PENGANTAR
KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN
• 1946 WHO
Sehat adalah keadaan sejahtera dari aspek fisik, mental, dan social, dan tidak hanya
terbebasnya seseorang dari penyakit atau kecacatan.
• 1948 UNO
Pernyataan bahwa setiap individu berhak mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
• 1978 WHO
Health for All by 2000 sebagai deklarasi Alma Ata menetapkan pelayanan kesehatan
primer sebagai sebuah strategi kesehatan internasional.
• 2000 MDG’s
PBB mencanangkan Milenium Development Goals tahun 2000, didalamnya termaktub
bidang kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu dan anak, kematian bayi,
penurunan angka kemiskinan.
• 2005 UHC
Setiap orang mempunyai akses pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan
esensial dari promosi, pencegahan, kuratif, rehabilitatif, paliatif
• 2015 SDG’s
PBB mencanangkan pembangunan berkelanjutan, salah satunya menjamin kehidupan
yang sehat dan mendorong kesejahteraan semua orang di segala usia.
• Undang Undang Kesehatan N0 23 TAHUN 1992: Sehat adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan untuk setiap
• JKN 2014: Program jaminan sosial berdasarkan UU Nomor 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional
Tujuan Kebijakan :
Beberapa ahli mengelompokkan studi kebijakan menjadi tiga aspek kajian :
1. Aspek Perumusan
2. Aspek Implementasi
3. Kebijakan pada kondisi social dan ekonomi di bidang kesehatan
berdampak pada kesehatan masyarakat.
A. Kebijakan Publik
Kebijakan public adalah pedoman untuk melakukan kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh lembaga pemerintah yang
berwenang dalam rangka penyelanggaraan tugas pemerintah, negara, dan
pembangunan bangsa.
Kebijakan public meliputi semua kebijakan yang berasal dari pemerintah
seperti kebijakan kesehatan, ekonomi, transportasi, komunikasi, pertahanan,
keamanan, serta fasilitas umum lainnya.
- Kebijakan Public
Sangat dipengaruhi oleh adanya isu public. Disebut isu apabila bersifat
strategis, yang menyangkut banyak orang atau keselamatan bersama sehingga
tidak dapat diselesaikan oleh seorang, harus bersama
B. Kebijakan Kesehatan
Upaya dan tindakan pengambilan keputusan yang meliputi aspek teknis medis,
pelayanan kesehatan, keterlibatan pelaku skala individu, organisasi atau
isnstitusi pemerintah, swasta, LSM, dan representasi masyarakat lainnya yang
membawa dampak pada kesehatan.
Urgensi Kebijakan Kesehatan
a. Kesehatan menjadi hak dasar setiap individu yang membutuhkannya secara
adil dan setara.
b. Masyarakat (pasien) tidak memiliki posisi tawar yang baik, bahkan hampir
tanpa daya tawar atau daya pilih.
c. Kesehatan memiliki ketidak pastian artinya setiap orang tidak tahu kapan
sakit dan berapa biaya untuk pengobatannya. Pemerintah menjamin setiap
warga negara mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama masyarakat miskin.
d. Adanya eksternalitas yaitu keuntungan yang dinikmati atau kerugian yang
diderita sebagian masyarakat karena tindakan kelompok masyarakat lainnya.
Peran negara dan pemerintah sebagai pelaksana di bidang kesehatan yaitu
- Pengarah :
- Menetapkan, melaksanakan, memantau system kesehatan
- Menjamin keseimbangan antara berbagai pelaku utama di sector kesehatan
(pembayar, penyedia pelayanan, pasien)
- Menetapkan perencanaan strategis bagi seluruh system kesehatan
- Regulator
- Melaksanakan kegiatan regulasi
- Regulasi
WHO menetapkan 8 elemen kebijakan kesehatan :
1.Pendekatan Holistik
2.Partisipatory
3.Kebijakan public yang sehat
4.Ekuitas
5.Efisiensi
6.Kualitas
7.Pemberdayaan masyarakat
8.Self reliant
1. Pendekatan Holistik :
Kesehatan sebagai sesuatu yang dinamis dan lengkap dari dimensi fisik, mental,
social, dan spiritual. Pendekatan kebijakan kesehatan meliputi preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative.
2. Partisipatory :
Partisipasi masyarakat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan
karena dapat menjadi pendorong dalam pengimplementasian kebijakan dan
penyelesaian masalah.
3. Kebijakan public yang sehat
Setiap kebijakan harus diarahkan untuk mendukung terciptanya pembangunan
kesehatan yang kondusif dan berorientasi kepada masyarakat.
4. Ekuitas
Negara wajib menjamin pelayanan kesehatan secara merata untuk setiap warga
negara
5. Efisiensi
Layanan kesehatan harus berorientasi proaktif dengan mengoptimalkan biaya
dan teknologi.
6. Kualitas
Pemerintah harus menyediakan pelayanan yang berkualitas.
7. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan diutamakan untuk daerah terpencil dan perbatasan dengan
mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki dalam hal ini termasuk social
capital (kearifan local).
8. Self reliant
Kebijakan kesehatan ditetapkan untuk dapat memenuhi keyakinan dan
kepercayaan masyarakat akan kapasitas kesehatan di wilayahnya sendiri.
Hasil studi tahun 2004 di Inggris menghasilkan kesimpulan praktek
formulasi kebijakan terbaik :
1. Proaktif
2. Inklusif
3. Bekerja sama
4. Berpandangan luas dan ke depan
5. Berbasis bukti
6. Ketetapan/ketentuan implementasi dan evaluasi
7. Akuntable dan demokratis
1. Pro aktif
Proses pengembangan kebijakan berlangsung dengan memastikan telah
dilakukan penilaian resiko, tidak sekedar reaktif terhadap berbagai kritik yang
dimuat di media masa.
2. Inklusif
Melibatkan organisasi yang mewakili kepentingan pasien pada proses penetapan
kebijakan dengan cara dilaksanakan hearing dan menyebarkan rancangan
kebijakan selama 12 pekan untuk mendapat masukan dan respon dari
masyarakat luas
3. Bekerja sama
Proses penetapan kebijakan dilakukan dengan melibatkan dan membangun kerja
sama lintas sector.