Anda di halaman 1dari 44

URTIKARIA

Urtikaria dan Angioedema

Definisi:

Reaksi edema & kemerahan, respon dari


suatu substansi yang menimbulkan
vasodilatasi, meningkatkan permeabilitas
vaskular, meningkatkan pengeluaran
histamin, stimulasi tipe C neuron tidak
bermielin
 Urtikaria mengenai 2% populasi

 Episode individual (< 24 jam) edema


kemerahan pada kulit disertai gatal

 Deskuamasi (-), jarang mengenai


membran mukosa

 Berhubungan dengan angioedema pada


40% kasus
Patofisiologi urtikaria
 Umunya urtikaria dihubungkan dengan aktivasi
sel mast, walaupun ada keterlibatan basofil

 Pelepasan histamin & mediator lainnya (termasuk


eicosanoids, protease, sitokin) menyebabkan
vasodilatasi, vasopermeabilitas, deposisi fibrin,
infiltrasi perivaskular oleh limfosit, neutrofil,
eosinofil & pruritus

 Minimal edema endotelial dan tidak ada


lekositoklastik
Substansi yang menimbulkan
urtikaria jika disuntikkan ke kulit:

 Histamin
 Leukotriene C and D

 Platelet activating factor (PAF)

 Bradikinin

 Substansi P
Lesi kulit menyerupai urtikaria
(“pseudourticaria”)
 Maculopapular exanthems (viral, drug
rashes)
 Urticarial dermatitis

 Erithema multiforme

 Insect bite reactions (“papular urticaria”)

 Leukocytoclastic vasculitis (including


urticarial vasculitis)
 Polymorphic light eruption (PLE)
Klasifikasi urtikaria: akut &
kronik

 (European guidelines: Allergy, 2004) Urtikaria dibagi


menjadi: akut & kronik

 Urtikaria kronik : urtikaria yg terjadi setiap hari atau


hampir setiap hari selama 6 minggu atau lebih

 Urtikaria akut: urtikaria yg terjadi setiap hari atau hampir


setiap hari selama kurang dari 6 minggu
Urtikaria Kronik
Klasifikasi Urtikaria Kronik
Chronic urticaria

Urticarial Physical Ordinar Contact Schnitzler’s


vasculitis y urticaria syndrome
urticaria chronic

urticaria
Autoimmune Idiopathic
urticaria chronic
urticaria
Urtikaria Akut
 Mengenai semua usia, umunya pada anak-anak

 Onset terjadinya erupsi urtikari biasanya pruritik dan


menyebar

 Sering terjadi angioedema

 Gejala sistemik (demam, malaise sering terjadi) 


tergantung pada penyebabnya

 Durasi: umumnya beberapa jam atau beberapa hari


Penyebab Urtikaria Akut
 Infeksi Virus; umumnya pada anak-anak. Orang
dewasa prodromal Hepatitis B, infectious
mononucleosis (EBV)

 Obat2an (NSAID, penisilin & turunannya)

 Makanan non–allergic (keracunan ikan


scombroid) & alergi (IgE–mediated) (contah
kacang, kerang)

 Vaksin Imunisasi: MMR, tetanus toxoid


Investigasi Urtikaria Akut
 Banyak kasus tidak memubutuhkan
investigasi – bila penyebab jelas bagi pasien
dan dokter

 Skin prick tests/uji tusuk: menyokong


diagnosis (tapi hindari uji tusuk pada pasien
yang parah dan pasiend dgn angioedema
atau riwayat angioedema)

 Tes serum IgE: membantu konfirmasi


Penanganan & Prognosis
Urtikaria Akut
 Banyak kasus urtikaria akut yg jelas penyebabnya &
dapat dihindari

 Angioedema Facial / labial / buccal  adrenaline


secara subkutan setiap 10-15 minet

 Angioedema orofaringeal yg parah  rawat inap

 Injeksi Chlorpheniramine 4 mg atau


diphenhydramine 50 mg  menekan penyebaran
urtikaria
Alergi makanan

 Dimediasi melalui ikatan alergen yg bertahan di


saluran pencernaan, dan ditransmisikan ke kulit
melalui interaksi IgE pada sel mast

