Anda di halaman 1dari 18

TEORI DASAR LISTRIK

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK


JURUSAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Teori Dasar Listrik

• Arus Listrik

adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat
perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus
listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam
kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+),
arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan
1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Teori Dasar Listrik
• Arus Listrik

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16


(6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati
suatu penampang konduktor”

Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
Teori Dasar Listrik

• Kuat Arus Listrik

Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat
dalam satuan waktu.

Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak
murni dalam satu detik”.

Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I

Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”


Rapat Arus
Difinisi :
“Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas
penampang kawat”.

Gambar 2. Kerapatan arus listrik.

Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang
4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang
penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm²
(12A/1,5 mm²).
Kerapatan Arus
 Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA).

 Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil.
Rumus-rumus

 Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya


rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:

J=I/A
I=JxA
A= I/ J

Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban

Gambar 4. Rangkaian Listrik.

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir


melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir
arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata
lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.
Cara Pemasangan Alat Ukur.
 Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel
dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan
dalam dari Volt meter sangat tinggi.

 Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter


dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari
Amper meter sangat kecil.

“Alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur


arus listrik adalah amperemeter”
Hukum Ohm
 Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah
sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik
dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

I = V/R
V=RxI
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Hukum Ohm

• Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt


adalah:

P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R
Menghitung Arus, Tegangan dan Daya

Rangaian Seri Rangkaian Seri Dua Resistor


Jika pada rangkaian di atas diketahui sumber tegangan
DC = 12 Volt, R1 = 8 KΩ, dan R2 = 4 KΩ, berapa arus
yang mengalir, tegangan, dan daya di setiap resistor (R1
dan R2).
Menghitung Arus
 Solusinya sebagai berikut:

 Diketahui
 V = 12 Volt
 R1 = 8 KΩ atau 8.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
 R2 = 4 KΩ atau 4.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
 RTotal = R1 + R2 (karena rangkaian seri)
 RTotal = 8.000 + 4.000
 RTotal = 12.000 Ω atau 12 KΩ

 Menghitung Arus
 V = I x R (Hukum Ohm)
 I=V/R
 I = 12 / 12.000
 I = 0.001 Ampere atau 1 mA (mili Ampere)
Menghitung Tegangan
• Solusinya sebagai berikut:

• Untuk menghitung daya, harus diketahui tegangan di masing-masing resistor (VR1 dan
VR2). Karena ini merupakan rangkaian seri, maka arus yang mengalir pada R1 dan R2
besarnya sama (I1=I2).

• V=IxR
• VR1 = I1 x R1
• VR1 = 0.001 x 8.000
• VR1 = 8 Volt

• VR2 = I2 x R2
• VR2 = 0.001 x 4.000
• VR2 = 4 Volt

• V = VR1 + VR2
• 12 V = 8 V + 4 V
Menghitung Daya

P= IxV
 P1 = I1 x VR1
 P1 = 0.001 x 8
 P1 = 0.008 Watt atau 8 mW (mili Watt)

 P2 = I2 x VR2
 P2 = 0.001 x 4
 P2 = 0.004 Watt atau 4 mW (mili Watt)
Kesimpulan

 Arus yang mengalir (I) adalah 1 mA


 Tegangan di R1 (VR1) adalah 8 V
 Tagangan di R2 (VR2) adalah 4 V
 Daya di R1 (P1) adalah 8 mW
 Daya di R2 (P2) adalah 4 mW
3. HUKUM KIRCHOFF
 Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di
satu titik adalah nol (ΣI=0).

Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “


Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5
CONTOH SOAL
• Diketahui :

• I1 = 4 Ampere
• I2 = 8 Ampere
• I3 = 6 Ampere
• I4 = 2 Ampere

• Hitung I5 ????
• Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
• 4 – 8 – 6 +2 –I5 = 0
• I5 = 8 Ampere

Anda mungkin juga menyukai