Golongan Gas Mulia
Golongan Gas Mulia
Helium (He)
Neon(Ne)
Argon(Ar)
Kripton(Kr)
Xenon(Xe)
Radon(Rn)
z
Kelimpahan Gas Mulia Di Alam
Sifat fisik
Berdasarkan sifat fisisnya, gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih
yang sangat rendah. Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia
lebih kecil dari suhu kamar (25°C), sehingga seluruh unsur gas mulia
berwujud gas. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur gas mulia dari
atas ke bawah (helium ke radon) akan semakin bertambah seiring
dengan bertambahnya massa atom dan jari-jari atom. Kerapatan
(densitas) unsur-unsur gas mulia juga akan semakin bertambah dari
atas ke bawah.
z
Sifat Kimia
Gas alam mengandung hidrokarbon dan zat seperti CO2, uap air, He, dan pengotor lainnya. Untuk
mengekstraksi He dari gas alam, digunakan proses pengembunan (liquefaction). Pada tahap awal,
CO2 dan uap air terlebih dahulu dipisahkan (Hal ini karena pada proses pengembunan, CO 2 dan
uap air dapat membentuk padatan yang menyebabkan penyumbatan pipa). Kemudian, gas alam
diembunkan pada suhu di bawah suhu pengembunan hidrokarbon tetapi di atas suhu pengembunan
He. Dengan demikian, diperoleh produk berupa campuran gas yang mengandung 50% He, N 2, dan
pengotor lainnya. Selanjutnya, He dimurnikan dengan proses antara lain: Proses kriogenik
(kriogenik artinya menghasilkan dingin). Campuran gas diberi tekanan, lalu didinginkan dengan
cepat agar N2 mengembun sehingga dapat dipisahkan, sisa campuran dilewatkan melalui arang
teraktivasi yang akan menyerap pengotor sehingga diperoleh He yang sangat murni. Proses
adsorpsi. Campuran gas dilewatkan melalui bahan penyerap (adsorbent bed) yang secara selektif
menyerap pengotor. Proses ini menghasilkan He dengan kemurnian 99,997% atau lebih.
z
2. Ekstraksi He, Ne, Ar, Kr, dan Xe dari udara
Proses yang digunakan disebut teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2 dan uap air dipisahkan
terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat.
Sebagian besar udara akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni 60% gas
mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% dan 10% N 2. Sisa udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun
karena titik didih kedua gas tersebut sangat rendah. Selanjutnya Ar, Kr, dan Xe dalam udara cair dipisahkan
menggunakan proses, antara lain:
· Proses adsorpsi. Pertama, O2 dam N2 dipisahkan terlebih dahulu menggunakan reaksi kimia.
O2 direaksikan dengan Cu panas. Lalu N2 direaksikan dengan Mg. sisa campuran (A, Xe, dan Kr) kemudian
akan diadsorpsi oleh arang teraktivasi. Sewaktu arang dipanaskan perlahan, pada kisaran suhu tertentu setiap
gas akan terdesorpsi atau keluar dari arang. Air diperoleh pada suhu sekitar -80 , sementara Kr dan Xe pada
suhu yang lebih tinggi.
· Proses distilasi fraksional menggunakan kolom distilasi fraksional bertekanan tinggi. Prinsip pemisahan
adalah perbedaan titik didih zat. Karena titik didih N 2 paling rendah, maka N2 terlebih dahulu dipisahkan.
Selanjutnya, Ar dan O2 dipisahkan. Fraksi berkadar 10% Air ini lalu dilewatkan melalui kolom distilasi terpisah
dimana diperoleh Ar dengan kemurinian 98% (Ar dengan kemurnian 99,9995% masih dapat diperoleh dengan
proses lebih lanjut). Sisa gas, yakni Xe dan Kr, dipisahkan pada tahapan distilasi selanjutnya.
z