Presjur Meniscus Tear
Presjur Meniscus Tear
MENISCUS TEAR
Fitriani Ningsih
202110641011029 Profesi Fisioterapi
Universitas Muhamadiyah Malang
JUDUL Effect Of Exercise Therapy Compered
With Arthroscopoc Surgery on Knee
Muscle Strength and Functional
Performance in Middle Aged Patients with
Degenerative Meniscus Tears
exercise therapy program yang ditujukan untuk memulihkan kekuatan otot dan
fungsi neuromuskular pada pasien middle-aged (paruh baya) dengan meniscus tear
degeneratif dan program tersebut terbukti layak dan efektif dalam serangkaian
kasus.
TUJUAN
Pasien yang dirujuk dari primary care ke salah satu dari dua rumah sakit untuk pengobatan
gejala nontraumatik, degenerative meniscus tears antara Oktober 2009 dan Januari 2012
diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian. studi ini menggunakan randomized,
dikelompokkan berdasarkan gender, kelompok paralel (1: 1), Semua peserta
menandatangani formulir persetujuan tertulis sebelum dimasukkan.
KRITERIA
1. INKLUSI
Nyeri lutut unilateral selama lebih dari 2 bulan tanpa riwayat trauma
2. Tear meniscus medial dikonfirmasi melalui magnetic resonance imaging (MRI)
3. OA grade 2 atau kurang, dinilai dengan radiografi anterior-posterior cedera lutut dalam
posisi tertekuk tetap menggunakan Plexiglas (SynaFlexer)
4. Berusia antara 35 dan 60 tahun
5. Memenuhi syarat untuk operasi artroskopi (Kelayakan untuk operasi didefinisikan sebagai
diagnosis klinis robekan meniskus simtomatik, yang terdiri dari pendapat klinis ahli bedah
ortopedi yang merawat berdasarkan pemeriksaan fisik, riwayat, dan MRI)
6. Mampu melakukan aktivitas fisik dan olahraga.
KRITERIA
1. Lutut terkunci akut EKSKLUSI
2. Cedera ligament atau operasi lutut dalam 2 tahun sebelumnya.
INTERVENSI
1. EXERCISE INTERVENTION
Tanggal untuk memulai terapi olahraga adalah seminggu setelah diacak. Program terapi latihan terdiri
dari progressive neuromuscular dan strength exercises selama 12 minggu, dilakukan selama minimal dua
dan maksimal tiga sesi per minggu (total sesi 24-36). Pasien kemudian diawasi secara individual oleh
physical therapist yang sama seminggu sekali selama program latihan. Sesi lain dilakukan tanpa
pengawasan di fasilitas gym yang sama. Setiap sesi berlangsung sekitar 60 hingga 80 menit. Sekitar 20
menit dihabiskan untuk pemanasan dan pendinginan pada siklus stasioner, 20 hingga 30 menit dihabiskan
untuk latihan neuromuskular, dan 20 hingga 30 menit dihabiskan untuk latihan kekuatan.
Tujuan dari latihan neuromuskular adalah untuk meningkatkan kontrol neuromuskular dan mencapai
stabilitas fungsional kompensasi dari ekstremitas bawah. Kepatuhan dipantau melalui buku harian
pelatihan, yang mencatat jenis latihan, jumlah pengulangan, dan beban (latihan kekuatan) selama setiap
minggu. Selanjutnya, rasa sakit dilaporkan sendiri setelah sesi pelatihan dipantau dengan buku harian
pelatihan, menggunakan skala peringkat numerik, di mana 0 menunjukkan tidak ada rasa sakit dan 10
menunjukkan kemungkinan rasa sakit yang paling hebat. Level 0 sampai 5 didefinisikan sebagai nyeri yang
dapat diterima.
2. SURGICAL INTERVENTION
Intervensi arthroscopic adalah reseksi meniskus parsial arthroscopic standar, dan pasien penelitian
mengikuti rutinitas pra operasi, perioperatif, dan pasca operasi normal untuk masing-masing rumah
sakit. Pembedahan dilakukan dengan pasien di bawah anestesi umum dengan atau tanpa tourniquet
paha, dengan atau tanpa antibiotik profilaksis, dan dengan atau tanpa profilaksis antitrombotik.
Pasien dipulangkan dari rumah sakit pada hari operasi dan disarankan untuk menggunakan dua kruk
pasca operasi sampai gaya berjalan menjadi normal dan tidak ada pembengkakan atau
ketidaknyamanan yang terjadi selama menahan beban. Instruksi tertulis dan lisan untuk latihan
sederhana di rumah, yang bertujuan untuk mendapatkan kembali rentang gerak dan kekuatan lutut,
diberikan kepada pasien sebelum keluar dari rumah sakit. Mereka didorong untuk melakukan
latihan dua sampai empat kali sehari
PASCA OPERASI
DESAI
N
Sebanyak 82 pasien (usia rata-rata 49 tahun, 35% wanita) dengan degenerative
meniscus tear yang terverifikasi melalui MRI, simtomatik dan tidak ada atau
osteoartritis radiografi ringan secara acak ditugaskan ke program neuromuscular dan
strength exercise yang diawasi atau Arthroscopic Partial Meniscectomy (APM).
Hasil yang dinilai 3 bulan setelah inisiasi intervensi isokinetic knee muscle strength,
lower extremity performance, dan self-reported global rating of change.
HASIL
Perbedaan rata-rata pada isokinetic knee extension peak torque antara kedua kelompok
adalah 16% (interval kepercayaan 95%, 7,1-24,0) (P <0,0001), mendukung kelompok
latihan. Pasien dalam kelompok latihan isokinetic knee extension peak torque dengan
rata-rata 25 Nm (kisaran, 18-33 Nm) dari awal hingga tindak lanjut. Selanjutnya, pasien
yang ditugaskan untuk exercise therapy menunjukkan peningkatan yang signifikan
secara statistik (P <0,002) di semua variabel terukur lainnya, dengan ukuran efek
sedang hingga besar (0,5-1,3). Pasien melaporkan efek yang sama dan positif dari
kedua intervensi.
KESIMPULA
N
Program terapi latihan yang dilakukan selama 12 minggu menghasilkan
peningkatan yang relevan secara klinis dan signifikan secara statistik pada
isokinetic quadriceps strength setelah dilakukan program tersebut, dibandingkan
dengan pengobatan dengan Arthroscopic Partial Meniscectomy (APM).