Anda di halaman 1dari 11

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MEDIKA NURUL ISLAM

PENYAKIT
SIGLI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN
AJARAN 2017

ANOREKTUM
Oleh:
Kelompok 6

YARIFAH MASTHURA

YULFANI
A.    Konsep Dasar Penyakit Anorektum (Anorektal)
1. Defenisi
Pasien dengan gangguan anorektal mencari pertolongan medis terutama akibat
nyeri dan perdarahan rectal. Keluhan lain yang sering adalah protrusi hemrroid,
rabas anal, gatal, bengkak, nyeri tekan anal, stenosis, dan ilserasi. Konstipasi
diakibatkan karena menunda defekasi akibat nyeri. (Price Sylvia Anderson, dkk,
1995).
Beberapa penyakit anorektum antara lain :
Anus fisura
Anorektal fistula
Anorektal abses
Penyakit pilonidal anus
Hemoroid
B. Patofisiologi Dan Collaborative Care
a. Anal Fissure
Anus fisura adalah luka terpotong atau robek yang terjadi di anus (pembukaan dimana kotoran dalam tubuh melewatinya) yang
membentang ke atas ke dalam kanal anal. Fisura adalah kondisi umum yang bertanggung jawab (6-15%) atas kunjungan ke ahli bedah . Mereka
mempengaruhi laki-laki dan perempuan dengan sama, baik yang muda maupun yang tua. Anus fisura biasanya menimbulkan rasa sakit selama
pergerakan usus dan sering sangat parah. Anus robek adalah yang paling umum terjadi dan yang menyebabkan terjadinya pendarahan didubur
(Smeltzer, Suzanne, 2001). 

Anus Fisura disebabkan oleh trauma yang terjadi anus dan anal kanal. Penyebab trauma yang biasanya terjadi adalah hal buang air besar,
dan banyak pasien baru mengingat hal buang air besar tepat saat perut mereka mulai terasa sakit. Robek yang mungkin disebabkan oleh
kotoran keras atau berulang-ulangnya BAB saat diare. Kadang-kadang, memasukkan termometer kedalam dubur, tip enema, endoskop, atau
ultasound probe untuk penyelidikan (untuk memeriksa kelenjar prostat) dapat menghasilkan cukup trauma untuk mengakibatkan sebuah robek.
Selama persalinan, trauma ke kerampang (kulit bokong antara vagina dan dubur) dapat menyebabkan robek yang membentang ke anoderm.

Tanda dan gejalanya pada pasien dengan anus fisura hampir selalu mengalami sakit yang parah akibat pergerakan usus. Sakit yang mengikuti pergerakan
usus bisa singkat atau lama, namun biasanya sakit diakibatkan pergerakan usus.
Patofisiologi anus fisura yaitu Feses yang keras dan menimbulkan rasa sakit saat BAB bisa
mengakibatkan sphincter spasme. Yakni, reaksi dubur karena sakit dan terus berkontraksi. Bila tiap BAB
sakit, penderita akan menahan BAB. Akibatnya, berak makin keras dan feses makin sulit keluar sehingga
membuat robekan di daerah anal. fissure menimbulkan nyeri dan pendarahan selama atau segera
setelah BAB. Rasa nyeri berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, lalu menghilang sampai saat
BAB berikutnya. Gatal-gatal (pruitus ani) dan berbau busuk mungkin terjadi karena adanya nanah dari
luka robek.

b. Anorektal Fistula
Fistula Anorektal (Fistula in ano) adalah terowongan abnormal dari anus atau rektum; biasanya menuju
ke kulit di dekat anus, tapi bisa juga ke organ lainnya seperti vagina. Penyebabnya Kebanyakan fistula
berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau rektum. Kadang-kadang fistula merupakan akibat dari
pengeluaran nanah pada abses anorektal.. Tetapi lebih sering, penyebabnya tidak dapat diketahui.
(Smeltzer, Suzanne, 2001). 

Fistula sering ditemukan pada penderita:


- penyakit Crohn
- tuberkulosis
- divertikulitis
- kanker atau cedera anus maupun rektum.
Manifestasi klinis Fistula anorektal biasanya terasa sangat nyeri atau bisa mengeluarkan
nanah.Pus atau feses dapat bocor secara konstan dari lubang kutaneus. pasase flatus atau feses
dari vagina atau kandung kemih, tergantung pada saluran fistula.

Patofisiologisnya Sebuah Fistula adalah sebuah terowongan atau saluran tubelike dengan
bukaan di kedua ujungnya. Fistula anorektal memiliki satu bukaan pada anus dengan yang lain
perianal biasanya ditemukan pada kulit. Sebagian besar terjadi secara spontan atau sebagai akibat
dari drainase abses anorektal penyakit Crohn adalah faktor predisposisi untuk pembangunan
Fistula juga. Manifestasi utama dari sebuah fistula anorektal adalah intermiten atau konstan
drainase atau kotoran, yang mungkin bernanah.

Penatalaksanaan Fistula Pembedahan selalu di anjurkan karena beberapa fistula sembuh


secara spontan.fistulektomi (eksisi saluran fistula) adalah prosedur bedah yang dianjurkan.usus
bawah dievakuasi secara seksama dengan enema yang di programkan.

Komplikasi antara lain seperti Infeksi, Gangguan fungsi reproduksi, Gangguan dalam
berkemih, Gangguan dalam defekasi, Ruptur/ perforasi organ yang terkait.
 
c. Abses Anorektal
Abses Anorektal Adalah masuknya bakteri di ruangan sekitar anus dan rektum sehingga terjadi
penggumpalan nanah diarea tersebut.Gejala Abses Anorektal yang timbul diantaranya rasa sakit
saat penderitanya mau buang air besar (BAB). Rasa nyeri semakin dirasakan penderitanya tatkala
duduk dan batuk. Penyakit ini bisa dikenali dengan melihat adanya pembengkakan daerah anus,
berwarna merah, dan nyeri ketika disentuh. Abses yang terletak lebih tinggi dari rektum biasanya
tidak terjadi gejala tapi menimbulkan demam dan nyeri di dalam perut bagian bawah.

Umumnya disebabkan oleh defekasi yang memanjang dari celah anus menjadi ruang
pararectal, abses mungkin tampak kecil tetapi sering mengandung sejumlah besar nanah.
Beberapa patogen dapat hadir, termasuk Escherichia coli, Proteus, streptokokus, dan
staphylococci.
Faktor lain yang dapat berkontribusi pada pengembangan suatu abses anorektal termasuk
infeksi folikel rambut, kelenjar sebasea, atau kelenjar keringat dan lecet, celah, atau anal trauma.

Manifestasi klinis Abses dapat terjadi pada berbagai ruang di dalam dan sekitar
rektum.Seringkali mengandung sejumlah pus berbau menyengat dan nyeri. Apabila abses
terletak di superficial, maka akan tampak bengkak, kemerahan, dan nyeri tekan. Abses yang
terletak lebih dalam mengakibatkan gejala toksik dan bahkan nyeri abdomen bawah, serta
demam(Brunner dan Suddart,2005).
 
d. Penyakit Pilonidal
Penyakit Pilonidal adalah infeksi yang disebabkan oleh rambut yang melukai kulit di ujung atas
dari celah diantara bokong. Abses Pilonidal adalah pengumpulan nanah pada sisi yang
terinfeksi. Sinus Pilonidal adalah luka kering yang menahun pada sisi yang terinfeksi. Penyakit
pilonidal biasanya terjadi pada pria muda kulit putih yang berambut lebat.

Penyebab dari penyakit pilonidal adalah rambut (bulu) yang mencederai kulit di ujung
atas dari celah bokong. Gejalanya dapat di tandai
Sinus pilonidal dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah bokong, dimana ditemukan lubang terowongan,
yang berupa lubang kecil di dalam atau di samping daerah yang terinfeksi pengobatan abses
pilonidal Umumnya, harus disayat dan dikeluarkan nanahnya. Biasanya sinus pilonidal harus
diangkat melalui pembedahan.

