KELOMPOK 3
NIKEN ANGGRAINI
KANA ROSIANA
KB I
PEMEROLEHAN
BAHASA PERTAMA
MODUL 3
PEMEROLEHAN
BAHASA ANAK
KB II
PEMEROLEHAN
BAHASA KEDUA
KEGIATAN BELAJAR I
(PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA)
1) Pandangan Nativisme
Menurut pandangan Nativisme, setiap anak yang lahir telah dilengkapi
dengan kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa.
2) Pandangan Behavioristis
Menurut behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan
yang diberikan lingkungannya. Anak tidak memiliki peran aktif, hanya
sebagai penerima pasif. Perkembangan bahasa anak terutama ditentukan
oleh kekayaan dan lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya, serta
peniruan yang dilakukan anak terhadap tindak berbahasa lingkungannya.
3) Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak
ditentukan oleh daya kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan
pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual dan bahasa anak, kalau si
anak sendiri tidak melibatkan secara aktif dengan lingkungannya. Dengan
kata lain, anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan lingkungannya
agar penguasaan bahasanya dapat berkembang secara optimal.
Faktor Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar,
termasuk memecahkan suatu masalah. Dalam kaitannya dengan pemerolehan
bahasa, anak-anak yang bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung
lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada
anak yang bernalar sedang atau rendah. Jadi pengaruh intelegensi terletak
pada jangka waktu dan tingkat kreativitas pekembangan bahasanya.
Faktor Motivasi
Motivasi bersumber dari dalam dan luar diri anak. Dalam belajar bahasa,
anak tidak melakukannya demi bahasa itu sendiri. Anak belajar bahasa
karena adanya kebutuhan dasar yang bersifat praktis, seperti lapar, haus,
sakit, serta perhatian dan kasih sayang (motivasi intrinsik).
Untuk kebutuhan hidupnya dan kepentingan dirinya, anak perlu memahami
dan dipahami sekitarnya melalui belajar bahasa. Bentuk pujian serta
ekspresi rasa senang, gembira dan ceria disebut juga motivasi ekstrinsik.
• 0-2 bulan, anak mengeluarkan bunyi-bunyi refleksif yaitu rasa lapar, haus,
sakit. Serta bunyi-bunyi vegetatif seperti batuk,bersin, sendawa, dan
tegukan.
•2-5 bulan, anak mulai mendekut dan mengeluarkan bunyi-bunyi vokal yang
bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan.
•4-7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan rentang waktu
yang lebih lama. Konsonan nasa /m/ dan /n/ sudah muncul.
•6-12 bulan, anak mulai berceloteh. Celotehnya berupa pengulangan
konsonan dan vokal seperti /ba-ba/, /ma-ma/, /da-da/.
Tahap Satu-Kata atau Holofrasis
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12-18 bulan. Pada tahap ini anak
menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang
disampaikannya. Contohya:
“ Mimi” sambil menunjukkan cangkir. (saya mau minum)
“Akit” sambil mengacungkan jarinya. (jari saya sakit)
Tahap Dua-Kata
Fase ini berlangsung sekitar 18-24 bulan. Dalam bertutur anak mulai
menggunakan dua kata. Contohnya:
“papa ikut”
“mamah main”
“mau bobo”
Tahap Telegrafis
Tahap ini antara usia 2-3 tahun. Anak telah menghasilkan ujaran dalam
bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri yang paling mencolok pada fase ini
bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, tetapi pada variasi bentuk
“ apa itu?”
2. Teori Akomodasi
Teori akomodasi mengatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dan B2 dalam
berinteraksi sangat menentukan pemerolehan B2. Faktor-faktor berikut
akan mempermudah dan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran B2:
a. Anggapan pembelajaran B2 bahwa dirinya merupakan bagian dari
masyarakat B2.
b. Tidak memandang rendah kelompok masyarakat B2.
c. Persepsi pembelajaran tentang pentingnya etnolinguistik.
d. Terbuka dan tidak ketat dalam mempersepsikan batas kelompok B1
dengan B2.
e. Pembelajar B1 mengidentifikasi diri sama kuat dan memuaskannya
dengan kelompok sosial lainnya.
3. Teori Wacana
Teori wacana menemukan makna bahasa melalui keterlibatan dalam
berkomunikasi.
Teori wacana mempunyai sejumlah prinsip utama yaitu:
a. Pemerolehan B2 mengikuti urutan alamiah dalam perkembangan
sintaksis.
b. Penutur asli akan menyesuaikan tuturannya untuk mencapai makan yang
disepakati bersama penutur nonasli.
c. Strategi percakapan yang ditempuh untuk mencapai makna yang
disepakati dan masukan mempengaruhi kecepatan dan urutan
pemerolehan B2.
4. Model Monitor
Monitor proses konstruksi kreatif dalam berbahasa.
Model monitor memiliki 5 hipotesis yang mempengaruhi pemerolehan B2
yaitu :
1) Hipotesis pemerolehan-pembelajaran
2) Hipotesis urutan ilmiah
3) Hipotesis monitor
4) Hipotesis masukan
5) Hipotesis saringan afektif
5. Model Kompetensi Variabel
Model Kompetensi Variabel cara seseorang mempelajari bahasa akan
mencerminkan cara orang itu menggunakan
bahasa yang dipelajarinya.
6. Hipotesis Universal
Hipotesis Universal anak menemukan kaidah-kaidah bahasa dengan
bentuk gramatikal universal.