Anda di halaman 1dari 72

INFANT FEEDING

PRACTICE

Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik


Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK USU / RSUP HAM – RS USU
PERIODE PEMBERIAN
MAKAN PADA BAYI

2
09/11/22 2
Praktek pemberian makan pd bayi
Perkembangan
keterampilan
makan
0 – 4 bulan
Mulut :
• Refleks rooting
• Refleks menghisap dan menelan
• Arah gerakan rahang dan lidah: ke depan & belakang
• Refleks ekstrusi
• Belum dapat menutup dgn baik
• Gerakan tangan dan tubuh :
• Tangan, kepala, leher dan punggung
belum terkontrol dengan baik
Keterampilan makan :
• Menelan makanan yg cair (ASI), tetapi mendorong keluar
makanan yg padat.
4 – 6 bulan
Mulut:
• Gerakan refleks menghilang
• Arah gerakan rahang dan lidah : + atas-bawah
• Menarik bibir bawah ketika sendok ditarik dari mulut
• Memindahkan makanan dari bagian depan mulut ke
belakang untuk ditelan
• Mengambil makanan dari sendok

Kontrol tangan dan kepala:


• Duduk dgn bantuan, kepala tegak
• Tangan dapat meraih obyek/benda.
Keterampilan makan:
• Dapat mengontrol posisi makanan dlm mulut
• Menelan makanan tanpa tersedak
6-9 bulan
Mulut:
• Mampu makan pure, makanan lumat atau cincang
• Menempatkan makanan di antara rahang atas-bawah
• Gerakan mengunyah atas-bawah
• Menelan dengan mulut tertutup

Kontrol tangan dan tubuh:


• Duduk sendiri
• Mulai menggunakan ibujari dan
telunjuk utk mengambil obyek/benda

Keterampilan makan:
• Makan pakai sendok dengan mudah
9-12 bulan
Mulut:
• Gerakan lidah ke samping ki-ka sdh baik
• Mulai mencakupkan bibir pada pinggir cangkir

Kontrol tangan dan tubuh:


• Duduk sendiri dgn mudah
• Memegang makanan & memakannya
• Memegang sendok sendiri

Keterampilan makan:
• Mulai mencoba makan dgn
tangannya sendiri
12 – 15 bulan

• Menggunakan sendok
tetapi membalikkannya
sebelum mencapai mulut
atau di dalam mulut.

• Minum sendiri dari


cangkir, masih berceceran
15 – 18 bulan

• Dapat mengunyah dgn


sempurna

• Gerakan rahang ke
depan dan memutar

• Makan sendiri tetapi


masih kurang terampil
2 tahun
• Menggunakan sendok dgn benar,
kadang masih berceceran
• Minum dari gelas / cangkir sendiri.
• Bermain dgn makanan.
• Mengerti makanan yg boleh
dimakan dan yg tidak boleh
• Mulai gunakan sedotan, seringkali
menggigit ujungnya
2 – 3 tahun

• Terampil makan sendiri


menggunakan sendok-garpu

• Dapat menuangkan air/


cairan ke dalam cangkir/
gelas dan mengambil air
minum dari kran dispenser
4 - 5 tahun

• Makan mandiri di meja


makan

• Mengoles roti dgn


mentega / margarin

• Memotong makanan
dgn pisau
Praktek pemberian makan pd bayi
(periode 1)

1. ASI eksklusif :
- “on demand”
- monitor kenaikan BB :
trimester 1 : 25-30 g/h = 200 g/mg = 750-900 g/bln
trimester 2 : 20 g/h = 150 g/mg = 600 g/bln
trimester 3 : 15 g/h = 100 g/mg = 400 g/bln
trimester 4 : 10 g/h = 50-75 g/mg = 200-300 g/bln
- bila kenaikan BB tidak sesuai :
cari penyebabnya -----
 Apakah ibu dlm kead. sehat / sakit?

 Apakah cara menyusui sudah benar?


- posisi ibu & bayi berhadapan
- kepala dan punggung bayi lurus
- mulut bayi mencakup seluruh puting
dan areola
- bibir bawah bayi tidak melipat ke
dalam  harus ‘dower’
Posisi ibu & bayi
Benar Salah
Mata menatap, bibir ‘dower’
Benar Salah
Mulut bayi mencakup areola
Benar Salah
 Apakah anak dalam keadaan sehat /sakit?
- demam, batuk, pilek
- gangguan sal.cerna ( diare, muntah, kembung)
- dll.

 Bila cara menyusui sudah benar dan anak


tidak sakit, maka sangat mungkin ASI
tidak mencukupi !!

 Perlu makanan tambahan :


- usia < 4 bulan : FORMULA ( PASI )
- usia > 4 bulan : FORMULA atau MP-ASI
2. MP-ASI ( Periode 2 )
 Proses penyapihan (‘weaning’) :
proses dimulainya pemberian makanan khusus
selain ASI secara bertahap jenis maupun
konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi
anak dipenuhi oleh makanan keluarga.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, setiap


bayi harus mendapat MP-ASI yang cukup
serta aman, sementara ASI diteruskan sampai
usia 2 tahun atau lebih.
Pemberian MP-ASI
Tujuan Pemberian MP-ASI:
1. Melengkapi kelengkapan zat-
zat gizi
2. Mengembangkan kemampuan
utk menerima
berbagai macam makanan
& tekstur
3. Mengembangkan kemampuan
utk mengunyah
& menelan
4. Beradaptasi thd makanan
mengandung kadar
energi tinggi
Tahapan penyapihan
Tahapan penyapihan :

R.hisap Gerak memutar


Mengunyah
R.telan Rahang stabil
Menggigit
Koordinasi
R.ekstrusi </- tangan baik

M,cair M.lumat M.Lunak/padat M.keluarga


Syarat MPASI

09/11/22 25 25
Mengapa mulai pemberian MP-ASI
harus tepat waktu?

Terlambat : Terlalu dini :


• Potensial untuk • Risiko diare, dehidrasi
terjadinya gagal • Produksi ASI menurun
tumbuh • Sensitisasi alergi?
• Defisiensi zat besi
• Gangguan tumbuh-
• Gangguan tumbuh- kembang
kembang

09/11/22 26
Kapan saat tepat pemberian MP-ASI?

27
09/11/22 27
Tanda Kesiapan Bayi Menerima MPASI
Kesiapan fisik : Kesiapan psikologis :
- reflex ekstrusi < / - Perilaku makan lanjut :
- ketrampilan motorik oral : - dari reflektif ke imitatif
– mengisap  menelan - lebih mandiri dan eksploratif
makanan lebih padat - pd usia 6 bln bayi mampu
– memindahkan makanan dari menunjukkan:
bag. depan ke bag.belakang
- keinginan makan dgn cara
mulut membuka
mulut
- mampu menahan kepala tetap
- rasa lapar dgn memajukan
tegak
tubuh ke depan / ke arah
- duduk tanpa bantuan dan
makanan
mampu menjaga keseimbangan - tidak berminat atau
badan sementara tangan meraih
kenyang dgn menarik
benda di dekatnya tubuh ke belakang /
menjauh
Berapa kebutuhan Energi bayi usia 6-23 bulan?

Kebutuhan Energi per hari

6-8 bulan 600 kkal

9-11 bulan 700 kkal

12-23 bulan 900 kkal


29
09/11/22 29
Panduan dasar :

09/11/22 30
Panduan dasar

09/11/22 31
Bantu bayi untuk lebih mandiri :

• Berikan finger foods


• Minum dari cangkir/gelas sejak usia 6-
8 bulan
• Biarkan memegang sendiri
cangkir/gelas/botol minumannya
• Atur jadwal makan sedemikian rupa
sehingga bayi akan merasa lapar /
kenyang secara teratur
09/11/22 32
Tekstur, Frekuensi dan Jumlah makanan
Umur Tekstur Frekuensi Jumlah rata2 /kali

6-8 bln Mulai dgn bubur halus, 2-3x /hari, ASI tetap Mulai dgn 2-3
lembut, cukup kental, sering diberikan. sdm/x ditingkatkan
dilanjutkan bertahap Tergantung nafsu bertahap sampai ½
menjadi lebih kasar makannya, dapat mangkok (= 125 ml)
diberikan 1-2x selingan
9-11 bln Makanan yg dicincang 3-4x/hari , ASI tetap ½ mangkok (=125
halus atau disaring diberikan. ml)
kasar, ditingkatkan Tergantung nafsu
semakin kasar sampai makannya, dapat
makanan bisa dipegang / diberikan 1-2x selingan
diambil dgn tangan
12-23 Makanan keluarga, bila 3-4x/hari , ASI tetap ¾ sampai 1
bln perlu masih dicincang diberikan. mangkok
atau disaring kasar Tergantung nafsu (175-250 ml)
makannya, dapat
diberikan 1-2x selingan

33
09/11/22
Bila bayi 33
tdk mendapat ASI, beri tambahan formula1-2 gelas/hari dan 1-2 ekstra makanan/hari
Posisi tubuh
Posisi tubuh
MP-ASI yang baik :

- kaya akan energi dan nutrien


- bersih / higienis dan aman
- lembut dan mudah dikonsumsi
- mudah didapat
- mudah disiapkan
 MP-ASI : - buatan sendiri
- buatan pabrik / komersial

Buatan sendiri Buatan pabrik

Lebih murah (?) Lebih mahal (?)


Bahan > segar Tanpa pengawet
Variasi > banyak Variasi tdk kurang
Makan waktu/tenaga Lebih praktis
Perlu peralatan Tdk perlu peralatan
Cara meningkatkan kandungan energi tanpa
menambah banyak volume MP-ASI
Frekwensi makan
JADWAL MAKAN (contoh)
Jam 0-6 bln 6 bln 6-8 bln 8-12 bln
06.00 ASI eks. ASI ASI ASI

08.00 (on demand) ASI BS NTu

10.00 BB Buah BB/BS

12.00 ASI NTs/k NTu

14.00 ASI ASI ASI

16.00 BS Bisk BS/BB

18.00 ASI NTs/k NTu

21.00 ASI ASI ASI

BB : buah – biskuit BS : bubur susu NTs/k/u : nasi tim saring /


kasar / utuh
Tujuan akhir praktek pemberian makan
(periode 3)
A S&
Susu P E D !!
T DK SANG
M BU RANG
BU ME
TD K
Susu
Makan malam

Makan pag

M.selingan

M.selingan
(Susu)
09/11/22
Makan siang 41
Ringkasan :
• Bayi / anak bertumbuh-kembang  nutrisi merupakan
kebutuhan dasar yg harus dipenuhi agar TK optimal.

• Pemantauan pertumbuhan dpt merupakan indikator


tercukupinya kebutuhan nutrisi  dapat digunakan utk
deteksi dini.

• Praktek pemberian makan pd bayi merupakan proses


yang bertahap dan berkesinambungan.

• Masalah atau kesulitan makan seringkali disebabkan


praktek pemberian makan yang tidak tepat.
Kesulitan Makan pada
Anak
(Feeding Problem)
Divisi Nutrisi dan Penyakit
Metabolik
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUSU/RSHAM
Eating vs Feeding

Eating reflex only child


actions Feeding involves an interaction
between child and the caregiver
Feeding
• A primary event in the life of an infant and young child.
• Focus of attention for parents and other caregivers,
• Source of social interaction through verbal and non-
verbal communication.
• Provides nourishment and opportunity for learning.
• Affects children’s physical growth and health
psychosocial and emotional development.
• Affected by culture, health status and temperament
Masalah Makan pada Anak
DEFINISI
• Samsudin :
Masalah makan adalah bila anak hanya mampu
menghabiskan kurang dari 2/3 dari jumlah
makanannya sehingga kebutuhan nutrien tidak
terpenuhi

• Palmer:
Masalah makan adalah ketidakmampuan untuk makan
atau penolakan terhadap makanan tertentu sebagai
akibat disfungsi neuromotorik, lesi obstruktif,atau
faktor psikososial yang mempengaruhi makan, atau
kombinasi dua atau lebih penyebab tersebut
PREVALENSI

• Pada Anak Normal : 50-60%


• Pada anak dengan keterlambatan
perkembangan : 80%
• Penelitian anak prasekolah usia 4-6 tahun di
Jakarta:
Prevalensi kesulitan makan 33,6 %
- 44,5 % di antaranya menderita malnutrisi
ringan-
sedang
- 79,2 % telah berlangsung lebih dari 3 bulan
PENGATURAN METABOLIK MASUKAN MAKANAN

Masukan makanan Otak

Komposisi energi neurotransmiter

Usus Plasma
Glukosa
Nutrien
a. amino
hormon
lipid

Liver Jaringan

glikogen
produksi &
as.amino
penyimpanan
lemak
energi
glukosa
FAKTOR FISIOLOGIK YANG MEMPENGARUHI MASUKAN
MAKANAN (HUNGER, SATIETY AND APPETITE)

1. Teori glukostatik
Utilisasi glukosa tinggi, reseptor ini berlaku sebagai “rem”
terhadap nukleus lateralis sehingga proses makan
kemudian berhenti.
Utilisasi glukosa rendah, tidak terjadi stimulasi pada
reseptor ventromedialis dan timbul rasa lapar yang
menyebabkan terjadinya konsumsi makanan.

2. Teori lipostatik
Lipoprotein lipase mempengaruhi hipotalamus untuk
membentuk set point menentukan masukan energi
3.Teori Aminostatik:
Kadar asam amino pada sirkulasi darah dapat
menentukan mulainya dan berakhirnya rasa lapar

4. Teori Termostatik:
Pada lingkungan dingin binatang makan lebih banyak
dari pada di lingkungan panas
Sekitar 20-30 peptida di usus bersifat sebagai
hormon dan neurotransmiter

• Gastrin : meningkatkan kontraksi lambung → masukan


makanan meningkat
• Kolesistokinin : mengurangi kontraksi → masukan
makanan menurun
• Glikogen hati rendah → lapar
• Insulin menurunkan glukosa darah → masukan
makanan meningkat
• Dopamin → makan lebih banyak
• Serotonin → makan berkurang, dsb
Ssn. Saraf Pusat : Sistem lain :
Hipotalamus Liver
Sentra lain pd. Otak Jar. Lemak
Reseptor Hormon
Opiat endogen, dll Sal. cerna

Lapar
Adakah yang dapat dimakan ?

Lingkungan : Emosi :
Ketersediaan mak. Penyakit : Stres
Suhu, dll Obesitas Nuansa jiwa
Anoreksia/bulimia persepsi
Ggn. Jiwa
Faktor hedonik : Pemilihan/penolakan : Pengaruh sosial :
Palatability Takut terhadap makanan baru Budaya
Rasa Agama
Tekstur
aroma

Farmakologik : Selera makan (appetite) : Lingkungan :


Obat-obatan Apa yang ingin saya makan ? Suhu
Naloxone

Rasa spesifik : Metabolik :


Haus Kebutuhan energi >
‘Salt hunger’ Level
Neurotransmiter
PERKEMBANGAN KETERAMPILAN
MAKAN

Usia antara 6 - 9 bulan  periode kritis


dalam pembinaan keterampilan makan
dan apabila periode ini tidak dimanfaatkan
secara optimal dapat timbul masalah
makan.
PROBLEMS ???

• Eating too much or too little


• Growing too fast or too slowly
• Getting stuck on the breast or bottle or on semi-solid
food
• Eating only a few foods or refusing too eat anything at all
• Behaving badly and spoiling family meal time
• Consistenly demanding special foods
• Being anxious, upset or defiant about eating, etc
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN
MAKAN

1. Kultur / budaya
2. Keadaan ekonomi
3. Nilai sosial makanan
4. Agama dan moral
5. Golongan umur dan gender
6. Emosi
7. Keadaan sakit
KLASIFIKASI KESULITAN MAKAN PADA ANAK

•Menurut Chatoor :
– Feeding disorder of state regulation (0-2 bulan)
– Feeding disorder of reciprocity (2-6 bulan)
– Infantile anorexia (6 bulan - 3 tahun)
– Sensory food aversions
– Feeding disorder associated with concurrent
medical condition
– Posttraumatic feeding disorder
•Kerzner menambah 1 kategori masalah
perilaku makan  berkaitan dengan
kesalahan persepsi orangtua ( parental
missperception)
57
• Di Indonesia, disusun berdasarkan gabungan dari klasifikasi
Chatoor, Kerzner, dan etiologi lain yang tidak ada namun
cukup banyak ditemukan di Indonesia yaitu Inappropriate
Feeding Practice.
61
DAMPAK KESULITAN MAKAN PERSISTEN

• Malnutrition (Jelliffe,1966)
– Undernutrition
• Mild, moderate, severe malnutrition
– Overnutrition
• Overweight & obesity
– Specific nutrient deficiencies or imbalance
• Iron deficiency
• Iodine deficiency, etc
Severe malnutrition
(marasmus & kwashiorkor)
Overnutrition
Iron deficiency anemia
IQ  10-20 point
TATALAKSANA

Tatalaksana mencakup 3 aspek yaitu :


1.Identifikasi faktor penyebab
2.Evaluasi tentang dampak yang telah
terjadi
3.Upaya perbaikan :
a. nutrisi
b. faktor penyebab
Simptoms
History Investigation
Feeding ( volume, preparation,
behaviour)
BW, BL, HC
Physical Examination
Assessment Nutr.
Oromotor Function ?
Status
Laboratory

Dx problem

Treat underlying disease


Intervention Pediatric Nutritional Care
Counseling

Monitoring &
Evaluation
• Upaya yang dilakukan adalah :
1.Atasi faktor penyebab: organik, infeksi, psikologik
2.Atasi dampak yang telah terjadi malnutrisi,
defisiensi nutrien tertentu, dll
3.Upaya nutrisi : perbaiki / tingkatkan asupan
makanan
4.Re’edukasi ‘ tentang perilaku makan
5.Fisioterapi bagi anak yang mengalami kesulitan
mengunyah / menelan
PRINSIP PEMBERIAN MAKAN ANAK

1. Pertahankan batasan yang sesuai  orangtua memutuskan


makanan anak, anak memutuskan berapa banyak dimakan
2. Hindari masalah  bebas keributan, gunakan kursi yang
nyaman, tawarkan mainan untuk membuat anak duduk
3. Usaha untuk meningkatkan napsu makan  beri interval waktu
makan, hindari makanan lain selama interval
4. Pertahankan perilaku yang netral  jangan terlalu gembira,
jangan tampak marah
5. Batasi waktu  makan dimulai dalam 15 menit, waktu makan
tidak lebih dari 30 menit
6. Berikan makanan sesuai usia
7. Pengenalan makanan baru secara sistematis  tawarkan
makanan 10- 15 kali, berikan pujian bila anak mau
mengkonsumsi
8. Dukung perilaku makan yang mandiri
9. Mampu memberikan toleransi terhadap perilaku makan yang
berantakan  gunakan alas dada, jangan menyeka mulut
berkali- kali
Basic Feeding Rules
Jadwal • Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan
(Scheduling) yang teratur.
• Susu dapat diberikan 2 – 3 kali sehari.
• Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
• Hanya boleh mengkonsumsi air putih di antara waktu
makan.
Lingkungan • Lingkungan makan yang menyenangkan.
(Environment) • Jangan ada paksaan dan distraksi (mainan, televisi,
perangkat elektronik) saat makan.
• Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.

Prosedur • Dorong anak untuk makanan


(Procedure) • Bila anak tidak mau makan, berikan kembali makanan
secara netral tanpa membujuk dan memaksa.
• Bila setelah 30 menit anak tetap tidak mau makan,
akhiri proses makan.

70
LANGKAH PREVENTIF

• Manajemen laktasi yang benar


• Pengenalan makanan padat sesuai usia
• Pemilihan makanan yang sesuai dengan tahapan
perkembangan bayi
• Jadwal pemberian makanan yang fleksibel sesuai
dengan keadaan lapar dan haus yang berkaitan dengan
pengosongan lambung
• Hindari paksaan
• Perhatikan kesukaan ( like ) dan ketidaksukaan (dislike ),
penerimaan ( acceptance ), dan ketidakcocokan
(allergy / intolerance)

Anda mungkin juga menyukai