Anda di halaman 1dari 29

REFERA

PATOGENESA DAN
PENATALAKSANAAN
SIFILIS

PEMBIMBING : dr. Desy Hinda Pramita, Sp.KK.


PENYUSUN : Elizabeth -607012110047
Penyakit kronis yang menyerang jaringan kulit mukosa,
bersifat sistemik, disebabkan oleh bakteri gram negatif spiral
bernama Treponema pallidum.

Penularan sifilis paling utama melalui

Definisi hubungan seksual.


Selain itu, penularan juga dapat terjadi secara
vertikal dari ibu kepada janin dalam

Sifilis kandungan atau saat kelahiran, melalui produk


darah atau transfer jaringan yang telah
tercemar, dan terkadang juga dapat ditularkan
melalui alat kesehatan
Epidemiologi
Sejak ditemukan antibiotik, insidennya berkurang. Tapi…..

Dalam 1 dekade terakhir angka kejadian sifilis


MENINGKAT dengan insiden tertinggi pada populasi lelaki
homoseksual, diikuti oleh populasi lelaki heteroseksual,
pengguna narkoba jenis injeksi, dan wanita hamil.

Angka kejadian sifilis pada perempuan di Amerika Serikat tahun 2015 =


1,8 kasus per 100.000 penduduk pada kelompok usia reproduksi, yaitu
antara usia 15-44 tahun. Peningkatan ini dilaporkan terjadi disemua wilayah
dan pada semua ras maupun etnik. Insiden sifilis kongenital di Amerika
Serikat tahun 2015 juga meningkat sebesar 27,5% dibanding tahun 2014,
yaitu sebesar 11,6 kasus per 100.000 bayi lahir hidup.
ETIOLOGI
Bakteri : Treponema Pallidum
Spesies : Treponema
Famili : Spirochaeta
Ordo : Spirochaetales

MORE INFO….

Bakteri gram negatif yang berbentuk spiral,


berukuran 6-10 μm (rata-rata 10-13 μm) 0,1-0,18
μm dalam diameter (rata-rata 0,13-0,15
μm).Terdapat dua lapisan, sitoplasma merupakan
lapisan dalam mengandung mesosom, vakuol
ribosom dan bahan nukleoid, lapisan luar yaitu
bahan mukoid.
PATOGENESIS
SIFILIS
Patogenesis sifilis melibatkan sistem imunitas alami dan adaptif.

01 Sebagai respon pertahanan tubuh terhadap patogen, sel epitel terpicu memproduksi sitokin
proinflamasi dan kemokin untuk mengeluarkan antigen presenting cells (APC) dan ekspresi
toll-like receptor (TLR) sehingga memperkuat sinyal proinflamasi tubuh

Treponema pallidum tidak mengandung banyak lipopolisakarida = tidak mampu mengaktivasi sel
melalui TLR4

02 Kandungan lipid pada lipoprotein Treponema pallidum bertindak untuk aktivasi


sel melalui heterodimer TLR1/TLR2. Karena tidak berada ,di permukaan sel bakteri, sistem imun
tidak mampu mendeteksi keberadaan bakteri dan memberikan kesempatan bagi Treponema
pallidum untuk mereplikasi diri dan diseminasi.

Sifilis memiliki manifestasi klinis yang lebih disebabkan oleh respon


imunologis dan inflamasi dibanding efek sitotoksik langsung dari Treponema

03
pallidum.

Ulkus durum disebabkan infilitrasi masif sel limfosit dan makrofag. Destruksi jaringan disebabkan proliferasi
endotel di pembuluh darah kapiler dan oklusi lumen = nekrosis lokal. Infiltrasi sel T terjadi setelah hari ke-3
infeksi dan meningkat seiring replikasi bakteri. Makrofag kemudian akan menginfiltrasi dan terjadi bacterial
clearance
Respons imun humoral dimulai dari pembentukan antibodi IgM sekitar 2
minggu setelah infeksi diikuti antibodi IgG 2 minggu setelah IgM dibentuk.

01 Antibodi IgM selain IgG terus diproduksi selama proses infeksi dan
menyebabkan pembentukan formasi kompleks imun. Titer antibodi mencapai
puncak saat terjadi infeksi diseminata, yaitu ketika stadium sifilis sekunder

Sifilis kongenital terjadi karena infeksi Treponema pallidum melalui

02
transplasenta sehingga menginvasi sistem retikuloendotelial janin dan
menyebabkan spirokaetamia.

Organisme masuk melalui darah,kemudian menginvasi organ lain seperti


kulit, membran mukosa, tulang, dan sistem saraf
pusat. Bakteri Treponema pallidum akan melekat pada sel endotel
sehingga terjadi destruksi dan nekrosis jaringan lokal akibat
proliferasi endotel kapiler dan oklusi lumen pembuluh darah
Manifestasi Klinis
STADIUM 1 :
SIFILIS PRIMER
Jangka waktu : 1-3 minggu post-kontak (Self-healing 3-6
minggu)

Yang terjadi : Treponema pallidum menembus dan merusak jaringan


kulit maupun mukosa sehingga terbentuk suatu lesi primer bernama
chancre yang tidak nyeri.

Gambaran : Ulkus durum ; dasar bersih berwarna merah


- teraba keras- tidak nyeri- soliter (jumlah 1-2), ukuran 1-
2 cm

Predileksi :
Ekstragenital : anus, rektum, lidah, bibit, mulut, tonsil, jari, dan
payudara

- Pria : preputium, ulkus koronarius, skrotum, batang penis.


- Wanita : labia mayora dan minora, serviks, dan klitoris.
STADIUM 2:

SIFILIS SEKUNDER
KELANJUTAN
01 Lesi kulit kepala

02
Lesi mukosa mulut :
SIFILIS PRIMER -Mucous patch /plaque
-Snail track ulcer: ulkus melingkar pada
YANG TIDAK palatum/ mukosa pipi

TEROBATI …

03
Lesi kulit :
- Roseola syphilitica : makula pertama kali timbul

(1-2 MINGGU) POST- -Papulo-sirsiner : papul tersusun lingkaran/ elips


-Korona veneris : gerombolan papul di dahi/wajah

INFEKSI PRIMER -Kondiloma lata : papul bulat/lonjong tebal putih keabuan,


licin, banyak dan tidak nyeri, di area lembab

04 Pembesaran getah bening generalisata


(soliter, tidak nyeri, tidak saling melekat)
- Jenis :

-Stadium awal ( < 1 tahun post- infeksi)


-Stadium lanjut (> 1 tahun post-infeksi)

- Tes serologi (+)


- Gejala (-)

SIFILIS LATEN
Reaksi : Hipersensitivitas tipe 4

Rekrutmen fagosit makrofag oleh T-cell sehingga terjadi

STADIUM 3 : pelepasan sitokin (TNF, IL-1, dan IL-6).

Gejala awal :
SIFILIS TERSIER - Demam, edema, bengkak, radang
- Gumma (ulkus dalam yang dasarnya tertutup pus. Tepi
Terjadi berberapa tahun-dekade setelah ulkus meninggi dan keras, serta dindingnya curam) dengan
masa asimtomatik bagian tengah nekrotik, pada tulang, kulit, laring, paru,
hepar, gastrointestinal, dan testis.
Selain gumma…..
Sifilis kardiovaskular
Neurosifilis

- Hilangnya sensoris - Endearteritis


berupa propioseptif dan - Aortitis
vibrasi - Aneurisma aorta
- Myokarditis
- Kelainan motorik - Gangguan katup jantung
(kelemahan, paresis,
refleks cahaya pupil -,
paralisis ekstremitas
inferior)
PENEGAK
DIAGNOSIS
-ANAMNESIS
-PEMERIKSAAN FISIK
-PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Dark field microscope = spesifik jika ada ulkus durum dan kondiloma lata
• PCR
• NAAT
• Pemeriksaan antibodi non-spesifik treponema = Tes Wasserman, Tes Kahn, VDRL, RPR, RPCF,
Tes automated reagin
• Pemeriksaan antibodi spesifik treponema = TPI, FTA-ABS, TPHA, ELISA
DIAGNOSA BANDING
• Sifilis primer
a. Infeksius : Ulkus apthosa, Chacroid, Balanitis
Granuloma inguinal, Herpes simplex
Limfogranuloma venereum, Vaccinia
b. Non-infeksius : Behcet disease, Ulkus,
Fixed drug eruption, Karsinoma
sel basal, Karsinoma sel skuamos

2. Sifilis sekunder : Erupsi obat, PR, Psoriasis, Erupsi


viral, Kondiloma akuminata
e. Sifilis tersier : Limfoma, Leishmaniasis, Lupus
vulgaris, Wegener polyangitis,
Infeksi jamur, Psoriasis, Vaskulitis,
Sarcoid, Sarkoma, Psoriasis,
Karsinoma metastasis
TATALAKSANA
SIFILIS
Berdasarkan stadium dini (1&2, laten dini) dan
stadium lanjut (3, laten lanjut )

(Batas stadium dini- stadium lanjut = 3 tahun)


SIFILIS
DINI :
• Benzatin Penicillin G 2.4 juta unit IM single
dose
• Aq. Penicillin Procaine G 600.000 U IM 1
kali sehari selama 10 hari
• Doxycycline 2x100 mg/ hari PO selama 4
minggu
• Tetracycline 4x500 mg/ hari PO selama 4
minggu
• Erthromycin 4x500 mg/ hari PO selama 4
minggu
• Ceftriaxone 200 mg 1x sehari IM selama
10 hari
SIFILIS LANJUT :
• Benzhatine Penicillin G 2,4 juta unit IM 1
minggu 1x selama 3 minggu
• Doxycycline 2x100 mg/ hari PO selama 4
minggu
• Tetracycline 4x500 mg/ hari PO selama 4
minggu
SIFILIS LATEN :
• Early latent syphilis : Benzathine Penicillin G 2,4 juta unit
IM single dose
• Late latent syphilis : Benzathine Penicillin G 2,4 juta unit
IM 1 minggu 1x selama 3 minggu
• Alternatif jika ditemukan alergi terhadap penicillin :
a. Doxycycline 2x100 mg/ hari PO selama 4 minggu
b.Tetracycline 4x500 mg/ hari PO selama 4 minggu
c. Erythromycin 4x500 mg/ hari PO selama 4 minggu.
EVALUASI
TERAPI

Evaluasi secara klinis dan


serologi dilakukan pada bulan
ke-1, 3, 6, dan 12.

Kriteria sembuh: titer VDRL


atau RPR menurun 4 kali lipat
dalam 6 bulan setelah
pengobatan.
SINDROMA
JARISCH-
HEXHEIMER
• Terjadi dalam 1-2 jam pada pasien sifilis
yang diberikan terapi penisilin
• Terjadi karena spirochaeta yang mati
melepaskan antigen, sehingga terjadi
immune system overdrive
• Gejala : demam mendadak, menggigil,
myalgia (jam-hari), takikardi,
vasodilatasi yang ditandai dengan wajah
memerah, ruam kulit, atau hipotensi
ringan
• Reaksi sembuh sendiri dalam 6-12 jam
(tidak perlu dilakukan terapi)
PROGNOSIS
Baik : Pasien dengan diagnosa sifilis primer maupun sekunder yang tidak

01
menganggu sistem pendengaran, sistem saraf, dan pergerakan okuler
dengan terapi adekuat. Sifilis jenis gumma memiliki prognosis baik apabila
diberikan terapi penisilin dosis tinggi.

Buruk : Pasien terdiagnosa sifilis tersier, bergantung dengan luasnya

02
kerusakan jaringan, dikarenakan pengobatan dilakukan untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut, tetapi tidak dapat mengembalikan jaringan seperti
semula. Sifilis kardiovaskular simptomatis memiliki prognosis yang jelek.

03
Sifilis kongenital seringkali menyebabkan late abortion, stillbirth, atau
kematian neonatus sesaat setelah kelahiran. Mortalitas neonatal biasanya
berupa pendarahan pulmonar, superinfkesi
bakterial, atau hepatitis fulminan
o Quo am Quo am
Q u ad fu n c t i o n
ad s a na t i on
ad v i t a m

AD AD AD
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai