obligasi jangka Panjang yang jatuh tempo tahun depan, maka auditor
Kertas
harus mengklasifikasikannya ke kelompok kewajiban lancar. Kerja
4. Daftar Utama / Skedul Utama
Daftar utama adalah kertas kerja audit dengan kolom-kolom sama dengan kertas
kerja neraca saldo. Kertas kerja skedul utama ini dibuat untuk menggabungkan akun-akun
kas kecil, kas di bank, kas di bank untuk upah, kas di bank untuk dividen,dan sebagainya.
5. Daftar Pendukung / Skedul Pendukung
Merupakan daftar atau skedul yang dibuat oleh auditor untuk mendukung suatu jumlah
yang ada dalam laporan keuangan.
Fungsi Audit

- Sebagai pendukung utama atas laporan pemeriksaan akuntan

- Sebagai alat untuk mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahapan pemeriksaan

- Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya

- Sebagai bukti bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan yang berlaku

- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan yang akan datang


Kelengkapan Kertas Kerja

Kelengkapan kertas kerja harus dibuat secara teratur, hati-hati dan teliti agar mudah
dimengerti agar bertujuan untuk meyakinkan bahwa :

Program pemeriksaaan telah dilaksanakan dengan


tepat.

Pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan standar.

Laporan keuangan disusun sesuai standar


akuntansi yang berlaku.
Prinsip Laporan Audit
SPKN menyatakan bahwa pada Audit Keuangan, laporan hasil audit harus :
- Memuat pernyataan kesesuaian laporan keuangan yang diaudit dengan SAP.
- Menunjukkan (bila ada) inkonsistensi penerapan SAP.
- Menyatakan pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit.
- Memuat pernyataan pendapat, mengenai laporan keuangan keseluruhan atau suatu asersi pernyataan
demikian tidak dapat diberikan. Bila pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka
alasannya harus dinyatakan.
- Memuat Pernyataan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai Standar Audit Yang berlaku (SPKN)
Standar Pelaporan Tambahan.
 
Acuan Laporan Audit

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidak konsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada peri-
ode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.
Pelaksanaan Audit

Penerimaan Penugasan Audit Add Contents Title

Pelaporan Hasil Temuan


Perencanaan Proses Audit Add Contents Title
Tindak Lanjut atas Masalah atau Perbaikan yang
Ditemukan

Pelaksanaan Audit Add Contents Title


Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Notulensi
1. Pertanyaan : Salsabila Zahra (20190610054)

Siapa yang berhak sepenuhnya atas kepemilikan kertas kerja?

Jawab: Dila Salsabila (20190610066)

Jadi meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan klien. Serta
atas biaya klien, hal pemilik atas kertas kerja tersebut sepenuhnya tetap berada ditangan akuntan publik, bukan milik
klien atau pribadi auditor.

Sumber :

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/733/slug/kepemilikan-dan-kerahasiaan-kertas-kerja-
audit#:~:text=Meskipun%20kertas%20kerja%20dibuat%20dan,milik%20klien%20atau%20pribadi
%20auditor.
Notulensi
2. Pertanyaan : Tia Suprihatiani (20190610115)

Bagaimana cara membuat kertas kerja yang baik dan mengapa kertas kerja sangat dibutuhkan dalam proses audit?

Jawab : Ari Riswanto (20190610080)

Cara membuat kertas kerja yang baik diantaranya :

1. Lengkap

2. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi.

3. Didasarkan pada fakta dan argumen yang rasional.

4. Disajikan secara sistematis, rapi dan mudah dipahami.

5. Memuat hal penting dan relevan dengan pemeriksaan.

6. Mempunyai tujuan yang jelas

Kerjas kerja sangat dibutuhkan dalam proses audit karena untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan yang diaudit, dan menguatkan berbagai kes-
impulan auditor dan kompetensi lainnya.

Sumber : Jtanzilco.com dan rusdinoconsulting.com


Notulensi
3. Pertanyaan : Aldi Candra Wijaya (20190610116)

Bagaimana caranya agar perusahaan menghasilkan laporan audit sistem informasi yang bermanfaat?

Jawab : Aneu Triana (20190610139)

1. Pengamanan Aset.

Aset teknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas teknologi informasi, personil, file data dll.

2. Integritas data.

Integritas data merupakan suatu konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut :kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian dan ketelitian.

3. Efektivitas.

Untuk menilai efektivitas sistem, itu perlu adanya upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut. Selanjutnya untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang
bermanfaat bagi user (misal pengambil keputusan, auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sis -
tem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Efisiensi.

Suatu efisiensi sistem memang tidak mudah. Masalah suboptimalisasi muncul apabila sistem aplikasi dioptimalkan dengan pengorbanan sistem lain.

Sumber : Buku Audit sistem informasi dan tata kelola teknologi informasi

I Putu Agus Swastika, M. Kom., I Gusti Lanang Agung Raditya Putra S.Pd., M.T., STMIK Primakarsa
Notulensi
4. Pertanyaah : Hilda Nopiyanti (20190610007)

Bahwa dalam menyajikan kertas kerja audit itukan harus disajikan secara tepat ya karena inikan berpanguh pada proses pengaudit seorang audi -
tor. Nah apabila terdapat penyajian yang kurang atau tidak tepat dalam kertas kerja audit tersebut apakah konsekuensi yang akan diterima?

Jawab: Pina Listianny (20190610091)

Kertas kerja harus disajikan secara tepat dan benar dikarenakan bahwa temuan auditing dalam melakukan proses auditingnya sehingga akan di
dapatkan pertimbangan yang tepat pula dalam menentukan opininya. Sehingga ketika suatu kertas kerja audit disajikan dengan tidak tepat maka
akan berpengaruh pada keputusan atau opini yang diberikan auditor tersebut, konsekuensinya kinerja auditor akan dipertanyakan kredibilitasnya
dan kemampuannya kembali karena memberikan opini yang dapat dikatakan kurang tepat. Maka dari itulah seorang auditorharus mematuhi stan -
dar yang ditetapkan untuk mereka yaitu: standar umum, standar pekerjaan lapangan serta standar pelaporannya. Yang mana hal itu juga berkaitan
dengan ketepatan kertas kerja audit yang dilakukannya.

Sumber:

Jurnal Akuntansi, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi oleh Asytira Rrachmat dengan judul:

KERTAS KERJA AUDIT DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN


Notulensi
5. Pertanyaan : Dyah Ratriwulan (20190610004)

Apakah ada suatu pedoman dasar untuk pengukuran kualitas audit laporan keuangan?

Jawab : Della Jiwandani (20190610136)

Sumber :

Jurnal Akuntansi Bisnis dan Publik berjudul :

'PENGARUH PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT BIDANG INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PADA

KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA'

yang disusun Dr. Renny Maisyarah, SE.,M.Si.,Ak.,CA

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan, khususnya yang dilakukan
oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).Dalam lampiran 3 SPKN disebutkan bahwa:

“Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan tidak terletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivi-
tas penyelesaian yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakan dan
memelihara suatu proses dan sistem informasi untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa dimaksud. Jika manajemen tidak memiliki cara semacam itu, pe-
meriksa wajib merekomendasikan agar manajemen memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terus-menerus terhadap temuan pemeriksaan yang
material beserta rekomendasinya dapat membantu pemeriksa untuk menjamin terwujudnya manfaat pemeriksaan yang dilakukan”.

Anda mungkin juga menyukai