Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN


PENDENGARAN

KELOMPOK 4
DEFINISI
Mata adalah organ sensorik yang mentrasmisikan rangsang melalui jaras pada otak ke
lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. Sesuai dengan proses penuaan yang
terjadi tentunya banyak perubahan yang terjadi.

Perubahan Normal yang b.d Penuaan Implikasi Klinis

1 Penurunan kemampuan akomodasi. Kesukaran dalam membaca huruf-huruf yang


kecil.
2. Kontriksi pupil sinilis.
Penyempitan lapang pandang
3. Peningkatan kekeruhan lensa dengan
perubahan warna menjadi menguning. Sensitivitas terhadap cahaya
Penurunan penglihatan pada malam hari
Kesukaran dengan persepsi kedalamam
• Kehilangan pendengaran pada lansia disebut presbikusis.
fenonema tersebut sebagai suatu penyakit simetris
bilateral pada pendengaran yang berkembang secara
progresif lambat terutama memengaruhi nada tinggi
dan dihubungkan dengan penuaan. Penurunan
pendengaran terutama berupa sensorineural, tetapi juga
dapat berupa komponen konduksi yang berkaitan
dengan presbiskusis. Penurunan pendengaran
sensorineural terjadi saat telinga bagian dalam dan
komponen saraf tidak berfungsi dengan baik (saraf
pendengaran). Penyebab dari perubahan dengan
konduksi tidak diketahui, tetapi masih mungkin
berkaitan dengan perubahan pada tulang di dalam
tulang mastoid.
ETIOLOGI
• Perubahan struktur kelopak mata
• Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran
seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini yang juga
disebut dengan perubahan involusional terjadi pada :
• M.orbicular
• Retractor palpebra inferior
• Tartus
• Tendo kantus medial/lateral
• Aponeurosis muskulus levator palpebra
• Kulit
• Perubahan sistim lakrimalis
• Setelah usia 40 tahun khususnya wanita pasca menopause
sekresi basal kelenjar lakrimal secara progesif berkurang.
Sehingga seringkali pasien dengan sumbatan pada duktus
nasolakrimalis tak menunjukkan gejala epifora oleh
karena volume air matanya sedikit. Akan tetapi bilamana
sumbatan sistim lakrimalis tak nyata akan memberi
keluhan mata kering yaitu adanya rasa tidak enak seperti
terdapat benda asing atau seperti ada pasir, mata tersa
leleh dan kering bahkan kabur. Sedangkan gejala obyektif
yang didapatkan diantaranya konjungtiva bulbi kusam dan
menebal kadang hiperaemi, pada kornea didapatkan erosi
dan filamen. Periksa yang perlu dilakukan adalah
Schirmer, Rose Bengal, “Tear film break up time”
• Proses penuaan pada kornea
• Arcus Senilis (Gerontoxon, Arcus Cornea)
• Merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang
sering dijumpai. Keberadaan arcus senilis ini tidak memberikan
keluhan, hanya secara kosmetik sering menjadi masalah.
Kelainan ini berupa infiltrasi bahan lemak yang berwarna
keputihan, berbentuk cincin dibagian tepi kornea. Mula-mula
timbulnya dibagian inferior kemudian diikuti bagian superior
berangsung meluas dan akhirnya membentuk cincin.
• Etiologi arcus senilis diduga ada hubungannya dengan
peningkatan kolestereol dan low density lipoprotein (LDL).
Bahan-bahan yang membentuk cincin tersebut terdiri dari ester
kolesterol, kolesterol dan gliserid.
• Arcus senilis mulai dijumpai pada 60% individu usia 40-60 tahun
dan terjadi pada hamper semua orang yan berusia diatas 80
tahun dimana laki-laki lebih awal timbulnya disbanding wanita.
• Perubahan refraksi
• Pada orang muda, hipermetrop dapat diatasi dengan kontraksi
muskulus silisris. Dengan bertambahnya usia hipermetrop laten
menjadi lebih manifest karena hilangnya cadangan akomodasi.
Namun bila terjadi sclerosis nucleus pada lensa, hipermetrop menjadi
berkurang atau terjadi miopisasi karena proses kekeruhan di lensa
dan lensa cenderung lebih cenbung.
• Perubahan astigmat mulai terlihat pada umur 10-20 tahun dengan
astigmat with the rule 75,5% dan astigmat against the rule 6,8%. Pada
umur 70-80 tahun didapatkan keadaan astigmat with the rule 37,2%
dan against the rule 35%. Factor-faktor yang mempengaruhi
perubahan astigmat antara lain kornea yang mengkerut oleh karena
perubahan hidrasi pada kornea, proses penuaan pada kornea.
• Penurunan daya akomodasi dengan manifestasi presbiopia dimana
seseorang akan kesulitan untuk melihat dekat dipengaruhi oleh
berkurangnya elastisitas lensa dan perubahan pada muskulus silisris
oleh karena proses penuaan.
• Perubahan fungsional
• Proses degenerasi dialami oleh berbagai
jaringan di dalam bola mata, media refrakta
menjadi kurang cemerlang dan sel-sel
reseptor berkurang, visus tajam dibandingkan
pada usia muda. Keluhan silau (foto-fobi)
timbul akibat proses penuaan pada kornea
dan lensa
• Etiologi presbicusis di bagi menjadi 2 yaitu :
 Internal
• Degenerasi primer eferen dari koklea,
degenerasi primer organ corti penurunan
vascularisasi dari reseptor neuro sensorik
mungkin juga mengalami gangguan.Sehingga
baik jalur auditorik dan lobus temporalis otak
sering terganggu akibat lanjutnya usia.
 Eksternal
• Terpapar bising yang berlebihan, penggunaan
otottoksik dan reaksi paska radang.  
PATOFISIOLOGI

• Katarak
• Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau
kapsul lensa mata, penyebab umum
kehilangan penglihatan yang bertahap. Lensa
yang keruh menghalangi cahaya menenbus
kornea, yang pada akhirnya mengamburkan
tangkapan bayangan pada retina. Sebagai
hasilnya, otak menginterprestasikan bayangan
yang kabur.
• Glaucoma
• Glaukoma adalah penyakit mata dengan tanda : tekanan intra-okuler meninggi,
penyempitan lapangan pandang dan atropi papil syaraf Opticus umumnya terjadi
pada usia di atas 40 tahun.

• Tanda dan gejala


1. Sakit kepala tumpul di pagi hari
2. Rasa sakit yang ringan pada mata
3. Kehilangan penglihatan perifer (penglihatan menyempit)
4. Melihat lingkaran cahaya disekitar cahaya
5. Penurunan ketajaman penglihatan (khususnya pada malam hari) yang tidak
dapat dikoreksi dengan kacamata.
6. Inflamasi mata unilateral
7. Kornea berkabut
8. Pupil berdilatasi sedang yang tidak bereaksi terhadap cahaya
9. Peningkatan tekanan intraokuler, diketahui dengan cara membuat tekanan yang
lembut pada kelopak mata pasien yang tertutup menggunakan ujung jari; bola
mata menahan tekanan tersebut
• Gangguan pendengaran secara perlahan lahan akibat
proses penuaan yang dikenal dengan istilah presbicusis.
Penyebab terjadinya presbikusis yang tepat belum
diketahui hingga saat ini, namun secara umum diketahui
bahwa penyebabnya bersifat multifaktorial. Diduga
timbulnya presbikusis berhubungan dengan faktor bawaan,
pola makan, metabolisme, atheriosklerosis, diabetes
melitus, infeksi, bising, gaya hidup, obat-obatan, dll.
Presbikusis umumnya akan menyerang kedua telinga
secara perlahan-lahan sehingga orang tersebut tidak dapat
menyadari adanya gangguan pendengaran pada dirinya.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori (visual, auditori )
berhubungan dengan perubahan penerimaan
sensori, transmisi dan integrasi.
2.  Gangguan mobilitas fisik bd indeks masa
tubuh di atas 75 tahun percentile sesuai
dengan usia.
3. Gangguan persepsi sensorik : pendengaran
Intervensi DX I
• Monitoring perubahan status neurologis pasien.
• Monitoring tingkat kesadaran pasien.
• Identifikasikan factor yang berpengaruh
terhadap gangguan persepsi sensori.
• Pastikan akses dan penggunaan alat bantu
sensori.
• Tingkatkan jumlah stimulus untuk mencapai
tingkat sensori yang sesuai.
Intervensi DX II
• Monitoring vital sign sebelum / sesudah latihan dan lihat
respon pasien saat latihan
• Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
• Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan
dan cegah terhadap cedera.
• Latih pasien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
• Berikan alat bantu jika klien memerlukan
• Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika di perlukan
Intervesi DX III
• Berbicara dengan nada yang tidak termasuk berteriak
(berteriak meningkatkan intonasi nada suara).
• Menghadap ke arah pasien ketika berbicara
• Berbicara secara perlahan-lahan dan jelas
• Gunakan sentuhan untuk mendapatkan perhatian pasien
jika berada di belakangnya
• Gunakan kalimat sederhana
• Turunkan intonasi nada suara
• Waspadai komunikasi nonverbal (misalnya : ekspresi
wajah)
EVALUASI
 Pasien dapat menunjukkan kemampuan kognitif.
 Pasien dapat mengidentifikasikan diri, orang, tempat, dan
waktu.
 Klien meningkatkan dalam aktivitas fisik
 Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
 Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
(walker )
 Pasien mampu mendengar percakapan
 Terjadi sebuah percakapan yang berkesinambungan
 Tidak terjadi pesan yang tidak tersampaikan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai