Anda di halaman 1dari 88

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TATA CARA REVISI ANGGARAN


TA 2012
(PMK No. 49 /PMK.02/2012, tanggal 28 Maret 2012)

Disampaikan dalam rangka Pembinaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran


dan Pejabat Pembuat Komitmen Lingkup Kementerian Kehutanan
Tahun 2012
Bandung, September 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
DIREKTORAT ANGGARAN I
Pokok Pengaturan

1. Pendahuluan;
2. Ruang Lingkup Revisi Angaran;
3. Batasan Revisi Anggaran;
4. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran (DPR,
DJA, DJPB dan KPA);
5. Batas Akhir Pengajuan Revisi Anggaran;
6. Hal-hal Khusus;
7. Lampiran PMK.

2
Pokok Pengaturan …..(1/7)

1 Pendahuluan, meliputi hal-hal yang menjadi pertimbangan


dalam pengaturan revisi anggaran :

a. Dasar Hukum Revisi Anggaran;


b. Tujuan Revisi Anggaran;
c. Struktur Penganggaran.

3
1. a. Dasar Hukum Revisi Anggaran

1) UU No. 22 Tahun 2011 tentang APBN TA 2012 :


 Pasal 23 : Perubahan/pergeseran rincian anggaran belanja
Ditetapkan oleh Pemerintah.
 Pasal 24 : Penggunaan Hasil Optimalisasi
Diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

2) Keppres No. 32 Tahun 2011 tentang Rincian Anggaran Belanja


Pemerintah Pusat (RABPP) TA 2012:
 Pasal 2 : Perubahan/pergeseran rincian anggaran belanja
Ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

4
1.b. Tujuan Revisi Anggaran

1) Antisipasi terhadap perubahan kondisi dalam pelaksanaan dan


perubahan prioritas kebutuhan;
2) Mempercepat pencapaian kinerja K/L;
3) Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja dan optimalisasi
penggunaan anggaran yang terbatas.

5
1.c. Struktur Penganggaran

APBN

 Kementerian;
 LPNK;  BA 001 s.d. BA
 Lembga Negara; 118.
K/L  LNS. PA BA

 Setjen/Settama;
 Ditjen;
 Itjen;  Progrm Generik;
 Badan.  Program Teknis.
Eselon I KPA Program

 Pusat;
 Vertikal;  Keg. Generik;
 SNVT;  Kegiatan Teknis;
 SKPD;  Output;
 Sementara;  Jenis belanja (2
 Khusus. digit).
Satker KPA/PPK Kegiatan

6
Pokok Pengaturan …..(2/7)

2 Ruang Lingkup Revisi Anggaran, meliputi :

a. Ruang Lingkup Revisi dan Dampak Perubahannya;


b. Matriks Perbandingan Jenis Revisi dan Pembagian
Kewenangan Penyelesaiannya;
c. Revisi Anggaran terkait penambahan atau pengurangan
pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian
anggaran belanjanya; (9 jenis revisi)
d. Revisi Anggaran dalam hal pagu anggaran tetap;
(42 jenis revisi)
e. Perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.
(12 jenis revisi)

7
a. Ruang Lingkup Revisi dan Dampak Perubahannya

Ruang Lingkup
a. perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau
pengurangan pagu anggaran belanja termasuk pergeseran rincian
anggaran belanjanya;
b. perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran
tetap; dan/atau
c. perubahan/ralat karena kesalahan administrasi.

AKIBAT

Perubahan alokasi anggaran dan/atau volume


Keluaran dan/atau Jenis Belanja pada :

a. Kegiatan; d. K/L; dan/atau


b. Satker; e. APBN.
c. Program;
8
b. Matriks Perbandingan Jenis Revisi dan Pembagian
Kewenangan

PMK Tata Cara Revisi TA 2011 PMK Tata Cara Revisi TA 2012
No. Kelompok Revisi
Jenis DPR MK DJA DJPBN KPA Jenis DPR DJA DJPBN KPA

1. Pagu Anggaran 10 1 - 7 2 - 9 - 7 2 -
Berubah
2. Pagu Anggaran 24 6 2 6 6 4 42 - 14 28 -
Tetap
3. Ralat 13 - - 5 8 - 12 - 2 10 -
Administrasi
4. Revisi di KPA - - - - - - - - - - 3
(2012)
5. Persetujuan DPR - - - - - - - 8 - - -
(2012)

JUMLAH 47 7 2 18 16 4 63 8 23 40 3

9
c. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Berubah

PENYEBAB:
1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN;
2. Lanjutan pelaks. Kegiatan yg dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN;
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;
4. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN T.A 2012 ditetapkan yang diterima
oleh pemerintah c.q. Kementerian keuangan dan dilaksanakan oleh K/L;
5. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN T.A 2012 ditetapkan yang diterima
dalam bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh K/L;
6. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN
untuk satker BLU;
7. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;
8. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi energi ; dan/atau
9. Perubahan parameter dalam pembayaran bunga utang.

AKIBAT:
10. Penambahan Alokasi Anggaran dan penambahan Volume Keluaran;
11. Penambahan Alokasi Anggaran dan Volume Keluaran tetap;
12. Pengurangan Alokasi Anggaran dan pengurangan Volume Keluaran;
13. Pengurangan Alokasi Anggaran dan Volume Keluaran tetap.
10
d. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

PENYEBAB :
1. Hasil optimalisasi;
2. Kekurangan biaya operasional;
3. Perubahan prioritas penggunaan anggaran;
4. Perubahan kebijakan pemerintah; dan/atau
5. Keadaan kahar.

11
d. Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

AKIBAT :
1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran dalam satu
Kegiatan dan satu Satker; (8 Rincian)
2. Pergeseran dalam Keluaran yang sama dan antar Satker atau antar Keluaran
dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama; (9 Rincian)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker; (9 Rincian)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antarSatker dalam satu Program; (7 Rincian)
5. Pergeseran antar Program dalam satu Eselon I dalam rangka memenuhi
kebutuhan biaya operasional;
6. Pergeseran antar Program dan antar Eselon I dalam satu Bagian Anggaran
dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional;
7. Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker dalam satu Program dalam
rangka tanggap darurat bencana;
8. Pergeseran antar Program dan antar Bagian Anggaran yaitu pergeseran
anggaran dari BA BUN Pengelola Belanja Lainnya (BA 999.08) ke Bagian
Anggaran K/L;
9. Perubahan karena pencairan blokir/tanda bintang (*); (3 Rincian) dan/atau
10. Perubahan/penambahan rumusan kinerja. (2 Rincian)
12
d.1. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran dalam satu
Kegiatan dan satu Satker, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran termasuk dalam
rangka adendum kontrak sampai dengan 10% dari nilai kontrak;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran antarjenis belanja;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs;
7. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber dananya berasal
dari PNBP;
8. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang belum
selesai pada tahun anggaran sebelumnya.

