Anda di halaman 1dari 15

Bentuk Program Menjaga Mutu

By: Siti Aminah, SST., Bd., M.kes


1. Program menjaga mutu prospektif
 Program menjaga mutu yang dilaksanakan sebelum pelayanan kesehatan
diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada
unsure masukan serta lingkungan. Prinsip pokok program menjaga mutu
prospektif sering dimanfaatkan dalam menyusun peraturan perundang-
undangan.
a. Standarisasi (standardization)
 Standarisasi adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan yaitu
yang menyangkut masukan proses dari system pelayanan kesehatan.
 Untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, ditetapkanlah standarisasi institusi kesehatan. Izin
menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada institusi
kesehatan yang memenuhi standar yang telah ditetapkan
 
.

b. Lisensi
 Proses administasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwewenang berupa surat izin praktik yang diberikan kepada tenaga
profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
Tujuan Umum:
Melindungi masyarakat dan pelayanan profesi.
Tujuan Khusus:
a. Memberikan kejelasan batas wewenang.
b. Menetapkan sarana dan prasarana.
c. Meyakinkan Klien
Contoh Lisensi: Lisensi Praktik Kebidanan Atau SIPB
c. Sertifikasi (certification)
 Adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan sertifikat
(pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga
pelaksanan yang benar-benar memenuhi persyaratan
d. Akreditasi (accreditation)
 Adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan
kriteria yang terbuka
2. Program Menjaga Mutu Konkuren
 Adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan bersamaan dengan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian
utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai tindakan
medis dan nonmedis yang dilakukan.
 Program menjaga mutu konkuren dinilai paling baik, namun paling
sulit dilaksanakan. Penyebab utamanya adalah karena adanya faktor
tentang rasa serta ‘bias’ pada waktu pengamatan. Seseorang akan
cenderung lebih berhati-hati, apabila mengetahui sedang diamati.
Kecuali apabila pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan oleh satu
tim (team work), atau apabila telah terbentuk kelompok kesejawatan
(peer group).
3. Program Menjaga Mutu Retrospektif
 Adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan setelah pelayanan
kesehatan diselenggarakan.
 Objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak langsung.
Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan
pemakai jasa pelayanan kesehatan.
 Pada bentuk ini, perhatian utama lebih ditujukan pada unsur
keluaran, yakni menilai penampilan peleyanan kesehatan.
Program Menjaga Mutu
Retrospektif

Unsur Keluaran

Pelayanan Kesehatan
Kurang Bermutu
Contoh program menjaga mutu retrospektif 
1. Reviw rekam medis (record review)
 Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam medis
yang dipergunakan.
 Semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
 Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri apakah
informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari
pelayanan yang diberikan.
 Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan,
penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang
direfleksikan pada catatan-catatan
2. Review jaringan (tissue review)
 Penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari jaringan
pembedahan yang dilakukan. Apabila gambaran patologi anatomi dari jaringan
yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan, maka berarti
pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Survai klien (client survey)
 Penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan pemakai jasa
pelayanan kesehatan.
 Survai klien ini dapat dilakukan secara informal, dalam arti melangsungkan
tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau secara formal,
dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus.
 Survei dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misal: survei
kepuasan pasien
4. Program Menjaga Mutu Internal
 Adalah bentuk kedudukan organisasi yang bertanggung jawab
menyelenggarakan. Program Menjaga Mutu berada di dalam
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di
dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu
organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
Tujuan
a. Tujuan Umum
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya masalah mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarkan,
2. Diketahuinya penyebab munculnya masalah kesehatan yang
diselenggarakan,
3. Tersusunnya upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan yang ditemukan,
4. Terselenggarakan upaya penyelesaian masalah dan penyebab masalah
mutu pelayanan kesehatan yang ditemukan,
5. Tersusunnya saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Ditinjau dari peranan para pelaksananya,secara
umum dapat dibedakan atas 2 macam

1. Para ahli yang tidak terlibat dalam pelayanan kesehatan (expert


group) yang secara khusus diberikan wewenang dan tanggung
jawab menyelenggarakan program menjaga mutu.
2. Mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (team
based) seperti gugus kendali mutu, sebagaimana yang banyak
dibentuk di dunia industri.
5. Program Menjaga Mutu eksternal
 Kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan
program menjaga mutu berada diluar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
 Misalnya suatu badan penyelenggara program asuransi kesehatan,
yang untuk kepentingan programnya, membentuk suatu unit
program menjaga mutu, guna memantau, menilai serta mengajukan
saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh berbagai institusi pelayanan kesehatan yang
tergabung dalam program yang dikembangkannya.
Menetapkan Masalah Mutu
a. Melalui pengamatan langsung terhadap petugas kesehatan yang
sedang melakukan layanan kesehatan.
b. Melalui wawancara terhadap pasien dan keluarganya,
masyarakat, serta petugas kesehatan.
c. Dengan mendengar keluahan pasien dan keluarganya,
masyarakat, serta petugas kesehatan.
d. Dengan menbaca serta memeriksa catatan dan laporan serta
rekam medik.

Anda mungkin juga menyukai