Anda di halaman 1dari 15

PERSYARATAN MENJADI CALON KEPALA

DAERAH DI PILKADA SERENTAK

OLEH
Dr. Bambang Wicaksono, S.T., M.T

“Menjadi Pemimpin dengan


Memanfaatkan Potensi
Terbesar yang anda miliki”
BIODATA
Nama : Dr. Bambang Wicaksono, S.T., M.T
NIP : 197409132000031004
Pangkat/Gol : Pembina Tingkat I /IV/b
Tempat, Tgl Lahir : Kudus, 13 September 1974
Jabatan : Sekretaris Badan

Unit Organisasi : Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang

Komplek Perumahan Permata Hijau Blok DI-7, Kel.


Alamat Rumah :
Silaberanti Kec. Jakabaring, Palembang

E-mail : bambangwi1974@gmail.com

Nomor Hp : 0812-7859915

S1 Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1993-1998


S2 Magister Teknik Pembangunan Kota Universitas
Pendidikan :
Diponegoro 2002-2003
S3 Doktor Ilmu Teknik Universitas Sriwijaya 2016-2020
1. Pengurus Ikatan Sarjana NU Wilayah Sumsel
Organisasi : 2. Pengurus Idaroh Wustho Jatman
“Setiap Kalian adalah pemimpin, dan setiap
pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinananya”

-Nabi Muhammad SAW-

”Tashorruf al-Imam ala ar-Ra’iyah manuthun


bi al-Maslahah”
(Kebijakan Pemerintah atas rakyat harus
didasarkan pada prinsip kemaslahatan)
Pemerintah Daerah
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18
TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH. PADA BAB I
KETENTUAN UMUM, Pasal 1 di Poin 6 menyebutkan:

Pemerintah Daerah adalah kepala Daerah sebagai unsur


penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah otonom.
Setiap calon kepala daerah baik jalur independen/non
partai maupun calon yang diusung lewat jalur partai yang
ingin mendaftarkan diri sebagai calon kepala daerah dan
wakil kepala daerah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada)
harus mengikuti dan memenuhi ketentuan yang telah diatur
dalam Undang-Undang pemilihan kepala daerah.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang penetapan
peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota.
Persyaratan menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Wali
Kota dan Wakil Wali Kota berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun
2020 tentang Perubahan Ketiga atas PKPU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Wali Kota dan Wakil
Wali Kota, tercantum pada Pasal 4 adalah sebagai berikut :.

Warga Negara Indonesia dapat menjadi Calon Gubernur dan Wakil


1 Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, atau Wali Kota dan Wakil Wali
Kota dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

A. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;


B. setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
C.berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas
atau sederajat;
D.berusia paling rendah 30 tahun untuk Calon Gubernur dan
Calon Wakil Gubernur serta 25 tahun untuk Calon Bupati
dan Calon Wakil Bupati serta Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota;
E.mampu secara jasmani, rohani, dan bebas dari
penyalahgunaan narkotika berdasarkan hasil
pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim;
F. tidak pernah sebagai terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
atau bagi mantan terpidana telah secara terbuka dan jujur
mengemukakan kepada publik bahwa yang bersangkutan
mantan terpidana;
G. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
H.tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dibuktikan
dengan surat keterangan catatan kepolisian;
I. menyerahkan daftar kekayaan pribadi;
J.tidak sedang memiliki tanggungan utang secara
perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi
tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;
K.tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
L. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan
pajak pribadi;
M. belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Wakil
Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil
Walikota selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan
yang sama untuk Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur,
Calon Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan
Calon Wakil Walikota
N.belum pernah menjabat sebagai Gubernur untuk calon
Wakil Gubernur, atau Bupati/Walikota untuk Calon Wakil
Bupati/Calon Wakil Walikota pada daerah yang sama;
O.berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Wakil Gubernur,
Bupati, Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil Walikota yang
mencalonkan diri di daerah lain sejak ditetapkan sebagai
calon;
P.tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabat
Bupati, dan penjabat Walikota;
Q.menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sejak ditetapkan sebagai pasangan calon peserta
Pemilihan;
R.menyatakan secara tertulis pengunduran diri sebagai
anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil serta Kepala
Desa atau sebutan lain sejak ditetapkan sebagai pasangan
calon peserta Pemilihan; dan
S. berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah sejak ditetapkan sebagai calon.
Apa Syarat PNS yang
Mencalonkan Diri di Pilkada?
Kewajiban Pengunduran Diri PNS Dalam UU Aparatur Sipil Negara
Mengenai pengunduran diri PNS yang mencalonkan diri menjadi
Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah ini juga diatur dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(“UU ASN”). Di antaranya terdapat dalam beberapa pasal berikut:

Pasal 119 UU ASN


1
Pejabat pimpinan tinggi madya dan pejabat pimpinan tinggi
pratama yang akan mencalonkan diri menjadi gubernur dan
wakil gubernur, bupati/walikota, dan wakil bupati/wakil walikota
wajib menyatakan pengunduran diri secara tertulis dari PNS
sejak mendaftar sebagai calon.
Pasal 123 ayat (3) UU ASN
2
Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan
menjadi Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat; ketua, wakil ketua, dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah; gubernur dan wakil
gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota wajib
menyatakan pengunduran diri secara tertulis sebagai PNS sejak
mendaftar sebagai calon.

Pernyataan pengunduran diri ini tidak dapat ditarik kembali.


3
Syarat-syarat Partai Politik
jika Ingin Ikut Pemilu
Persyaratan-persyaratan partai politik peserta pemilu diatur dalam Pasal
172 hingga Pasal 175. Poin pentingnya adalah partai politik peserta
pemilu merupakan partai politik yang telah ditetapkan/lulus verifikasi
oleh KPU.

Pasal 172
1
Peserta Pemilu untuk pemilihan umum anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota adalah partai politik.

2 Pasal 173
(1) Partai politik peserta pemilu merupakan partai politik yang
telah ditetapkan/lulus verifikasi oleh KPU
(2) Partai politik dapat menjadi Peserta Pemilu setelah
memenuhi persyaratan
(3) Partai politik yang telah lulus verifikasi dengan syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diverifikasi ulang
dan ditetapkan sebagai partai politik peserta pemilu.
Syarat-syarat Partai Politik
jika Ingin Ikut Pemilu
Pasal 174
3
(1) KPU melaksanakan penelitian keabsahan administrasi dan
penetapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
173.
(2) Penelitian administrasi dan penetapan keabsahan
persyaratan oleh KPU dipublikasikan melalui media massa.
(3) Ketentuan mengenai tata cara penelitian administrasi dan
penetapan keabsahan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan peraturan KPU.

4 Pasal 175
Nama, lambang, dan/atau tanda gambar partai politik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat (2) huruf h
dilarang sama
Pendaftaran, dokumen dan
Penetapan Partai Politik Peserta
Pemilu

Partai politik harus mendaftarkan diri ke KPU jika ingin menjadi


peserta Pemilu Serentak.
Jadwal waktu pendaftaran ini paling lambat 18 bulan sebelum hari
pemungutan suara. KPU akan melakukan penelitian administrasi atas
keabsahan persyaratan dari partai politik calon peserta pemilu.

Jika sudah lolos verifikasi, maka partai politik bersangkutan akan


ditetapkan menjadi Peserta Pemilu Serentak. Penetapan Partai politik
Peserta Pemilu dilakukan paling lambat 14 bulan sebelum hari
pemungutan suara.
Salah satu potensi kerawanan di masa Pilkada adalah politik uang.
Strategi  dengan menebar uang kepada masyarakat agar dipilih.
Apalagi dimasa pandemi Covid 19, kegiatan kampanye dilakukan
berbeda dari Pilkada-Pilkada sebelumnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai