Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK IV

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN RABIES

Disusun oleh :
1. Adriani Rante Manik
2. Dwi Riana
3. Hernita Numberi
4. Novi Budiarti
5. Yulis Tianingsih
 
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
TAHUN 2022
A. Latar Belakang

 Rabies adalah suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua jenis
binatang berdarah panas dan manusia. Penyakit ini ditandai dengan disfungsi hebat susunan saraf pusat dan hampir
selalu berakhir dengan kematian. Rabies merupakan salah satu penyakit menular tertua yang dikenal di Indonesia.

1. Definisi/Pengertian
 Rabies atau lebih sering dikenal dengan nama anjing gila merupakan suatu penyakit infeksi akut yang menyerang
susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan dari gigitan hewan penular rabies. Hewan
yang rentan dengan virus rabies ini adalah hewan berdarah panas. Penyakit rabies secara almi terdapat pada bangsa
kucing, anjing, kelelawar, kera dan karnivora liar lainnya
 Penyakit rabies merupakan penyakit Zoonosa yang sangat berbahaya dan ditakuti karena bila telah menyerang
manusia atau hewan akan selau berakhir dengan kematian.
1. Etiologi

 Adapun penyebab dari rabies adalah :

a. Virus rabies.

b. Gigitan hewan atau manusia yang terkena rabies.

 Penyakit rabies terutama ditularkan melalui gigitan binatang. Kuman yang terdapat dalam air liur binatang

ini akan masuk ke aliran darah dan menginfeksi tubuh manusia

a. Air liur hewan atau manusia yang terkena rabies.

 Walaupun jarang ditemukan, virus rabies ini dapat ditularkan ketika air liur hewan yang terinfeksi mengenai

selaput lendir seseorang seperti kelopak mata atau mulut atau kontak melalui kulit yang terbuka.
1. Patofisiologi
 Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi. Hewan ini
menularkan infeksi kepada hewan lainnya atau manusia melaui gigitan dan kadang melalui jilatan. Secara
patogenesis, setelah virus rabies masuk lewat gigitan, selama 2 minggu virus akan tetap tinggal pada tempat
masuk dan disekitrnya. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies akan menghindari penghancuran oleh
sistem imunitas tubuh melalui pengikatannya pada sistem saraf. Setelah inokulasi, virus ini memasuki saraf
perifer.
1. Manifestasi Klinis

 Gejala penyakit pada hewan dikenal dalam 3 bentuk :

a. Bentuk ganas (Furious Rabies)

b. Bentuk diam (Dumb Rabies)

c. Bentuk Asystomatis
Gejala Rabies Pada Manusia:

a. Diawali dengan demam ringan atau sedang, sakit kepala, nafsu makan menurun, badan terasa lemah, mual,

muntah dan perasaan yang abnormal pada daerah sekitar gigitan (rasa panas, nyeri berdenyut)

b. Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara

c. Air liur dan air mata keluar berlebihan

d. Pupil mata membesar

e. Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan

f. Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.
1. Pemeriksaan Penunjang

a. Elektroensefalogram (EEG) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari kejang.

b. Pemindaian CT: menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk mendeteksi perbedaan

kerapatan jaringan.

c. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan lapangan magnetik dan

gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah otak yang itdak jelas terlihat bila

menggunakan pemindaian CT

d. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang membandel dan

membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau aliran darah dalam otak

e. Uji laboratorium
1. Penatalaksanaan

 Prinsip penanganan rabies adalah dengan menghilangkan virus bebas dari tubuh dengan pembersihan dan
netralisasi, yang diikuti dengan penginduksian sistem imun spesifik terhadap virus rabies pada orang yang
terpajan sebelum virusnya bereplikasi di susunan saraf pusat
 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

 Status Pernafasan
 Status Nutrisi
 Status Neurosensori
 Keamanan
 Integritas Ego
 Pengkajian Fisik Neurologik
 Tanda – tanda vital
 Hasil pemeriksaan kepala
 Reaksi pupil
 Tingkat kesadaran
 Afek
 Aktivitas kejang
 Fungsi sensoris
 Refleks
  

1. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pola nafas berhubungan dengan afiksia

b. Gangguan pola nutrisi b/d dengan penurunan refleks menelan

c. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolism

d. Cemas (keluarga) berhubungan kurang terpajan informasi

e. Resiko cedera berhubungan dengan kejang dan kelemahan

f. Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka


•Rencana Keperawatan
No Dx. Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

Keperawatan

1. Gangguan pola Setelah diberikan a. Obsevasi tanda- tanda vital a. Tanda vital merupakan acuan untuk

nafas tindakan keperawatan, pasien terutama respirasi. melihat kondisi pasien.

berhubungan diharapkan pasien    

dengan afiksia bernafas tanpa ada b.Beri pasien alat bantu b. O2 membantu pasien dalam bernafas.

  gangguan, dengan kriteria pernafasan seperti O2.  

hasil :   c. posisi yang nyaman akan membantu

a. Pasien bernafas, tanpa c. Beri posisi yang nyaman. pasien dalam bernafas.

ada gangguan.  

b. Pasien tidak

menggunakan alat
2.

Gangguan Setelah dilakukan a.Kaji keluhan mual, sakit a.menentukan intervensi

pola nutrisi tindakan menelan, dan muntah selanjutnya.

berhubungn keperawatan yang dialami pasien.  

dengan diharapkan b.Kaji cara / bagaimana  

penurunan kebutuhan nutrisi makanan dihidangkan. b.Cara menghidangkan makanan

refleks pasien terpenuhi,   dapat mempengaruhi nafsu

menelan dengan kriteria c.Berikan makanan yang makan pasien.

hasil : mudah ditelan seperti c.Membantu mengurangi

- pasien mampu bubur. kelelahan pasien dan

menghabiskan   meningkatkan asupan makanan

makanan sesuai d. Berikan makanan dalam d.Untuk menghindari mual


Hipertermi Setelah dilakukan a.Kaji saat timbulnya a.untuk mengidentifikasi pola

3
berhubunga tindakan demam demam pasien.

n dengan keperawatan   b. Tanda vital merupakan acuan

peningkatan diharapkan demam b.Observasi tanda vital untuk mengetahui keadaan

metabolism pasien teratasi, (suhu, nadi, tensi, umum pasien.

e dengan criteria hasil : pernafasan) setiap 3 jam  

  - Suhu tubuh normal c. Berikan kompres hangat c.Dengan vasodilatasi dapat

(36 – 370C).   meningkatkan penguapan dan

- Pasien bebas dari   mempercepat penurunan suhu

demam. d.Berikan terapi cairan tubuh.

  intravena dan obat-obatan d.Pemberian cairan sangat


4.
Cemas Setelah diberikan a.Kaji tingkat kecemasan a.Untuk mengetahui tingkat

(keluarga) tindakan keluarga. cemas,dan mengambil cara apa

berhubung keperawatan   yang akan digunakan

an kurang diharapkan tingkat b. Jelaskan kepada b. informasi yang benar

terpajan kecemasan keluarga keluarga tentang tentang kondisi pasien akan

informasi pasien penyakit dan kondisi mengurangi tingkat kecemasan

tentang menurun/hilang,den pasien. keluarga.

penyakit. gan kriteria hasil : c. Berikan dukungan dan c.Dengan dukungan dan

- Melaporkan support kepada keluarga support,akan mengurangi rasa

cemas berkurang pasien. cemas keluarga pasien.

sampai hilang
cedera tindakan faktor pencetus untuk memutuskan rantai

berhubunga keperawatan,   penyebaran virus rabies.

n dengan diharapkan pasien b.tempatkan klien pada b. Tempat yang nyaman dan

kejang dan tidak mengalami tempat tidur yang memakai tenang dapat mengurangi stimuli

kelemahan cedera,dengan pengaman di ruang yang atau rangsangan yang dapat

  kriteria hasil : tenang dan nyaman. menimbulkan kejang

a.Klien tidak ada c.anjurkan klien istirahat c.efektivitas energi yang

cedera akibat   dibutuhkan untuk metabolisme.

serangan kejang d.sediakan disamping d. lidah jatung dapat

b.klien tidur dengan tempat tidur tongue spatel menimbulkan obstruksi jalan

tempat tidur dan gudel untuk mencegah nafas.


6. Resiko Setelah diberikan a.Kaji tanda – tanda a. Untuk mengetahui apakah

infeksi tindakan infeksi pasian mengalami infeksi. Dan

berhubung keperawatan 3X24   untuk menentukan tindakan

an dengan jam diharapkan   keperawatan berikutnya.

luka tidak terjadi tanda- b. Pantau TTV,terutama b. Tanda vital merupakan

terbuka tanda infeksi. suhu tubuh. acuan untuk

  Kriteria Hasil:   mengetahuikeadaan umum

-Tidak terdapat   pasien. Perubahan suhu

tanda tanda infeksi c. Ajarkan teknik aseptik menjadi tinggi merupakan

seperti: pada pasien salah satu tanda – tanda

Kalor,dubor,tumor, d. Cuci tangan sebelum infeksi.


1.Implementasi

 Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi

  

1.Evaluasi

 Dx 1 :

a.pasien tidak mengalami gangguan dalam bernafas

b.pasien tidak menggunakan alat bantu dalam bernafas

 Dx 2 :

a.Pasien tidak mengalami gangguan dalam makan dan minum

b.Pasien bisa menelan dengan baik

c.Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.

 Dx 3:

a.Suhu pasien normal (36-370C)

b.Pasien tidak mengeluh demam

Anda mungkin juga menyukai