Agama Hindu Dan Hubungannya Dalam Bidang Ekonomi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

Agama Hindu Dan Hubungannya Dalam

Bidang Ekonomi
Nama Kelompok :

• Komang Rosalyana (1717051090)


• I Gusti Bagus Ngurah Darma Mahasidhi (1717051092)
• Ni Putu Cintya Karuniadevi (1717051149)
• Cokorda Gede Ngurah Wirasutha (1717051169)
Salah satu unsur Agama Hindu yang mempengaruhi
jalannya perekonomian khususnya pada masyarakat
Hindu adalah Ajaran Catur purusa artha terdiri dari tiga
kata yaitu catur yang berarti empat, purusa yang berarti
hidup dan artha yang berarti tujuan. Jadi Catur purusa
artha artinya empat tujuan hidup sebagai manusia.
Tujuan hidup menurut ajaran agama hindu dinyatakan
dalam Brahma Purana 228,45 sebagai berikut :
“Dharma, artha, kama, moksana sarira sadhanam”.
Badan yang disebut sarira ini hanya boleh digunakan
sebagai alat untuk mencapai Dharma, Artha, Kama, dan
Moksa.
Bagian Catur Purusa Artha :
1. Dharma
Dharma merupakan kebenaran absolut yang mengarahkan manusia untuk
berbudi pekerti luhur sesuai dengan dasar agama yang menjadi hidupnya.
Dharma itulah yang mengatur dan menjamin kebenaran hidup manusia.
Keutamaan dharma merupakan sumber datangnya kebahagiaan,
memberikan keteguhan budi dan menjadi dasar segala tingkah laku
manusia.
2. Artha
Artha dalam bahasa sanskerta diartikan tujuan. Segala sesuatu yang
menjadi alat untuk mencapai tujua juga disebut artha. Mendapatkan dan
memiliki harta mutlak adanya, tetapi yang perlu diingat agar jangan
sampai diperbudak oleh nafsu keserakahan yang berakibat mengaburnya
wiweka ( pertimbangan rasional) sehingga tidak mampu membedakan
mana yang benar dan salah. Artha perlu diamalkan (Dana Punia) bagi
kemanusiaan seperti fakir miskin, orang cacat, yatim piatu dan sebagainya.
3. Kama
Kama adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya).
Kama berfungsi untuk menunjang hidup yang bersifat tidak kekal.
Kama dinyatakan sebagai salah satu tujuan hidup adalah untuk
mengubah wisaya kama menuju sriya kama, artinya dari ingin
mengumbar hawa nafsu atau wisaya menuju pada keinginan
mencapai keindahan rohani atau sriya.
 
4. Moksa
Moksa adalah kelepasan atau kebebasan yaitu menyatunya atman
dengan Brahman. Sebagai tujuan yang tertinggi. Jika manusia bisa
dikatakan sudah mencapai moksa adalah jika sang atman telah
menjalankan ajaran dharma (kebaikan) semasa hidupnya maka
kelak akan bahagia dan bisa mencapai moksa.
CATUR ASRAMA
Hubungan tata kemasyarakatan Hindu dibagi menjadi
empat tingkat kehidupan yang dikenal dengan Catur
Asrama. Catur Asrama adalah empat lapangan atau
tingkatan hidup manusia atas dasar keharmonisan
hidup. Tiap- tiap tingkat kehidupan manusia diwarnai
oleh adanya ciri- ciri tugas kewajiban yang berbeda
antara satu masa (asrama) dengan masa lainnya, tetapi
merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Sebagai
contoh adanya perbedaan sifat tugas dan kewajiban
seorang bapak dengan ibu dengan anak- anaknya.
Menurut agama Hindu pembagian tingkat kehidupan manusia sesuai
dengan sistem Catur Asrama, ialah sebagai berikut:
1.Brahmacari Asrama adalah tingkat kehidupan berguru/ menuntut ilmu.
Setiap orang harus belajar (berguru). Diawali dengan upacara
Upanayana dan diakhiri dengan pengakuan dengan pemberian
Samawartana/ Ijazah.
Dalam kegiatan belajar mengajar ini siswa/ Snataka harus mengikuti
segala peraturan yang telah ditetapkan bahkan kebiasaan untuk
mengasramakan siswa sangat penting guna memperoleh ketenangan
belajar serta mempermudah pengawasan. 
Brahmacari juga mengandung makna yaitu orang yang tidak terikat/
dapat mengendalikan nafsu keduniawian, terutama nafsu seksual.
Segala tenaga dan pikirannya benar- benar diarahkan kepada
kemantapan belajar, serta upaya pengembangan ketrampilan sebagai
bekal hidupnya kelak.
2. Grehasta Asrama adalah tingkat kehidupan
berumahtangga. Masa Grehasta Asrama ini adalah
merupakan tingkatan kedua setelah Brahmacari Asrama.
Dalam memasuki masa Grehasta diawali dengan suatu
upacara yang disebut Wiwaha Samskara (Perkawinan)
yang bermakna sebagai pengesahan secara agama dalam
rangka kehidupan berumahtangga (melanjutkan
keturunan, melaksanakan yadnya dan kehidupan sosial
lainnya). Oleh karena itu penggunaan Artha dan Kama
sangat penting artinya dalam membina kehidupan
keluarga yang harmonis dan manusiawi berdasarkan
Dharma.
3. Wanaprastha Asrama adalah tingkat kehidupan ketiga dengan
menjauhkan diri dari nafsu- nafsu keduniawian. Pada masa ini
hidupnya diabdikan kepada pengamalan ajaran Dharma. Dalam
masa ini kewajiban kepada keluarga sudah berkurang, melainkan
ia mencari dan mendalami arti hidup yang sebenarnya, aspirasi
untuk memperoleh kelepasan/ moksa dipraktekkannya dalam
kehidupan sehari- hari.
4. Sanyasin (bhiksuka) Asrama adalah merupakan tingkat
kehidupan di mana pengaruh dunia sama sekali lepas. Yang
diabdikan adalah nilai- nilai dari keutamaan Dharma dan hakekat
hidup yang benar. Pada masa ini banyak dilakukan kunjungan
(Dharma yatra, Tirtha yatra) ke tempat suci, di mana seluruh sisa
hidupnya hanya diserahkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa untuk
mencapai Moksa.
Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi
adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan
timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Hukum ekonomi adalah
suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi
yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan
ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.
Hukum ekonomi terbagi menjadi 2, yaitu:
a.) Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran
hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan
ekonomi (misal hukum perusahaan dan hukum penanaman modal)
b.) Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum
mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil
dan merata, sesuai dengan hak asasi manusia (misal, hukum perburuhan
dan hukum perumahan).
Contoh hukum ekonomi :
• 1. Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-
harga barang lain biasanya akan ikut merambat naik.
• 2. Apabila pada suatu lokasi berdiri sebuah pusat pertokoan hipermarket
yang besar dengan harga yang sangat murah maka dapat dipastikan
peritel atau toko-toko kecil yang berada di sekitarnya akan kehilangan
omset atau mati gulung tikar.
• 3. Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang
modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.
• 4. Turunnya harga elpiji / lpg akan menaikkan jumlah penjualan kompor
gas baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.
• 5. Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang
beredar akan menurun dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan
jasa secara umum.

Tujuan Hukum dan Sumber-sumber hukum


• Hukum itu bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam
masyarakatdan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-
asas keadilan dari masyarakat itu.

• sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yakni aturan-aturan yang
apabila dilanggar menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.
Hukum ditinjau dari segi material dan formal
• Sumber-sumber hukum material

Dalam sumber hukum material dapat ditinjau lagi dari berbagai


sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah sosiolagi, filsafat, dsb
Contoh :
1. Seorang ahli ekonomi mengatakan, bahwa kebutuhan-
kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan
timbulnya hukum.
2. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan
bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat.
• Sumber hukum formal
1. Undang – Undang (Statute)
Ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuasaan hukum
yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.
2. Kebiasaan (Costum)
Ialah suatu perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-
ulang dalam hal sama . Apabila suatu kebiasaan tersebut diterima
oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang
dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan
dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan
hukum, maka dengan demikian timbul suatu kebiasaan hukum,
yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.
Hubungan Antara Agama Hindu Dengan
Ekonomi
Wartta atau perekonomian, yakni yang merupakan sumber pokok kemakmuran,
yaitu pertanian, peternakan dan perdagangan. Kemajuan dari tiga bagian tersebut
merupakan dasar utama dari pada kemajuan ekonomi. Ekonomi yang baik apabila
adanya keseimbangan antara produksi, konsumsi dan distribusi. Maka itu untuk
mencapai negara yang makmur harus pemerintah memperhatikan pertanian di Bali
dengan sistim subaknya, peternakan dan perdagangan, yang selalu hendaknya
mendapatkan perlindungan, pembinaan dan pengawasan.
Negara yang berhasil yakni yang ekonominya mapan, daerahnya aman dengan
politik yang stabil, berlandaskan Agama.
• Tri Warga/Tri Purusartha, yakni tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan Dharma,
Artha dan Kama. Ketiga unsur itulah yang merupakan tujuan hidup manusia.
• Dharma dalam filsafat Hindu, yang diuraikan dalam kitab Wrehaspati Tattwa,
yakni :
• “Silam yajnah tapah danam prawrajya bhiksu ewa ca yogascapi dharmasya
winirnayah”
• (Yang termasuk dalam Dharma adalah Sila, Yadnya, Tapa, Dana, Prawrajya,
Bhiksu dan Yoga).
Sila artinya selalu berpegang teguh pada prilaku yang
baik. Yadnya artinya dapat melakukan pengorbanan suci dengan
perasaan yang tulus ikhlas. Tapa artinya dapat mengendalikan
indria dengan baik. Dana artinya melakukan sedekah dengan
pikiran yang suci. Prawrajya artinya hidup suci lahir
bathin. Bhiksu artinya hidup mengembara dengan tujuan
menyebarkan ajaran agama. Yoga artinya selalu mengadakan
hubungan yang harmonis dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa,
dengan sesama dan lingkungan.
 
• Kehidupan yang sejahtra dan bahagia, jika 5 Wa terpenuhi, seperti :
• Wareg, terpenuhi makanan yang sehat dan bergizi.
• Wastra, terpenuhi pakaian dan perhiasan.
• Wesma, terpenuhi rumah yang sehat (asta kosala).
• Waras, terpenuhi atau memiliki pengetahuan yang cukup memadai.
• Waskita, adalah hiburan.
Ke limanya ini tidak dapat dilepaskan dengan perekonomian yang mapan, seimbang,
murah dan dapat dijangkau.
• Kama, keinginan. Kama itu menimbulkan Tri Parartha, yakni (1) Asih, cinta kasih
sesama makhluk, (2) Punya, memberikan dengan tulus ikhlas dan (3) Bhakti,
mengabdi kepada negara, bersembahyang kepada Tuhan. Kehidupan jagadhita, yakni
sejahtra lahir dan bathin berdasarkan Dharma, erat sekali hubungannya dengan
perekonomian yakni meningkatkan taraf hidup umat manusia. Ekonomi yang
dimaksud adalah tetap berlandaskan kepada Dharma Agama.
• Perlu juga kami sampaikan, ajaran-ajaran ekonomi telah tercermin dalam pelaksanaan
upacara dan upakara umat Hindu di Bali, misalnya : upacara Madagang-dagangan
pada waktu upacara Pawiwahan, upacara Mapepasaran, upacara Padanan dan
banyak lagi upacara-upacara sejenis itu dalam kegiatan umat Hindu di Bali khususnya.
Om Santhi Santhi Santhi Om

Anda mungkin juga menyukai