Anda di halaman 1dari 17

Assalamualaikum

Wr.Wb
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
 Acep Mawi
 Ajeng Nur Fadil
 Anisya Bunga Aprilia
KELOMPOK 2  Dera Trisna Nopianto
 Rismayatul Faridah
 Tasya Bilqis Selviani
 Tri Hani Nurul A
 Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah mendapatkan
perlindungan hukum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun
2004 yang antara lain menegaskan bahwa:
1. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama Kekerasan
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi
manusia, dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan
dalam serta bentuk deskriminasi yang harus dihapus.

Rumah 2. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang


kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus
Tangga mendapatkan perlindungan dari Negara dan/atau
masyarakat agar terhindar dan terbebas dari kekerasan
atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan
yang merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.
 Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap isteri
sebenarnya merupakan unsur yang berat dalam tindak
pidana, dasar hukumnya adalah KUHP (kitab undang-undang
hukum pidana) pasal 356 yang secara garis besar isi pasal
yang berbunyi:
“Barang siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ayah,
ibu, isteriatau anak diancam hukuman pidana”
Bentuk-
bentuk 1. Kekerasan fisik
Kekerasan 2. Kekerasan psikologis / emosional

dalam 3. Kekerasan seksual

Rumah 4. Kekerasan ekonomi

Tangga
Faktor-  Strauss A. Murray mengidentifikasi hal dominasi pria dalam
konteks struktur masyarakat dan keluarga, yang
Faktor memungkinkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
(marital violence) sebagai berikut:
Penyebab 1. Pembelaan atas kekuasaan laki-laki
Kekerasan 2. Diskriminasi dan pembatasan dibidang ekonomi
dalam 3. Beban pengasuhan anak
Rumah 4. Wanita sebagai anak-anak
Tangga 5. Orientasi peradilan pidana pada laki-laki
Cara
Penanggula  Perlunya keimanan yang kuat dan akhlaq yang baik dan
berpegang teguh pada agamanya sehingga Kekerasan
ngan dalam rumah tangga tidak terjadi dan dapat diatasi dengan
baik dan penuh kesabaran.
Kekerasan  dalam sebuah keluarga, karena didalam agama itu
dalam mengajarkan tentang kasih sayang terhadap ibu, bapak,
saudara, dan orang lain. Sehingga antara anggota keluarga
Rumah dapat saling mengahargai setiap pendapat yang ada.

Tangga
 Butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai
dan sebagainya antar anggota keluarga. Sehingga rumah
tangga dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada
rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk melakukan
aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul
adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga
yang kadang juga berlebih-lebihan.
 berapapun keuangan yang ada dalam keluarga, sehingga
seorang istri dapat mengatasi apabila terjadi pendapatan
yang minim, sehingga kekurangan ekonomi dalam keluarga
dapat diatasi dengan baik.
 Mekanisme koping adaptif
Menurut Stuart (2006) mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping
Mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan belajar dan mencapai
tujuan seperti bebrbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara
Koping efektif.

 Koping Maladaptif
Yang dimaksud dari koping maladaptif adalah mekanisme koping yang
menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, penurunan otonomi
dan cenderung menguasai lingkungan (Stuart,2006).
 Respon kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adatif dan maladatif
 - Asertif
Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa
menyakiti orang lain akan member kelegaan pada individu dan tidak akan
menimbulkan masalah.

 - frustasi
Rentang Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak realistis atau
himbauan dalam proses pencapaian tujuan

Respon  - pasif
Individu tidak mampu mengungkapkan perasannya, klien tampak pemalu , sulit
diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang mampu.

 - agresif
Perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam
bentuk asertif dan masih terkontol

 - Anuk
Perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan control diri
 Ny. C 36 tahun datang ke poli kebidanan dengan kakak kandungnya untuk
memeriksakan kehamilannya. Ny. C tampak memar pada pipi kiri , Ny. C
sering tampak melamun, pandangan kosong, lebih sering dan hanya
menjawab pertanyaan dengan singkat. Saat ditanya tentang suainya dia
hanya diam dan meneteskan air mata. Menurut kakak Ny. C, Ny. C sedang
Kasus hamil 4 minggu , suami Ny. C tidak bekerja, Ny.C bekerja sebaagai
karyawan di Bank Swasta. Tadi malam Ny. C dan suaminya ertengkar
karena Ny. C terlambat pulang karena rapat. Ny.C sudah menjelaskan
tentang alasan keterlambatan pulangnya, tetapi suaminya tidak percaya,
karena marah Ny.C didorong hingga jatuh dan pipinya terentur ujung meja.
Karena khawatir dengan kondisi kandungannya kakak Ny.C memawa Ny.
C kepoli kebidanan.
1. Identitas Pasien
2. Identitas Penanggung Jawab
Pengkajian 3. Data Fokus
-Subjektif
-Objektif
1. Isolasi sosial yang berhubungan dengan kecemasan yang ekstrem
Diagnosa dan depresi.

Keperawatan 2. Resiko cedera yang berhubungan trauma fisik


3. Ketidakefektifan koping keluarga (dengan perilaku merusak)
 Dx 1
1. Bina saling percaya, tunjukan penerimaan dan penghargaan.
2. Bantu memahami keputusan/pilihan.
3. Melakukan konseling suportif seperti memberikan penenangan dan
penyuluhan dalam perawatan.
4. Mendengarkan dengan empati dan memperhatikan sikap
Intervensi  Dx 2
1. Atasi cedera
2. Berikan tindakan kenyamanan
3. Bantu klien untuk menentukan seberapa besar resiko mengalami
kekerasan yang lebih hebat diri sendiri
4. Motivasi klien untul mencari layanan tempat perlindungan untuk
diri jika resikonya sangat besar
 Dx 3
1. Menyediakan linglungan yang tenang dimana korban dapat
mengungkapkan perasaannya.
2. Mengkaji dan membantu klien dalam melrwati situasi yang
dihadapinya.
3. Perawat mampu mengklarifikasikan kesalahpahaman dan
mendukung kemmmapuan korban untuk berubah membantu
mengambil serta menjalani keputusan mengklarifikasi nilai nilai dan
kepercayaan
4. Libatkan pelaku dan korban untuk menciptakan dan
mempertahankan hubungan dengan melibatkan terapi pasangan
 Pemulihan dari trauma penganiyaan membutuhkan waktu yang lama,
dengan periode kambuh. Tanda tanda kemajuan bisa berupa mencari
keamanan, melengkapi kebutuhan akan pertolongan, dan
mengekspresikan rasa takut. Wanita tersebut dapat mengidentifikasi
Evaluasi kekuatan yang ada pada dirinya dan dukungan yang tersedia,
mengklarifikasi nilai nilai dan kepercayaan, merasa patut dihargai,
memahami dan berusaha memperoleh hak hak perlindungan hukum.
TERIMAKASIH
Wassalamualaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai