Kelompok 3
Akuntansi 3C
Disusun oleh :
1. Aneu Triana (20190610139)
2. Ari Riswanto (20190610080)
3. Della Jiwandani (20190610136)
4. Dila Salsabila (20190610066)
5. Pina Listianny (20190610091)
6. Rina Suciani (20190610073)
Tahap-Tahap Sistem Audit Sistem Informasi
3. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Pengklasifikasian
Auditor akan membuat jurnal penyesuaian yang merupakan rekomendasi untuk di-
catat pada catatan akuntansi kliennya hal tersebut untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan
Jenis –
besar yang ditemukan dalam laporan keuangan mapun dalam pencatatan akuntansinya. Jenis
Jurnal pengklasifikasian Kembali dilakukan untuk memastikan pengklasifikasian akun yang
tepat, misalnya akun obligasi jangka Panjang yang jatuh tempo tahun depan, maka auditor
Kertas
harus mengklasifikasikannya ke kelompok kewajiban lancar. Kerja
4. Daftar Utama / Skedul Utama
Daftar utama adalah kertas kerja audit dengan kolom-kolom sama dengan kertas
kerja neraca saldo. Kertas kerja skedul utama ini dibuat untuk menggabungkan akun-akun
kas kecil, kas di bank, kas di bank untuk upah, kas di bank untuk dividen,dan sebagainya.
5. Daftar Pendukung / Skedul Pendukung
Merupakan daftar atau skedul yang dibuat oleh auditor untuk mendukung suatu jumlah
yang ada dalam laporan keuangan.
Fungsi Audit
- Sebagai bukti bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan yang berlaku
Kelengkapan kertas kerja harus dibuat secara teratur, hati-hati dan teliti agar mudah
dimengerti agar bertujuan untuk meyakinkan bahwa :
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
b. Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidak konsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan penerapan pada peri-
ode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain
dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan.
Pelaksanaan Audit
Jadi meskipun kertas kerja dibuat dan dikumpulkan auditor dalam daerah wewenang klien, dari catatan klien. Serta
atas biaya klien, hal pemilik atas kertas kerja tersebut sepenuhnya tetap berada ditangan akuntan publik, bukan milik
klien atau pribadi auditor.
Sumber :
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/733/slug/kepemilikan-dan-kerahasiaan-kertas-kerja-
audit#:~:text=Meskipun%20kertas%20kerja%20dibuat%20dan,milik%20klien%20atau%20pribadi
%20auditor.
Notulensi
2. Pertanyaan : Tia Suprihatiani (20190610115)
Bagaimana cara membuat kertas kerja yang baik dan mengapa kertas kerja sangat dibutuhkan dalam proses audit?
1. Lengkap
2. Bebas dari kesalahan, baik kesalahan hitung maupun kesalahan penyajian informasi.
Kerjas kerja sangat dibutuhkan dalam proses audit karena untuk mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan yang diaudit, dan menguatkan berbagai kes-
impulan auditor dan kompetensi lainnya.
Bagaimana caranya agar perusahaan menghasilkan laporan audit sistem informasi yang bermanfaat?
1. Pengamanan Aset.
Aset teknologi informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak, fasilitas teknologi informasi, personil, file data dll.
2. Integritas data.
Integritas data merupakan suatu konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut :kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian dan ketelitian.
3. Efektivitas.
Untuk menilai efektivitas sistem, itu perlu adanya upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut. Selanjutnya untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang
bermanfaat bagi user (misal pengambil keputusan, auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sis -
tem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi.
Suatu efisiensi sistem memang tidak mudah. Masalah suboptimalisasi muncul apabila sistem aplikasi dioptimalkan dengan pengorbanan sistem lain.
Sumber : Buku Audit sistem informasi dan tata kelola teknologi informasi
I Putu Agus Swastika, M. Kom., I Gusti Lanang Agung Raditya Putra S.Pd., M.T., STMIK Primakarsa
Notulensi
4. Pertanyaah : Hilda Nopiyanti (20190610007)
Bahwa dalam menyajikan kertas kerja audit itukan harus disajikan secara tepat ya karena inikan berpanguh pada proses pengaudit seorang audi -
tor. Nah apabila terdapat penyajian yang kurang atau tidak tepat dalam kertas kerja audit tersebut apakah konsekuensi yang akan diterima?
Kertas kerja harus disajikan secara tepat dan benar dikarenakan bahwa temuan auditing dalam melakukan proses auditingnya sehingga akan di
dapatkan pertimbangan yang tepat pula dalam menentukan opininya. Sehingga ketika suatu kertas kerja audit disajikan dengan tidak tepat maka
akan berpengaruh pada keputusan atau opini yang diberikan auditor tersebut, konsekuensinya kinerja auditor akan dipertanyakan kredibilitasnya
dan kemampuannya kembali karena memberikan opini yang dapat dikatakan kurang tepat. Maka dari itulah seorang auditorharus mematuhi stan -
dar yang ditetapkan untuk mereka yaitu: standar umum, standar pekerjaan lapangan serta standar pelaporannya. Yang mana hal itu juga berkaitan
dengan ketepatan kertas kerja audit yang dilakukannya.
Sumber:
Jurnal Akuntansi, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi oleh Asytira Rrachmat dengan judul:
Apakah ada suatu pedoman dasar untuk pengukuran kualitas audit laporan keuangan?
Sumber :
'PENGARUH PENYUSUNAN KERTAS KERJA AUDIT TERHADAP KUALITAS LAPORAN AUDIT BIDANG INSTANSI PEMERINTAH PUSAT PADA
KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA'
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran kualitas audit atas laporan keuangan, khususnya yang dilakukan
oleh APIP, wajib menggunakan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN).Dalam lampiran 3 SPKN disebutkan bahwa:
“Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan tidak terletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivi-
tas penyelesaian yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Manajemen entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakan dan
memelihara suatu proses dan sistem informasi untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa dimaksud. Jika manajemen tidak memiliki cara semacam itu, pe-
meriksa wajib merekomendasikan agar manajemen memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terus-menerus terhadap temuan pemeriksaan yang
material beserta rekomendasinya dapat membantu pemeriksa untuk menjamin terwujudnya manfaat pemeriksaan yang dilakukan”.