 Dapat didiagnosa melalui tes kulit RAST  hasil


harus dikorelasi dengan riwayat penderita

 Double-blind oral challenge  diagnosis pasti


(definitive diagnosis)
Reaksi Obat
 Obat atau metabolitnya menimbulkan urtikaria
melalui interaksi dengan antibodi IgE pada sel
mast kulit
Contoh: Alergi Penisilin
 Reaksi yang tidak melalui IgE (Non-IgE mediated
reactions)  tergantung pd metabolisme obat
melalui aktivasi sel mast atau interaksi langsung
dengan aktivasi sel mast atau interaksi langsung
dengan vena2 kecil
Contoh: Reaksi akibat obat AINS
 Degranulasi langusng sel mast oleh obat
Contoh: Opiat
Klasiikasi Physical urticaria
Common:
 Symptomatic dermographism Delayed pressure
urticaria
 Cholinergic urticaria

Less common:
 Cold contact urticaria

Rare:
 Solar urticaria

 Heat contact urticaria

 Aquagenic urticaria

 Vibratory angioedema
Karakterisitik Urtikari Fisik (kec.
delayed pressure)
 Urtikaria bertahan < 2 jam

 Stimulus (e.g., ice cube test, olahraga,


garukan) tidak terdapat respon lambat

 Obati segera dgn AH tapi butuh dosis


tinggi

 Tidak berespon terhadap kortikosteroid


Symptomatic dermatographism

 Urtikaria fisik yang sering terjadi

 Pruritus generalisata & edema kemerahan,


diinduksi oleh garukan, gesekan, pakaian ketat

 Membran mukosa tidak terkena, angioedema


(-)
Dermatografisme

21
Dermatografisme
 Penderita mengeluh gatal (walaupun tdk tdp
urtika ), urtika sejalan dgn garukan

 Jelas terlihat pada bagian yang tertekan


dengan pakaian ketat atau gesekan

 Bibir dapat bengkak tanpa angioedema pada


tempat lain

 Bila parah, dapat membingungkan dengan


tipe urtikaria kronik lainnya
Th/ dermatografisme

 AH Non-sedatif; fexofendadine, cetirizine,


desloratidine, levocetirizine

 Dapat dikombinasi u/ kasus yg parah contoh,


fexofenadine pagi hari, levocetirizine siang &
malam hari

 Kasus yg tdk berespon dgn th/ di atas:


hydroxyzine atau diphenhydramine 25-50 mg
2xsehari
Urtikaria Tekanan

 Bersamaan dgn kronik ordinari urtikaria pada


40% kasus

 Pedileksi: bahu, pinggang, telapak tangan &


telapak kaki

 Bengkak dalam durasi (> 24 jam), umumnya


kenyal dan nyeri; sering tdp artralgia
Urtikari Kolinergik

 Umum pada anak-anak remaja

 Makulopapular rash yang gatal pada leher, batang


tubuh setelah olahraga, panas, emosi

 Dapat tjd bronkospasme pada kasus yg parah,


angioedema jarang terjadi

 Pelepasan histamin tjd setelah olahraga


Urtikaria Kolinergik
(generalized heat)
Pelepasan histamin pada serum pasien dgn
urtikari kolinergik yg diprovokasi dgn olahraga
Urtikaria Dingin (Cold contact
urticaria)
 Kemerahan, edema disertai gatal pada kulit ygn
terekspos permukaan dingin, air, serta udara dingin

 Dpt tjd angioedema mis. Bibir, lidah setelah menghisap


es krim

 Umumnya pd daerah terbuka  tangan, wajah

 Bila gejala generalisata (mis. Mandi, berenang)


membahayakan jiwa (anafilaktik, syncope)
Cold contact urticaria

 Diagnosis: taruh es batu pd kulit normal selama


15 min, lepas dan periksa tempat yg ditauh es
batu 5 min stlh es batu dilepas

 Pemeriksaan: dpt ditemukan cryoglobulin & cold


agglutinins (walaupun jarang)

 Th/: AH1. Cold tolerance treatment (“cold


desensitization”) efektif pd kasus2 tertentu
Cold urticaria

30
Pelepasan histamin pada
cold urticaria
Rare physical urticaria:
diagnosis, th/
 Solar urticaria:
D/: paparkan kulit lgs dgn sinar matahari, slide
projector lamp  urtika kemerahan, gatal (hasil +)
Th/: hindari paparan UV, AH1

 Heat contact urticaria:


D/: taruh place warm beaker base (45o C) pada kulit
normal selama 5 min  urtika kemerahan, gatal
(hasil +)
Th/: hindari paparan panas, AH1
Rare physical urticaria:
diagnosis, th/
 Aquagenic urticaria:
D/: paparkan wajah, leher pada air  timbul
erupsi makulopapular yg pruritik

 Vibratory angioedema:
D/: getarkan lengan atas dengan gesekan
(tidak boleh ada dermatografisme).

Th/: hindari getaran, AH1


Urtikaria Kronik
1) Chronic ordinary urticaria:
a) Idiopathic
b) Autoimmune

2) Cutaneous vasculitis:
a) Idiopathic
b) Connective tissue diseases
c) Hypocomplementemic urticarial vasculitis
syndrome

3) Genetic autoinflammatory syndromes

4) Miscellaneous, e.g., Schnitzler’s Syndrome


Urtikaria Autoimun

35
D/ Urtikaria Autoimun
 Urtikaria autoimun harus dicurigai bila
respon terhadap AH jelek

 Tdp serum antibodi tiroid  curiga


urtikaria autoimun

 Autologous serum skin test membantu 


tes (-) menyingkirkan urtikaria autoimun,
tapi tes (+) konfirmasi dengan tes in-vitro
Autologous serum skin test
 ASST negatif:
menyingkirkan urtikaria
autoimun
serum

 ASST positif:
saline
mengindikasikan adanya
autoreaktivitas dalam
serum, tp butuh
konfirmasi in- vitro u/ histamine
identifikasi autoantibodi
A positive autologous serum test
Management of chronic ordinary
urticaria: general principles 1.
Avoidance of:

 NSAIDS, alcohol, spicy foods

 Overtiredness and stress

 Wearing of tightly fitting garments, footwear

 Strenuous physical exercise

 Overheated ambient temperature


Urtikaria kronik yg diduga
Urtikarial vaskulitis
 Urtika persisten > 24 jam, & meninggalkan sisa
warna

 Pruritus tidak konsisten, & urtika lunak disertai nyeri

 Tdp gejala sistemik termasuk atralgia

 Respon jelek terhadap AH

 Secara morfologi erupsi urtikaria vasulitis sulit


dibedakan dengan urtikaria kronik
Penyebab Urtikaria Vaskulitis

 Autoimmune connective tissue disease:


(Sjogren’s syndrome, systemic lupus, rheumatoid
arthritis)

 Viral hepatitis: (hepatitis B, C)

 Paraproteinaemia: (Schnitzler’s syndrome


occasionally has a vasculitic histology)

 Inflammatory bowel disease


Urtikarial vaskulitis

D/ tergantung dari hasil histologi


berupa leukositoklastik vaskulitis:
Th/ urticarial vaskulitis

Antihistamines are usually ineffective; the following may be


effective:
 Dapsone (skrining defisiensi G6-PD)

 Hydroxychloroquine

 Prednisolone (terutama bila ada keterlibatan sistemik)

 Intravenous immunoglobulin

 Plasmapheresis
Causes of contact urticaria
Immunological: Non-immunological:
 House dust mite  Foods, especially fish
 Dairy products  Fragrances, flavorings
 Fruits  Medicaments
 Nuts, especially peanuts  Animals, esp. caterpillars,
 Meats jellyfish
 Sea foods  Plants, esp. nettles, corals
 Vegetables, esp. garlic, onion  Preservatives, antiseptics

 Fragrances  Ammonium persulphate


 Hair care products

 Medicaments, esp. antibiotics

 Plant products, esp. latex


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai