Anda di halaman 1dari 26

UJI STATISTIK KORELASI

BUDIONO, dr., M.Kes.


Departemen IKM-KP
FK. UNAIR
Macam macam uji statistik
Parametrik Non Parametrik

Tujuan Rasio/interval Rasio/interval Nominal


Distr. Normal Distr. Tdk Normal
A. Komparasi
1. sampel vs sampel
a. = 2 t 2 sampel Mann- Whitney 2
b.  2 ANOVA Kruskal Wallis 2
2. Antar pengamatan
a. = 2 paired t test Wilcoxon signed Mc. nemar
rank test
b.  2 ANOVA Friedman Q Cochran
B. Korelasi
1. Interdependency
(2 variabel)  Pearson Spearman Contingency C
2. Dependency
Variabel Regrasi linier Regresi Regresi
terikat Polinomial logistik
KORELASI  PEARSON

• Suatu uji untuk mengetahui adanya


hubungan antara 2 variabel.

• Uji ini juga dapat mengetahui kuat dan


arah hubungannya.
Model hubungan : x  y
atau hubungan interdependensi

Korelasi (+)
Hubungan kedua variabel searah
makin besar nilai x makin besar pula nilai y
Korelasi(-)
Hubungan kedua variabel berlawanan arah
Makin besar nilai x makin kecil nilai y

Formulasi Ho :  = 0 H1 :   0
dimana -1    1
Kapan digunakan :

• Tujuan penelitian hendak mencari


hubungan 2 variabel

• Skala data : rasio , interval

• Populasi asal sampel berdistribusi


normal
Prinsip uji :
membandingkan covarians dengan
simpangan baku

covarians
r = 
SD
RUMUS

r
 x  xy  y atau
   
2 2
 xx  yy

n  xy   x  y
r
n  x 2
  x
2
 n  y 2
  y
2

Apakah besarnya r bermakna ?

Digunakan uji t untuk menentukan


kemaknaan r

r n2
t 
1  r2 
Hasil t hitung dibandingkan dengan
t tabel (DF : n-2, )
Contoh
Sepuluh orang pria mendatangi poli andrologi
dengan keluhan lama tidak mempunyai anak. Hasil
pemeriksaan FSH dan inhibin B sebagai berikut:

NO FSH Inhibin B
1 12,4 4,2
2 12,9 4,7
3 12,5 5,1
4 5,4 7,1
5 5,5 8,8
6 6,7 9,4
7 17,5 10
8 7,1 13
9 10,5 14
10 7,7 17,7
FSH Inhibin B
NO x2 y2 xy
(x) (y)
1 12,4 153,8 4,2 17,6 52,1
2 12,9 166,4 4,7 22,1 60,6
3 12,5 156,3 5,1 26,0 63,8
4 5,4 29,2 7,1 50,4 38,3
5 5,5 30,3 8,8 77,4 48,4
6 6,7 44,9 9,4 88,4 63,0
7 17,5 306,3 10 100,0 175,0
8 7,1 50,4 13 169,0 92,3
9 10,5 110,3 14 196,0 147,0
10 7,7 59,3 17,7 313,3 136,3
98,2 1106,9 94 1060,2 876,8
n  xy   x  y 
r
n  x 2
  x 
2
n  y 2
  y 
2

(10x876,8)  ( 98,2x94)
r
(10x1106,9 )  98 , 2 
2
(10x1060,2 )  94 
2

8768  9230,8
r
(11069  9643,24)x (10602  8836)

 462,8  462,8  462,8


r  r  r
(1425,76x1 766 2517892,16 1586,79

r   0 . 29
- 0,29 10  2
t
1  (-0,29) 
2

 0,29x2,83 - 0,8207
t t
1 - 0,0841 0,957
t  0,858
t tabel (DF : n-2, ) = 2,306
KOEFISIEN KORELASI RANK
SPEARMAN rs
Kapan digunakan :
1. Tujuan penelitian untuk mencari hubungan 2
variabel
2. Skala data ordinal
3. Skala data interval/rasio dengan distribusi
asal sampel tidak normal
4. Satu sampel dengan 2 variabel
Formulasi
H0 : Tidak ada hubungan antara 2 variabel
H1 : Ada hubungan antara 2 variabel
Langkah-langkah uji

1. Nilai pengamatan dr 2 variabel diganti


denganranking Rx dan Ry
2. Bila ada ties dibuat rata-rata ranking
3. Setiap pasangan Rx dan Ry dihitung
perbedaannya (d)
4. Hitung d2 dan d2
Nilai rs (koefisien korelasi Spearman)
dihitung dengan rumus

n
6 d i
2

rs  1  i 1
2
n ( n  1)
Apakah nilai rs yang dihasilkan bermakna ?
Uji kemaknaan rs untuk n antara 10-29

n2
t  rs . 2
(1  rs )

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima: t/2; n-2  t  -t /2; n-2


Ho ditolak : t >-t /2; n-2 atau –t <-t ; n-2
/2
Uji kemaknaan rs untuk n  30

Z  rs n  1
titik kritis dapat di lihat pada tabel Z
H0 ditolak bila :

Zhit Z1 atau Z hit  Z 


2 2
Bila terdapat ties yang cukup banyak maka
harga rs perlu dikoreksi
n3 - n t3 - t
x2 =   Tx Tx = 
12 12
 
n3 - n t3 - t
y2 =   Ty Ty = 
12 12

rs corrected 
 x 2
y d
2 2

2 (  x ).(  y )
2 2
Contoh:
Suatu test standar matematika dan bhs.
Inggris diberikan pada 12 murid SMA

Formulasi

H0 : Tidak ada hubungan antara nilai


matematika dan bhs. Inggris

H1 : Ada hubungan antara nilai


matematika dan bhs. Inggris
N matematika bhs. Rx Ry d d2
Inggris
1. 82 79 8 6 2 4
2. 75 80 5 7,5 -2,5 6,25
3. 95 90 11,5 11 0,5 0,25
4. 95 90 11,5 11 0,5 0,25
5. 85 90 9 11 -2 4
6. 75 65 5 4 1 1
7. 75 67 5 5 0 0
8. 60 62 1,5 2,5 -1 1
9. 60 61 1,5 1 0,5 0,25
10. 63 62 3 2,5 0,5 0,25
11. 80 80 7 7,5 -0,5 0,25
12. 89 84 10 9 1 1
 d 2 = 18,5
6 x 18,5
rs = 1 -  = 0,935
12 . (122 – 1)

Karena ada ties maka perlu dikoreksi

x = 60  2  T = (23 – 2)/12 = 0,5


75  3  T = (33 – 3)/12 = 2
95  2  T = (23 – 2)/12 = 0,5

Tx = 0,5 + 2 + 0,5 = 3

x2 = {(123 – 12)/12 } - 3  x2 = 140


 
y = 62  2  T = (23 – 2)/12 = 0,5
80  2  T = (23 – 2)/12 = 0,5
90  3  T = (33 – 3)/12 = 2
 
Ty = 0,5 + 0,5 + 2 = 3

y2 = {(123 – 12)/12 } - 3  x2 = 140


1 4 0 + 1 4 0 - 1 8 ,5
rs c o r r e c te d
= = 0 ,9 3 4
2. 140 x 140

U ji k e m a k n a a n r s
12 - 2
t = 0 ,9 3 4 . 2
( 1 - 0 ,9 3 4 )

t hitung = 8,27
t tabel dengan df=10;=0,05 = 2,228
 
Ho ditolak : t hitung > t tabel
TABEL DISTRIBUSI t

Anda mungkin juga menyukai