Anda di halaman 1dari 52

Molekul Pengenal Antigen

Abdul Aziz Setiawan


Antigen (antibody generator)

• Imunogen adalah substan yang mampu menginduksi


respon imun humoral atau seluler  Imunogenik
• Antigen adalah substan yang dapat bereaksi
dengan produk-produk dari respon imun secara
spesifik, seperti Ig atau TCR sebagai target dari
respon imun  antigenik
• Alergen adalah kelas imunogen yang berperan pada
hipersensitivitas
Reseptor Antigen

3 elemen yang dapat mengenal dan mengikat antigen:

1. Antibodi
 Ab berikatan dengan Ag jaringan
 Ab berikatan dengan Ab yang bebas dalam cairan Soluble Ag
 Interakis pada epitop

2. T Cell Receptor (TCR)


 Pada limfosit T
 Interaksi dengan segmen asam amino Ag
 Tidak dapat berlangsung dengan Ag solubel

3. Major Histocompatibility Complex (MHC)

Molekul lain untuk interaksi Ag dengan TCR


Molekul Antigen

2 molekul antigen:

1. Epitop
Bagian antigen yang dapat menginduksi pembentukan
antibodi dan dapat diikat secara spesifik oleh bagian
dari antibodi atau reseptor pada limfosit T (TCR)
2. Hapten
Determinan antigen dengan BM rendah, menjadi
imunogen bila berikatan dengan mol (carrier), dapat
mengikat antibodi
Jenis Antigen Berdasarkan Epitop

1. Unideterminan:

- Univalen 

- Multivalen 

2. Multideterminan:

- Univalen 

- Multivalen 
Bahan Kimia Antigen
1. Polisakarida
- Bersifat imunogenik
- Bagian permukaan sel mikroorganisme
- Respon imun : Pembentukan Antibodi
2. Lipid
- Bersifat non-imunogenik
- Hapten  imunogenik bila berikatan dengan carrier protein
- CONTOH: SPHINGOLIPID
3. ASAM NUKLEAT
- Bersifat non-imunogenik
- Imunogenik bila berikatan dengan carrier protein
- Contoh: DNA pada SLE (systemic lupus erythematosus)
4. PROTEIN
- Bersifat imunogenik
- umumnya multidetermina dan univalen
KlasifikasiAntigen

SUMBER JENIS CONTOH ARTI KLINIS

EXOGEN BANYAK JENIS MICROORG, POLEN, KERENTANAN THD INF,

POLUTAN,OBAT2AN PENY DG MEDIATOR

IMUNOLOGIS

ENDOGEN XENO/HETERO- Ag JARINGAN YG GLOMERULONEFRITIS,

(XENOGENEIC/HETERO ANTIGEN CROSREACTION DEMAM REMATIK

LOG)

AUTOLOG AUTOANTIGEN Ag ORGAN SPESIFIK PENY.AUTOIMUN

ANTIGEN SPESIFIK Ig

IDIOTIP KLAS IG BERTUKAR

ALOGENEIC (HOMOLOG) ALO/ISO- GOL.DRH,MHC/HLA PENY HEMOLITIK PD

ANTIGEN NEONATUS,
AJUVAN
• Zat/substan yang memperbesar respon imun bila disuntikan bersama
imunogen.
• Fungsi:
Menambah area permukaan antigen
Memperlama antigen di tubuh
Mengembangkan pepulasi limfosit T dan B
• Contoh:
Freund Ajuvan
Tooid difteri dalam Alum-precipitatum
AsO4 Cervarix
ANTIBODI
• Glikoprotein soluble yang mempunyai kemmapuan mengikat antigen
• Merupakan grup Polipeptida, disebut Imunoglobulin (Ig)
• Pemisah dengan Elektroforesis: Globulin ,  DAN β
• Dibentuk oleh sel plasma
• Enzim papain memecah rantai molekul Ab  3 Fragmen

2 Fragmen antigen binding (Fab)

1 Fragmen Crystalin
• Struktur dasar: terdiri dari 4 rantai polipeptida

2 HEAVY CHAIN (, , , , ) dihubungkan oleh ikatan

2 LIGHT CHAIN ( DAN ) disulfida


• Gen Ig: V , J DAN D  Spicing: VD, VJ DAN DJ
STRUKTUR ANTIBODI
BENTUK-BENTUK ANTIBODI
Klas Tempat Fungsi

IgG Bentuk antibodi utama di Mengikat patogen, mengaktifkan


sirkulasi komplemen, meningkatkan fagositosis

IgM Di sirkulasi, antibodi Aktifkan komplemen, menggumpalkan


terbesar sel
IgA Di saliva dan susu Mencegah patogen menyerang sel
epitel traktus digestivus dan
respiratori.
Ig D Di sirkulasi dan Menandai kematuran sel B
jumlahnya paling rendah

Ig E Membran berikatan Bertanggung jawab dalam respon alergi


dengan reseptor basofil dan melindungi dari serangan parasit
dan sel mast dalam cacing
jaringan
SINTESIS ANTIBODI

• Limfosit B  Sel plasma


• Perkembangan sel B dari stem sel melalui 4 tahap:

1. Stem sel  PRO SEL B DINI (SEGMEN GEN Ig -)


2. Pro sel B lanjut Gen DH dan JH
3. Pre sel B  Mengekspresikan Heavy Chain  pada sitoplasma
dan permukaan sel
4. Sel B imature Mengekspresikan H dan L Chain sebagai
molekul IgM pada permukaan sel
• Sel B Mature  Mengekspresikan IgM dan IgD
• Sitokin Th Menginduksi Isotype Switching IgG, IgA, IgE
SINTESIS ANTIBODI
SINTESIS ANTIBODI
SINTESIS ANTIBODI
SINTESIS ANTIBODI
SINTESIS ANTIBODI
KELAS DAN SUBKELAS Ig
1. IgG
 Terbanyak, terutama dalam cairan etravascular.
 Netralisasi toksin, Mikroorganisme
 Dapat melewati plasenta dan saluran cerna neonatus
2. IgA
 Pertahanan Permukaan luar tubuh
 Monomer
 Bergabung dengan komponen secretory
3. IgM
 Pentamer, Intravascular.
 Diproduksi saat dini respon imun
 Pertahanan utama pada bakteriemia, Aglutinasi dan sitolisis.
4. IgD
 Pada permukaan Limfosit sebagai reseptor Ag
5. IgE
 Degranulasi Mastosit  pelepasan mediator inflamasi
KELAS DAN SUBKELAS Ig
KELAS DAN SUBKELAS Ig
VARIAN STRUKTUR Ig

1. Isotip

Varian Ig berdasarkan perbedaan strktur daerah konstan rantai berat


 ada pada setiap individu.

Contoh: IgG, IgA, IgD, IgE, IgM


2. Alotip

Varian rantai berat yang disandi oleh gen alel (alternatif) pada satu
lokus gen.
Contoh: Gm, Am, Km

3. Idiotip

Merupakan determinan antigen pada satu antibodi dikenali oleh


reseptor spesifik antigen lain berupa antibodi (Anti-idiotip) atau TCR
VARIAN STRUKTUR Ig
FUNGSI ANTIBODI
1. Host defence

 Terhadap mikroorganisme penyebab infeksi

 Rekruitmen mekanisme efektor

 Netralisasi toksin

 Membersihkan antigen asing dari sirkulasi

2. Clinical Medicine

 Antibodi spesifik untuk diagnosis dan monitoring penyakit

 Sebagai proteksi dan terapi

3. Laboratory science

 Diagnosis

 Riset
HIPERSENSITIVITAS

• Hipersensitivitas atau alergi  suatu kondisi respon


imunitas yg menimbulkan reaksi yg berlebihan atau
reaksi yg tidak sesuai, yg berbahaya bagi host
• Tdd empat tipe Hipersensitivitas (I, II, III dan IV)
HIPERSENSITIVITAS TYPE I

• Terjadi hanya dalam waktu beberapa menit setelah Ag bergabung


dgn Ab yg sesuai
• Manifestasi klinis : Anafilaktik sistemik atau alergi atopi
• Mediator yg berperan:
1. Histamin (mediator utama)  vasodilatasi, peningkatan
permeabilitas kapiler dan kontraksi otot polos.
2. Prostaglandin dan Tromboxan  Prostaglandin 
bronkokonstriksi dan dilatasi serta peningkatan permeabilitas
kapiler Tromboxan  agregasi trombosit
HIPERSENSITIVITAS TYPE I
HIPERSENSITIVITAS TYPE I

Pengobatan dan Pencegahan


Tujuan : untuk menghentikan aksi mediator dgn cara:
• mempertahankan jalan napas,
• memberikan ventilasi dan
• mempertahankan fungsi jantung
Obat : Epinefrin, antihistamin, kortikosteroid dan kromolin

Mencegah alergen masuk ke dalam tubuh


HIPERSENSITIVITAS TYPE II

• Disebut juga Cytotoxic Antibodi Reaction


• Melibatkan pengikatan antibodi (IgG atau IgM) ke antigen
permukaan sel atau molekul matriks ekstraseluler
• Ab dapat mengaktifkan komplemen untuk menghancurkan sel tsb
• Contoh: Pada demam rematik, sindroma Good pasture

Sindroma Good
pasture
HIPERSENSITIVITAS TYPE II
HIPERSENSITIVITAS TYPE III

• Hipersensitivitas Kompleks Imun


• Ab berikatan Ag  terbentuk kompleks imun
• IgG terlibat dalam proses ini dan aktivasi komplemen  pelepasan
mediator dan peningkatan permeabilitas vaskuler
• Terjadi khas 4-10 jam
• Contoh: Reaksi arthus, Glomerulonefritis
HIPERSENSITIVITAS TYPE III
HIPERSENSITIVITAS TYPE IV

• Disebut juga hipersensitivitas tipe lambat


• Fungsi limfosit T tersensitisasi scr spesifik, bukan mrpk fungsi Ab
• Respon dimulai beberapa jam (atau beberapa hari) setelah kontak
dgn Ag
• Contoh:
1. Hipersensitivitas Kontak
2. Hipersensitivitas Tipe Tuberkulin
HIPERSENSITIVITAS TYPE IV
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE I-IV
DASAR PEMERIKSAAN LAB. IMUNOLOGI

1. Uji respon imunologik non


spesifik
Macam :
2. Uji respon imunologik spesifik

3. Uji interaksi antigen-antibodi


DASAR PEMERIKSAAN LAB. IMUNOLOGI

Uji respon imunologik non spesifik


►Seluler
• Kuantitatif  pe atau pe jumlah leukosit, monositosis,
eosinofilia
• Kualitatif  uji hambatan migrasi leukosit, uji gangguan
fagositosis, uji fungsi membunuh mikroba
►Humoral
• Kadar CRP  me > 100 x pd infeksi atau kerusakan
jaringan
• Kadar komplemen  C3, C4, faktor B, properdin
DASAR PEMERIKSAAN LAB. IMUNOLOGI

Uji respon imunologik spesifik


► Seluler
1. Kualitatif  uji transformasi limfosit (dg PHA & con A)
 uji sitotoksisitas
 uji produksi limfokin
2. Kuantitatif  tes rosette (Sebuah tes penapisan
kualitatif untuk mendeteksi signifikan-10-foetomaternal
perdarahan ml, dimana sel-sel indikator bentuk yang
mudah)
► Humoral
Elektrpforesis protein
Imuno elektroforesis
DASAR PEMERIKSAAN LAB. IMUNOLOGI

Elektrpforesis protein Imuno elektroforesis


DASAR PEMERIKSAAN LAB. IMUNOLOGI

Uji interaksi antigen-antibodi


1. Reaksi presipitasi
- utk antibodi/antigen terlarut  terbentuk presipitat (gumpalan)
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
2. Reaksi aglutinasi
- utk antibodi/antigen btk partikel 
terbentuk aglutinasi
- jml antigen & antibodi hrs seimbang
- m/ : Widal, gol darah, tes kehamilan
INTERAKSI ANTIGEN-ANTIBODI TINGKAT
MOLEKULER

- RIA (radio immunoassay) : penentuan berdasarkan reaksi


imunologi yg menggunakan kit RIA (Contoh : utk mendeteksi
fs ginjal, fs tiroid)

- ELISA ( enzyme linked immunosorbent assay) : deteksi


patogen yg mendasarkan pada reaksi antibodi & antigen
(Contoh : utk deteksi fs hati, fs trombositopenia, gangguan
fungsi hormonal)
RIA (Radio Immunoassay)
ELISA
Major Histocompatibility Complex (MHC)

• Pertama kali terungkap pada pertengahan tahun 1950


• Serum penderita transfusi darah ada antibodi
yang dapat menggumpalkan leukosit
• Antigen yang bereaksi dengan antibodi adalah
aloantigen
• Antigen ini dapat menyebabkan penolakan jaringan
transplantasi, antigen transplantasi
Antigen transplantasi

• Terdiri dari glikoprotein, pada permukaan sel yang berinti dan


ekspresinya pada permukaan sel ditentukan oleh bagian
kromosom yang terdiri atas serangkaian gen.
• Bagian ini yang disebut Major Histocompatibility Complex. (MHC)
/ Human Leukocyte Antigen (HLA)
• Selain mengandung gen yang mengatur ekspresi antigen
transplantasi ternyata juga mengandung gen yang mengatur
respon imun dan menentukan kepekaan terhadap kelainan2
imunologik.
• Pada tikus sistem H-2, sedangkan pada manusia HLA
Major Histocompatibility Complex. (MHC) / Human
Leukocyte Antigen (HLA)

• MHC adalah suatu kelompok gena yang menghasilkan marker


permukaan sel, yang sangat penting dalam transplantasi, regulasi imun,
dan respon imun.
• MHC terletak pada lengan pendek kromosom 6. MHC mengkode
polipeptida yang terbagi dalam 3 kelas

Kelas 1 : HLA-A, -B, dan –C


Juga telah diidentifikasi adanya HLA-E, -F, -G, -H, dan -J
(nonklasikal, sebab secara structural dan fungsinya berbeda dengan
HLA-A, -B, dan - C).
Kelas II : HLA-D, -DR, -DQ, dan –DP

Kelas III yang mencakup komponen C2 dan C4 dari komplemen dan


faktor B properdin (BF)
MHC -I
• Terdapat pada hampir semua sel berinti dengan jumlah bervariasi.

• Paling sedikit Spermatozoa dan eritrosit

• Antigen terhadap HLA sering dijumpai apabila pernah mendapat

transfusi darah berulang kali atau transplantasi organ.

• Molekul MHC kelas I terdiri atas glikoprotein polimorfik yang

merupakan rantai berat, dengan berat molekul 44.000.

• Rantai berat terbagi dalam 3 bagian, yaitu bagian yang terletak

ekstraseluler, bagian trans membran, dan bagian intraselular.


MHC -I

• Merupakan antigen utama yang berperan


pada proses penolakan jar transplantasi dan
sitolisis sel yang terinfeksi virus.
• Antigen sasaran yg dikenal oleh limfosit T
sitotoksik CD8+
• MHC kelas I berfungsi sebagai molekul sasaran
MHC -II

• Antigen MHC kelas II terutama dijumpai pada permukaan sel-sel


imunokompeten.( makrofag, /monosit, limfosit B,limfosit T
teraktivasi)

• Limfosit T dalam keadaan istirahat hanya menampilkan sedikit sekali


antigen kelas II dan sel-sel retikulo endotel.

• Antigen ini juga terdapat pada permukaan spermatozoa dan sel


intersitstial dan ovarium, dan permukaan sel hemapoetik.

• Molekul antigen MHC kelas II terdiri 2 rantai yaitu rantai alfa yang
tersusun atas glikoprotein, dengan berat molekul 34.000 dan rantai
beta yang juga tersusun atas glikoprotein dengan berat molekul
29.000
MHC -II

Fungsi MHC II :
• Fungsi respon imun, imunosupresi, pengenalan sel dan interaksi
sel.
• Respon imun diawali dengan pemrosesan antigen disusul dengan
presentasi fragmen-fragmen antigen oleh APC. Presentasi ini
harus dilakukan bersama-sama dengan MHC kelas II. Limfosit
T penolong (CD4+) melalui reseptor TcR akan mengenal antigen
yang disajikan bersama MHC kelas II, kemudian memberikan
sinyal kepada sel B untuk berproliferasi dan berdiferensiasi.
MHC -II

Fungsi MHC II :

• Imunosupresi diketahui dari beberapa percobaan yang telah membuktikan

bahwa faktor supresor pada manusia yang dapat menekan reaksi biakan campur

ternyata dapat bereaksi dengan aloantiserum anti-HLA-DR. Selain itu terbukti

bahwa beberapa faktor akan menekan respons sel T pada biakan campur bila

faktor tersebut maupun sel T bereaksi dengan anti-HLA-DR yang sama.

• Pada beberapa keadaan, sel T dapat mengenal dan berinteraksi dengan MHC

kelas II pada sel lain (aloreaktivitas), misalnya pada biakan campur limfosit,
dan pada Graft versus Host Dasease. Perbedaan MHC kelas II pada kedua jenis

sel mengakibatkan limfosit T dari satu populasi bereaksi dengan limfosit


populasi yang lain.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai