Anda di halaman 1dari 62

MINGGU KE-4

Rekayasa Proses Fisika Pada Agroindustri


TPI 228/ TIP62115 A / 3 (2+1) sks
REKAYASA PROSES
Semester IV

Tim Pengajar
Dr. Ir. Kurnia Harlina Dewi, MSi
Dr. Ir. Fitriani Kasim, MSi
Neswati, STP, MSi

PS. TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2022
Penyiapan Produk
Bahan Pemisahan
Kondisi Bahan Pereaksian samping
mentah Produk
mentah

Penyempurnaan
Produk
UTILITAS

Produk Utama

Utilitas yang menyediakan dan memasok energi,medium pemanas dan/ pendingin


yang dibutuhkan pabrik
Penyiapan kondisi bahan mentah : penggilingan pengayakan, pemanasan,
pendinginan, pemampatan, penguapan dan penghilangan pengotor/ pencucian
Pemisahan Produk : destilasi, absorbs, adsorpsi, desorpsi/pelucutan, ekstraksi,
penyeduhan, evaporasi, elutriasi, kristalisasi, pengendapan, penyaringan dan
pengeringan
Penyempurnaan Produk : pemurnian, penggilingan, pembubuhan aditif
(Pencampuran), penggumpalan dan pengemasan.
Proses Fisik Pada Agroindustri :

 Persiapan bahan baku


 Sortasi
 Pencucian
 Pengecilan Ukuran
 Pemisahan secara mekanik
 Penyaringan (Filtration)
 Pengendapan
 Centrifugation
 Cyclone
 Penyempurnaan produk
Pemurnian
Penggilingan (Pengecilan Ukuran)
Pencampuran (Penambahan Aditif)
Pemisahan secara mekanik
dikelompokan atas 4 :
 Penyaringan (Filtration)
 Pengendapan
 Centrifugation
 Cyclone
PENYARINGAN (FILTRASI)
DEFENISI
 Penyaringan adalah pemisahan bahan padat
dari bahan cairan dicapai dengan
mengalirkan campuran menembus pori-pori,
yang cukup halus untuk menahan bahan
padat tetapi cukup besar untuk menahan
bahan cair
PENGENDAPAN (SEDIMENTASI)

DEFENISI
 Pengendapan adalah pemisahan dua bahan cair
yang tidak dapat bercampur, atau bahan cair dan
bahan padatan, dipisahkan dengan membiarkan
bahan-bahan ini sampai pada keadaan-keadaan
keseimbangan dibawah pengaruh grafitasi
SENTRIFUGASI
DEFENISI
 Sentrifugasi adalah pemisahan dua bahan cair yang
tidak dapat bercampur, atau bahan cair dan bahan
padatan, dipisahkan karena adanya gaya grafitasi
dan dipercepat proses pemisahan dengan adanya
gaya sentrifufgal
KLASIFIKASI
DEFENISI
 Klasifikasi adalah pemisahan bahan yang terpisah
atau diklasifikasikan menjadi selang ukuran
tertentu berdasarkan ukuran/berat.
PEMISAHAN SECARA FISIK DENGAN
PENYARINGAN
Prinsip Dalam Satuan Operasi Penyaringan

 Dalam proses penyaringan bahan cair dilalukan


menembus lubang-lubang halus. Partikel
melayang didalam cairan yang tidak dapat lolos
melalui lubang tersebut, tertahan dan
menumpuk yang disebut “filter cake”
 Filtration juga termasuk pemisahan membran
(ultrafiltration and reverse osmosis) dimana
ukuran partikel sebagai penentu.
Penggunaan filtrasi pada proses
industri makanan :
Faktor yang berpengaruhi pada penyaringan :

 Ukuran porositas filter media


 Viskositas cariaran yang akan dilalukan
 Jumlah dan karakteristik padatan yang tersuspensi dalam cairan umpan
(yang akan disaring)
 Tekanan luar pada saat penyaringan
 Jenis penyaring berkaitan dengan tahanan alat penyaring
Laju penyaringan = gaya dorong/tahanan

Tahanan : tahanan penyaring + tahanan filter cake


R = μ r (Lc + L)
Dimana, R =tahanan terhadap aliran
μ = kekentalan bahan cair
r = tahanan jenis
Lc= tebal filter cake
L = tebal kain penyaring

Apabila laju aliran bahan cairdan kandungan bahan


padat diketahui, maka tebal cake dapat dihitung dg
rumus :
Lc = w V/A,
w= kandungan bahan padat persatuan isi bahan cair
V = Volume bahan cair
A = Luas permukaan
Maka :
R = μ r (w V/A + L)
PERALATAN PENYARINGAN
PERALATAN PENYARINGAN
Pengepresan
 Pengepresan didefenisikan sebagai
penambahan energi dengan penekanan pada
bahan semipadat/cairan yang bertujuan
mengeluarkab cairan melalui alat penyaring/
lapisan penyaring.
PEMISAHAN SECARA FISIK DENGAN
PENGENDAPAN
Pengendapan (Sedimentasi) :

Sedimentasi merupakan pemisahan partikel dari cairan


berdasarkan pengaruh berat bahan, dimana proses pengendapan akan
mengmengendapkan partikel besar terlebih dahulu.

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 19


Sedimentation :

MECHANICAL SEPARATIONS
A Typical Waste Water Treatment
4/10/22
Plant
20
Sedimentation of Solid Suspensions:

Particles of
Rate of
varying size are
sedimentation
present, Larger
remains
particles settle
constant until
at greater rate
The interface
that makes the
corresponds
suspension of
the top of zone
variable
“C”
composition.

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 21


Modeling of Free/Discrete Settling:

Consider settling of discrete particle,

Buoyant force
FB
Fluid drag
FD

Gravitational force
FG
22
Modeling of Free/Discrete Settling:
The frictional drag “FD” depends on particle velocity “v” , fluid
density “ρf”, projected area “AP” and drag coefficient “CD”. Following
empirical expression is used,
C D AP  f v 2
FD  3
2
From (1), (2), (3) and (A),
dv C D AP  f v 2
m  g (  P   f )V P
dt 2
At steady state (constant
dv
For steady state system 0 settling velocity):
dt FD + FB = FG

Particle
SEDIMENTATION
attains a specific speed known as “terminal
5/1/2010
velocity”.
23
Modeling of Free/Discrete Settling:

2 g (  P   f )VP
vt 
C D AP  f
Where vt is the particle terminal velocity,
Assuming:

•Geometry of particle is Solid Spherical.


•The particle is sufficiently far from other particles and the
vessel wall so that the flow pattern around the particle is not
distorted.
•Particle has attained its terminal velocity with respect to the
fluid.
dv
0
SEDIMENTATION
dt 5/1/2010 24
Modeling of Free/Discrete Settling:
A dimensionless number that is the ratio
Particle Reynolds #, of inertial forces on the settling particle
relative to viscous forces.

vd P  P
N Re  4

Where “µ” is the dynamic viscosity of Fluid.

Applying Stokes’ law for Spherical Particles,


2
d P
3
d P
VP  And AP 
6 4
4 g (  P   f )d P
vt  B
SEDIMENTATION
3C D  f 5/1/2010 25
Factors Effecting the Rate of Sedimentation:
1. Height of Suspension:

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 26


Factors Effecting the Rate of Sedimentation:
2. Diameter of Vessel:

For
Vessel Diameter
> 100
Particle Diameter

Plug flow is achievable and the walls of the container do not effect
on the rate of sedimentation.

For Vessel Diameter


< 100
Particle Diameter
The sedimentation rate may be reduced because of the retarding
influence of the walls.
27
Factors Effecting the Rate of Sedimentation:
3. Concentration of Suspension:

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 28


Factors Effecting the Rate of Sedimentation:

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 29


Factors Effecting the Rate of Sedimentation:

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 30


Factors Effecting the Rate of Sedimentation:
4. Effect of Flocculation:

MECHANICAL SEPARATIONS 4/10/22 31


PEMISAHAN SECARA FISIK DENGAN
SENTRIFUGASI
Bowl Centrifuge
Sigma Factor – Bowl Centrifuge

 For the bowl centrifuge:


 R  rc H2
 2 2

g ln R r 

ω is the angular velocity (rad/s)


R is the outer radius of the bowl (m)
rc is the radius of the clarified discharge weir (m)
H is the height of the bowl (m)
r is the inner radius of the liquid in the bowl (m)
g is the acceleration due to gravity (m/s2)
The Disc Stack Centrifuge

http://drugtopics.mediwire.com/main/Default.aspx?P=Content&ArticleID=172950

Large particles have higher settling velocities than small particles


Cellular debris ends up at the outer edge of the bowl
Soluble intracellular material passes through with the clarified liquid
Discs give a higher sigma factor
Benefit of Discs

The discs split the


stream into a large
number of very thin
layers thereby
improving separation

Solids flow downwards


on bottom face of disc

Liquid flows upwards on


top face of disc

Sigma factor  no. of


discs
Disc Stack Centrifuge Capacity

For the disc stack centrifuge:


2  2 n R 3  r 3 
3 g tan 

ω is the angular velocity (rad/s)


n is the number of discs
R is the outer radius of the discs (m)
r is the inner radius of the discs (m)
θ is the angle between disc and vertical (rad)
g is the acceleration due to gravity (m/s2)
Decanter Centrifuge
Rotating Bowl
Rotating scroll Clarified liquid

http://www.sgconsulting.co.za/Products/Decanters/Decanters.htm
PEMISAHAN SECARA FISIK DENGAN
KLASIFIKASI
 Separation of the fat in milk is also accomplished
using a centrifugal separator, In this case, whole
milk containing about 3.2 to 3.5% milk fat enters the
centrifuge, where the fat phase is separated from
the aqueous phase by centrifugal force based on
their different densities. The fat phase is only
concentrated, and not separated entirely, to
produce cream with about 30% fat The remainder of
the cream is basically the same as the skim milk,
which is the other product from the centrifuge. In a
centrifuge, the fat content of milk may be reduced
to less 0.1% .
centrifugal clarification

 Centrifugation of a slurry to separate a solid phase from


a liquid carrier involves basically the same principle of
operation. If there are only small amounts of insoluble
solids to be removed (less than 5% or so), it is called
centrifugal clarification.
Decanting
 Rotating a liquid containing solid particles at
sufficiently high velocity causes the solid particles to
separate from the fluid by centrifugal force. If the
solids have higher density than the fluid, they are
preferentially forced to the outside of the rotating
chamber used to implement the centrifugal force.
Typically, a basket with a screen for walls is used so
that the solid particles form a filter cake on the walls
of the basket. Centrifugal filters can be either batch
or continuous. At the end of a batch filtration cycle,
the filter cake on the basket is washed with pure
liquid and then dried by rapid rotation. The product is
then scraped off the basket for further processing.
Cyclone

 Itis often necessary to separate particulate


material, whether solid particles or fine liquid
droplets, suspended in a gas. This occurs, for
example, when spray-dried powders must be
separated from the air that was used to dry
them. It also occurs during steam generation,
when fine droplets of entrained water must be
removed from the vapor to produce saturated
steam.
Principles of Operation
 Aswith centrifugation, the driving force
behind cyclone separation is centrifugal force
and the difference in specific gravity between
the particle and the carrier gas. In a Cyclone,
the air or vapor containing particulate
material is forced into along the tangential
axis. A helical flow pattern is set up within
the chamber. The centrifugal force causes the
particles to migrate to the outside of the
chamber. Here they fall down to the bottom
of the cyclone by gravity. The air moves up
the center of the cyclone and reaches the top.
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
THRESHING STATION
Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan cara
membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher ini berupa drum silinder panjang
yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang
berfungsi untuk meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses pengoperasiannya
sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :
•Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan tandannya dengan sistem
bantingan.
•Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar
dapat tercapai sesuai desain pabrik dengan pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder maupun supervisi
yang benar.
•Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar berada dibawah target/parameter yang
sudah disepakati perusahaan.\
•Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tujuan di atas tanpa kesatuan sistem
pengoperasian alat yang benar pada stasiun ini maupun dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.

Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan (cook fruitless) dari tandannya dengan cara
beberapa kali bantingan pada drum thresher. Brondolan (cook fruitless) dibawa ke stasiun press dengan fruit
elevator maupun conveyor untuk diekstraksi, kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke
lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik Kelapa Sawit dan dimanfaatkan menjadi
pupuk. Stasiun Threshing merupakan satu desain dengan sistem yang sederhana, namun tak kalah
pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
pada Pabrik Kelapa Sawit.
A. HOIST CRANE
           Hoist crane adalah pesawat angkat yang digunakan untuk memindahkan lor
yang berisi cook fruit bunch ke hopper thresher. Kapasitas/berat angkat alat ini ± 5 ton
untuk setiap hoist crane. Biasanya jumlah hoist crane yang tersedia untuk Pabrik Kelapa
Sawit 30 ton/jam ada 2 unit (1 unit beroperasi) dan untuk Pabrik Kelapa Sawi
60 ton/jam dipasang 3 unit (2 unit beroperasi).

       
              Yang dimaksud dengan hoist cycle time (HCT) adalah waktu siklu
pemindahan tiap lori untuk mencapai kapasitas olah Tandan Buah Segar sesuai desain
Pabrik Kelapa Sawit dari pergerakan alat ini. Adapun siklus pengoperasian/pergerakan
alat ini dapat kita bedakan sebagai berikut :
• Gerakan naik-lambat (slow lifting)
Hoisting Crane
• Gerakan naik-cepat (fast lifting)
• Gerakan turun-lambat (slow down)
• Gerakan turun-cepat (fast down)
• Gerakan maju-lambat (slow traveling)
• Gerakan maju-cepat (fast traveling)
• Gerakan memutar (tilt up dan tilt down)
Perhitungan Hoist Cycle Time (HCT) yang didesain pada Pabrik Kelapa Sawit dapat dilakukan
dengan persamaan sebagai berikut :
Kapasitas lori  (Vl ) = 2,75 ton
Jumlah beroperasi Hoist Crane (HC) = 2 unit
Jumlah isi sterilizer (Vs) = 10 unit lori
Kapasitas Tandan Buah Segar olah desain (QPKS) = 60 T/H
                                           Vl       x        60
           HCT          =    -------------------------    x    HC   (menit/unit)
                                                    QPKS

                                                2,75    x      60


                              =   --------------------------    x    2
                                                         60
                              =     5,5  menit/unit Lori

Kinerja optimal operasional alat ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
Stasiun sterilizer (penyuplai lori berisi cook fruit bunch)
Stasiun press (penerima cook fruitless)
Operator-operator hoist crane
Sinkronisasi alat/mesin pada stasiun threshing itu sendiri, seperti auto feeder dan lain-lain.
Faktor yang diperhatikan
dalam rekayasa Thresher :
1. Jarang kisi2 penyaring
2. Kecepatan putaran
3. Kapasitas isi
4. Pemisahan buah dan tkks
5. Loss buah
6. evaluasi limbah TKKS
7. Diameter
8. Panjang

Buah Sawit TKKS

Digester/Pelumatan Conveyor TKKS


(Pengecilan Ukuran) (Aliran Bahan)
Pada drum thresher dipasang pelat pelempar (stripper) yang berfungsi mengangkat cook fruit
bunch untuk proses bantingan. Prinsip pemasangan stripper ini adalah sebagai berikut :

Sudut/kemiringan plate pelempar ini biasanya 7° sampai 15°.


2. Panjangnya ± 80 cm.
3. Ketinggiannya ± diameter rata-rata cook fruit bunch.
4. Jumlahnya mengikuti jumlah kolomnya, biasanya ada 3 kolom dan tiap kolom dipasang
stripper dengan bentuk spiral mengarah keluar.
5. Pengaruh jarak antar pelempar dengan proses pemipilan terhadapa brondolan TBS :
    
Jarak antar pelempar 180º, dimana waktu bunch dilempar langsung diangkut oleh pelempar
lainnya sehingga janjangan tidak ada waktu bergulir pada drum.
• Jarak antar pelempar 90º, dimana pada waktu bunch dilempar dan jatuh mempunyai waktu
bergulir pada drum kemudian diangkut oleh pelempar lainnya.
• Jarak antar pelempar 120º, dimana pada waktu bunch dilempar jatuh punya waktu sedikit
Drum Thresher
bergulir lalu langsung diangkut  pelempar lainnya.
Pemasangan jarak plate kisi-kisi yang ideal pada drum biasanya 40 mm sampai 50 mm. Jarak
kisi-kisi drum dikontrol secara periodik untuk memantau adanya penyempitan, peregangan dan
kerusakan (patah) sehingga janjangan tidak terikut ke stasiun press.  
       Untuk mendapatkan pemipilan yang maksimum pada drum thresher, maka putaran drum
harus diperhitungkan biasanya 23 sampai 25 rpm. Bila rpm tidak seimbang dengan jumlah
pengumpanan dari auto feeder misalnya rpm terlalu lambat atau terlalu cepat, maka hal ini
mengakibatkan kerugian, seperti berikut:
• rpm terlalu cepat berakibat kapasitas/throughput lebih tercapai tetapi loss brondolan (oil dan
kernel) loss akan tinggi meskipun perlakuan disterilizer sudah baik, karena waktu pemipilan
tidak optimal.
• rpm terlalu lambat  berakibat waktu pemipilan terlalu panjang sehingga cenderung
menyebabkan oil  loss tinggi pada empty bunch stalk, bahkan dapat menyebabkan kemacetan
dan keausan pada peralatan lebih cepat.
          Kecepatan drum thresher dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
                                       40    x      (D  -  d)  / 2
          N         =          ---------------------------------
                                         (D  -  d)
dimana :           N = rpm Threshing
                      D = diameter drum
                      d = diameter Tandan Buah Segar
Misal : D = 1,8 m dan d = 0,3 m, maka rpm drum yang ada direncanakan adalah :
                             40  X     ( 1,8  -  0,3 ) / 2
               N  = ---------------------------------
PENGOLAHAN MINYAK KEDELAI

Anda mungkin juga menyukai