13
d.2. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Pergeseran dalam Keluaran yang sama dan antar Satker atau antar
Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama, terdiri atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran antarjenis belanja;
5. Pergeseran antarprovinsi/kabupaten/kota untuk memenuhi Biaya
Operasional yang dilaksanakan oleh unit organisasi di tingkat pusat maupun
oleh instansi vertikalnya di daerah;
6. Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam
rangka Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, atau dalam satu provinsi
untuk Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi;
7. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang lalu;
8. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan-kegiatan
pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana
alam tahun 2011; dan/atau
9. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs.

14
d.3. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker, terdiri
atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang lalu;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan-kegiatan
pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana
alam tahun 2011;
7. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs;
8. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang sumber dananya berasal
dari PNBP;
9. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan yang belum
selesai pada tahun anggaran sebelumnya.

15
d.4. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu Program, terdiri
atas:
1. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran;
2. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap;
3. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran;
4. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya
operasional dan pembukaan kantor baru;
5. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun yang
lalu;
6. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan-kegiatan
pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan rekonstruksi bencana
alam tahun 2011; dan/atau
7. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih kurs.

16
d.5. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Perubahan karena pencairan blokir/tanda bintang (*), terdiri atas:


1. Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena kurang lengkap syarat
administratif; (20 rincian)
2. Pencairan blokir/tanda bintang (*) terhadap kegiatan yang sudah jelas
peruntukannya namun masih terpusat;
3. Pencairan blokir/tanda bintang (*) dana Output Cadangan.

Perubahan/penambahan rumusan kinerja, terdiri atas :


4. Perubahan/penambahan rumusan Keluaran;
5. Perubahan/penambahan rumusan selain Keluaran.

17
d.6. Rincian Revisi Anggaran terkait Pagu Anggaran Tetap

Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena kurang lengkap syarat administratif,


terdiri atas:
1. Kerangka acuan kerja (KAK)/term of reference (TOR) dan rincian anggaran biaya (RAB);
2. Loan agreement dan/atau grant agreement dan nomor register;
3. Annual work plan (AWP) PHLN;
4. Dokumen studi kelayakan dan detailed engineering design (DED);
5. Dokumen rincian alokasi anggaran dlm rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan mnrt SKPD;
6. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) BLU;
7. Peraturan perundangan sebagai dasar pengalokasian;
8. Peraturan atas pembentukan organisasi termasuk reorganisasi;
9. SK pembentukan tim;
10. SK pemberian tunjangan;
11. Persetujuan DPR RI;
12. Surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM);
13. Risalah lelang;
14. Dokumen clearance;
15. Hasil audit BPKP dalam rangka pembayaran eskalasi;
16. Hasil audit BPKP dalam rangka pembayaran tunggakan;
17. Referensi harga untuk input yang tidak tercantum dalam standar biaya masukan;
18. Ijin prinsip dari Kementerian PAN dan RB untuk pakaian dinas/seragam;
19. Ijin penggunaan PNBP/penerimaan BLU;
20. Penggunaan belanja pegawai transito;

18
e. Perubahan/ralat karena Kesalahan Administrasi

1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam peruntukan dan
sasaran yang sama dan sudah direalisasikan;
2. Ralat kode kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN);
3. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau satker sepanjang kode
tetap;
4. Ralat kode nomor register PHLN/PHDN;
5. Ralat kode kewenangan;
6. Ralat kode lokasi;
7. Ralat cara penarikan PHLN/PHDN;
8. Ralat sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan dan/atau
kesalahan pencantuman;
9. Ralat pencantuman volume keluaran yang berbeda dengan penjumlahan
volume sub keluaran;
10. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang berbeda antara
RKA-K/L dan DIPA; dan/atau
11. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang berbeda antara
RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan DPR-RI.

19
Pokok Pengaturan …..(3/7)

3 Batasan Revisi Anggaran, merupakan rambu-rambu yang


harus diperhatikan dalam melakukan revisi anggaran meliputi
:
a. Tidak Mengurangi Alokasi Anggaran;
b. Tidak Mengubah Target Kinerja;
c. Penggunaan Hasil Optimalisasi.

20
a. Tidak Mengurangi Alokasi Anggaran

Revisi anggaran dapat dilakukan sepanjang tidak mengurangi alokasi anggaran


untuk :
1. Kebutuhan biaya operasional Satker kecuali untuk memenuhi biaya
operasional pada Satker lain sepanjang masih dalam peruntukan yang
sama dan kebutuhan biaya operasional masih mencukupi;
2. Alokasi tunjangan profesi guru/dosen dan tunjangan kehormatan
profesor kecuali untuk memenuhi tunjangan profesi guru/dosen dan
tunjangan kehormatan profesor pada Satker lain;
3. Kebutuhan pengadaan bahan makanan dan/atau perawatan tahanan
untuk tahanan/narapidana kecuali untuk memenuhi kebutuhan
pengadaan bahan makanan dan/atau perawatan tahanan untuk
tahanan/narapidana pada Satker lain;
4. Pembayaran berbagai tunggakan;
5. Paket pekerjaan yang bersifat multiyears;
6. Rupiah murni pendamping (RMP) sepanjang paket pekerjaan masih
berlanjut (on-going); dan/atau
7. Paket pekerjaan yang telah dikontrakkan dan/atau direalisasikan
dananya sehingga menjadi minus.

21
b. Tidak Mengubah Target Kinerja

Revisi Anggaran dapat dilakukan setelah volume Keluaran yang tercantum


dalam DIPA tercapai dan/atau dijamin tercapai dan tidak mengakibatkan
pengurangan volume Keluaran terhadap:
1. Kegiatan Prioritas Nasional; dan/atau
2. Kebijakan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan.

22
c. Penggunaan Hasil Optimalisasi

Penggunaan Hasil Optimalisasi diatur dengan ketentuan sbb :


a. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker dan/atau
pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu Program serta
digunakan untuk hal-hal yang bersifat prioritas, mendesak, kedaruratan
atau yang tidak dapat ditunda;
b. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran dalam
satu Kegiatan dan satu Satker berupa:
1) pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran termasuk
dalam rangka adendum kontrak sampai dengan 10% (sepuluh
persen) dari nilai kontrak; dan/atau
2) penyediaan anggaran untuk persiapan pengadaan barang dan jasa
untuk tahun anggaran berikutnya.

23
Pokok Pengaturan …..(4/7)

4 Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran, meliputi :

a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA;


b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJPBN;
c. Kewenangan Revisi Anggaran oleh KPA;
d. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan DPR.

24
a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA …(1/3)

Pagu Anggaran Berubah : (7 dari 9)

1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN;


2. Lanjutan pelaksanaan kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN
dan/atau PHDN;
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN;
4. Penerimaan HLN/HDN setelah UU APBN TA 2012 ditetapkan yang
diterima oleh pemerintah c.q. Kementerian keuangan dan dilaksanakan
oleh K/L;
5. Pengurangan alokasi PHLN dan/atau PHDN;
6. Perubahan parameter dalam penghitungan subsidi energi; dan/atau
7. Perubahan parameter dalam pembayaran bunga utang.

25
a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA …(2/3)

Pagu Anggaran Tetap : (14 dari 42)

1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran dalam satu
Kegiatan dan satu Satker. (1 dari 8)
2. Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar Satker atau antar
Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama. (2 dari 9)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker. (2 dari 9)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu Program. (2 dari
7)
5. Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker dlm satu Program dalam
rangka tanggap darurat bencana;
6. Pergeseran anggaran belanja dari BA BUN Pengelola Belanja Lainnya (BA
999.08) ke BA K/L;
7. Pencairan blokir/tanda bintang (*), (3 dari 3) kecuali terkait loan/grant
agreement dan nomor register serta hasil audit BPKP terkait pembayaran
tunggakan; dan/atau
8. Perubahan/penambahan rumusan kinerja. (2 dari 2)

26
a. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJA …(3/3)

Ralat/kesalahan Administratif : (2 dari 12)

1. Ralat sumber dana terkait perubahan komposisi pendanaan; dan


2. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang berbeda
antara RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan DPR-RI.

27
b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJPBN …(1/3)

Pagu Anggaran Berubah : (2 dari 9)

1. Penerimaan hibah luar negeri/hibah dalam negeri setelah UU APBN TA


2012 ditetapkan yang diterima dalam bentuk uang dan dilaksanakan
secara langsung oleh K/L; dan
2. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu
APBN untuk Satker BLU.

28
b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJPBN …(2/3)

Pagu Anggaran Tetap : (28 dari 42)

1. Pergeseran dalam Keluaran yang sama atau antar Keluaran dalam satu
Kegiatan dan satu Satker. (7 dari 8)
2. Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar Satker atau antar Keluaran
dan antar Satker dalam Kegiatan yang sama. (7 dari 9)
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Satker. (7 dari 9)
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu Program. (5 dari 7)
5. Pergeseran antar Program dalam satu Eselon I yaitu pergeseran anggaran
dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya operasional.
6. Pergeseran antar Program dan antar Eselon I dalam satu Bagian Anggaran
yaitu pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan biaya
operasional; dan/atau
7. Pencairan blokir, terkait loan/grant agreement dan nomor register serta
hasil audit BPKP terkait pembayaran tunggakan;

29
b. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh DJPBN …(3/3)

Ralat/kesalahan Administratif : (10 dari 12)

1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam


peruntukan dan sasaran yang sama dan sudah direalisasikan;
2. Ralat kode kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN);
3. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau satker
sepanjang kode tetap;
4. Ralat kode nomor register PHLN/PHDN;
5. Ralat kode kewenangan;
6. Ralat kode lokasi;
7. Ralat cara penarikan PHLN/PHDN;
8. Ralat sumber dana terkait kesalahan pencantuman;
9. Ralat pencantuman volume keluaran yang berbeda dengan
penjumlahan volume sub keluaran;
10. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan keluaran yang
berbeda antara RKA-K/L dan DIPA.

30
c. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh KPA …(1/2)

Seluruh revisi anggaran yg tidak mengakibatkan perubahan DIPA, meliputi :


1. Pergeseran antar akun/antar subkomponen dalam komponen yang sama
dan/atau antar komponen untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional
sepanjang dalam jenis belanja yang sama;
2. Antar akun/antar subkomponen dalam komponen yang sama dan/atau
pergeseran antar komponen dalam satu Keluaran sepanjang dalam jenis
belanja yang sama;
3. Penambahan/pengurangan akun/subkomponen/komponen dalam satu
Keluaran.

Penyempurnaan dari ketentuan sblmnya :

1. Penambahan volume keluaran dalam satu Keluaran dan/atau antar Keluaran dalam
satu Kegiatan dan satu Satker;
2. Pergeseran antar Komponen untuk memenuhi kebutuhan Biaya Operasional;
3. Pergeseran antar Komponen dalam satu Keluaran (Output) sepanjang tidak
menambah jenis honorarium baru dan besaran honorarium yang sudah ada;
4. Pergeseran antar Komponen dan antar Keluaran (Output) dalam satu Kegiatan.

31
c. Kewenangan Penyelesaian Revisi Anggaran oleh KPA ….(2/2)

0
DIPA

 Target 0
PROGRAM KEGIATAN OUTPUT ;
 Rp; 0

Komponen-1 Komponen-2 Komponen-3

Sub Sub Sub


Komponen-1 Komponen-2 Komponen-3

Akun Akun Akun


51xxxx 51xxxx 51xxxx
52xxxx 52xxxx 52xxxx
53xxxx 53xxxx 53xxxx
57xxxx 57xxxx 57xxxx
32
d. Revisi Anggaran Yang Memerlukan Persetujuan DPR

1. Tambahan Pinjaman Proyek Luar Negeri/Pinjaman Dalam Negeri baru


setelah Undang-Undang mengenai APBN Tahun Anggaran 2012 ditetapkan;
2. Pergeseran anggaran antar Program selain untuk memenuhi kebutuhan
Biaya Operasional;
3. Pergeseran anggaran antar Kegiatan yang tidak berasal dari Hasil
Optimalisasi;
4. Pergeseran rincian anggaran belanja yang mengakibatkan perubahan Hasil
Program;
5. Penggunaan anggaran yang harus mendapat persetujuan DPR-RI terlebih
dahulu;
6. Pencairan blokir/tanda bintang (*) yang dicantumkan oleh DPR-RI
termasuk pencairan blokir yang tidak sesuai dengan rencana
peruntukan/penggunaannya;
7. Pergeseran rincian anggaran belanja yang digunakan untuk
Program/Kegiatan yang tidak sesuai dengan hasil kesepakatan antara
Pemerintah dengan DPR-RI (kesimpulan rapat kerja dalam rangka APBN);
dan/atau
8. Pergeseran antar Provinsi/kabupaten/kota untuk Kegiatan dalam rangka
Tugas Pembantuan dan Urusan Bersama, atau antar Provinsi untuk
Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi.

33
Pokok Pengaturan …..(5/7)

5 Batas Akhir Pengajuan Revisi Anggaran, meliputi :

a. Batas Akhir Pengajuan Revisi Reguler;


b. Beberapa Pengecualian.

34
a. Batas Akhir Pengajuan Revisi Reguler

Batas akhir pengajuan revisi:


1. Tanggal 12 Oktober 2012, untuk Revisi Anggaran pada Direktorat
Jenderal Anggaran; dan
2. Tanggal 29 Oktober 2012, untuk Revisi Anggaran pada Kantor Pusat/
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan baik berdasarkan
perubahan SP RKA-K/L maupun tanpa perubahan SP RKA-K/L .

35
b. Beberapa Pengecualian

1. Kegiatan yang dananya bersumber dari PNBP, PLN berupa Kredit


Ekspor, Hibah Luar Negeri, dan Hibah Dalam Negeri serta Pinjaman
Dalam Negeri;
2. Kegiatan dalam lingkup BA BUN; dan/atau
3. Kegiatan-kegiatan yang membutuhkan data/dokumen yang harus
mendapat persetujuan dari unit eksternal K/L seperti persetujuan
DPR, persetujuan Menteri Keuangan, hasil audit eksternal, dan sejenisnya.
Direktorat Jenderal Anggaran tetap dapat memproses usulan revisi
anggaran sampai dengan batas akhir pengajuan pencairan anggaran
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai langkah-langkah akhir
tahun anggaran 2012.
Dalam hal ketentuan mengenai langkah-langkah akhir tahun anggaran 2012
belum terbit, maka mengacu pada ketentuan langkah-langkah akhir tahun
anggaran 2011.

36
Pokok Pengaturan …..(6/7)

6 Hal-hal Khusus, meliputi :

a. Batas Akhir Pencairan Blokir karena Kurang TOR/RAB;


b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai;
c. Perlakuan Yang Sama untuk Revisi Non Reguler.

37
a. Batas Akhir Pencairan Blokir Karena Kurang TOR/RAB

Dalam hal terdapat paket pekerjaan yang alokasi


anggarannya diblokir/dibintang sebagai akibat belum
dilengkapi TOR/RAB dan sampai dengan akhir bulan
April 2012 KPA tidak melengkapi dokumen yang
dipersyaratkan, alokasi anggaran yang diblokir
tersebut tidak dapat digunakan sampai dengan akhir
tahun anggaran 2012.

38
b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai …(1/2)

1. Dalam hal terdapat pagu minus terkait pembayaran gaji dan tunjangan yang
melekat pada gaji untuk TA 2012, pagu minus tersebut harus diselesaikan
melalui mekanisme revisi DIPA.
2. Penyelesaian pagu minus melalui mekanisme revisi DIPA TA 2012 sbgmn
dimaksud pada ayat (1) merupakan penyesuaian administratif.
3. Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
ketentuan:
a. Selisih minus dipenuhi melalui pergeseran anggaran dari sisa anggaran
pada Satker yang bersangkutan.
b. Dalam hal sisa anggaran pada Satker yang bersangkutan tidak
mencukupi, selisih minus dipenuhi melalui pergeseran anggaran antar
Satker dalam satu Program.
c. Dalam hal selisih minus tidak dapat dipenuhi melalui pergeseran
anggaran antar Satker dalam satu Program, selisih minus dipenuhi
melalui pergeseran anggaran antar Program dalam satu Bagian
Anggaran.
d. Dalam hal selisih minus tidak dapat dipenuhi melalui pergeseran
anggaran antar Program dalam satu Bagian Anggaran, selisih minus
dipenuhi melalui Bagian Anggaran 999.08.

39
b. Penyelesaian Pagu Minus Belanja Pegawai …(2/2)

4. Mekanisme Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud pada ayat (3)


huruf a dan huruf b diajukan kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan/Kepala Kanwil DJPBN.
5. Mekanisme Penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud pada ayat (3)
huruf c dan huruf d diajukan kepada Direktur Jenderal Anggaran
6. Batas akhir penyelesaian pagu minus sbgmn dimaksud pada ayat (1)
paling lambat tanggal 28 Desember 2012.

40
c. Perlakuan Yang Sama Untuk Revisi Non Reguler

Ketentuan mengenai Revisi Anggaran sebagaimana diatur dalam PMK ini


juga dijadikan acuan dalam hal terjadi:
1) Perubahan atas APBN Tahun Anggaran 2012 (APBN-P TA 2012);
2) Penerapan pemberian penghargaan dan pengenaan sanksi TA 2012
(Reward and Punishment);
3) Instruksi Presiden tentang penghematan Anggaran; dan/atau
4) Kebijakan pemerintah lainnya.

41
Pokok Pengaturan …..(7/7)

7 Lampiran PMK, meliputi :

a. Lampiran I : Format Surat Pernyataan Penggunaan Hasil


Optimalisasi;
b. Lampiran II : Alur Proses Revisi Anggaran pada Ditjen
Anggaran;
c. Lampiran III : Alur Proses Revisi Anggaran pada Ditjen
Perbendaharaan;
d. Lampiran IV: Daftar Rincian Ruang Lingkup Revisi Anggaran,
Kewenangan Penyelesaian, dan Persyaratan;
e. Lampiran V : Format Surat Usulan Revisi Anggaran dan Matriks
Perubahan (Semula-Menjadi);
f. Lampiran VI : Alur Perubahan Database RKA-K/L-DIPA.

