Anda di halaman 1dari 18

KONSEP ASUHAN

K E P E R AWATA N PA D A A N A K
DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
PATO L O G I PA D A S I S T E M
PENCERNAAN DIARE
DISUSUN OLEH:
Nurtika Afriani Bahri Rompi
Nurwita Nurdin
Apa itu cairan dan elektrolit?

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (zat


pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat
kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses
dinamik karena metabolism tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan.
Pengertian Diare
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi karena frekuensi tiga kali atau
lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau
cair. Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan
konsistensi feses. Diare pada anak bersifat akut atau
kronik.
Diare ialah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan
konsistensi cair dan berwarna hijau serta bercampur
lender atau darah
Patofisiologi Diare

Meningkatknya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intesninal


merupakan akibat dari gangguang absorpsi dan eksresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan. Cairan sodium, potassium dan bikarbonat
berpindah dari ringga ekstraseluler kedalam tinja sehingga
mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi
asidosis metabolic.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transport aktif akibat
rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel
dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi
cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel
mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan .
Manifestasi Klinis

Konsistensi feses cair


Muntah (Umumnya tidak lama)
Demam (Mungkin ada atau tidak)
Kram abdomen
Membran mukosa kering
Fontanel cekung (Pada bayi)
Berat badan turun karena nafsu makan berkurang
Malaise (Lelah)
Dehidrasi
Lemah
Perubahan pada tanda-tanda vital: Nadi dan Pernapasan cepat
Elatisitas Kulit Menurun (Turgor Kulit kembali lambat >2 detik)
Etiologi Diare
Faktor infeksi:
Bakteri: Enteropathogenic Escherichia coli, Salmonella,
Shigella, Yersinia enterocoliticia
Virus: Enterovirus echoviruses, Adenovirus, Human
retrovirua seperti agent, rotavirus
Jamur: Candida enteritis
Parasit: Giardia clamblia, Crytosporidium
Protozoa
Bukan faktor infeksi
Alergi makanan seperti susu, protein
Gangguan metabolic atau malabsorpsi
Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
Obat-obatan seperti antibiotic
Penyakit infeksi: Otitis media, infeksi saluran atas,
Infeksi saluran kemih
 
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dapat diprogramkan untuk
mengkaji status hidrasi anak atau untuk menyingkirkan
kemungkinan penyebab tertentu seperti muntah, seperti
infeksi saluran kemih, pankrearitis, atau proses infeksius
akut. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostic umum
mengkaji penyebab muntah, antara lain:
• Pemeriksaan tinja baik secara mikroskopi maupun
dengan kultur
• Test malabsorpsi yang meliputi karbohidrat (PH,
Clini test) lemak dan kultur urine
• Ultrasonografi abdomen
• Radiografi abdomen murni
K O N S E P K E P E R AWATA N
Pengkajian
 Identitas pasien meliputi nama lengkap, umur, agama,
tempat tinggal, tanggal lahir, suku/bangsa, Identitas
orang tua/penanggung jawab karena pasien anak-anak
 Keluhan Utama: Pada anak dengan diare biasa datang
dengan keluhan BAB lebih dari 3 kali dan cair atau BAB
lebih dari 6 kali sehari dengan konsistensi fese cair
 Riwayat Kesehatan Sekarang: Mula-mula anak menjadi
cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang, feses disertai lender bisa juga darah
dan warna feses kehijauan karena bercampur empedu,
muntah selama diare atau sesuda diare dan apabila anak
tersebut kehilangan banyak sekali cairan maka tanda
dehidrasi mulai tampak
• Riwayat Kesehatan Dahulu meliputi: Riwayat imunisasi
terutama campak karena diare lebih sering terjadi pada anak-
anak dengan campak atau baru menderita campak akibat
penurunan kekebalan pada anak, Riwayat alergi terhadap
makanan atau obat-obatan seperti antibiotic karena salah satu
kemungkinan penyebab diare, Riwayat penyakit yang sering
terjadi pada anak sebelum, selama atau sesudah diare untuk
melihat adanya infeksi lainnya.
• pola fungsional nutrisi-metabolik karena kita harus mengetahui
pemberian makanan sebelum sakit diare meliputi Pemberian
susu formula apakah menggunakan air matang atau tidak dan
susu diberikan dengan gelas atau botol karena botol yang tidak
bersih akan menyebabkan anak mudah terkena diare.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Lemas, bingung/linglung,
Pucat
Kulit: Turgor kulit kembali lambat (>2
detik)
Kepala: Pada anak dibawah usia 2 tahun
yang mengalami diare maka ubun-ubunnya
akan cekung
Mulut dan lidah kering
Abdomen: Biasanya mengalami distensi,
kram, dan bising usus yang meningkat.
Anus: Akan terjadi lecet karna defekasi
terus menerus dan penggunaan popok
selama diare berlangsung.
Diagnosis Keperawatan
1. Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI
(Gastrointestinal) berlebihan melalui feses atau
emesis
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d kehilngan cairan melalui diare, masukan yang
tidak adekuat
3. Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang
menembus GI (Gastrointetinal)
4. Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare
.
Intervensi Keperawatan
1. Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI (Gastrointestinal) berlebihan melalui feses
atau emesis
Kriteria Hasil: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi
adekuat.
• Beri larutan rehidrasi oral (LRO)
Rasional: Untuk rehidrasi dan pengganti kehilangan cairan melalui feses
• Beri agens antimikroba sesuai ketentuan
Rasional: Untuk mengobati pathogen khusus yang menyebabkan kehilangan cairan
yang berlebihan
• Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa dan status mental
Rasional: Untuk mengkaji hidrasi.
• Hindari masukan cairan jernih seperti jus, buah, minuman berkarbonat dan gelatin
Rasional: Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit, dan
osmolalitas tinggi.
• Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran (urin, feses dan
emesis)
Rasional: Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilngan cairan melalui
diare, masukan yang tidak adekuat
Kriteria Hasil: Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia
• Setelah rehidrasi instruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan pemberian
asi
Rasional: Karena hal ini cenderung mengurangi kehebatan dan durasi
penyakit.
• Hindari pemberian diet pisang, beras, apel, dan roti panggang atau the diet
Rasional: Karena diet ini rendah dalam energy dan protein terlalu tinggi
dalam karbohidrat dan rendah elektrolit.
• Observasi dan catat respons terhadap pemberian makan
Rasional: Untuk mengkaji toleransi pemberian makanan
3. Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang menembus GI (Gastrointetinal)
Kriteria Hasil: Pasien atau orang lain tidak menunjukkan tinda infeksi
Gastrointestinal
• Implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktik pengendalian infeksi
rumah sakit termasuk pembuangan feses dan pencucian tangan yang tepat
Rasional: Untuk mencegah penyebaran infeksi
• Pakaikan popok yang tepat
Rasional: Untuk mengurangi kemungkinan penyebaran feses
• Gunakan popok sekali pakai
Rasional: Superabsorbent (Popok dengan material bulu dan Kristal kimia untuk
menyerap dan menjebak cairan
• Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktik isolasi,
khususnya cuci tangan
Rasional: Untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
 
4. Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare
Kriteria Hasil: Kulit pasien tetap utuh
• Ganti popok dengan sering
Rasional: Untuk menjaga kulit tetap bersih dan kering
• Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non-alkalin dan air atau
celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut
Rasional: Karena feses diare sangat mengiritasi kulit
• Beri salep seperti seng oksida
Rasional: Untuk melindungi kulit dari iritasi (tipe salep dapat bervariasi untuk setiap anak
dan memerlukan periode percobaan)
• Hindari menggunakan tisu basah yang dijual bebas dan mengandung alcohol pada kulit
yang terekskoriasi
Rasional: Karena akan menyebabkan rasa menyengat
• Observasi bokong dan perineum (otor,kulit, dan jaringan yang berada diantara kelamin
dan anus) karena adanya infeksi
Rasional: Agar terapi yang tepat dapat dimulai
• Berikan obat anti jamur yang tepat
Rasional: Untuk mengobati infeksi jamur kulit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan dilakukan oleh perawat untuk


membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan.
.
Evaluasi Keperawatan
Hasil asuhan keperawatan pada klien yang menderita Diare adalah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada Intervensi dan
dilaksanakan pada Implementasi
Kurang volume cairan b.d Kehilangan GI berlebihan melalui feses atau
emesis
Hasil yang diharapkan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang
adekuat
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kehilngan cairan
melalui diare, masukan yang tidak adekuat
Hasil yang diharapkan: Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan
dan menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan
Resiko tinggi infeksi b.d mikroorganisme yang menembus GI
(Gastrointetinal)
Hasil yang diharapkan: Infeksi tidak menyebar ke orang lain
Kerusakan integritas kulit b.d iritasi karena diare
Hasil yang diharapkan: Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan
kulit
ADA
PERTANYAAN?
KLARIFIKASI?
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai