Anda di halaman 1dari 11

Proses Pembentukan Darah

Kelompok 2:
1.Dea Sri Rahmat Lina Zega
2.Delilah Aisyah Sebayang
3.Destira Natsya Br.Subarkti
4.Febiyola Silaban
5.Gabriel M.Saragih
6.Geby Melisah Br.Situmorang
7.Inka Wiyanda Darmayu

Kelas/Prodi :1A D3 Keperawatan Medan


Mata Kuliah :Patofisiologi
Dosen :Tiurlan Mariasima Doloksaribu,S,Kep,Ns,M.Kep
Darah

Unsur sel darah sel darah putih,sel darah merah ,dan trombosit-
tersuspensi di dalam plasma.volume darahh total yang beredar
pada keadaan normal adalah sekitar 8% dari berat badan (5600 ml
pada pria seberat 70kg).sekitar 55% dari volume tersebut berupa
plasma
SUMSUM TULANG
Pada orang dewasa, sel darah merah, sejumlah besar sel darah putih.
Serta trombosit dibentuk di sumsum tulang Pada janin, sel darah juga
dibentuk di hati dan limpa,sedangkan pada orang dewasa, hematopoiesis
ekstramedula tersebut dapat terjadi pada penyakit dengan kerusakan atau
fibrosis sumsum tulang, Pada anak-anak, sel darah secara aktif dihasilkan
di dalam rongga sumsim tulang pada semua tulang.Menjelang usia 20
tahun, sumsum tulang pada rongga tulang panjang menjadi tidak aktif,
kecuali di tulang humerus atas dan femur .Sumsum tulang seluler yang
aktif disebut sumsum merah; sumsum tulang inaktif yang diinfiltrasi oleh
lemak disebut sumsum kuning.
Pembentukan Sel Darah
SEL SITEM HEMOPOIETIK PLURIPOTEN, PENGINDUKSI
PERTUMBUHAN, DAN PENGINDUKSI DIFERENSIASI. Pada sumsum
tulang terdapat sel-sel yang disebut sel stem hemopoietik pluripoten, yang
merupakan asal dari seluruh sel-sel dalam darah sirkulasi. Karena sel-sel darah
ini diproduksi terus menerus sepanjang hidup seseorang, maka ada bagian dari
sel-sel ini masih tepat seperti sel-sel pluripoten asalnya dan disimpan dalam
sumsum tulang guna mempertahankan suplainya, walaupun jumlahnya
berkurang sesuai dengan usia. Namun, sebagian besar dari sel-sel stem yang
direproduksi akan berdiferensiasi untuk membentuk sel-sel lain yang Asal sel
yang paling mula masih tidak dapat dikenali seba gai suatu sel yang berbeda dari
sel stem pluripoten walapun sel-sel ini telah membentuk suatu jalur sel khusus
yang disebut sel-stem commited
Lanjut

Berbagai sel stem commited, bila ditumbuhkan dalam biakan, akan


menghasilkan koloni tipe sel da- rah yang spesifik. Suatu sel stem
commited yang menghasilkan entrosit disebut unit pembentuk
koloni eritrosit, dan singkatan CFU-E digunakan untuk menandai
jenis sel stem ini. Demikian pula, unit yang membentuk koloni
granulosit dan monosit disingkat dengan CFU-GM, dan
seterusnya.Pertumbuhan dan reproduksi berbagai sel stem diatur
oleh bermacam-macam protein yang disebut penginduksi
pertumbuhan Telah diuraikan mengenai empat penginduksi
pertumbuhan yang utama.
Lanjutan

Gambar:Pembentukan berbagai
sel darah tepi yang berbeda-beda
dari sel stem hematopoietik
pluripotent asal (PHSC)dalam
sumsum Tulang
Pembentukan penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi itu sendiri
dikendalikan oleh faktor-faktor di luar sumsum tulang. Sebagai contoh. pada sel darah
merah, kontak tubuh dengan oksigen yang rendah selama waktu yang lama akan
mengaki bakan induksi pertumbuhan, diferensiasi, dan produksi eritrosit dalam jumlah
yang sangat meningkat. seperti yang akan dibicarakan kemudian dalam bah ini. Pada
sel darah putih, penyakit infeksi akan me nyebabkan pertumbuhan, diferensiasi, dan
akhirnya pembentukan sel darah putih tipe spesifik yang diperlukan untuk
memberantas infeksi.
Tahap-Tahap Diferensiasi Sel Darah Merah
Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel
darah merah adalah proeritrablas. Dengan rangsangan yang sesuai,
maka dari sel-sel stem CFU-E dapat dibentuk banyak sekali sel
ini.Sekali proeritroblas ini terbentuk, maka ia akan membelah
beberapa kali, sampai akhirnya akan terbentuk banyak sel darah merah
yang matur. Sel-sel generasi pertama ini disebut barofil eritroblas
sebab dapat dipulas dengan zat warna basa: pada saat ini. sel
mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin ada generasi berikutnya.sel
sudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsentrasi sekitar 34 persen,
maka nukleus memadat menjadi kecil, dan sisa akhirnya terdorong
dan sel Pada saat yang sama, retikulum endoplasma direabsorbsi.
Lanjutan

Pengaturan Produksi Sel Darah Merah Peran Eritropoietin Jumlah total sel
darah merah dalam sistem sirkulasi diatur secara terbatas, sehingga jumlah
sel-sel darah merah cukup memadai untuk selalu dapat menyediakan oksigen
bagi jaringan, dan sel-sel tersebut juga tidak terlalu padat sehingga dapat
menghalangi aliran darah. Faktor utama yang dapat merangsang produksi sel
darah merah adalah hormon dalam sirkulasi yang disebut eritropoietin, yaitu
suatu glikoprotein dengan berat molekul kira-kira 34.000.
Lanjutan

Bila eritropoietin ini tidak ada, maka keadaan hipoksia tidak


akan berpengaruh atau pengaruhnya sedikit sekali dalam
perangsangan produksi sel darah merah. Sebaliknya, bila
sistem eritropoietin ini berfungsi, maka hipoksia akan
dengan nyata meningkatkan produksi eritropoietin, dan
eritropoietin selanjutnya akan memperkuat produksi sel
darah marah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai