Kelompok 1: 1. Adelia Rahmadani (21060001) 2. Andriyani (21060007) 3. Arniati Hanum Putri (21060010) 4. Ayu Nurma Sari (21060013) 5. Bintang Nur Rizky (21060014) 6. Indri Yani Situmorang (21060036) 7. Nurhidayati (21060065) 8. pebrianti (21060067) 9. Tasya Emelia Putri Giawa (21060091) 10. Ummi Safitri (21060092) 11. Hisna Putri Ananda Lubis (21060103) a y a n g j Apasa us n h a r aka a s? Pengertian infoemed consent b a h kita Manfaat informed consent Pencegahan informed consent Dimensi informed consent Kompomenen informed consent Bentuk – bentuk informed consent Persertujuan informed consent Syarat sah perjanjian informed consent atau kensep Segi hukum informed consent informed consent Informed consent terdiri dari dua suku kata yaitu: informed”yangberarti telah mendapatkan keterangan atau penjelasan informasi, sedangkan “consent” yang berarti persetujuan yang diberikan setelah mendapatkan informasi Menurut para ahli Jusuf Hanifah (1999), informed consent berarti persetujan yang diberikan pasien kepada bidan atau tenaga kesehatan yang setelah diberikan penjelasan. John m.echols (2003), informed berarti telah diberitahukan,telah disampaikan,telah diinformasikan,sedangkan consent berarti persetujuan yang diberikan kepada seseorang untuk berbuat sesuatu. “Infoermed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
Poin penting infoermed consent diantranya:
• Informed consent merupakan suatu proses • Informed consent bukan hanya suatu formulir atau selembaran kertas,tetapi bukti jaminan informed consent telah terjadi. • Secara hukum informed consent berlaku sejak tahun 1981,PP No. 8 tahun 1981. Maanfaat informed consent 1. Membantu melancarkan tindakan medis,melalui informed consent secara tidak langsung terjadilah kerjasama antara bidan dan klien seningga memperlaancar tindakan yang dilakukan. 2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi, tindakakan bidan yang tetapdan segera akan menurun resiko terjadinya efek samping dan komplikasi pada pasien. 3. Mempercepat proses pemulihan dan penyembuhan penyakit, karena siibu atau pasien memiliki pemahaman yang cukup terhadap tindakan yang dilakukan. 4. Meningkatkan mutu pelayanan ditunjang oleh tindakan yang lancar,efek samping dan komplikasi yang minim,dan proses pemulihan yang cepat. 5. Melindungi bidan dari kemungkinan tuntutan hukum jika tindakan medis menimbukan masalah bidan memiliki bukti tertulis tantang persetujuan medis. Pencegahan konflik etik Ada 4 langkah sebagai berikut: 1. Infoermed consent 2. Negosiasi 3. Persuasi 4. Komite etik Dimensi informed consent 1. Dimensi yang menguatkan hukum a. Keterbukaan informasi dari bidan kepada pasien b. Informasi tersebut harus dimengerti pasien c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan kesempatan yang baik. 2. Dimensi menyangkut etik d. Menghargai kemandirian / otonomi pasien e. Tidak melakukan interpensi melainkan membantu pasien bila dibutuhkan /diminta sesuai dengan informasi yang telah dbutuhkan. Komponen informed consent 1. Sukarela( voluntariness) Sukarela mengandung makna bahwa pilihan dibuat adalah dasar sukarela tanda ada unsur paskaaan didasari informasi dan kompetansi 2. Informasi (information) Jika pasien tidak tau sulit untuk mendapatkan mendeskripsikan keputusan. 3. Kempetensi (competence) Dalam konteks ini kompetensi bermakna suatupemahaman bahwa seseorang membutuhkan sesuatu hal untuk mampu membuat keputusan dangan tepat 4. Keputusan (decision Keputusan merupakan suatu proses dan pembuatan keputusan merupakan tahap terakhir pemberian proses persetujuan.
Bentuk – bentuk informed consent Menurut Departemen Kesehatan (2022), informend consent dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Implied consent yaitu persetujuan yang dinyatakan tidak langsung.contohnya:saat bidan akan mengukur tekanan darah ibu, iya akan mendekati si ibu dengan membawa es fingmomanometer tanpa mengatakan apapun dan si ibu langsung menggulung lengan bajunya(meski tidak mengatakan apapun sikap ibu menunjukkan bahwa iya tidak keberatan terhadap tindakan yang akan dilakukan bidan). 2. Ekspress consent yaitu persetujuan yang dinyatan dalam bentuk tulisan atau secara verbal contoh;Persetujusn untuk melakukan sesar.
Persetujuan informed consent 1. tertulis(expressed), biasanya diperlukan untuk tindakan medis yang mengandung resiko besar.
2. Persetujuan lisan(implied consent),biasanya
diperlukan untuk tindakan medis yang bersifat non- invasif dan tidak mengandung resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien.
3. Persetujuan dengan isyarat,dilakukan pasien
melalui isyarat,misalnya pasien yang akan disuntik atau diperiksa tekanan darahnya,langsung menyodorkan lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya. Syarat sah perjanjian atau konsep 1.Adanya kata sepakat,sepakat dari pihak tanpa paksaan, tipuan maupun keliruan antara bidan dan pasien. 2.Kecakapan, artinya bahwa seseorang memiliki kecakapan memberikan persetujuan jika orang tersebut mampu melakukan tindakan hukum,dewasa dan tidak gila. 3.Suatu hal tertentu,objek dalam persetujuan antara bidan dan pasien harus disebutkan dengan jelas dan terperinci. 4.Suatu sebab yang halal maksudnya adalah isi persetujuan tidak boleh bertentangan dengan undang- undang,tata tertib kesusilaan,norma dan hukum. Segi hukum informed consent 1. Pernyataaan dalam informed consent yaitu pasien menyatakan kehendak kedua belah pihak, yaitu pasien menyatakan setuju atas tindakan yang dilakukan bidan dan formulir persetujuan itu ditanda tangani oleh kedua belah pihak,maka persetujuan kedua belah pihak salinng mengikat dan tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak. 2. Informed consent tidak meniadakan atau mencegah diadakannya tuntutan dimuka atau dirumah bersalin atau bidan terhadap tanggung jawabnya apabila terdapat kelalaian. Ia hanya dapat dipergunakan sebagai bukti tertulis akan adanya izin atau persetujuan dari pasien terhadap tindakan yang dilakukan. 3. Formulir yang ditanda tangani pasien atau wali pada umumnya berbunyi segala akibat dari tindakan akan menjadi tanggung jawab pasien sendiri dan tidak menjadi tanggung jawab bidan atau rumah bersalin.
Daftra pustaka Frith,L.1006.Ehtic and midwefery.Butterworth Heinemenn Hakiki,wilda.2012.imfoermed consent dalm pelayanan kesehatan ETIKOLEGAL dalam praktik kebidanan(heryani reni,STT,SKM,M,Biomed) Etikolegal dalam praktik kebidanan,TH Ending puwoastuti,S,Pd,APP,Elisabeth perpustakaan universitas aufa royhan. TERIMAKASIH