Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6A

1. Eka Ratna Ningsih (C12019014)

2. Lulu Fiqhia Oktaviana (C12019027)

3. Nabila Luthfia Zahra (C12019029)

4. Rahmatia Candra Dewi (C11800179)


PENGOLAHAN DAN
PENGEMASAN SEDIAAN
SALEP MATA
Tujuan : Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan
sterilisasi sediaan salep mata
DASAR TEORI
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yang dimaksud dengan salep mata adalah salep yang
digunakan pada mata. Salep mata digunakan untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dapat
mengandung satu atau lebih zat aktif (kortikosteroid, antimikroba (antibakteri dan antivirus),
antiinflamasi nonsteroid dan midriatik) yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai
(Voight, 1994).
Salep mata harus memenuhi uji sterilitas sebagaimana yang tertera pada compendia resmi.
Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta
memenuhi uji sterilitas. Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai
untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak
sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau
formulanya sendiri sudah bersifat bakteriostatik.
Keuntungan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata adalah waktu kontak
antara obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan salep mata umumnya dapat memberikan
bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan
karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Satu
kekurangan bagi pengguna salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep
meleleh dan menyebar melalui lensa mata (Ansel, 2008).
PEMBUATAN SEDIAAN SALEP MATA
1. Semua alat yang akan digunakan disterilisasi terlebih dahulu
2. Masing-masing bahan ditimbang sesuai dengan bobot penimbangannya
3. Basis salep (adeps lanae,vaselin flavum dan paraffin cair) diletakkan pada cawan
porselen
4. Basis salep kemudian dilebur diatas penangas
5. Lelehkan basis salep diaduk perlahan hingga semua basis meleleh sempurna dan
tercampur dengan homogen
6. Kloramfenikol digerus didalam mortar hingga halus
7. Sedikit demi sedikit lelehan basis dimasukkan ke dalam mortar yang telah berisi
kloramfenikol kemudian digerus hingga homogen
8. Campuran bahan ditimbang sebanyak 10 gram, lalu dimasukkan kedalam pot salep
yang telah disiapkan
9. Pot salep kemudian diberikan etiket dan dilakukan evaluasi sediaan fisik salep
EVALUASI SEDIAAN
Uji Homogenitas Uji Daya Lekat
1. Letakkan 0,25 g salep diatas objek
1. Sejumlah salep dioleskan pada kaca
glass yang sudah terpasang pada alat
objek lalu diamati homogenitasnya.
uji
2. Salep yang homogen ditandai
2. Letakan objek glas yang lain diatas
dengan tidak terdapatnya gumpalan
salep tersebut
pada hasil pengolesan, struktur yang
rata dan warna yang seragam. 3. Ditekan dengan pemberat 50 gram
selama 5 menit
4. Lepas pemberat dan catat waktu yang
diperlukan objek glass pada saat
terlepas
Uji Daya Sebar

1. Sebanyak 0,5 gram salep mata kloramfenikol diletakkan dengan hati-


hati diatas kertas grafik yang dilapisi plastic transparan. Diamkan 1
menit
2. Luas daerah yang dihasilkan dihitung kemudian tutup lagi dengan
plastic yang diberi beban tertentu masing-masing 50 gram, 100 gram
dan 150 gram, biarkan selama 60 detik
3. Pertambahan luas yang diberikan oleh sediaan dapat dihitung
PERHITUNGAN BAHAN
Dibuat salep mata kloramfenikol 1% dengan bobot sediaan 10 gram
a. Kloramfenikol (Zat Aktif) = 1% b/b x 10 gram
=x 10 gr
= 0,1 gram
b. Basis salep
1. Adeps Lanae
Berat basis salep = 99 % b/b x 10 gr
= x 10 gr
= 9,9 gram
2. Paraffin Cair
Diperlukan 10% b/b dari vaselin flavum
Berat vaselin flavum sebenarnya : 90 % b/b dari basis salep
Berat vaselin flavum sebenarnya = x 9,9gr
= 8,091 gram
Penggantian 10 % b/b vaselin flavum dengan parafin cair :
Parafin cair = x 8,91gr
= 0,891 gram
PERHITUNGAN BAHAN
2. Vaselin Flavum
Berat vaselin flavum = berat total basis – (berat adeps + berat parafin cair)
= 9,9 g – (0,99 g + 0,891 g)
= 9,9 g – 1,881 g
= 8,019 g
HASIL PRAKTIKUM
Jenis Evaluasi Sediaan Hasil Uji Hasil Teoritis Keterangan

  Homogen Salep yang homogen ditandai  


Uji Homogenitas 0,25g salep tidak terdapat dengan tidak adanya gumpalan Sesuai
   
gumpalan pada pengolesan

Jenis Evaluasi Sediaan Hasil Uji Hasil Teoritis Keterangan

Uji Daya Lekat 0,25g salep 1,19 detik >4 detik Tidak sesuai

Jenis Evaluasi Jenis Sediaan Hasil Uji Hasil Teoritis Keterangan

0,5g salep + beban 50g 3,35 cm   Tidak sesuai


5 – 7 cm
Uji Daya Sebar 0,5g salep + beban 100g 3,65 cm Tidak sesuai
 
 
0,5g salep + beban150g 3,90 cm Tidak sesuai
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dibuat salah satu jenis sediaan semisolida untuk penggunaan topikal yaitu
sediaan salep mata dengan bahan aktif kloramfenikol sebesar 1%, sesuai dengan yang telah ditetapkan
dalam literatur yakni kloramfenikol digunakan sebanyak 0,5-1% dalam sediaan (Ansel, 2008). Pada
praktikum ini dibuat sediaan salep mata kloramfenikol dengan bobot 10 gram.
Sediaan salep mata kloramfenikol merupakan sediaan steril yang tidak tahan terhadap panas,
sehingga tidak dapat dilakukan sterilisasi akhir terhadap sediaan ini. maka selama proses produksi harus
dilakukan secara aseptis, dimana semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan saat proses
pembuatan salep mata harus disterilisasi terlebih dahulu kemudian dalam pengerjaannya dijaga
seminimal mungkin dari kontaminasi mikroba. Basis salep yang terdiri dari adeps lanae, vaselin flavum
dan paraffin cair dapat disterilisasi sekaligus dilebur dengan cara melebur basis salep dengan
menggunakan oven selama 60 menit pada suhu 60°C. Namun pada praktikum kali ini di sterilisasi
menggunakan spiritus dan tidak menggunakan oven di karena kan menghemat waktu pada saat
praktikum.
Evaluasi yang pertama adalah uji homogenitas. Pengujian homogenitas sediaan salep mata
kloramfenikol 1% dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang akan di uji pada sekeping kaca atau
bahan transparan lainyang cocok. Dari pengujian ini diketahui bahwa salep mata kloramfenikolmemiliki
homogenitas yang baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak terdapatnya butiran-butiran kasar pada
sediaan yang menandakan zat aktif kloramfenikol terdispersi secara homogen.
Selanjutnya dilakukan uji evaluasi sediaan salep yaitu uji daya lekat. Semakin lama daya lekat
salep maka absorbsi obat akan semakin besar karena ikatan yang terjadi antara salep dengan kulit
semakin lama, sehingga basis dapat melepaskan obat lebih optimal (Natalia Dyan dkk, 2019).
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil 1,19 detik dimana uji daya lekat salep tidak
memenuhi persyaratan dimana daya lekat salep yang baik menurut literatur yaitu lebih dari 4 detik (Nevi
S, 2011). Salah satu faktor yang menyebabkan daya lekat salep tidak memenuhi persyaratan yaitu basis
yang digunakan memiliki kualitas yang kurang baik.
Pengujian yang terakhir yaitu uji daya sebar, suatu dasar salep sebaiknnya memiliki daya sebar
yang baik untuk menjamin pemberian bahan obat yang memuaskan. Daya sebar sangat berpengaruh
pada kecepatan difusi zat aktif dalam melewati membran. Semakin besar daya sebar suatu sediaan maka
makin baik pula koefisien difusinya (Sari, 2016).
Percobaan pertama dengan menambahkan beban sebesar 50g diperoleh diameter yaitu 3,35cm.
Kemudian pada percobaan kedua dengan penambahan beban sebesar 100g diperoleh 3,65 cm. Pada
percobaan terakhir ditambahkan beban seberat 150g diperoleh diameter 3,90 cm. Dari uji evalusi daya
sebar ini, dapat diketahui bahwa salep mata kloramfenikol memiliki daya sebar yang tidak memenuhi
persyaratan. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya cairan dalam formula sehingga viskositas salep
yang dihasilkan terlalu tinggi. Jika viskositas terlalu tinggi, salep akan sulit menyebar pada kulit
(Suherman dan Dewi, 2019).
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada uji homogenitas sediaan salep mata kloramfenikol yang dibuat homogen
yang berarti bahan aktif dan pengisinya terdistribusi dengan baik.
2. Pada uji daya lekat sediaan salep mata kloramfenikol yang dibuat belum
memenuhi standar karena sediaan terlepas pada kurun waktu 1,19 detik,
seharusnya standarnya yaitu tidak kurang dari 4 detik.
3. Pada uji daya sebar sediaan salep mata kloramfenikol yang dibuat belum
memenuhi standar karena daya sebar sediaan didapatkan rata-rata 3,93 cm,
seharusnya standarnya yaitu 5-7 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : UI
Press.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Natalia Dyan,dkk,2019 Uji Evaluasi Salep Minyak Atsiri Rimpang Lengkuas
Merah Basis Lemak dan Basis Larut Air Terhadap Aktivitas Candida albicans.
STIKES Duta Gama, Klaten
Nevi, S. Formulasi Sabun Transparan Minyak Nilam Sebagai Obat Jerawat. PT
Penebar Swadaya. Jakarta.2011
Sari, A dan Maulidya, A. 2016. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Etanol Rimpang
Kunyit (Curcuma longa Linn.). Poltekkes Kemenkes Aceh, Aceh, SEL Vol.3,
No.1:16-23.
Suherman, B., dan Isnaeni, Dewi. 2019. Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun
Kaktus Pakis Fakultas Farmasi. Universitas Indonesia Timur Makassar
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai