Diskriminasi
Pekerjaan
Presented By:
Aisyah
ETIKA DISKRIMINASI
PEKERJAAN
01 02
Sifat Diskriminasi Tingkat Diskriminasi
Pekerjaan
03 04
Diskriminasi: Utilitas, Tindakan Afirmatif
Hak, dan Keadilan
1. SIFAT DISKRIMINASI PEKERJAAN
• American Broadcasting Company (ABC) melakukan
ABC eksperimen melamar pekerjaan oleh seorang pria dan wanita
Chris dan Julie
Kedua, tindakan diskriminasi mungkin merupakan bagian dari perilaku rutin dari sebuah kelompok yang
terinstitusionalisasi, yang dengan sengaja dan sadar melakukan diskriminasi berdasarkan prasangka
pribadi para anggotanya.
Ketiga, tindakan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari perilaku yang terpisah (tidak
terinstitusional) dari seseorang yang secara tidak sengaja dan tidak sadar melakukan diskriminasi
terhadap orang lain karena dia menerima dan melaksanakan praktik-praktik dan stereotipe tradisional dari
masyarakatnya.
Keempat, kegiatan diskriminatif mungkin merupakan bagian dari rutinitas sistematis dari organisasi
perusahaan atau kelompok yang secara tidak sengaja memasukkan prosedur-prosedur formal yang
mendiskriminasikan kaum perempuan atau kaum minoritas.
2. Tingkat diskriminasi
Diskriminasi muncul apabila terdapat proporsi yang tidak seimbang atas
anggota kelompok tertentu yang memegang jabatan yang kurang diminati dalam
suatu institusi tanpa mempertimbangkan referensi ataupun kemampuan mereka.
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok :
a) Argumen utilitarian, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengarahakan pada
penggunaan sumber daya manusia tidak secara efisien.
b) Argumen hak, yang menyatakan bahwa diskriminasi melanggar hak asasi manusia.
c) Argumen keadilan, yang menyatakan bahwa diskriminasi mengakibatkan bocornya
perbedaan distribusi keuntungan dan beban dalam masyarakat
3. DISKRIMINASI : UTILITAS,
HAK, DAN KEADILAN
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
a. Utilitas
Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas
masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau “kebaikan”).
Pekerjaan – pekerjaan yang berbeda, memerlukan keahlian dan sifat kepribadian yang bebeda jika kita ingin
agar semuanya seproduktif mungkin.
Akan tetapi, argumen utilitarian ini dihadapkan pada dua keberatan, yaitu:
Jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi yang berkaitan dengan
pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara
keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk–bentuk diskriminasi seksual tertentu.
b. Hak
Argumen non- utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya
menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Prinsip dari teori Kant berarti, masing – masing individu memiliki hak moral untuk
diperlakukan sebagai seorang yang merdeka dan sejajajr dengan semua orang lain, dan bahwa
semua individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain
sebagai individu yang merdeka dan sederajat.
2. Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Wawancara kerja juga akan diskriminatif jika
pewawancara mendiskualifikasi calon pegawai dengan berdasarkan stereotype seksual atau
rasial.
PRAKTIK DISKRIMINASI
3. Kenaikan Pangkat. Proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan
diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai
perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas. System senioritas dikatakan diskriminatif
jika diskriminasi masa lalu tidak memungkinkan pegawai perempuan atau minoritas untuk
memperoleh jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang karier.
4. Kondisi Pekerjaan. Pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam jumlah
yang tidak sama untuk orang- orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya
sama.
5. PHK. Memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas merupakan
diskriminasi. Bentuk diskriminasi lainnya adalah kebijakan pemutusan hubungan kerja.
PELECEHAN SEKSUAL
Meskipun cukup sering terjadi, namun pelecehan seksual masih sulit didefinisikan,
dikendalikan, dan dicegah. Pada tahun 1978, Equal Employment Opportunity
Commission memublikasikan serangkaian “pedoman” untuk mendefinisikan
pelecehan seksual dan menetapkan apa yang menurut mereka sebagai tindakan
yang melanggar hukum. Lebih jauh lagi, pedoman tersebut menyatakan bahwa
pelecehan seksual adalah dilarang dan bahwa pengusaha atau perusahaan
bertanggung jawab atas semua tindakan pelecehan seksual yang dilakukan para
pegawai, dan tidak masalah apakah tindakan tersebut “dilarang oleh perusahaan”.
DILUAR RAS JENIS KELAMIN: KELOMPOK LAIN
Diluar ras dan jenis kelamin juga terdapat berbagai diskriminasi terhadap kelompok lain. Yaitu
diantaranya:
◦ Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan usia
◦ Penderita cacat
◦ Prefensi seksual yang tidak lazim
◦ Kaum gay dan transeksual
◦ Tenaga kerja yang kelebihan berat badan
◦ Penderita AIDS
4. TINDAKAN AFIRMATIF
Untuk menghapus pengaruh- pengaruh diskriminasi masa lalu banyak perusahaan yang melaksanakan
program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif
dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti dari
program tindakan afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail (analisis utilisasi) atas semua
klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan.
Kritik terhadap tindakan afirmatif, bahwa dalam upaya memperbaiki kerugian akibat diskriminasi
masa lalu, program program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik rasial maupun seksual.
Argumen untuk membenarkan program afirmatif tersebut:
a.Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif, sebagai salah satu
bentuk kompensasi, didasarkan pada konsep keadilan kompensatif, yaitu
mengimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap
orang-orang yang dirugikan secara sengaja. Namun kelemahan pada argumen
ini yaitu, prinsip ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu individu
yang secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya
pada individu-individu yang dirugikan. Singkatnya, program tindakan afirmatif
tidak adil karena pihak yang memperoleh keuntungan dari program ini bukanlah
individu-individu yang dirugikan di masa lalu, dan orang-orang yang harus
membayar ganti rugi juga bukan individu yang melakukan tindakan tersebut.
b. Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial
Rangkaian argumen ini didasarkan pada gagasan, program- program tersebut secara
moral merupakan instrument yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara
moral juga sah. Para penentang argumen ini menyatakan bahwa program tindakan
afirmatif tidak adil karena mendistribusikan keuntungan dengan berdasarkan kriteria
yang tidak relevan seperti ras, maka kaum utilitarian bisa menjawab bahwa
kebutuhan, bukan ras, merupakan kriteria untuk mendistribusikan keuntungan dari
program afirmatif.
1. Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan keberagaman
Selain ras dan jenis kelamin kriteria lain juga perlu dipertimbangkan saat mengambil
keputusan dalam program tindakan afirmatif, yaitu diantaranya:
◦ Jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan
pada perekrutan yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan
produktifitas
◦ Banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang
lain.
◦ Para penentang menyatakan bahwa program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan, akan
membuat Negara kita menjadi Negara yang lebih diskriminatif.
2. Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding
Program tindakan afirmatif dimaksudkan untuk menambah proposi perempuan
dalam jabatan-jabatan di mana mereka kurang terwakili, namun tidak menyinggung
masalah gaji dalam jabatan tersebut ingin diperoleh kaum perempuan. Program nilai
sebanding yang diusulkan dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah.
Program nilai sebanding tidak berusaha menempatkan lebih banyak pegawai
perempuan dalam jabatan-jabatan dengan gaji yang lebih tinggi. Akan tetapi,
berusaha memberikan gaji yang lebih tinggi bagi bpegawai perempuan dalam
pekerjaan mereka saat ini. Program nilai sebanding dalam perusahaan dimaksudkan
untuk menyesuaikan gaji dari kedua jenis pekerjaan ini agar menjadi kurang lebih
sama.
TERIMA KASIH