Anda di halaman 1dari 21

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

“KONSEP STRESS DAN ADAPTASI”


A. KONSEP STRESS
Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik
mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan
tindakan (Selye, 1976). Respon atau tindakan ini termasuk respon
fisiologis dan psikologis. Stresor adalah stimulus yang mengawali atau
mencetuskan perubahan. 1. Stresor internal berasal dari dalam diri
seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah) 2. Stresor eksternal berasal dari
luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan,
perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari
pasangan). Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang
menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung
berdetak kencang dan wajah memerah.
Definisi tentang stres yang sangat beragam
menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal yang
sederhana. Salah satu definisinya adalah stres
adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan
kehidupan (Vincent Cornelli, dalam Mustamir
Pedak, 2007). Kesimpulan dari para ahli tentang
stres yaitu stres bisa terjadi karena manusia
begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta
kebutuhannya dengan mengandalkan segala
kemampuannya dan potensinya.
Stres merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungan. Pendekatan ini telah
dibatasi sebagai “model psikologi”. Model
psikologi ini menggambarkan stress sebagai
suatu proses yang meliputi stresor dan
ketegangan (strain). Interaksi antara individu
dengan lingkungannya yang saling
mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi
transaksional yang di dalamnya terdapat proses
penyesuaian.
B. MANIFESTASI STRESS
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat
merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang berbeda atau
diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya
berbeda-beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres
dapat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya,
antara lain :

1. Perubahan warna rambut kusam, ubanan, kerontokan 


2.Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai,
bicara berat, sulit tersenyum/tertawa dan kulit muka kedutan
3. Nafas terasa berat dan sesak
4.Jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar atau menyempit
(constriksi) sehingga mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh
darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari juga menyempit
sehingga terasa dingin dan kesemutan
5. Lambung mual, kembung, pedih, mules, sembelit atau diare
6. Sering berkemih
7. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada
tulang terasa linu atau kaku bila digerakkan
8. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan
sakit (dysmenorhea)
9. Libido menurun atau bisa juga meningkat
10. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak
ada nafsu makan 
11. Tidak bisa tidur 
12. Sakit mental-histeris
C. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI STRESS
1.Faktor Lingkungan
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi
karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat
karena adanya penyesuaian terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang
mengalami ancaman terkena stress.

2. Faktor Organisasi
Didalam organisasi terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan stress
yaitu role demands, interpersonal demands, organizational structure dan
organizational leadership.

3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan
pribadi antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada
pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam
pekerjaan seseorang.
D. ADAPTASI
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku
ini dapat berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar
dapat kembali pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku
adaptip ada yang dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu
lama tergantung dari kematangan mental orang itu tersebut. Adaptasi terhadap stress
dapat berupa :
1. Adaptasi Fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan
menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia. Indikator
fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat
diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu
pada semua klien yang mengalami stress dan indicator tersebut bervariasi menurut
individunya.
Indikator fisiologis stress :
• Gangguan lambung
• Kenaikan tekanan darah • Suara yang bernada tinggi
• Peningkatan ketegangan di • Mual, muntah dandiare
leher, bahu, punggung • Perubahan nafsu makan
• Peningkatandenyut nadi dan • Perubahan berat badan
frekuensi pernapasan • Perubahan frekuensi berkemih
• Telapak tangan berkeringat • Gelisah, kesulitan untuk
• Tangan dan kaki dingin tidur/sering terbangun saat
• Postur tubuh yang tidak tegap tidur
• Keletihan • Temuan hasil laboratorium
• Sakit kepala abnormal
2. Adaptasi Psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:

• LAS (general adaptation syndroma)


adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika
kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak,
nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.

• GAS (general adaptation syndroma)


adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan
gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti
panas di seluruh tubuh, berkeringat.

Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena


kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks diantara banyak faktor,
maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa
gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor,
mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan
yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi
media terhadap stress
Indikator emosional / psikologi dan • Penurunan produktivitas dan
perilaku stress : kualitas kinerja pekerjaan
• Ansietas • Kecendrungan untuk membuat
• Depresi kesalahan (misal : buruknya
• Kepenatan penilaian)
• Peningkatan penggunaan bahan • Mudah lupa dan pikiran buntu
kimia • Kehilangan perhatian terhadap hal-
hal yang rinci
• Perubahan dalam kebiasaan
makan, tidur, dan pola aktivitas • Preokupasi (misal : mimpi siang
hari)
• Kelelahan mental
• Ketidakmampuan berkonsentrasi
• Perasaan tidak adekuat
pada tugas
• Kehilangan harga diri • Peningkatan ketidakhadiran dan
• Peningkatan kepekaan penyakit
• Kehilangan motivasi • Kehilangan minat
• Ledakan emosional dan menangis • Rentan terhadap kecelakaan
3. Adaptasi Perkembangan
Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk
menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang
biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik
perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat
mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan
tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat
mengarah pada krisis pendewasaan.

4. Adaptasi Sosial Budaya


Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian
bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada.
Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi
klien atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993). Perawat juga
harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau mekanisme
koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai
mendapatkan dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan
professional (Murata, 1994).
5. Adaptasi Spiritual
Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress
dalam banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi
dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan
kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang
stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau
kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna
hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika
perawatan pada klien yang mengalami gangguan spiritual, perawat
tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan
klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah
berubah.
E. PROSES KEPERAWATAN STRESS DAN MANAGEMEN
STRESS

Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promos kesehatan sebagai aktivitas atau
intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada
tujuan dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab
pada implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.
Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka
dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan Diet dan Nutrisi
2. Istirahat dan Tidur
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
4. Berhenti merokok
5. Tidak mengkonsumsi minuman keras
6. Pengaturan berat Badan
7. Pengaturan waktu
8. Terapi psikofarmaka
9. Terapi somatik
10. Psikoterapi
11. Terapi psikoreligius
12. Homeostatis
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat
dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf
otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat
terjadi dalam tubuh manusia. Dalam mempelajari cara
tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui
empat cara di antaranya:
a. Self Regulation
b. Berkompensasi
c. Dengan cara sistem umpan balik negatif
d. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu
ketidakseimbangan fisiologis
F. PENYAKIT YANG TIMBUL AKIBAT STRESS

1. Sakit Kepala
2. Kram
3. Jantung
4. Rheumatoid Arthritis
5. Tekanan darah tinggi
6. Stroke
7. Kanker
8. Insomnia
9. Ulkus
10. Obesitas
G. CARA MENGATASI STRESS
1. Duduklah, atau bersila di kursi dengan tulang punggung tegak dan mata
terpejam
2. Kedua tangan disamping bahu dan kepalkan
3. Ambil nafas, sambil kedua tangan didorongkan cepat keatas dengan
tekanan seolah menyangga langit
4. Tarik kuat kebawah sampai mengepalkan tangan lagi ke posisi semula
dibarengi dengan membuang nafas, sampai disini dihitung 1(satu) gerakan
5. Ulangi gerakan itu hinga hitungan ke-20
6. Setelah jeda sejenak, lanjutkan sampai tuntas hitungan 20 ke-2. Ulangi
hingga selesai hitungan 20 ke-3
7. Masih dalam posisi duduk, telapak tangan dipaha, menghadap keatas, ambil nafas
panjang pelan-pelan lalu keluarkan nafas pelan-pelan
8. Langkah ke-7 dilakukan beberapa menit sampai benar-benar terasa rileks. Bisa 5
menit, 10 menit, 20 menit, bahkan lebih
Selain dengan melakukan meditasi,
cara mengatasi stress yang lainnya adalah:

- Aromaterapi
- Tertawa
- Mendengarkan musik
- Bermain game
- Positif Thinking

Jika anda mempunyai masalah dan ingin selesai dengan lebih cepat,
anda bisa meminta saran dari teman anda atau orang terdekat
anda. Sebiaknya jangan menyepelekan masalah namun jangan
terlalu keras berpikir mengenai beban pikiran yang sedang dialami
karena hal ini malah akan membuat anda menjadi semakin stress
dan bisa membuat semangat anda berkurang.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai