07 Momentum Dan Sistem Partikel Updated 2017-11-13
07 Momentum Dan Sistem Partikel Updated 2017-11-13
Kekekalan Momentum
1
Gambaran Konsep
2
Momentum Linear :
p x mv x
(9-1) p mv p y mv y (9-2)
p z mv z
(9-4) dp Fdt
Impuls
tf
(9-5) p p f p i Fdt
ti
3
Impuls
• Definisi
Impuls dari suatu gaya adalah hasil
perkalian dari gaya rata-rata dengan selang
waktu gaya tersebut bekerja.
Impuls Ft
Impuls merupakan suatu besaran vektor,
yang arahnya sama dengan arah gaya rata-
rata yang bekerja.
Satuan SI untuk impuls adalah
newton.detik (N.s)
4
Contoh grafik suatu impuls suatu gaya
5
Impuls :
tf Impuls suatu gaya F sama dengan
(9-6) I Fdt p perubahan momentum benda.
ti
Teorema Impuls-Momentum
F
Gaya rata-rata :
1 tf
F
t t Fdt (9-7)
t
i
ti tf
I p Ft (9-8)
Untuk F konstan :
I p Ft (9-9)
6
Momentum
• Definisi
Momentum Linear dari sebuah benda
adalah hasil perkalian antara massa benda
(m) tersebut dengan kecepatan benda (v).
p mv
Momentum merupakan sebuah vektor yang
arahnya sama dengan arah kecepatan.
Satuan SI dari momentum adalah
kilogram.meter/detik (kg.m)/s
7
• Hubungan antara impuls dan momentum
dapat diperoleh dari Hukum II Newton
tentang gerak.
Gambar di samping
menunjukkan gerak bola
dengan kecepatan awal
mendekati pemukul,
mengenai pemukul dan
vf v 0
meninggalkan pemukul a
dengan kecepatan akhir. t
mv f mv 0
Dari Hukum II Newton : F ma
t
8
Teorema Impuls-Momentum
• Definisi
Jika sebuah gaya total bekerja pada sebuah
benda, impuls dari gaya total tersebut
sebanding dengan perubahan momentum
dari benda:
F
t mv
f mv 0
impuls momentum momentum
akhir awal
10
Contoh: Bola Baseball
11
Solusi
12
Solusi
a) Berdasarkan teorema impuls-momentum:
Impuls = perubahan momentum
I mv f mv 0
0,14 58 38
13,4 kg.m/s
b) Karena impuls sudah diketahui dan waktu
kontak juga sudah diketahui maka gaya total
rata-rata dapat diperoleh:
impuls 13,4
F 3
8400 N
t 1,6 10
13
Hukum
Kekekalan Momentum Linear
14
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
• Jika ada dua benda (m1 dan m2) saling mendekat dengan
kecepatan awal v01 dan v02 seperti gambar.
• Keduanya bertumbukan (seperti gambar b) dan terpisah
dengan kecepatan akhir masing-masing vf1 dan vf2.
Karena tumbukan maka kecepatan awal kedua benda
tersebut tidak sama dengan kecepatan akhirnya.
15
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
16
KEKEKALAN MOMENTUM LINIER
UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL
p1 = m1v1 Hukum Newton III
dp dp F12 F21
F12 1 F21 2
dt dt
F12 F21 0
m1
dp1 dp 2 d
F12 0 ( p1 p 2 ) 0
dt dt dt
F21
P p1 p 2 konstan (9-10)
p1i p 2i p1 f p 2 f (9-12)
17
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
Benda 1
( W
1 F
12 )t m1v f1 m1v 01
Gaya Gaya
eksternal Internal
Benda 2
( W
2 F
21 ) t m2 v f 2 m2 v 02
Gaya Gaya
eksternal Internal
18
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
• Dengan menjumlahkan kedua persamaan diatas, maka
diperoleh:
( W1 W2 F
12 F
21) t ( m1v f1 m2 v f2 ) ( m1v 01 m2 v 02 )
Gaya Gaya Total momentum Total momentum
eksternal internal akhir awal
19
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
Karena gaya-gaya internal merupakan pasangan gaya
aksi reaksi, maka jumlahan dari keduanya sama
dengan nol.
Total momemtum akhir dan total momentum awal
dapat dituliskan sebagai Pf dan P0
20
Ilustrasi Awal Tentang
Hukum Kekekalan Momentum Linear
21
Contoh: Penggabungan gerbong barang
22
Wawasan
23
Solusi
• Jika dipandang kedua gerbong tersebut sebagai
suatu sistem, maka total gaya eksternal yang
bekerja pada sistem tersebut sama dengan nol,
gaya berat keduanya seimbang dengan gaya
normal karena gesekan diabaikan.
• Kekekalan momentum :
(m1 m2 ) v f m1v 01 m2 v 02
total total
momentum akhir momentum awal
m1v 01 m2 v 02
vf
m1 m2
65 103 0,80 92 103 1,3
1,1 m/s
65 10 92 10
3 3
24
Contoh: Pemain Ski Es
25
Solusi
mF v f1 54 2,5
v f2 1,5 m/s
mM 88
Tanda minus menunjukkan bahwa si laki-laki
tersebut terdorong berlawanan arah dari si
wanita.
Momentum laki-laki dan momentum wanita sama
besar tetapi berlawanan arah. 26
Strategi Penyelesaian Soal-soal
Hukum Kekekalan Momentum
28
TUMBUKAN
Interaksi antar partikel yang berlangsung
dalam selang waktu yang sangat singkat Gaya impulsiv
++ p1 p 2
p 2 tt12F21dt
He4 F21
p1 p 2 0
F ( p1 p 2 ) 0 P p1 p 2 konstan
Tumbukan Tak Lenting sama sekali Setelah tumbukan kedua partikel menyatu
v2i v1i vf
m2 m1
m1 + m2
31
Contoh: Tumbukan Satu Dimensi
32
Solusi
33
Solusi
0,25 0,8
v f1 5 2,62 m/s
0,25 0,8
20,25
v f2 5 2,38 m/s
0,25 0,8
35
Contoh: Pendulum Balistik
Pendulum balistik (seperti gambar)
biasanya digunakan di laboratorium
untuk mengukur kecepatan sebuah
peluru. Jika balok kayu memiliki massa
sebesar 2,5 kg tergantung pada sebuah
kawat tidak bermassa. Sebutir peluru
(m1 = 0,01 kg) datang dengan kecepatan
v01. Sesaat setelah tumbukan balok
(dengan peluru didalamnya) memiliki
kecepatan vf dan kemudian mengayun
sampai ketinggian maksimum 0,65 m
dari posisi semula. Tentukan kecepatan
awal dari peluru jika hambatan udara
dapat diabaikan.
36
Solusi
37
Solusi
• Dari hukum kekekalan momentum diperoleh:
(m1 m2 ) v f m1v 01
total momentum total momentum
sesudah tumbukan sebelum tumbukan
m1 m2
v 01 vf
m1
Dari hukum kekekalan energi mekanik diperoleh:
1 2
(m1 m2 ) gh f 2 (m1 m2 ) v f
total energi mekanik total energi mekanik
di puncak ayunan, di bawah, seluruhnya
seluruhnyaenergi potensialsistem energi kinetik sistem
diperoleh : v f 2 gh f
38
Solusi
• Sehingga diperoleh:
m1 m2
v01 2 gh f
m1
0,01 2,5
210 0,65
2,5
905 m/s
39
Tumbukan dua dimensi
• Apabila tidak ada gaya eksternal total yang bekerja
pada sistem, maka momentum sistem kekal.
• Momentum merupakan besaran vektor, sehingga
dalam dua dimensi momentum total kekal juga
dalam komponen-komponennya.
Arah x :
m1vf1x m2 vf2 x m1v01x m2 v02 x
Pfx P0 x
Arah y :
m1vf1 y m2 vf2 y m1v01y m2 v02 y
Pfy P0 y
40
TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI
v1f sin q
v1f
v1i q
m1 f
m2 v2f cos f
m2
41
Contoh: Tumbukan Dua Dimensi
42
Solusi
0,15
vf1x 0,26 0,7 cos 35
bola 1, bola 2,
sesudah tumbukan sesudah tumbukan
sehingga diperoleh:
vf1x 0,63 m/s
43
Solusi
Arah y :
0,15vf1 y 0,260,7sin
35
bola 1, bola 2,
sesudah tumbukan sesudah tumbukan
sehingga diperoleh:
44
Solusi
• Gambar dibawah ini merupakan arah bola 1
sesaat sesudah tumbukan.
• Besarnya:
vf1 0,632 0,122 0,64 m/s
Arahnya:
1 0,12
tan 11
0,63
45
Pusat Massa Sistem Partikel
PM x
46
Pusat Massa
• Pusat massa merupakan suatu titik yang
mewakili posisi rata-rata untuk massa total
sistem.
• Gambar di bawah ini menunjukkan posisi
dua buah partikel pada sumbu x, dimana
posisi partikel 1 (m1) ada di x1 dan posisi
partikel 2 (m2) berada di x2.
47
Pusat Massa
• Maka posisi pusat massa dari sistem didefinisikan
sebagai berikut:
m1x1 m2 x2
xcm
m1 m2
Kecepatan pusat massa dari sistem dapat
didefinisikan sebagai berikut:
x1 x2
xcm m 1 t m 2 t m1v1 m2v2
t
vcm
m1 m2 m1 m2
Percepatan pusat massa dari sistem dapat
didefinisikan sebagai berikut:
m1a1 m2 a2
acm
m1 m2 48
Y
m2
m1 y1 m2 y2
y2 yc
m1 m2
m1
yc
y1
X
n n
m1 y1 m2 y2 mn yn mi yi mi yi
yc i 1n i 1
m1 m2 mn M
mi
i 1
Bagaimana jika massanya tersebar di dalam ruang ?
49
n
mi yi
yc i 1
M
n
mi xi
xc i 1 rc xc ˆi yc ˆj zckˆ
M
n mi xi ˆi mi yi ˆj mi zi kˆ
mi zi rc
M
zc i 1
M
mi ( xi ˆi yi ˆj zi kˆ )
rc
M
mi ri ri xi ˆi yi ˆj zi kˆ
rc
M
50
Z
rc
ri mi
M
Dm ri mi
rc lim
i
PM mi 0 M
ri
rc 1
rc rdm
X M
1
Y xc xdm
M
1
yc ydm
M
1
zc zdm
M
51
Gerak Sistem Partikel
drc 1 dr
mi i
mi vi
Kecepatan : v c
dt M dt M
Momentum : Mv c mi v i p = P
dv c 1 dv 1
Percepatan : ac mi i miai
dt M dt M
dP
Mac miai Fi
dt
dP P Mv c konstan
Fi 0 0
dt
52
53
v v+Dv
( M m) v M ( v v ) m( v v e )
Mv v e m
54