2021
1. Ketentuan Umum
2. Pengangkatan, Pemberhentian, Dan Penggantian Atau Pemindahan Tugas
3. Standar Kompetensi Dan Penilaian Kinerja
4. Sanksi Administratif
5. Pembinaan dan Pengawasan
6. Pendanaan
Dari 8 Bab,
7. Ketentuan Peralihan diatur Sebanyak 33 Pasal
8. Ketentuan Penutup
2
L ATA R B E L A K A N G
I. Permendagri No. 76 tahun 2015 tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Pejabat Pada
Unit Kerja Yang Menangani Urusan Administrasi Kependudukan Di Provinsi Dan
Kabupaten/Kota, perlu disempurnakan karena sudah tidak sesuai dengan dinamika
perkembangan pada saat ini.
4
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
1. Pengangkatan
Pasal 3
1. Pengangkatan pejabat pada Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil Kabupaten/Kota dilaksanakan setelah memenuhi
persyaratan.
2. Persyaratan pengangkatan pejabat pada Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil Kabupaten/Kota, untuk Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama meliputi:
a. sehat jasmani dan rohani; b. berstatus PNS; c. paling rendah menduduki pangkat 1 (satu) tingkat dibawah jenjang
pangkat yang ditentukan; d. sedang atau pernah menduduki Jabatan Administrator atau jabatan fungsional jenjang ahli
madya paling singkat 2 (dua) tahun; e. paling rendah berpendidikan Strata I atau Diploma IV; f. memiliki tingkat
pendidikan yang sesuai dengan bidang tugasnya; g. memiliki Kompetensi jabatan yang diperlukan; h.usia paling tinggi 56
(lima puluh enam) tahun; i. penilaian prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;
k.diutamakan pernah bertugas dan menangani urusan yang berkaitan administrasi kependudukan; dan
1. Pemberhentian
Pasal 15
1. Pejabat pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Provinsi diberhentikan oleh Menteri atas usulan Gubernur.
2. Pejabat pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Kabupaten/Kota diberhentikan oleh Menteri atas usulan Bupati/Wali Kota
melalui Gubernur.
3. Usulan disertai alasan pemberhentiannya.
4. Pemberhentian ditetapkan dalam bentuk Keputusan Menteri.
Pasal 17
Pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas diberhentikan dari jabatannya karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri;
c. mencapai batas usia pensiun;
d. diangkat dalam jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. cuti diluar tanggungan negara;
f. adanya perampingan organisasi pemerintah;
g. tidak mampu jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai pejabat;
h. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
i. menjadi anggota partai politik;
j. rangkap jabatan;
k. tidak menunjukkan kinerja yang baik berdasarkan penilaian kinerja;
l. diberhentikan sebagai PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
m. melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan.
6
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
1. Pengusulan pengangkatan pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas pada
Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil Kabupaten/Kota dilaksanakan secara daring melalui sistem aplikasi oleh perangkat
daerah yang membidangi kepegawaian.
2. Pengusulan pengangkatan pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas dilakukan
melalui sistem informasi yang memuat basis data pejabat Dukcapil yang dikembangkan oleh Ditjen.
3. Hak akses sistem informasi diberikan kepada perangkat daerah yang membidangi kepegawaian.
Pasal 19
4. Pengusulan pemberhentian pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas pada
Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil Kabupaten/Kota dilaksanakan secara daring melalui sistem aplikasi oleh
perangkat daerah yang membidangi kepegawaian.
5. Pengusulan pemberhentian pejabat dilakukan melalui sistem informasi yang memuat basis data pejabat
kependudukan dan pencatatan sipil yang dikembangkan oleh Ditjen.
6. Hak akses sistem informasi diberikan kepada perangkat daerah yang membidangi kepegawaian.
7
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
1.Menteri melalui Dirjen melakukan wawancara terhadap 3 (tiga) nama calon pejabat
pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Provinsi sesuai dengan usulan gubernur
2.Menteri melalui Dirjen melakukan wawancara terhadap 3 (tiga) nama calon pejabat
pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Kabupaten/Kota sesuai dengan usulan
bupati/wali kota melalui gubernur .
3.Dalam melakukan wawancara, Dirjen atas nama Menteri menugaskan tim yang akan
melakukan wawancara.
4.Wawancara dilakukan secara daring atau tatap muka.
5.Hasil wawancara dituangkan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh tim.
8
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
Pasal 7
1.Berdasarkan hasil wawancara, Dirjen mengusulkan penetapan 1 (satu) dari 3 (tiga)
nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil
Kabupaten/Kota kepada Menteri.
2.Menteri menetapkan 1 (satu) dari 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama
pada Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil Kabupaten/Kota yang diusulkan oleh Dirjen.
3.Penetapan dalam bentuk Keputusan Menteri.
9
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
3. Rekomendasi KASN
Pasal 10
Pengangkatan pejabat dengan memenuhi dokumen meliputi:
10
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
Pasal 18
1.Usulan pemberhentian, dapat disertai dengan usulan pengangkatan pejabat pengganti.
2.Dalam hal usulan pemberhentian tidak disertai dengan usulan pengangkatan pejabat
pengganti, Gubernur dan Bupati/Wali Kota dapat mengangkat pelaksana harian (Plh)
atau pelaksana tugas (Plt) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
Pasal 20
1. Dalam hal pejabat pimpinan tinggi pratama pada Disdukcapil Provinsi dan Disdukcapil
Kabupaten/Kota tertangkap tangan (OTT) atas perbuatan melanggar hukum oleh aparat
penegak hukum, Menteri melakukan pemberhentian tanpa usulan.
3. Dalam hal pejabat administrator dan pejabat pengawas pada Disdukcapil Provinsi dan
Disdukcapil Kabupaten/Kota tertangkap tangan atas perbuatan melanggar hukum oleh aparat
penegak hukum, Dirjen atas nama Menteri melakukan pemberhentian tanpa usulan.
4. Pemberhentian ditetapkan dengan Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Dirjen atas nama
Menteri.
12
S U B S TA N S I P E R M E N D A G R I N O. 6 0 TA H U N 2 0 2 1
6. Sanksi bagi Gubernur dan Bupati/ Wali Kota tidak melaksanakan Permendagri 60/2021 :
Pasal 28
Gubernur yang melakukan pengangkatan dan pemberhentian tanpa Keputusan Menteri
dikenakan sanksi berupa :
a.teguran tertulis.
b.Penundaan proses pengangkatan pejabat baru dan pemberhentian pejabat yang lama
dan/atau
c.Pengurangan alokasi anggaran.
Bupati / Wali Kota yang melakukan pengangkatan dan pemberhentian tanpa Keputusan
Menteri dikenakan sanksi berupa :
a. Teguran tertulis; dan/atau
b. Pemutusan jaringan komunikasi data (Jarkomdat).
13
D A S A R YU R I D I S
14
PP No. 40 TAHUN 2019
15
UU ADMINDUK SEBAGAI LEX SPECIALIS
16
L ATA R B E L A K A N G
MENIMBANG
a. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 83A ayat (4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, telah ditetapkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat pada Unit Kerja yang
Menangani Urusan Administrasi Kependudukan di Provinsi dan Kabupaten/Kota;
b. Bahwa Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat
pada Unit Kerja yang Menangani Urusan Administrasi Kependudukan di Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah tidak
sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu dicabut;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri tentang Pengangkatan, Pemberhentian, dan Penilaian Kinerja Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama, Pejabat Administrator, dan Pejabat Pengawas pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Provinsi
dan Kabupaten/Kota;
17
TERIMAKASIH
18