Anda di halaman 1dari 10

BATU GINJAL

Lidya Vartika Putri dan Magdalena Salommita


Kelas 1C Kelompok 7
Pengertian Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan komponen kristal yang sering ditemukan di kaliks atau
pelvis ginjal dan bila keluar melalui ureter menimbulkan gesekan, yang
menyebabkan nyeri yang bergantung pada besarnya kristal tersebut. Sebagian besar
kristal tersebut adalah kalsium, oksalat, dan fosfat yang bersatu membentuk kristal
yang lebih besar saat proses pembentukan urin. Sukahatya dan Muhammad Ali
(1975) dalam Mochammad Sja’bani (2006) melaporkan kasus batu ginjal yang
sering ditemui adalah mengandung asam urat yang tinggi 25%, bercampur dengan
kalsium oksalat/ kalsium fosfat 79%, sedangkan hanya mengandung kalsium
oksalat sekitar 73%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar batu yang
terbentuk di ginjal banyak mengandung kalsium oksalat.
Penyebab Batu Ginjal
Batu (kalkulus) ginjal adalah batu yang terdapat di mana saja di saluran kemih. Batu yang paling sering
dijumpai tersusun dari kristalkristal kalsium. Terdapat sejumlah tipe batu ginjal dan ukurannya dapat berkisar
dari kecil hingga sebesar batu staghorn (batu menyerupai tanduk rusa) yang dapat merusak sistem
kolektivus. Biasanya batu ginjal terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau magnesium fosfat dan
asam urat. Penyebab batu ginjal adalah idiopatik. Akan tetapi, terdapat faktor predisposisi seperti jenis
makanan yang dikonsumsi, Infeksi Saluran Kemih (ISK), volume air yang diminum, kelainan metabolisme,
usia, jenis kelamin, genetik, aktivitas, konsumsi vitamin dan obat-obatan tertentu, dan berat badan. Batu
ginjal biasanya terdiri dari kalsium oksalat.
Terbentuknya batu ginjal sangat erat kaitannya dengan peningkatan pH urine (pada batu kalsium bikarbonat),
atau sebaliknya penurunan pH urine (pada batu asamurat). Segala sesuatu yang menyebabkan terhambatnya
aliran urine dan menyebabkan statis urine (tidak ada pergerakan pada urine) di bagian mana saja di saluran
kemih, meningkatkan pembentukan batu karena dapat menyebabkan pengendapan zat organik dan mineral
Faktor Batu Ginjal
1. Genetik
Terdapat orang-orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui. Penderita kelainan
ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki kecenderungan yang mudah mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. Oleh karena fungsi
ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine pun mengalami ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga
mudah mengendapkan batu.
2. Makanan dan minuman
Sebagian besar penyakit batu ginjal disebabkan oleh makanan dan minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar kalsium
oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga pada makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu, mengkonsumsi
makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam urine yang menyebabkan mudahnya terbentuk batu ginjal.
3. Volume air yang diminum
Kurang mengkonsumsi air putih menyebabkan sistem metabolisme tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal memerlukan cairan dalam jumlah
yang cukup banyak untuk menguraikan zat-zat terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar volume urine bertambah dan
mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
4. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK dapat terjadi pada ureter, kandung kemih, maupun uretra. Penyebab utama ISK adalah bakteri E.coli yang hidup pada kotoran dan usus besar.
ISK banyak menyerang wanita karena vagina lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri dibanding pria. Infeksi ini akan meningkatkan terbentuknya
zat organik. Kemudian, zat ini dikelilingi mineral yang mengendap. Pengendapan mineral akibat infeksi ini akan meningkatkan alkalinitas urine dan
menyebabkan pengendapan kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat.
5. Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olahraga dapat mempengaruhi terbentuknya batu ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan aktivitas
yang jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta pada orang yang pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini dikarenakan aktivitas yang
kurang aktif menyebabkan kurang lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga mudah terbentuk batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang
aktif dapat membantu pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang kurang bergerak dapat mendorong kalsium beredar
dalam darah dan berisiko menjadi kristal kalsium.
6. Vitamin dan obat-obatan
Pembentukan batu ginjal juga dapat disebabkan oleh konsumsi vitamin C dan D serta suplemen yang mengandung kalsium secara berlebihan. Hal
ini dikarenakan vitamin C dan D yang dikonsumsi berlebihan dapat mempermudah pengkristalan kalsium oksalat.
7. Usia
Pada umumnya batu ginjal banyak ditemukan pada usia 20-50 tahun. Jarang sekali ditemukan batu ginjal pada anak-anak.
8. Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan berlebih
dapat menyebabkan kelainan metabolisme sehingga mudah mengendapkan garam-garam kalsium.
9. Jenis kelamin
Menurut hasil penelitian, risiko terkena batu ginjal lebih banyak dialami pria dari pada wanita dengan perbandingan 3:1. Hal ini mungkin
berkaitan dengan uretrapria yang lebih panjang dari uretra wanita.
Patofisiologi
Adanya kalkuli dalam traktus urinarius disebabkan oleh dua fenomena dasar.Fenomena pertama adalah
supersaturasi urin oleh konstituen pembentuk batu, termasuk kalsium, oksalat, dan asam urat. Kristal atau
benda asing dapat bertindak sebagai matriks kalkuli, dimana ion dari bentuk kristal super jenuh
membentuk struktur kristal mikroskopis. Kalkuli yang terbentuk memunculkan gejala saat mereka
membentur ureter waktu menuju vesica urinaria (Dave, 2017). Fenomena kedua, yang kemungkinan besar
berperan dalam pembentukan kalkuli kalsium oksalat, adalah adanya pengendapan bahan kalkuli matriks
kalsium di papilla renalis, yang biasanya merupakan plakat Randall (yang selalu terdiri dari kalsium
fosfat). Kalsium fosfat mengendap di membran dasar dari Loop of Henle yang tipis,mengikis ke
interstitium, dan kemudian terakumulasi di ruang subepitel papilla renalis. Deposit subepitel, yang telah
lama dikenal sebagai plak Randall, akhirnya terkikis melalui urothelium papiler. Matriks batu, kalsium
fosfat, dan kalsium oksalat secara bertahap diendapkan pada substrat untuk membentuk kalkulus pada
traktus urinarius (Evan, et al., 2007).
Tanda dan Gejala
Tanda atau gejala/keluhan tidak selalu ditemukan pada penderita yang mengidap batu saluran kemih. Bila batunya masih
kecil, atau besar tapi tidak berpindah, tidak merenggang atau menyumbat permukaan saluran kemih, tidak akan timbul
apapun. Penderitanya akan hidup seperti biasa, sampai suatu saat mungkin ditemukan secara kebetulan waktu periksa dan
foto rontgen tampak di batu ginjalnya. Jika suatu saat batu itu bergeser, menggelinding dari pialan ginjal ke bawah,
timbullah gejala nyeri hebat di daerah pinggang. Sebab saluran (ureter) yang menghubungkan piala ginjal dan kandung
kemih itu kecil sekali (lebih kecil dari kelingking tangan). Sehingga batu akan meregangkan dindingnya, bahkan merobek,
atau menyumbat lubangnya. Inilah yang menimbulkan nyeri hebat (kolik) di pinggang. Apabila batunya berhasil sampai di
bagian bawah saluran ureter, nyerinya akan berpindah dan terasa merambat kearah kemaluan atau daerah pangkl paha.
Biasanya disertai keluarnya darah bersama air seni. Bila lukanya kecil, darah yang keluarpun sedikit dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop, ini dapat diketahui bila air seni dibawa ke laboratorium. Sumbatan atau regangan batu pada
saluran kemih dapat juga menimbulkan rasamual, muntah, perut kembung. Bila batu itu menyangkut di kandung kemih,
dapt timbul nyeri daerah atas kemaluan waktu kencing, kencing tidak tuntas (kepingin kencing lagi sehabis kencing),
pancaran tidak kuat (Japaries, 1992)
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan sedimen urine
Menunjukkan adanya leukositoria, hematuria,dan dijumpai Kristal-kristal pem
b. Pemeriksaan kulur urineMenunjukkan adanya pertumbuhan kuman pemecah urea.
c. Pemeriksaan faal ginjal
Bertujuan untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunana fungsi ginjal dan
Untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto PIV. Perlu jugga diperiksa
kadar elektrolit yang diduga sebagai factor penyebab timbulnya batu saluran kemih
(antara lain kadar : Kalsium,oksalat, fosfat maupun urat didalam darah maupun
dalam urin)
d. Foto polos abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya batu radiopaq di saluran
kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai
diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non opak
e. Pielografi Intra Vena (PIV)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjaLselain itu PIV dapat mendeteksi
adanya batu semi opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos perut. Jika PIV
belum dapat menjelaskan keadaan system saluran kemh akibat adanya penurunan fungsi ginjal sebagai
penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograde.
f. Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemenksaan PIV,yaitu pada keadaan- keadaan : alergi
terhadap kontras,faal ginjal yang menurun,dan pada wanita yang sedang hamilPemeriksaan USG dapat
menilai adanya batu diginjal,atau dibuli-buli(yang ditunjukkan sebagai echoic shadow),
hidronefrosis,pionefrosis,atau pengkerutan ginjal
Thank You...

Anda mungkin juga menyukai