42
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Terima Kasih

43
Lampiran I : Format Surat Pernyataan Penggunaan Hasil Optimalisasi

FORMAT SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA

LOGO (1) KEMENTERIAN/LEMBAGA (2)


UNIT ESELON I (3) KOP Kementerian/lembaga
Alamat (4)

SURAT PERNYATAAN PENGGUNAAN HASIL OPTIMALISASI UNTUK KEGIATAN PRIORITAS, MENDESAK, KEDARURATAN ATAU TIDAK DAPAT DITUNDA
 
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ……….….. (5)
NIP : ……….….. (6)
Jabatan : ……….….. (7) 

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa penggunaan Hasil Optimalisasi sebagaimana diusulkan melalui surat Nomor: S- / /2012
tanggal 2012 telah mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.02/2012 tentang
Tata Cara Revisi Anggaran Tahun Anggaran 2012 sebagai berikut:

a. ……… (8)
 
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan
kerugian negara saya bertanggung jawab penuh dan bersedia menyetorkan kerugian negara tersebut ke Kas Negara.

Jakarta, 2012
Yang Membuat Pernyataan

(Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/


Sekretaris/Pejabat Eselon I K/L selaku KPA)
 
 
(nama lengkap)
NIP……

44
Lampiran II : Alur Proses Revisi Anggaran pada DJA ...(1/3)

Proses penelaahan unt menilai :


 Substansi revisi, alasan atau dasar
K/L Usul Revisi kebijakan;
(Eselon I 1 Anggaran 2 DJA 3  Kepatuhan thd penerapan standar
sbg KPA) biaya dan kewajaran unit cost;
Dokumen  Relevansi dgn pencapaian sasaran
pendukung
7 kinerja.
4
5
5 hari
Cetak kerja
Penetapan Surat
Konsep DIPA Pemberitahuan
Revisi Penolakan Revisi No Setuju?
Anggaran
ADK
RKA-KL
Yes

6a
8
Penetapan Revisi
Anggaran
(SP RKA-K/L Revisi)

6b

DJPBN
45
Proses Penyusunan Usulan Revisi Anggaran ...(2/3)

Satker A
K/L ADK RKA-K/L
Usul 1 (Eselon I sbg 2 Satker ybs
revisi
KPA)
3
Satker B
Usul
revisi Matriks
Revisi RKA- Dokumen
Perubahan pendukung
K/L (Semula-Menjadi)

DJA Surat Usulan


5
(Pusat Layanan) Revisi

46
Alur data revisi di DJA
Download ADK

RKA-K/L-DIPA OnLine Monitoring revisi Referensi

Status SPRKAKL

eMail Upload Download 1 2 3 4 5 6

DbRKAKL DbRKAKL-DIPA DbDIPA

semula menjadi semula menjadi semula menjadi

Satker Unit Eselon I DJA D J Pb


Proses Bisnis Pada Pusat Layanan DJA ...(3/3)

Penyerahan Usulan Revisi Penyerahan Dokumen

No.
K/L
1 2 Front desk Direktorat 1 Pusat
Atrian
Teknis DJA Layanan DJA
Usulan Pengecekan
3 Surat Penolakan
revisi kelengkapan Pemberita-
persyaratan atau SP RKL-K/L huan melalui
revisi Revisi 2 email
Cetak tanda
terima dan Lengkap
Ya 4
?
tiket
4
5 Tanda
Penyerahan
Tiket Tdk
Pengecekan status Surat Penolakan
revisi melalui: K/L 3 atau SP RKL-K/L
1. Online (e-mail) Arahan melengkapi
2. Telephone Revisi
persyaratan revisi
3. SMS
5

End 48
Lampiran III : Alur Proses Revisi pada DJPBN

49
Lampiran IV : Daftar Rincian Revisi, Kewenangan Penyelesaian,
dan Persyaratan Revisi Anggaran ....(1/3)

Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi anggaran (1/5)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
1. Kelebihan realisasi PNBP di atas target yang direncanakan dalam APBN. Pasal 4 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi) termasuk matriks
perubahan target PNBP.
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
7) SSBP dan NTPN.

2. Lanjutan pelaksanaan Kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN Pasal 4 √


dan/atau PHDN. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Sisa PHLN dan/atau PHDN yang ditanda tangani kepala KPPN.

50
Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi anggaran (2/5)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
3. Percepatan penarikan PHLN dan/atau PHDN. Persyaratan yang Pasal 4 √
harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) AWP yang disetujui Lender
4. Penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang mengenai APBN Pasal 4 √
Tahun Anggaran 2012 ditetapkan yang diterima oleh Pemerintah ayat (1)
c.q. Kementerian Keuangan dan dilaksanakan oleh Kementerian/
Lembaga. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
7) Copy Grant Agreement
8) Nomor register.
Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi anggaran (3/5)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
5. Penerimaan HLN/HDN setelah Undang-Undang mengenai Pasal 4 √
APBN Tahun Anggaran 2012 ditetapkan yang diterima dalam ayat (1)
bentuk uang dan dilaksanakan secara langsung oleh
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus dilampirkan
yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.
4) Nomor register.

6. Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di Pasal 4 √


atas pagu APBN untuk Satker BLU. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi anggaran (4/5)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
7. Perubahan anggaran belanja karena adanya pengurangan Pasal 4 √
alokasi PHLN dan/atau PHDN. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L
5) ADK RKA-K/L DIPA.

8. Perubahan parameter dalam penghitungan Subsidi Energi. Pasal 4 √


Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat persetujuan Menteri Keuangan.
Perubahan rincian anggaran mengakibatkan penambahan/pengurangan alokasi anggaran (5/5)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
9. Perubahan parameter dalam perhitungan bunga utang. Pasal 4 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Dokumen nilai tukar rupiah terhadap valuta asing sesuai
kurs tengah Bank Indonesia.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (1/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
1. Pergeseran dalam keluaran yang sama atau antar Keluaran Pasal 5
dalam satu Kegiatan dan satu Satker terdiri atas: ayat (2) huruf
a
a. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Pasal 19 √
Keluaran termasuk dalam rangka addendum kontrak ayat (1) huruf
sampai dengan 10% (sepuluh persen) dari nilai a
kontrak. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Adendum kontrak.

b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap. Pasal 19 √


Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1) huruf
b
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (2/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
c. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Pasal 19 √
Keluaran Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga. ayat (1)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf c
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.

d. Pergeseran antar jenis belanja. Persyaratan yang harus Pasal 19 √


dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf d
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (3/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
e. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 19 √
kebutuhan Biaya Operasional. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu: huruf e
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
f. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 19 √
kebutuhan selisih kurs. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu: huruf f
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai dan
dasar penetapan kurs.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (4/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
g. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang Pasal 19 √
sumber dananya berasal dari PNBP. Persyaratan yang ayat (1)
harus dilampirkan yaitu: huruf g
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi)
termasuk perubahan target PNBP.
4) ADK RKA-K/L DIPA.

h. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian Pasal 19 √


pekerjaan yang belum selesai pada tahun anggaran ayat (1)
sebelumnya. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf h
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (5/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
2. Pergeseran dalam keluaran yang sama dan antar Satker Pasal 5
atau antar Keluaran dan antar Satker dalam Kegiatan yang ayat (2)
sama terdiri atas: huruf b
a. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Pasal 20 √
Keluaran. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf a
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.

b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap. Pasal 20 √


Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf b
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (6/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
c. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Pasal 20 √
Keluaran Kegiatan Prioritas ayat (1)
Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus huruf c
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-
menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
d. Pergeseran antar jenis belanja. Pasal 20 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf d
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (7/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
e. Pergeseran antar provinsi/kabupaten/kota untuk Pasal 20 √
memenuhi Biaya Operasional yang dilaksanakan oleh ayat (1)
unit organisasi di tingkat pusat maupun oleh instansi huruf e
vertikalnya di daerah. Persyaratan yang harus
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
f. Pergeseran dalam satu provinsi/kabupaten/ kota Pasal 20 √
untuk Kegiatan dalam rangka Tugas Pembantuan dan ayat (1)
Urusan Bersama, atau dalam satu provinsi untuk huruf f
Kegiatan dalam rangka Dekonsentrasi. Persyaratan
yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (8/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
g. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan Pasal 20 √
tahun yang lalu. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf g
2) Usulan revisi DIPA.
3) Matriks perubahan SP RKA-K/L (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Hasil audit BPKP untuk di atas Rp500juta per masing-
masing Satker.
h. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan- Pasal 20 √
kegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan ayat (1)
rekonstruksi bencana alam tahun 2011. Persyaratan yang huruf h
harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) TOR dan RAB.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (9/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
i. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 20 √
kebutuhan selisih kurs. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu: huruf i
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
3) ADK RKA-K/L DIPA.
4) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai dan
dasar penetapan kurs.
3. Pergeseran antar Kegiatan dalam satu Program dan satu Pasal 5
Satker terdiri atas: ayat (2)
huruf c
a. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Pasal 21 √
Keluaran. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf a
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (10/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap. Pasal 21 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf b
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
c. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran Pasal 21 √
Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga. Persyaratan ayat (1)
yang harus dilampirkan yaitu: huruf c
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat perny
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
8) Pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (11/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
d. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi Pasal 21 √
kebutuhan Biaya Operasional. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu: huruf d
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
e. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian Pasal 21 √
tunggakan tahun yang lalu. Persyaratan yang harus ayat (1)
dilampirkan yaitu: huruf e
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Hasil verifikasi BPKP untuk di atas Rp500juta per
masing Satker.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (12/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
f. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan- Pasal 21 √
kegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan ayat (1)
rekonstruksi bencana alam tahun 2011. Persyaratan yang harus huruf f
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Copy DIPA terakhir.
3) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
g. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan Pasal 21 √
selisih kurs. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran huruf g
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi)
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai dan dasar
penetapan kurs.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (13/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
h. Pergeseran rincian anggaran untuk Satker BLU yang Pasal 21 √
sumber dananya berasal dari PNBP. Persyaratan yang ayat (1)
harus dilampirkan yaitu: huruf h
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi) termasuk
perubahan target PNBP.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) SSBP dan NTPN.
i. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian pekerjaan Pasal 21 √
yang belum selesai sampai dengan akhir tahun anggaran ayat (1)
sebelumnya. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf i
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (14/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
4. Pergeseran antar Kegiatan dan antar Satker dalam satu Program Pasal 5
terdiri atas: ayat (2)
huruf d
a. Pergeseran anggaran dan penambahan volume Keluaran. Pasal 22 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf a
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
b. Pergeseran anggaran dan volume Keluaran tetap. Pasal 22 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
huruf b
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan Revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (15/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
c. Pergeseran anggaran dan pengurangan volume Keluaran Pasal 22 √
Kegiatan Prioritas Kementerian/Lembaga. Persyaratan ayat (1)
yang harus dilampirkan yaitu: huruf c
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB
d. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan Pasal 22 √
Biaya Operasional. Persyaratan yang harus dilampirkan ayat (1)
yaitu: huruf d
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (16/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
e. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian tunggakan Pasal 22 √
tahun yang lalu. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf e
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA.
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Hasil verifikasi BPKP untuk di atas Rp500juta per masing
Satker.
f. Pergeseran anggaran dalam rangka penyelesaian kegiatan- Pasal 22 √
kegiatan pembangunan infrastruktur serta rehabilitasi dan ayat (1)
rekonstruksi bencana alam tahun 2011. Persyaratan yang harus huruf f
dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Copy DIPA terakhir.
4) Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
5) Revisi RKA-K/L.
6) ADK RKA-K/L DIPA.
7) TOR dan RAB.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (17/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
g. Pergeseran anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan selisih Pasal 22 √
kurs. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf g
2) Surat pernyataan penggunaan Hasil Optimalisasi.
3) Usulan revisi DIPA
4) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Surat pernyataan mengenai kurs yang dipakai dan dasar
penetapan kurs.
5. Realokasi anggaran antar Kegiatan/antar Satker/antar Program Pasal 5 √
dalam rangka tanggap darurat bencana. Persyaratan yang harus ayat (2)
dilampirkan yaitu: huruf e
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Copy DIPA terakhir.
c. Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
d. Revisi RKA-K/L.
e. ADK RKA-K/L DIPA.
f. TOR dan RAB.
g. Surat pernyataan Pengguna Anggaran tentang keadaan darurat
bencana.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (18/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
6. Pergeseran antar Program dalam satu unit Eselon I Pasal 5 √
dalam rangka memenuhi kebutuhan Biaya Operasional. ayat (2)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf f
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Usulan
c. Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d. ADK RKA-K/L DIPA.
e. revisi DIPA.
7. Pergeseran antar Program dan antar unit Eselon I dalam satu Pasal 5 √
bagian anggaran dalam rangka memenuhi kebutuhan Biaya ayat (2)
Operasional. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf g
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Usulan revisi DIPA.
c. Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d. ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (19/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
8. Pergeseran antar Program dan antar bagian Anggaran yaitu pergeseran anggaran Pasal 5 √
dari BA 999.08 ke bagian anggaran Kementerian/Lembaga. Persyaratan yang harus ayat (2)
dilampirkan yaitu: huruf h
a. Surat usulan Revisi Anggaran.
b. Copy DIPA terakhir.
c. Matriks perubahan RKA-K/L (semula-menjadi).
d. Revisi RKA-K/L.
e. ADK RKA-K/L DIPA.
f. TOR dan RAB.
9. a. Pencairan blokir/tanda bintang (*) terdiri atas: Pasal 5
Pencairan blokir/tanda bintang (*) karena telah dilengkapinya syarat administratif. ayat (2)
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf i
1) Surat usulan revisi, Revisi RKA-K/L.
2) ADK RKA-K/L DIPA.
3) Dokumen penyebab blokir meliputi (sesuai keperluan):
Term of Reference (TOR)/Rincian Anggaran Biaya (RAB), Annual Work Plan (AWP) PHLN, Pasal 26

Dokumen rincian alokasi anggaran dalam rangka Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ayat (1)
menurut SKPD, Dokumen studi kelayakan dan Detailed Engineering Design (DED), RBA huruf a
BLU, Peraturan perundangan sebagai dasar pengalokasian, Peraturan atas pembentukan
organisasi termasuk reorganisasi, SK pembentukan Tim, SK pemberian tunjangan,
Persetujuan DPR RI, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), Risalah
lelang,Dokumen clearance, Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) untuk ekskalasi, Referensi harga untuk input yang tidak tercantum dalam standar biaya,
Ijin prinsip dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN
dan RB) untuk pakaian dinas/seragam, Ijin penggunaan PNBP
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (20/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
Pencairan blokir karena telah dilengkapinya syarat Pasal 26 √
administratif. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan revisi. huruf a
2) ADK RKA-K/L DIPA.
3) Dokumen penyebab blokir meliputi (sesuai keperluan):
a) Loan agreement dan/atau grant agreement dan Nomor
Register.
b) Hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) untuk pembayaran tunggakan
untuk Rp500juta masing-masing Satker.
b. Pencairan blokir terhadap kegiatan yang sudah jelas Pasal 26 √
peruntukannya namun masih terpusat. Persyaratan yang ayat (1)
harus dilampirkan yaitu: huruf b
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Daftar distribusi alokasi anggaran.
3) Revisi RKA-K/L.
4) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (21/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
c. Pencairan blokir dana output cadangan. Persyaratan yang Pasal 26 √
harus dilampirkan yaitu: ayat (1)
1) Surat usulan Revisi Anggaran. huruf c
2) Matriks perubahan RKA-K/L
3) TOR dan RAB.
4) Revisi RKA-K/L.
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Copy DIPA terakhir.
10. Perubahan/penambahan rumusan kinerja terdiri atas: Pasal 5
ayat (2)
huruf j
a. Perubahan/penambahan rumusan Keluaran. Persyaratan Pasal 27
yang harus dilampirkan yaitu: √
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Revisi RKA-K/L.
3) Matriks perubahan/penambahan rumusan Keluaran.
4) ADK RKA-K/L DIPA.
5) Copy DIPA terakhir.
Perubahan/Pergeseran Rincian Anggaran Dalam Hal Pagu Anggaran Tetap (22/22)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
b. Perubahan/penambahan rumusan selain rumusan Keluaran. Pasal 27
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
1) Surat usulan Revisi Anggaran.
2) Revisi RKA-K/L.
3) Matriks perubahan/penambahan rumusan selain
Keluaran.
4) Berita acara pembahasan perubahan/ penambahan selain
rumusan Keluaran (oleh Bappenas,
Kementerian/Lembaga dan DJA).
5) ADK RKA-K/L DIPA.
6) Copy DIPA terakhir.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (1/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
1. Ralat kode akun sesuai kaidah akuntansi sepanjang dalam Pasal 6 √
peruntukan dan sasaran yang sama termasuk yang mengakibatkan huruf a
perubahan jenis belanja dan sudah direalisasikan. Persyaratan yang
harus dilampirkan yaitu:
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan DIPA (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.

2. Ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Pasal 6 √


Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf b
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan Kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (2/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
3. Perubahan nomenklatur bagian anggaran dan/atau Satker Pasal 6 √
sepanjang kode tetap. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf c
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan nomenklatur BA dan/atau Satker (semula-
menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
4. Ralat kode nomor register PHLN/PHDN. Persyaratan yang harus Pasal 6 √
dilampirkan yaitu: huruf d
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan nomor register PHLN/PHDN (semula-
menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (3/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
5. Ralat kode kewenangan. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: Pasal 6 √
huruf e
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan kode kewenangan (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
6. Ralat kode lokasi. Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: Pasal 6 √
huruf f
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan kode lokasi (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (4/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
7. Ralat cara penarikan PHLN/PHDN. Persyaratan yang harus Pasal 6 √
dilampirkan yaitu: huruf g
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan cara penarikan PHLN/PHDN (semula-
menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
8. Ralat sumber dana karena perubahan komposisi pendanaan. Pasal 6 √
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu: huruf h

a) Surat usulan Revisi Anggaran.


b) Revisi RKA-K/L.
c) Surat persetujuan Menteri Keuangan terkait perubahan
komposisi pendanaan
d) Matriks perubahan sumber dana (semula-menjadi).
e) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (5/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
9. Ralat kesalahan pencatuman sumber dana. Persyaratan yang harus Pasal 6 √
dilampirkan yaitu: huruf h
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan sumber dana (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
10. Ralat pencantuman volume Keluaran yang berbeda dengan Pasal 6 √
penjumlahan volume sub Keluaran. Persyaratan yang harus huruf i
dilampirkan yaitu:
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan volume keluaran (semula-menjadi)
d) ADK RKA-K/L DIPA.
Perubahan/Ralat Karena Kesalahan Administrasi (6/6)

KEWENANGAN
No. URAIAN REVISI
PASAL DJA DJPBN
11. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang Pasal 6 √
berbeda antara RKA-K/L dan DIPA. Persyaratan yang harus huruf j
dilampirkan yaitu:
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Usulan revisi DIPA.
c) Matriks perubahan volume keluaran (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
12. Ralat pencantuman volume, jenis, dan satuan Keluaran yang Pasal 6 √
berbeda antara RKA-K/L dan RKP atau hasil kesepakatan DPR. huruf k
Persyaratan yang harus dilampirkan yaitu:
a) Surat usulan Revisi Anggaran.
b) Revisi RKA-K/L.
c) Matriks perubahan volume keluaran (semula-menjadi).
d) ADK RKA-K/L DIPA.
LOGO (1) KEMENTERIAN/LEMBAGA (2)
UNIT ESELON I (3) KOP Kementerian/lembaga Ke DJA
Alamat (4)

Nomor : S- / /2012 (tanggal-bulan) 2012


Sifat : Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Usulan Revisi Anggaran
 
Yth. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran
Di
Jakarta
1. Dasar Hukum:
a. Peraturan Menteri Keuangan No. /PMK.02/2012 tanggal…………………… tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2012.
b. ……..(5)
c. SP RKAKL Ditjen …………………..No. ………….……….Tanggal…………….
d. DIPA Satker …………………………No. ………………… Tanggal ……………
2. Dalam rangka……. (6), dengan ini diusulkan revisi anggaran:
a. Jenis revisi…… (7)
b. Perubahan semula……… menjadi……….(8) (terlampir)
c. ……. (9)
3. Berkenaan dengan usulan revisi anggaran tersebut di atas dilampirkan data dukung berupa:
a. ……(10)
 
Demikian kami sampaikan, atas kerja samanya diucapkan terima kasih.
(Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/
Sekretaris/Pejabat Eselon I K/L selaku KPA)
 
 
(nama lengkap)
NIP……
Lampiran V : Format Surat Usulan Revisi Anggaran dan
Matriks Perubahan (Semula-Menjadi)
MATRIKS PERUBAHAN (SEMULA-MENJADI)
ESELON I…………………………………………….. (1)

No. Uraian Semula Menjadi +/-


Program …(2)
1.
Kegiatan …(3)
2.
Keluaran …(4)
3.
 Volume aaa (5) bbb (6) ccc(7)

 Rupiah Rp.xxx.xxx (8) Rp.yyy.yyy (9) Rp.zzz.zzz(10)

84
LOGO (1) KEMENTERIAN/LEMBAGA (2)
UNIT ESELON I (3) KOP Kementerian/lembaga Ke DJPBN
SATKER (4)
Alamat (5)

Nomor : S- / /2012 (tanggal-bulan) 2012


Sifat : Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Usulan Revisi Anggaran
 
Yth. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
Di
Jakarta
1. Dasar Hukum:
a. Peraturan Menteri Keuangan No. /PMK.02/2012 tanggal…………………… tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2012.
b. ……..(6)
c. DIPA Satker …………………………No. ………………… Tanggal ……………
2. Dalam rangka……. (7), dengan ini diusulkan revisi anggaran:
a. Jenis revisi…… (8)
b. Perubahan semula……… menjadi……….(9) (terlampir)
c. ……. (10)
3. Berkenaan dengan usulan revisi anggaran tersebut di atas dilampirkan data dukung berupa:
a. ……(11)
 
Demikian kami sampaikan, atas kerja samanya diucapkan terima kasih.
(Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Utama/ Sekretaris/
Pejabat Eselon I K/L selaku KPA/Kepala Satker)
  

(nama lengkap)
NIP……
Lampiran V : Format Surat Usulan Revisi Anggaran dan
Matriks Perubahan (Semula-Menjadi)
MATRIKS PERUBAHAN (SEMULA-MENJADI)
SATKER …………………………………………….. (1)
No. Uraian Semula Menjadi +/-
Program …. (2)
Kegiatan ….. (3)
Keluaran ….. (4)
 Volume aaa (5) bbb (6) ccc (7)
 Jenis Belanja (Rp):
51 Rp.xxx.xxx (8) Rp.yyy.yyy (9) Rp. zzz.zzz (10)
52 Rp.xxx.xxx (11) Rp.yyy.yyy (12) Rp. zzz.zzz (13)
53 Rp.xxx.xxx (14) Rp.yyy.yyy (15) Rp. zzz.zzz (16)
57 Rp.xxx.xxx (17) Rp.yyy.yyy (18) Rp. zzz.zzz (19)

86
Perkembangan Realisasi Anggaran
Kementerian Kehutanan Tahun 2008-2012
(Juta rupiah)
TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012
UNIT ORGANISASI PAGU % PAGU % PAGU % % PAGU % PAGU
(ESELONI) REALISA REALISA REALISA REALISA REALISA
REALISA REALISA REALISA REALISA REALIS
(AKHIR) * SI ** (AKHIR) * SI ** (AKHIR) * SI * (AKHIR) * SI * (AKHIR) * SI **
SI SI SI SI ASI

01 SEKRETARIAT
JENDERAL 2,098,068 1,756,940 83.74 462,556 397,928 86.03 519,255 424,800 81.81 404,425 305,383 75.51 397,245 155,017 39.02
02 INSPEKTORAT
JENDERAL 28,704 25,068 87.33 31,426 28,670 91.23 39,990 36,207 90.54 50,485 45,977 91.07 53,381 31,522 59.05
03 DITJEN BINA
USAHA KEHUTANAN 264,007 193,758 73.39 243,289 210,588 86.56 288,826 229,840 79.58 289,358 228,690 79.03 268,276 143,141 53.36

04 DITJEN BINA
PENGELOLAAN DAS
DAN PERHUTANAN
SOSIAL 281,124 238,073 84.69 531,034 459,760 86.58 1,424,643 1,161,793 81.55 2,970,290 2,390,565 80.48 2,423,171 603,893 24.92

05 DITJEN
PERLINDUNGAN
HUTAN DAN
KONSERVASI ALAM 716,862 588,026 82.03 730,113 652,518 89.37 1,209,212 978,098 80.89 1,282,053 1,024,050 79.88 1,461,129 679,966 46.54
06 DITJEN
PLANOLOGI
KEHUTANAN 259,437 183,576 70.76 241,592 204,379 84.60 329,252 264,898 80.45 358,446 319,448 89.12 622,602 251,663 40.42

07 BADAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KEHUTANAN 209,676 192,165 91.65 167,041 158,345 94.79 212,265 198,230 93.39 231,564 213,148 92.05 248,056 135,759 54.73
08 BADAN
PENYULUHAN DAN
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
KEHUTANAN                   283,190 217,373 76.76 213,951 116,099 54.26

JUMLAH 3,857,878 3,177,606 82.37 2,407,051 2,112,188 87.75 4,023,443 3,293,866 81.87 5,869,811 4,744,634 80.83 5,687,811 2,117,060 37.22

Catatan :
- Data Pagu TA 2008-2012 diperoleh dari Direktorat Sistem Penganggaran/DSP (diolah);
- Data Realisasi TA 2008-2011 diperoleh dari LKPP yang sudah diaudit oleh BPK; 87
- Data Realisasi TA 2012 (masih sementara) diperoleh dari DSP per 26 September 2012 (diolah).
TERIMA KASIH

88

Anda mungkin juga menyukai