Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis yang
diampu oleh:
Abdul Hadi, SE, M.Si
Oleh :
Aisyah (1810312310012)
Mahmudah (1810312120041)
Norhalisyah (1810312220005)
Norhasanah (1810312120028)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
POPULASI
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang berarti jumlah penduduk.
Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya
dengan masalah-masalah kependudukan.
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian
merupakan keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek
ini dapat menjadi sumber data penelitian.
KARAKTERISTIK
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi
adalah:
a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan
diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek
maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah
ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
JENIS-JENIS POPULASI
Menurut Muri (2007:183) Populasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
Jika dilihat dari penentuan sumber data, maka populasi dapat dibedakan menjadi :
1. Populasi terbatas (definite) yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti
luas sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
2. Populasi tak terbatas / terhingga (infinite) yaitu objek penelitian yang
mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit dihitung jumlahnya; seperti
pasir di pantai.
Jika dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan
menjadi :
1. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki
sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara
kuantitatif. Misalnya seorang dokter yang akan melihat golongan darah
seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
2. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi uang unsur-unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
SAMPEL
Proses pengambilan sampel merupakan proses yang penting. Proses pengambilan sampel
harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak akurat dan tidak
tepat akan memberikan kesimpulan riset yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan
kesimpulan salah yang menyesatkan.
KRITERIA SAMPEL
Sampel yang baik memenuhi dua buah kriteria sebagai berikut ini.
1. Akurat
Sampel yang akurat adalah sampel yang tidak bias. Beberapa cara dapat dilakukan
untuk meningkatkan akurasi dari sampel sebagai berikut :
a. Pemilihan sampel berdasarkan proksi yang tepat.
b. Menghindari bias di seleksi sampel.
c. Menghindari biasa hanya di perusahaan-perusahaan yang bertahan.
2. Presisi
Sampel yang mempunyai presisi yang tinggi adalah yang mempunyai kesalahan
pengambilan sampel yang rendah. Kesalahan pengambilan sampel seberapa jauh sampel
berbeda yang dijelaskan oleh populasinya. Presisi diukur dengan standard error of
estimate. Semakin kecil standard error of estimate semakin tinggi presisi sampelnya.
Presisi dapat ditingkatkan dengan jumlah sampelnya. Semakin besar jumlah sampelnya,
semakin kecil kesalahan standar estimasinya.
b. Cluster Sampling
Pengambilan sampel secara kluster dilakukan dengan membagi populasi menjadi
beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster. Beberapa cluster
kemudian dipilih secara random. Item-item yang berada di dalam cluster yang terpilih
merupakan sampelnya. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang homogen antara
kluster-klusternya dan heterogen antara intem-item di dalam klusternya.
c. Stratified Sampling
Pengambilan sampel secara strataan dilakukan dengan membagi populasi menjadi
beberapa sub-populasi atau strata dan kemudian pengambilan sampel random sederhana
dapat dilakukan didalam masing-masing strata. Strata dapat berupa karakeristik
tertentu.
d. Double Sampling
Double sampling merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan
dasar sampel yang ada dan dari informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil
sampel berikutnya.
Pengambilan sampel secara non probabilitas (pemilihan non random) dapat dilakukan
metode-metode sebagai berikut ini.
1. Convenience Sampling
Pengambilan sampel secara nyaman dilakukan dengan memilih sampel bebas
sekehendak perisetnya.
2. Purposive Sampling
Pengambilan sampel bertujuan dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi
berdasarkan kriteria tertentu. Kreteria yang digunakan dapat berdasarkan:
a. Judgment Sampling adalah purposive sampling dengan kreteria semua berupa suatu
perkembangan tertentu.
b. Quota sampling bardalih bahwa sampel harus mempunyai karakteristik yang dimiliki
oleh populasinya.
3. Snowball Sampling
Pengambilan sampel secara bola salju dilakukan dengan mengumpulkan sampel dari
responden yang berasal dari referensi suatu jaringan.
3. Strategi arsip (archival), yaitu data dikumpulkan dari catatan atau basis data yang
sudah ada. Sumber data dari strategi ini adalah :
a. Data primer
b. Data sekunder
4. Strategi analitikal (analytical). Strategi ini tidak menggunakan data kuantitatif tetapi
prinsip atau hipotesis dibuktikan dengan menggukan lojik matematik periset.