• Arus Listrik
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat
perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus
listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam
kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+),
arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan
1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Teori Dasar Listrik
• Arus Listrik
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
Teori Dasar Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat
dalam satuan waktu.
Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak
murni dalam satu detik”.
Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:
Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas
penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang
4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang
penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm²
(12A/1,5 mm²).
Kerapatan Arus
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar
300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar
Arus (KHA).
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil.
Rumus-rumus
J=I/A
I=JxA
A= I/ J
Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
I = V/R
V=RxI
R = V/I
Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Hukum Ohm
P=IxV
P=IxIxR
P = I² x R
Menghitung Arus, Tegangan dan Daya
Diketahui
V = 12 Volt
R1 = 8 KΩ atau 8.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
R2 = 4 KΩ atau 4.000 Ω (harus dalam satuan Ohm)
RTotal = R1 + R2 (karena rangkaian seri)
RTotal = 8.000 + 4.000
RTotal = 12.000 Ω atau 12 KΩ
Menghitung Arus
V = I x R (Hukum Ohm)
I=V/R
I = 12 / 12.000
I = 0.001 Ampere atau 1 mA (mili Ampere)
Menghitung Tegangan
• Solusinya sebagai berikut:
• Untuk menghitung daya, harus diketahui tegangan di masing-masing resistor (VR1 dan
VR2). Karena ini merupakan rangkaian seri, maka arus yang mengalir pada R1 dan R2
besarnya sama (I1=I2).
• V=IxR
• VR1 = I1 x R1
• VR1 = 0.001 x 8.000
• VR1 = 8 Volt
• VR2 = I2 x R2
• VR2 = 0.001 x 4.000
• VR2 = 4 Volt
• V = VR1 + VR2
• 12 V = 8 V + 4 V
Menghitung Daya
P= IxV
P1 = I1 x VR1
P1 = 0.001 x 8
P1 = 0.008 Watt atau 8 mW (mili Watt)
P2 = I2 x VR2
P2 = 0.001 x 4
P2 = 0.004 Watt atau 4 mW (mili Watt)
Kesimpulan
• I1 = 4 Ampere
• I2 = 8 Ampere
• I3 = 6 Ampere
• I4 = 2 Ampere
• Hitung I5 ????
• Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
• 4 – 8 – 6 +2 –I5 = 0
• I5 = 8 Ampere