KERJA
Sumber: Harrianto R
Alat Ukur Kebisingan
Lux Meter
Alat Ukur Iklim kerja
Quest Temp
Alat Ukur Kapasitas Paru
Spirometer
Alat Ukur Getaran
Vibration Meter
Alat Ukur Radiasi
Penyakit Akibat kerja (PAK)
• Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
• Penyelenggaraan Pelayanan PAK Terdapat Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Penyakit Akibat Kerja.
Jenis – jenis PAK
World Health Organization (WHO) membedakan empat kategori
Penyakit Akibat Kerja :
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya
Pneumoconiosis (silicosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkolosis )
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan,
misalnya
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di
antara faktor-faktor penyebab lainnya,
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang
sudah ada
sebelumnya, misalnya asma
Penyakit Akibat kerja
1. Pnemokoniosis yang disebabkan zat perangsang yang dikenal yang
debu mineral pembentuk jaringan berada dalam proses pekerjaan
parut (silicosis, antrakosilikosis, 5. Alveolitis allergika yang
asbestosis) dan silikotuberkolosis disebabkan oleh faktor dari luar
yang silikosisnya merupakan faktor sebagai
utama penyebab cacat atau akibat penghirupan debu
kematian. organik.
2. Penyakit paru dan saluran 6. Penyakit yang disebabkan oleh
pernapasan (bronkhopulmoner) berilium atau persenyawaannya
yang yang beracun.
disebabkan oleh debu logam keras. 7. Penyakit yang disebabkan oleh
3. Penyakit paru dan saluran kadmium atau persenyawaannya
pernapasan (bronkhopulmoner) yang beracun.
yang 8. Penyakit yang disebabkan fosfor
disebabkan oleh debu kapas, vlas, atau persenyawaannya yang
henep dan sisal (bissinosis). beracun.
4. Asma akibat kerja yang disebabkan
oleh penyebab sensitisasi dan
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom halogen dari persenyawaan
atau persenyawaannya yang hidrokarbon alifatik atau aromatik yang
beracun. beracun.
10.Penyakit yang disebabkan oleh mangan 17.Penyakit yang disebabkan oleh benzena
atau persenyawaan-nya atau homolognya yang
yang beracun. beracun.
11.Penyakit yang disebabkan oleh arsen 18.Penyakit yang disebabkan oleh derivat
atau persenyawaan-nya yang nitro dan amina dari benzena
beracun. atau homolognya yang beracun.
12.Penyakit yang disebabkan oleh raksa Penyakit yang disebabkan oleh
atau persenyawaan-nya yang nitrogliserin atau ester asam nitrat
beracun. lainnya.
13.Penyakit yang disebabkan oleh timbal 19.Penyakit yang disebabkan oleh alkohol,
atau persenyawaan-nya yang glikol atau keton.
beracun.
14.Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau 20.Penyakit yang disebabkan oleh gas atau
persenyawaan-nya yang uap penyebab asfiksia atau
beracun. keracunan seperti karbon monoksida,
15.Penyakit yang disebabkan oleh karbon hidrogensianida, hidrogen
disulfida. sulfida, atau derivatnya yang beracun,
amoniak seng, braso dan
16.Penyakit yang disebabkan oleh derivat
nikel.
21.Penyakit yang disebabkan oleh gas atau
uap penyebab asfiksia atau keracunan 27.Kanker kulit epitelioma primer yang
seperti karbon monoksida, disebabkan oleh ter, pic,
hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau bitumen, minyak mineral, antrasena
derivatnya yang beracun, amoniak seng, atau persenyawaan, produk
braso dan nikel. atau residu dari zat tersebut.
22.Kelainan pendengaran yang disebabkan 28.Kanker paru atau mesotelioma yang
oleh kebisingan. disebabkan oleh asbes.
23.Penyakit yang disebabkan oleh getaran 29.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mekanik (kelainan-kelainan virus, bakteri atau parasit
otot, urat, tulang persendian, pembuluh yang didapat dalam suatu pekerjaan
darah tepi atau syaraf tepi). yang memiliki risiko
24.Penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi khusus.
pekerjaan dalam udara yang 30.Penyakit yang disebabkan oleh suhu
berkenaan lebih. tinggi atau rendah atau radiasi
25.Penyakit yang disebabkan oleh radiasi atau kelembaban udara tinggi.
elektro magnetik dan radiasi 31.Penyakit yang disebabkan bahan kimia
yang mengion. lainnya termasuk bahan
26.Penyakit kulit (dermatosis) yang obat.
disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi atau biologik.
10 Gangguan Di Tempat Kerja Yang
Diprioritaskan(Naosh, 1983)
1. Penyakit Paru Akibat Kerja
2. Penyakit Muskuloskeletal
3. Kanker Akibat Kerja
4. Akibat Kecelakaan Kerja yang Berat, seperti amputasi, patah
tulang, kebutaan.
5. Penyakit hipertensi koroner
6. Penyakit Reproduksi
7. Penyakit neurotoksis
8. Tuli Akibat Kerja
9. Penyakit Kulit Akibat Kerja
10.Penyakit Jiwa Akibat Kerja
PAK berdasarkan Faktor Bahaya di tempat kerja
White Finger
• Suhu ekstrem :
a. Kelainan kulit:
1) heat edema: biasanya terjadi pada pekerja yang menyesuaikan dengan lingkungan
panas tanpa melakukan aklimatisasi, biasanya terjadi di daerah kaki
2) heat rash (milaria): obstruksi saluran kelenjar keringat yg mengakibatkan timbunya
warna merah dan pepel-pepel kecil di permukaan kulit,
3) intertigo rash: Eritema di sekitar ketiak, lipatan siku, lutut & leher karena keringat
yg berlebihan
4) Erytema ag igne: nodul-nodul hiperkeratosis yg berlanjut menjadi luka bakar
b. Heat cramps: Rasa nyeri tajam di otot yang dapat terjadi sendiri atau terjadi bersama
sama kelainan akibat panas yang lain. Diakibatkan karena yubuh gagal mengganti
kehilangan NaCl dlm tubuh
c. Heat Exhaustion : kegagalan tubuh utk bereaksi karena darah mengalir serentak ke
permukaan tubuh akibat vasodilatasi pada kulit. Gejalanya keringat berlebih, lemah,
penglihatan gelap, rasa haus, mual, muntah, diare rasa kesemutan, sulit bernapas,
kram otot,palpitasi
c. Heat Syncope : kesadaran menurun secara mendadak akibat kehilangan cairan yg
berlebihan & terjadinya insufisiensi aliran darah pd saat berdiri akibat terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah kulit secara serentak sihingga darah menumpuk di
tungkai.
d. Heat Stroke : Kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh secara
dramatis dalam waktu yang cepat
e. Radiasi : gangguan reproduksi, gangguan
kardiovaskuler
• Faktor Kimia
Semua bahan kimia yang dapat menyebabkan
PAK baik dalam bentuk gas, uap, fume, dan
aerosol. Bahan kimia masuk kedalam tubuh
melalui beberapa cara yaitu: peroral, kulit,
mata dan injeksi. Efek terhadap tubuh: iritasi,
alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik,
kanker,
• Faktor Ergonomi(Fisiologi)
Sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat
kerja, lingkungan kerja yang salah, dan kontruksi
yang tidak sesuai.
a. Nyeri pinggang (low back pain)
b. Discogenic pain
c. Hernia nucleus pulposus
d. Occupational overuse syndrome
e. Hand Arm Vibration syndrome
• Faktor Biologi
Disebabkan karena terpajan oleh
mikroorganisme
1. Kontak dengan individu Terinfeksi
Contohnya: AIDS, Hepatitis, Tuberkulosis,
dll
2. Penularan dari binatang. Contohnya:
Leptospirosis, antraks, toksoplasmosis
3. Polusi udara yang mengandung
mikroorganisme.
• Faktor Psikologi
Faktor yang bersumber dari keadaan
psikologis setiap pekerja dari hubungan kerja
atau organisasi kerja yang kurang mendapat
perhatian
1. Stress Kerja
2. Kelelahan Kerja
PEDOMAN DIAGNOSIS PAK
1. Menentukan diagnosis klinis
2. Menentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
3. Menentukan apakah pajanan memang dapat menyebabkan
penyakit tersebut
4. Menentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar
untuk dapat mengakibatkan penyakit tersebut.
5. Menentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat
mempengaruhi.
6. Mencari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan
penyebab penyakit.
7. Membuat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh
pekerjaannya.
Ciri penyakit akibat kerja
2. Pemeriksaan Laboratoris
Pemeriksaan Laboratoris bertujuan untuk mencocokkan benar tidaknya penyebab PAK yang
bersangkutan ada dalam tubuh tenaga kerja yang bersangkutan
Penegakkan diagnosis PAK tidak cukup dengan Bukti kualitatif tetapi juga dengan bukti
kuantitatif
Diagnosis PAK
2. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan rontegen adalah prosedur pemeriksaan dengan menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran dalam tubuh
Paparan radiasi dalam proses rontegen terbilang sangat kecil.
Sangat membantu dalam menegakkan diagnosis PAK, Contohnya penyakit yang diakibatkan
oleh penimbunan debu dalam paru – paru yaitu pneumoconiosis
Hasil Pemeriksaan Rontgen Baru bermakna apabila didukung oleh hasil pemeriksaan
riwayat penyakit, riwayat pekerjaan dan lingkungan kerja
Diagnosis PAK
Deteksi Dini Deteksi Gangguan mekanisme homoestasi dan Kompensasi pada waktu
perubahan biokimia, morfologi dan fungsional masih dapat pulih
1. Administrasi
Pencegahan PAK harus menjadi bagian integrasi dari system manajemen
perusahaan dan dimulai dari Perencanaan Proses Produksi
Pencegahan Secara Administratif dapat dilakukan dengan:
a. Peraturan perundang – undangan
b. Standarisasi
c. BPJS Ketenagakerjaan
Pencegahan PAK
2. Teknis
Aktivitas Pencegahan: Pengenalan risiko bahaya dan lingkungan Kerja terhadap kesehatan
dan pengukuran
Upaya Pengendaliannya yaitu:
a. Pemeriksaan Kesehatan
b. Hiararki Pengendalian Bahaya;
Program Kesehatan Kerja
1. Pemeriksaan kesehatan
1. Pre employment
2. Berkala
3. Pemeriksaan kesehatan khusus
2. Tugas Khusus
Pemeriksaan kesehatan karyawan sehabis sakit serius
Pemeriksaan kesehatan karyawan sehabis kecelakan
3. Surveillance Kesehatan
Melakukan pemeriksaan berkesinambungan
Sistem informasi administrasi sempurna
Dapat diketahui data penyakit / penyakit akibat kerja
Konseling untuk menurunkan resiko penyakit
Program Kesehatan Kerja
4.Melakukan pengendalian:
Standarisasi
-Peraturan pemerintah
-Peraturan internasional
Lingkungan
5.Program lain :
Program-program administrasi kesehatan / laporan-laporan
House keeping
Pendidikan kesehatan
( penyakit menular)
Olahraga
Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
• Sektor informal menyerap tenaga kerja 76,69
juta jiwa
• Beberapa penelitian menyebutkan pekerja sektor informal banyak mengalami PAK
• Sekitar 60% tenaga kerja sektor formal yang terlindungi sementara tenaga kerja
sektor informal baru mencapai 1%
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal
158 dan 159 menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja yang bekerja di dalam
hubungan kerja sektor informal dan luar hubungan kerja berhak untuk memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja dan memperoleh keselamatan dalam melakukan
pekerjaan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
• Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal
untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
pekerjaan (Kemenkes,2012)
• Syarat terbentuknya UKK
1. Minimal 10 pekerja dan maksimal 50 pekerja dan diutamakan
dari jenis pekerjaaan yg sama
2. Ada kelompok kerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan
3. Ada keiinginan masyarakat pekerja untuk membentuk pos
UKK
4. Ada kesediaan masyarakat pekerja menjadi kader pos UKK
5. Ada tempat untuk dijadikan pos UKK
6. Ada P3K dan P3P
7. Ada APD sesuai jenis pekerjaannya
Lembar catatan kesehatan Anggota pos UKK
Maping Kebisingan
TERIMA KASIH