Hemorroid
Hemoroid dapat diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang
tidak merupakan keadaan patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat
penanganan/pengobatan yang baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi
juga diikuti oleh penambahan jaringan disekitar vasa atau vena. Hemoroid adalah bagian vena
yang berdilatasi dalam kanal anal.
Penyebab hemoroid, antara lain sebagai berikut : BAB dengan posisi jongkok yang
terlalu lama, Obtipasi atau konstipasi kronis,Tekanan darah (Aliran balik venosa), Faktor
pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat barang berat
mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid.

Manifestasi klinis penyakit hemoroid antara lain adanya Pembengkakan pada area
anus,Timbulnya rasa gatal dan nyeri,Perdarahan pada faeces berwarna merah terang.   
 Keluar selaput lender, Prolaps, dan Duduk berjam-jam di WC.

Patofisiologi Hemoroid adalah bagian normal dari anorektal manusia dan berasal
dari bantalan jaringan ikat subepitelial di dalam kanalis analis. Sejak berada didalam
kandungan, bantalan tersebut mengelilingi mengelilingi dan mendukung anastomosis
distal antara a. rectalis superiordenganv.rectalis superior, media, dan inferior.

Secara umum gejala hemoroid timbul ketika hemoroid tersebut menjadi besar,
inflamasi, trombosis, atau bahkan prolaps.

Komplikasi Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang
pecah adalah pembuluh darah besar.
 
A. Data Penunjang / Pengkajian
1. Proses Keperawatan Pasien
Pasien Dengan Kondisi Anorektal
Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk menentukan adanya gatal, rasa terbakar, dan nyeri beserta
karakteristiknya. Apakah initerjadi selama defikasi ? Berapa lama ini berakhir ?Adakah nyeri
abdomen dihubungkan dengan hal itu ? Apakah terdapat perdarahan dari rektum ? Seberapa
banyak ? seberapa sering ? Apa warnanya ? Adakah rabas lain seperti mukus atau pus ?
Pertanyaan lain berhubungan dengan pola eliminasi dan penggunaan laksatif ; tingkat aktifitas ;
dan pekerjaan (khususnya bila mengharuskan duduk atau berdiri lama).
Pengkajian objektif mencakup menginspeksi feses akan adanya darah atau mukus, dan area
perianal akan adanya hemoroid, fisura, iritasi, atau pus.
B.    Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada semua data pengkajian, Marylin E Donges, 1992 mengemukakan diagnosa
keperawatan utama mencakup hal- hal yang berikut:
a.      Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama
eliminasi.
b.      Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan rasa malu.
c.      Nyeri berhubungan dengan iritasi, tekanan, dan sensitivitas pada area rektal/anal sekunder
akibat penyakit anorektal dan spasme sfingter pada pascaoperatif.
d.     Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan rasa takut nyeri pada pascaoperatif.
e.      Resiko ketidak efektifan penatalaksanaan terapeutik.
 
2.       Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama mencakup mendapatkan pola eliminasi adekuat, penurunan ansietas, penghilangan
nyeri, peningkatan eleminasi urinarius, patuh dengan program terapeutik, dan tidak adanya komplikasi.

3.       Intervensi Keperawatan


a.       Menghilangkan Konstipasi
b.      Menurunkan Ansietas

c.       Menghilangkan Nyeri


d.      Meningkatkan Eliminasi Urinarius.
e.       Pemantauan dan Penatalaksanaan komplikasi.
f.       Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah

Evaluasi
Nyeri telah berkurang atau hilang
pola defekasi telah kembali normal setelah di perbaiki
Kecemasan berkurang atau teratasi
Klien/ keluarga menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan pengobatan.
Terhindar dari infeksi
 
THANKS

Anda mungkin juga menyukai