Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN BIOTEKNOLOGI PADA PERBAIKAN

PAKAN TERNAK

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Eka Meutia Sari, M.Sc

Disusun Oleh :
Ketua : Yulia Ningsih (2005104010110)
Anggota :
Khusua (2005104010098)
M. Akram Almisri (2005104010044)
Ade Ardianta Sembiring (2105104010054)
M. Rizieq Balia MA (2105104010076)
Pada usaha ternak ruminansia, ketersediaan pakan berupa hijauan mutlak
dibutuhkan, dengan adanya perubahan alih fungsi lahan dan perubahan iklim
akan membatasi ketersediaan bahan pakan bagi ternak tersebut. Untuk itu,
integrasi dengan usaha pertanian merupakan alternatif untuk mengembangkan
usaha peternakan yang berkesinambungan.

Optimalisasi pemanfaatan dari bahan pakan limbah pertanian dan limbah


agroindustri dapat memperbaiki ketersediaan pakan bagi ternak ruminansia.
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak akan mengurangi
ketergantungan terhadap pakan hijauan yang berasal dari lahan budidaya pakan
ternak terbatas jumlahnya.
Penerapan Bioteknologi Dalam Perbaikan Pakan

Adapun contoh penerapan bioteknologi dalam perbaikan pakan ialah :


1. Silase
Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijuan (rumpu-rumputan atau leguminosa)
yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase bertujuan
mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika pengembalaan ternak tidak
mungkin dilakukan.
Silase berasal dari hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan
dalam keadaan segar (dengan kandungan air 60-70%) melalui proses fermentasi dalam silo
(tempat pembuatan silase).

Gambar silase
2. Amoniasi
Ada tiga sumber amoniak yang dapat dipergunakan dalam proses
amoniasi yaitu: NH3 dalam bentuk gas cair, NH4OH dalam bentuk larutan,
dan urea dalam bentuk padat. Penggunaan NH3 gas yang dicairkan biasanya
relatif mahal. Selain harganya mahal, juga memerlukan tangki khusus yang
tahan tekanan tinggi minimum(10 bar).
Satu-satunya sumber NH3 yang murah dan mudah diperoleh adalah
urea. Urea yang banyak beredar adalah urea yang umumnya digunakan untuk
pupuk. Perlakuan amoniasi dengan urea telah terbukti mempunyai pengaruh
yang baik terhadap pakan. Proses amoniasi lebih lanjut juga akan
memberikan keuntungan yaitu meningkatkan kecernaan pakan.
Aamoniasi juga menurunkan kadar zat makanan yang sulit bahkan tidak
dicerna oleh ternak yang berakibat meningkatkan kecernaan pakan lebih
jauh.
3. Jerami Fermentasi
Jerami adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya (gabahnya),
sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah pertanian serta
belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis dan ekonomis.
Fermentasi jerami merupakan proses perombakan struktur keras secara fisik,
kimia dan biologi, sehingga bahan dengan struktur yang kompleks akan berubah
menjadi lebih sederhana, dan hal tersebut menyebabkan daya cerna ternak
menjadi lebih efisien.

Gambar fermentasi
Jerami
Pemanfaatan jerami padi fermentasi akan memberikan dampak sebagai
berikut:

1. Mengurangi biaya pakan, khususnya dalam penyediaan hijauan


sebagai pakan utama ternak ruminansia sapi
2. Meningkatnya daya dukung lahan pertanian, karena beternak sapi
tidak harus menyediakan lahan sebagai tempat menanam hijauan
pakan ternak.
3. Memberikan peluang baru bagi simpul-simpul agribisnis jika dikelola
secara profesional, artinya suatu saat nanti akan muncul bisnis atau
usaha baru dalam pelayanan jasa, seperti prosesing dan pengangkutan
jerami padi sebagai pakan ternak, sehingga sektor pertanian memberi
peluang untuk menyerap tenaga kerja yang banyak.
Peran Bioteknologi Dalam Peningkatan Pakan
1. Meningkatkan kecernaan hijauan berkualitas rendah
Ciri khas hijauan tropis adalah kecepatan penguraian mikroba yang
lambat dalam rumen sehingga banyak nutrisi pakan yang hilang. Hal ini
mengakibatkan berkurangnya laju aliran keluar residu pakan dari rumen
yang akibatnya menekan pakan produksi bakteri rumen rekayasa genetika
2. Meningkatkan fungsi rumen
Peran rumen yang dapat dari teknologi transgenik. Ini termasuk
pengembangan bakteri transgenik, mampu membelah kompleks, dan
peningkatan kemampuan untuk produksi mikroba asam amino spesifik.
Untuk menghindari kendala yang diperoleh yaitu terlalu banyak serat,
dimungkinkan untuk mengembangkan, melindungi protein dan kemudian
menemukan mekanisme untuk mengurangi serat.
3. Efek pada populasi mikroba dan fungsi rumen
Kultur ragi sangat penting dalam rumen. Menunjukkan efek positif dari
kultur ragi tidak hanya pada lingkungan rumen, tetapi juga pada peningkatan
aktivitas mikroba. Dengan cara ini, mempengaruhi laju produksi asam lemak
volatil dan, dengan demikian, meningkatkan stabilitas lingkungan rumen dan
meningkatkan intensitas pencernaan.

4. Pengubah metabolisme
Pengubah metabolisme seperti, somatotropin sapi rekombinan telah
digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi seperti penambahan berat
badan, memperbaiki komposisi karkas. Keseluruhan meningkatkan efisiensi
produktif (pertambahan berat badan atau produksi susu per unit pakan)
meningkatkan komposisi karkas pada hewan yang sedang tumbuh,
meningkatkan hasil susu pada hewan menyusui dan mengurangi kotoran hewan
per-unit produksi.
Kesimpulan

Dengan penerapan bioteknologi dapat juga memberikan solusi


bagaimana menyediakan pakan hijauan di saat musim - musim tertentu
yaitu dengan teknik fermentasi, dimana menggunakan mikroba atau
bakteri dalam penggunaannya. Menggunkaan bakteri atau mikroba
merupakan teknik bioteknologi dalam memperbaiki pakan ternak .
Penggunaan bioteknologi ini dapat menguntungkan peternak dalam
perbaikan hewan serta dalam bidang ekonomi.
Thank you Everybody ˄ˍ˄"

Anda mungkin juga menyukai