Anda di halaman 1dari 34

PEMERIKSAAN FISIK

By: Neta Ayu Andera, STr.,M.Tr.Keb


PEMERIKSAAN FISIK
sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis
penyakit

Hasil dicatat dalam rekam medis.

Rekam medis membantu dalam penegakkan


diagnosis dan perencanaan perawatan pasien
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan
secara komprehensif.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
 Penjagaan kesopanan

 Cara mengadakan hubungan dengan pasien

 Pencahayaan dan lingkungan yang memadai


 Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien

 Pencatatan data

 Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah


klien
 Pasien dalam posisi duduk/sesuai
jenis pemeriksaan
 Hanya membuka bagian tubuh yg
diperiksa, menutup bag.lain
 Sistematis

 Bandingkan satu bag tubuh dgn bag. Tubuh


lain
 Penjelasan sederhana kpd klien

 Data didokumentasikan dgn tepat (DO &


DS)
ADA EMPAT TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK, YANG
BIASA DISEBUT DENGAN TEKNIK IPPA

Inspeksi, Palpasi,

Perkusi & Auskultasi


INSPEKSI

Teknik inspeksi
dilakukan ketika
pemeriksaan Tujuan dari teknik
pertama kali
dengan cara ini ialah
bertemu klien dan
melihat atau mendeteksi tanda-
yang diamati yaitu
melakukan tanda fisik yang
tingkah laku dan
observasi terhadap berhubungan
keadaan tubuh
keadaan klien. dengan status fisik.
klien serta hal
umum dan khusus.
Langkah kerja:
 Atur Pencahayaan

 Suhu dan ruangan nyaman

 Buka bagian yg diinspeksi

 Bila perlu gunakan kaca pembesar

 Jelaskan hasil pada klien dan keluarga

 Perhatikan kesan pertama klien

 Sistematis
PALPASI

 teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan


maupun sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan
diperiksa dan dilakukan secara teroganisir dari satu
bagian ke bagian yang lain.
 Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-
ciri jaringan atau organ. Dapat dilakukan bersamaan
dengan teknik inspeksi dan perkusi.
TEKNIK PALPASI DIBAGI MENJADI DUA:

Palpasi ringan Caranya: ujung-ujung jari pada


satu/dua tangan digunakan secara
simultan.Tangan diletakkan pada area yang
dipalpasi, jari-jari ditekan kebawah perlahan-
lahan sampai ada hasil.

Palpasi dalam (bimanual) Caranya: untuk


merasakan isi abdomen, dilakukan dua
tangan.Satu tangan untuk merasakan bagian
yang dipalpasi, tangan lainnya untuk
menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks,
jari-jari tangan kedua diletakkan melekat pd
jari2 pertama.
LANGKAH KERJA:
1. Area palpasi terbuka
2. Cuci tangan
3. Beritahu klien
4. Dikerjakan semua jari tp telunjuk dan ibu jari > sensitif.
5. u/ mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan
jari 2,3, dan 4 bersamaan.
6. U/ palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri
tekanan ringan dgn jari2.
7. Sistematis, uraikan ciri-ciri ttg ukuran, bentuk,
konsistensi dan permukaan.
PERKUSI

 pemeriksaan dengan cara mengetuk.


 Tujuan pemeriksaan perkusi yaitu menentukan
batas-batas organ atau bagian tubuh
 dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan
akibat adanya gerakan yang diberikan ke bawah
jaringan (udara, cairan, atau zat padat).
LANGKAH KERJA:

1. Area terbuka
2. Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujung
jari dan letakkan dgn kuat pada permukaan
diperkusi.
3. Upayakan jari – jari yg lain tidak
menyentuh permukaan, konsisten pd permukaan yg
diperkusi.
4. Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas
dgn lengan bawah relaks.
5. Pertahankan kelenturan tangan pada
pergelangan tangan.
AUSKULTASI

pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan


menggunakan alat bantu yaitu stetoskop dengan
tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat
mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus
serta untuk mengukur tekanan darah dan nadi.
TINGKATAN KESADARAN:

 Kompos Mentis : sadar Penuh


 Apatis : acuh tak acuh
 Samnolen Tidur. : dibangunkan dengan rangsangan, ….
 Delirium
 Sopor/semikoma : berteriak2, tidak sadar
rangsangan nyeri
: tidak sadar tetapi masih merasakan
 Koma
: tidak sadar.
PEMERIKSAAN FISIK PERSISTEM

 Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan


fisik dengan sistem-sistem tubuh sebagai
acuan pemeriksaaan.
 Berikut ini merupakan detail pemeriksaan
fisik, dengan pendekatan sistem tubuh
adalah :
 Sistem syaraf pusat

 Sistem Kardiovaskular
 Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran: dengan melakukan
pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang
 Kaji status mental
 Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe
dan
pengobatannya.
 Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami
gangguan. Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.
 Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan
dan postur
 Kaji adanya kejang atau tremor
 Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang mempengaruhi SSP.
 Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas (keras dan lemah) serta tanda
penurunan kekuatan/pulse deficit
 Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri
atau postural hipotensi
 Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi semi fowlers
Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit.
Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut jantung
 Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi
jantung tambahan, murmur dan bising.
 Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis (pucat)
atau kemerahan
Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah
Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler di kuku
 Kaji adanya tanda-tanda perdarahan (epistaksis, perdarahan saluran cerna,
phlebitis, kemerahan di mata atau kulit.
 Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan
test diagnostik.
SISTEM RESPIRASI (PERNAPASAN)

 Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi


 Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya
 Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran dada,
rongga diameter anterior dan posterior thorax, dan adanya
termasuk
gangguan spinal
 Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema
 Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal
(vesikular, bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga
adanya bunyi paru patologis (wheezing, cracles atau ronkhi)
 Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya
sputum/dahak, cek warna, konsistensi dan jumlahnya dan
apakah disertai darah
 Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak
napas, dyspnea dan orthopnea.
 Inspeksi membran mukosa dan warna kulit
 Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk
meningkatkan fungsi pernapasan pasien
 Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per
hari) dan berapa lama telah merokok
 Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan
test diagnostik
SISTEM PENCERNAAN

 Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit dan


pola pembuluh vena (venous pattern)
 Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus
 Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi, adanya
nyeri tekan, adanya massa atau asites
 Kaji adanya nausea dan vomitus
 Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap diet
 Kaji adanya perubahan selera makan, dan kemampuan klien untuk menelan
 Kaji adanya perubahan berat badan
 Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus
 Inspeksi adanya ileostomy atau kolostomi, yang nantinya dikaitkan dengan
fungsi (permanen atau temporal), kondisi stoma dan kulit disekitarnya, dan
kesediaan alat
 Kaji kembali obat dan pengkajian diagnostik yang pasien miliki terkait
sistem GI
SISTEM PERKEMIHAN

 Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24


jam, warna, kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen
 Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya
dysuria dan hematuria, serta riwayat infeksi
saluran kemih
 Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)

 Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys


catheter, silikon kateter atau urostomy atau supra
pubik kateter
 Kaji kembali riwayat pengobatan dan
pengkajian diagnostik yang terkait dengan sistem
perkemihan
SISTEM INTEGUMEN

 Kaji integritas kulit dan membrane


mukosa, turgor, dan keadaan umum kulit
(jaundice, kering)
 Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor

 Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain,


dekubitus, dsb
 Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus
 Palpasi adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu

 Kaji riwayat pengobatan dan


test diagnostik terkait sistem
integument
SISTEM MUSKULOSKELETAL

 Kaji adanya nyeri otot, kram atau spasme


 Kaji adanya kekakuan sendi dan nyeri sendi

 Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki,


ROM (range of motion), kekuatan otot
 Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek
postur tubuh
 Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi

 Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait


sistem musculoskeletal
 Sistem Physikososial
 perasaan pasien tentang kondisinya dan
penyakitnya
 Kaji tingkat kecemasan, mood klien dan tanda
depresi
 Kaji pemenuhan support sistem
 Kaji pola dan gaya hidup klien yang mempengaruhi
status kesehatan
 Kaji riwayat penyalah gunaan obat, narkoba,
alkohol, seksual abuse, emosional dan
koping mekanisme
 Kaji kebutuhan pembelajaran dan penyuluhan
kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

 teknik pemeriksaan fisik dengan bagian tubuh klien


sebagai acuan yaitu dari ujung kepala sampai ke ujung
kaki. Maksudnya disini adalah pemeriksaan fisik
dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak.
 Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri
penilaian kondisi pasien secara umum dan sistem organ
yang spesifik.
TANDA VITAL

Kecepatan
Suhu Tekanan darah Denyut Nadi
pernapasan
BIOMETRIKA DASAR

 Tinggi

 Berat/massa

 Nyeri ( menggunakan skala FACES dimulai


dari 0-5 (tidak dirasakan pasien dilihat dari
ekspresi wajah-nyeri terburuk yang
dirasakan pasien
SISTEM ORGAN

1. System kardiovaskular
 Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung

 Tekanan vena jugularis atau Jugular veins


preassure (JVP), edema perifer, dan bukti edema
pulmonaris atau edema paru.
 Pemeriksaan jantung
2. Paru-paru
Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru
3. Dada dan payudara
4. Abdomen
Pemeriksaanabdomen misalnya pendeteksian adanya
pembesaran organ (contohnya aneurisma aorta)
5. Pemeriksaan rectum
6. reproduksi
7. System otot dan gerak
8. System saraf, termasuk pemeriksaan jiwa
9. Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)
10. Kulit
Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut
Pemeriksaan tanda klinis pada kulit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai