Anda di halaman 1dari 22

Typhoid Fever

Dosen pengampu: Popon Haryeti, S.Kep., Ners., M.H.Kes


Kelompok 18

GHINA FADHILAH
NIM. 2001955
GANI
YENI APRILIANY
NIM. 2001925
NIM. 2001895
01 Definisi 04 Patofisiologi

02 Tanda Gejala
Pokok Bahasan 05 Komplikasi

03 Etiologi
06 Terapi Medis

07 Asuhan Keperawatan
01
Apa yang dimaksud
Typhoid Fever itu?
Typhoid Fever

Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit menular yang
erat hubungannya dengan lingkungan, terutama lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan seperti penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi (Budiono, 2016).
lanjutan
● Penularan penyakit ini adalah melalui air dan makanan yang
terinfeksi salmonella typhi. Kuman salmonella dapat
bertahan lama dalam makanan. Dengan adanya
penularan tersebut dapat dipastikan hygiene makanan dan
hygiene personal sangat berperan dalam masuknya bakteri ke
dalam makanan (Kusuma, 2014).
● Demam tifoid dapat berakibat fatal jika tidak dirawat.
Penyakit ini dapat berlangsung selama tiga minggu sampai
sebulan. Penyebab paling umum kematian akibat demam
tifoid adalah perforasiusus atau perdarahan usus, yang www.halodoc.com
selanjutnya menimbulkan peritonitis (Ulfa, 2018).
● Dengan begitu, typhoid fever adalah penyakit infeksi akut
yang mengenai saluran pencernaan.
02
Apa saja tanda gejala
dari Typhoid Fever?
Demam khas, yakni demam 3 minggu, sifat
Tanda dan Gejala febris remitten dan suhu tidak seberapa tinggi
a. Minggu I : suhu meningkat setiap hari,
menurun pada pagi hari dan meningkat
Menurut Cita (2011), tanda gejala lainnya: lagi pada sore dan malam hari.
a. Sakit kepala hebat yang menyertai b. Minggu II : pasien terus berada dalam
demam menyerupai gejala kedaan demam.
meningitis. c. Minggu III : suhu tubuh berangsur turun
b. Manifestasi gejala mental kadang dan normal pada akhir minggu ketiga.
mendominasi yaitu konfusi, stupor, d. gejala demam, nyeri perut, dan erupsi
psikotik atau koma. kulit.
c. Nyeri perut kadang tak dapat dibedakan
dengan apendisitis.
d. Pada tahap lanjut dapat muncul
gambaran peritonitis akibat perforasi
usus.
e. Lidah tertutup selaput putih kotor
(Coated Tongue).
f. Anoreksia.
03
Bagaimana etiologi
dari Typhoid Fever?
Etiologi

Menurut Budiono (2016) dalam Zulkhoni (2011), penyakit Typhoid fever


merupakan penyakit yang ditularkan melalui makanan dan minuman yang
tercemar oleh bakteri Salmonella thyposa, (food and water borne disease).
Seseorang yang menderita penyakit tifus menandakan bahwa dia
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri tersebut.
Salmonella thyposa adalah bakteri gram negative yang bergerak dengan
bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen
yaitu: antigen 0 (somatik, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H
(flagella) dan antigen VI (hyalin, protein membrane). Dalam serum penderita
terdapat zat anti (glutanin) terdapat ketiga macam antigen tersebut.
04
Bagaimana
patofisiologi dari
Typhoid Fever?
Patofisiologi
Salmonella thypi ditularkan melalui 5F (Food, Fingers, Formitus, Fly, Feses)

Salmonella thypi menuju lambung, sebagaian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi lolos masuk ke usus halus bagian distal

Usus terjadi iritasi dan meluarkan endotoksin sehingga menyebabkan darah mengandung bakteri,
aliran darah dan jaringan limpoid plaque menuju limfa dan hati

Dalam jaringan limfoid kuman berkembang biak, masuk ke aliran darah menimbulkan tukak
berbentuk lonjong pada mukosa usus

Tukak dapat menyebabkan pendarahan dan perforasi usus

Pendarahan menimbulkan panas dan suhu tubuh meningkat

Beresiko kekurangan cairan tubuh
(Budiono, 2016)
05
Bagaimana apabila
Typhoid Fever
mengalami komplikasi?
Komplikasi

Menurut Dewi (2017) dalam Arif Manjoer (2003), komplikasi demam tifoid dibagi 2
yaitu:
Komplikasi Intestinal
Perdarahan usus, Perforasi usus dan Ileus paralitik.

Komplikasi Ekstraintestinal
• Komplikasi kardiovaskuler yaitu, kegagalan sirkulasi perifer (renjatan, sepsis),
miokarditis, trombosis, dan tromboflebitis.
• Komplikasi darah yaitu, anemia hemolitik, trombositopenia, atau koagulasi
intravaskuler diseminata dan sindrom uremia hemolitik.
• Komplikasi paru yaitu, pneumonia,empiema, dan pleuritis.
• Komplikasi hepar dan kandung kemih yaitu, hepatitis dan kolelitiasis.
• Komplikasi ginjal yaitu, glomerulonefritis, pielonefritis dan perinefritis.
• Komplikasi tulang yaitu, osteomielitis, periostitis, sponditilitis dan arthritis.
• Komplikasi neuropsikiatrik yaitu, delirium, meningismus, meningitis, polyneuritis
perifer, sindrom gullain barre, psikosis dan sindroma katatonia.
06
Terapi medis seperti
apa yang dapat
dilakukan pada pasien
Typhoid Fever?
Terapi Medis
Terapi Definitif
Terapi Definitif
Pemberian antibiotik lini kedua
Terapi Simtomatik Pemberian antibiotik lini pertama • Seftriakson
• Kloramfenikol • Sefiksim
Mempertimbangkan keadaan • Ampisilin atau amoksisilin • Kuinolon (tidak disarankan
umum pasien (aman untuk ibu hamil) untuk anak <18 tahun karena
• Roboransia/Vitamin • Trimetroprim dinilai mengganggu
• Antipiretik. Parasetamol • Sulfametoksazol pertumbuhan tulang)
tablet 500mg (Kotrimoksasol)
• Antiemetik

• Bila pasien memiliki riwayat tifoid serta kecenderungan untuk karir, maka pengobatan pertama
adalah pemberian kuinolon selama 4 minggu (Ciprofloxaxin2x750 mg atau Norfloxacin 2x400mg).
• Bila pasien dengan keadaan klinis berat sampai toksik atau syok septik, maka pemberian antibiotik
harus ganda dan diberikan secara parenteral (Ampicilin dengan kloramfenikol ditambah pemberian
kortikosteroid deksametason dosis 4x10 mg).
07
Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada
pasien Typhoid Fever?
Tahapan Asuhan Keperawatan

Pengkajian Diagnosa Intervensi

Implementasi Evaluasi
Pengkajian
1. Identitas pasien

2. Keluhan utama

3. Riwayat kesehatan sekarang

4. Riwayat kesehatan sebelumnya

5. Riwayat kesehatan keluarga (Dewi, 2017)

6. Riwayat psikososial

7. Pola fungsi kesehatan

8. Pemeriksaan fisik

9. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada


pasien Typhoid Fever yaitu:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat
mual muntah
2. Hipertermi berhubungan dengan meningkatnya
metabolisme suhu tubuh (Safii, 2012)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan fisik
Intervensi Keperawatan

Hipertermi b.d. meningkatnya Ketidakseimbangan nutrisi kurang Intoleransi aktivitas b.d.


metabolisme suhu dari kebutuhan tubuh b.d. kelemahan fisik
tubuh anoreksia mual

INTERVENSI INTERVENSI INTERVENSI


● Kaji vital sign tiap 2-3 jam ● Timbang berat badan secara ● Monitor suhu sesering
● Anjurkan banyak minum air teratur mungkin
putih 2 -3 jam ● Kaji pola nutrisi dan perubahan ● Ajarkan mobilisasi
● Anjurkan untuk menggunakan yang terjadi aktifitas
baju yang tipis dan menyerap ● Kaji faktor penyebab gangguan ● Atur posisi nyaman
keringat pemenuhan nutrisi ● Berikan pengetahuan
● Kompres pada lipatan paha dan ● Beri diit dalam porsi hangat, tentang pentingnya
aksila porsi kecil tapi sering, lunak beraktifitas
● Laksanakan program terapi ● Kolaborasi dengan ahli gizi ● Libatkan keluarga dalam
antibiotik, antipiretika, dan melakukan tindakan
pemeriksaan laboraturium aktifitas pada klien

(Safii, 2012)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai