Fenomena Agama Pertemuan Ke Tiga
Fenomena Agama Pertemuan Ke Tiga
Pertemuan ke Tiga
19 SEPTEMBER 2022
DOSEN PENGAMPU :
SRI WENING,S.PAK.,M.Th
NO HP. 085802713940
Agama dan kehidupan beragama merupakan unsur yang tak
terpisahkan dari
kehidupan dan sistem budaya umat manusia.
Sejak awal manusia berbudaya
karena manusia diciptakan memiliki akal budi.
Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam
interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi,
memperlakukan, memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.
Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong
untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.
kemampuan berpikir manusia juga digunakan untuk
memecahkan masalah–masalah hidup yang dihadapi,
contohnya adalah bagaimana mendapatkan pemenuhan kebutuhan yang
tidak dapat diraih atas usaha manusia maka hadirlah agama
agama dan kehidupan beragama telah menggejala dalam kehidupan
bahkan memberikan corak dan bentuk dari semua perilaku budayanya.
Agama dan perilaku keagamaan tumbuh dan berkembang dari adanya
rasa ketergantungan manusia terhadap kekuatan gaib (Tuhan) yang
mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka.
Manusia membutuhkan berkomunikasi untuk memohon bantuan
dan pertolongan kepada Tuhan agar
mendapatkan kehidupan yang aman,
selamat dan sejahtera.
Awalnya Manusia merasakan adanya sumber kekuatan yang
sebutannya tidak manusia ketahui
Tetapi manusia merasakan ADA sumber kekuatan
oleh sebab itu manusia menggunakan cara berkomunikasi dan
memohon perlindungan dan bantuan
Awal Rasa Keagama muncul dari adanya
rasa merasakan adanya kuasa dan adanya kebutuhan yang
harus dipenuhi tetapi manusia tidak sanggup memenuhinya
maka muncul dorongan akan bantuan dan perlindungannya
yang mendesakan dari dalam diri manusia, yang mendorong
timbulnya perilaku keagamaan.
Dengan demikian
rasa agama dan perilaku keagamaan merupakan
pembawaan dari kehidupan manusia
Maka semakin jelas Kesadaran manusia sebagai makhuk religius merupakan potensi
bawaan yang berasal dari dan ditetapkan
dalam proses penciptaan manusia.
Jadi Kesadaran merupakan hal yang mendasar dalam diri manusia
Dengan kesadarannya manusia berbudi daya untuk berelasi dengan Tuhan yang
dipercayai memiliki kuasa yang lebih tinggi dari manusia melalui berbagai sikap hidup
atau dalam bentuk
praktek-praktek keagamaan untuk menunjukkan
relasinya dengan Tuhan
Yakobus 3:13
Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi?
Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir
dari kelemahlembutan.
FENOMENA AGAMA
Mengapa?
Karena agama tak pernah akan bisa lenyap, karena agama yang
menjawab pertanyaan mendasar manusia yang tak bisa
dijawab oleh ilmu dan teknologi.
Tidak terjawabnya kebutuhan manusia mendorong
manusia menfungsikan kecerdasan suara hatinya
membentuk kehidupan keagamaannya.
Kecerdasan suara hati menjadi unsur respon manusia
terhadap keberadaan Tuhan dan nilai-nilai suci agama
yang
yang ditampakkan dalam praktek ritual keagamaan
Maka dapat dipahami bahwa fenomena
keagamaan mempelajari kehidupan
manusia dalam kehidupan beragamanya.
Fenomena keagamaan itu sendiri adalah
cara berfikir, sikap dan perilaku manusia
yang menyangkut hal-hal yang dipandang
suci
Fenomenologi tidak berdiri sendiri akan tetapi
berhubungan dengan pendekatan-pendekatan yang lain
untuk
tetap menjaga obyektifitas (manusia dan kehidupannya)
Persolan-persoalan yang dialami manusia adalah
persoalan agama yang sebenarnya
dan manusia mengalami pergumulan
Pergumulan dalam kehidupan pada dasarnya adalah
pergumulan keagamaan.
Terdapat keberadaan agama dalam kehidupan manusia,