Anda di halaman 1dari 20

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

1
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
DIREKTORAT SARANA TRANSPORTASI JALAN

PENYELENGGARAAN UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR


Pasca dihapuskannya Retribusi Pengujian Berkala
sesuai UU No 1 Tahun 2022 tentang HKPD

RAKORNIS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA BARAT


Rabu, 15 Februari 2023
ASPEK LEGALITAS

Undang – Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan

UNDANG-UNDANG Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang HKPD

PERATURAN Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan


PEMERINTAH Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan di Bidang LLAJ

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 156 Tentang Kompetensi Penguji Berkala Kendaraan
PERATURAN MENTERI Bermotor
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Pengujian Berkala Kendaraan
Bermotor
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP.1954/AJ502/DRJD/2019 Tahun 2019
Tentang Kalibrasi Peralatan Uji Berkala Kendaraan Bermotor
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor AJ.502/4404/DRJD/2020 Tahun 2020
PERATURAN DIRJEN
Tentang Akreditasi Unit Pelaksana Uji Berkala Kendaraan Bermotor
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 3291 Tahun 2021 Tentang
Pedoman Teknis Bukti Lulus Uji Berkala Kendaraan Bermotor

2
TANTANGAN
MAKSUD & TUJUAN PENGUJIAN KE DEPAN
Pengujian Kendaraan Bermotor

Memberikan jaminan
keselamatan secara teknis

Mendukung terwujudnya kelestarian


lingkungan dari pencemaran penggunaan
kendaraan bermotor

Memberikan Pelayanan Umum


kepada Masyarakat

Penjelasan Ps. 121 ayat (1), PP 55/2012


PM 19/2021 Pasal 2 ayat (2)
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Pasal 9 UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan
daerah
Urusan Wajib Terkait Pelayanan
URUSAN PEMERINTAHAN 1.
DasarPendidikan
2. Kesehatan
3. Pekerjaan Umum & Penataan Ruang
4. Perumahan Rakyat &kawasan pemukiman
5. Ketentraman, ketertiaban & perlindungan
Masyarakat
Urusan Pemerintahan Konkuren
Absolut 6. Sosial
Umum Urusan Wajib Tdk Terkait Pelayanan
1.
DasarTenaga Kerja
2. Pemberdayaan Perempuan & perlindungan
Anak
Wajib Pilihan 3. Pangan
1. Pertahanan (24) (8) 4. Pertanahan
Non 5. Lingkungan Hidup
2. Keamanan yandas Pelayana
6. Administrasi kependudukan & catatan sipil
3. Agama n Dasar
7. Pemberdayaan masyarakat & Desa
4. Yustisi 9. Pengendalian
8. Perhubunganpenduduk & keluarga berencana
5. Politik Luar Negeri 10. Komunikasi & Informatika
6. Moneter & Fiskal Kemendagri K/L Teknis 11. Koperasi, usaha kecil &
menengah
12. Penanaman Modal
13. Kepemudaan & Olah raga
Binwas Umum Binwas Teknis 14. Statistik
15. Persandian
16. Kebudayaan
17. Perpustakaan dan
Provinsi 18. Kearsipan
Urusan
1. Pertanian
Pilihan
GWPP. Binwas Umum & Teknis (Pasal 378 Gubernur sbg Kepala Daerah (Pasal ayat (1) UU
2. Kehutanan
23/2014) 379 ayat (1) UU 23/2014) 3. Energi dan Sumberdaya
Mineral
4. Pariwisata
Kab/Kota 5. Kelautan dan Perikanan
6. Perdagangan
PD 7. Perindustrian
8. Transmigrasi
KERANGKA PIKIR UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2022
Konsepsi UU HKPD :
Mewujudkan Desentralisasi Fiskal yang adil, transparan, akuntabel, dan
berkinerja

Meningkatkan Kapasitas Meningkatkan Kualitas Belanja


Undang-Undang tentang Hubungan Fiskal Daerah Daerah : Belanja Fokus & Optimal
Keuangan antara Pemerintah Pusat (PAD Meningkat, Transfer Yang +
dan Pemerintahan Daerah Berkualitas, Perluasan Akses Harmonisasi Kebijakan Fiskal Pusat -
Pembiayaan) daerah

PERBAIKAN KUALITAS PEMERATAAN


OUTPUT DAN LAYANAN
OUTCOME LAYANAN DAN KESEJAHTERAAN
UU HKPD didesain untuk
memperkuat desentralisasi fiskal
PILAR HKPD guna mewujudkan kesejahteraan
Pemerataan
Kesejahteraan Masyarakat di seluruh
Pelosok NKRI

Alokasi sumber daya nasional yang efektif dan efisien melalui


HKPD yang transparan dan akuntabel

KETIMPANGAN
VERTIKAL DAN PENINGKATAN PENGUATAN HARMONISASI
HORISONTAL KUALITAS LOCAL TAXING BELANJA PUSAT
YANG MENURUN BELANJA POWER DAN DAERAH
DAERAH

Akuntabilitas berorientasi pada hasil, efisiensi, equality, certainty,


universalitas
Sistem informasi dan evaluasi keuangan Sumber daya manusia yang
Pengawasan, monitoring dan
pusat daerah yang terintegrasi kompeten, professional, dan
evaluasi
berintegritas 6
TUJUAN
Undang-Undang No. 1 Tahun 2022

Mewujudkan alokasi sumber daya nasional yang efisien dan efektif melalui HKPD yang transparan,
akuntabel dan berkeadilan, guna pemerataan kesejahteraan masyarakat di seluruh pelosok NKRI

STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN


1. MENGUATKAN SISTEM PERPAJAKAN DAERAH 3. MENINGKATKAN KUALITAS BELANJA DAERAH
• Penguatan disiplin & sinergi belanja daerah
• Mendorong kemudahan berusaha di daerah
• Peningkatan kapasitas SDM Daerah
• Mengurangi retribusi atas layanan wajib
• Penguatan pengawasan internal di daerah
• Opsen perpajakan daerah antara Provinsi dan Kab/Kota
• TKD diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
• Basis pajak baru (sinergi Pajak Pusat - Daerah)
publik

2. MEMINIMUMKAN KETIMPANGAN VERTIKAL


4. HARMONISASI BELANJA PUSAT DAN DAERAH
& HORIZONTAL
• Reformulasi DAU agar lebih presisi & memperhatikan karakteristik
daerah
• Desain TKD yang dapat berfungsi sebagai counter-cyclical policy
• DBH yang berkeadilan, mendorong kinerja, &
• Penyelarasan kebijakan fiskal Pusat & Daerah
eksternalitas
memperhatikan
• Pengendalian defisit APBD
• DAK yang fokus untuk prioritas nasional
• Refocusing APBD dalam kondisi tertentu
• Integrasi dan pengelolaan TKD berbasis kinerja
• Sinergi bagan akun standar dalam rangka konsolidasi
• Perluasan skema pembiayaan daerah secara terkendali dan hati-hati.
• Penguatan monitoring dan evaluasi
• Pembentukan Dana Abadi Daerah untuk kemanfaatan lintas generasi
• Sinergi Pendanaan lintas sumber pendanaan
DESAIN PAJAK DAERAH & RETRIBUSI DAERAH (UU HKPD)
Meningkatkan dan Penguatan Local Taxing Power Dengan Tetap Menjaga Kemudahan Berusaha dan Perekonomian di Daerah

MENURUNKAN ADMINISTRATION DAN COMPLIANCE COST


• Restrukturisasi Jenis Pajak Daerah, khususnya yang berbasis konsumsi (Hotel,
Restoran, Hiburan, Parkir, dan PPJ) menjadi Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT)
• Rasionalisasi retribusi dari 32 jenis layanan menjadi 18 jenis layanan
HKPD

MEMPERLUAS BASIS PAJAK


• Opsen Pajak Provinsi dan Kab/Kota sebagai penggantian skema bagi hasil dan
penyesuaian kewenangan (Opsen PKB, BBNKB, MBLB) tanpa tambahan beban WP
• Perluasan objek melalui sinergitas Pajak Pusat dan Daerah (valet parkir, objek
rekreasi, dsb)

HARMONISASI DENGAN PERATURAN PERUNDANGAN LAIN


• Putusan MK Terkait Alat Berat/Alat Besar  Pajak Alat Berat
• Putusan MK Terkait PPJ  PBJT Tenaga Listrik
• UU 23/ 2 014 dan UU 3/ 2 020 terkait sinkronisasi kewenangan
• Selaras dengan upaya dukungan Kemudahan Berusaha

8
STRUKTUR PAJAK DAERAH DALAM UU
HKPD
Restrukturisasi & integrasi jenis pajak daerah ditujukan untuk mengurangi administrative & compliance cost serta
optimalisasi pemungutan, sedangkan skema opsen ditujukan untuk penggantian skema bagi hasil dan penyesuaian
kewenangan

Undang-Undang 28 Tahun 2009


Provin Kab/Kota
si 1. PBB P-2 7. BPHTB
1. PKB 2. Pajak Penerangan 8. Pajak MBLB
2. BBNKB Jalan 9. Pajak
3. PBBKB 3. Pajak Parkir 10. Reklame
PAT
4. PAP 4. Pajak Hotel 11. Pajak Sarang Burung
5. Pajak Rokok 5. Pajak Restoran Walet
6. Pajak Hiburan

UU HKPD
Provin Kab/Kota
si1. PKB
2. BBNKB 1. PBB P-2 6. PAT
3. PAB 2. PBJT 7. Pajak Sarang Burung Walet
4. PBBKB 3. BPHTB 8. Opsen PKB dan Opsen
5. PAP 4. Pajak MBLB BBNKB
6. Pajak Rokok 5. Pajak
7. Opsen Pajak MBLB Reklame

9
STRUKTUR RETRIBUSI DAERAH DALAM UU HKPD
Rasionalisasi jenis retribusi daerah ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat
dan menciptakan ekosistem iklim usaha yang kondusif
UU PDRD dan UU Cipta UU HKPD
Retribusi Jasa Kerja
Retribusi Jasa Retribusi Perizinan Retribusi Jasa Umum (5 jenis pelayanan)
Umum Usaha Tertentu 1. pelayanan kesehatan
(15 jenis (11 jenis (5 jenis pelayanan izin) 2. pelayanan kebersihan
1. Pelayanan Kesehatan 1. Pemakaian 1. PBG (Persetujuan 3. pelayanan parkir di tepi jalan
pelayanan)
2. Pelayanan Kebersihan pelayanan)
Kekayaan Bangunan umum
3. Biaya Cetak KTP dan Daerah Gedung) 4. pelayanan pasar
Akta 2. Pasar 2. Izin Tempat 5. pengendalian lalu lintas
Catatan Sipil Grosir/Pertokoan Penjualan
4. Pelayanan Pemakaman 3. Tempat Minuman
5. Parkir di Tepi Jalan Pelelangan Beralkohol Retribusi Jasa Usaha (10 jenis
Umum 4. Terminal 3. Izin Trayek pelayanan)
6. Pelayanan Pasar 5. Tempat Khusus 4. Izin Usaha
7. Pelayanan Pengujian Parkir Perikanan Sama seperti UU 28/ 2 009, dengan
Kendaraan Bermotor 6. Penginapan/Villa 5. Perpanjangan Izin menghapuskan Retribusi Terminal
8. Pemeriksaan Alat 7. Rumah Mempekerjakan
Pemadam Potong Tenaga Kerja Asing Retribusi Perizinan Tertentu (3 jenis pelayanan
Kebakaran Hewan (PP97/2012) izin)1. PBG (Persetujuan Bangunan
9. Biaya Cetak Peta 8. Pelayanan
10. Penyediaan Kepelabuhan Retribusi Izin Gangguan Gedung)
/ Penyedotan an dihapus UU Cipta 2. PTKA (Perpanjangan IMTA)
Kakus 9. Tempat Kerja 3. PPR (Pengelolaan Pertambangan
11. Pengolahan Rekreasi dan Rakyat)
Limbah Cair Olahraga Retribusi Tambahan yang diatur dengan PP
12. Pelayanan 10. Penyeberanga (misal retribusi perkebunan sawit)
Tera/ Tera Ulang n di
13. Pelayanan Air
Pendidikan 11. Penjualan
14. Pengendalian Produksi 10
PENGATURAN RETRIBUSI DAERAH
Rasionalisasi Retribusi Daerah dilakukan dalam rangka efisiensi pelayanan publik di daerah, mendukung
iklim investasi dan kemudahan berusaha, namun dengan tetap menjaga penerimaan PAD daerah

Rasionalisasi Pengaturan Penerimaan Opsi


Jenis Retribusi Detil Dalam PP PAD Penambahan
• Penyederhanaan Retribusi Perizinan UU HKPD hanya poko Tetap Terjaga
Rasionalisasi Retribu Daera Retribusi Baru bar
Tertentu melanjutkan memuat k
pengaturan jenis & objek retribusi, dikompens si h • Penambahan jenis u
semangat kemudahan berusaha sedangkan rincian objek, tingkat asi
Pajak dengan
Daerah yangkebijaka retribusi dimungkinkan bar
penggunaan jasa, prinsip akan
meningkatkan n
penerimaan melalui PP
• Rasionalisasi jenis retribusi u
mengatur minimal: objek retribusi,
sasaran dan khususnya kab/kota.
lainnya
didasari pertimbangan bahwa • subjek dan wajib retribusi, prinsip
PP mengenai
penetapan dengan tarif diatur untuk
Sehingga overall penerimaan PAD Retribusi
layanan dimaksud wajib disediakan dan sasaran penetapan tarif, dan
PP tetap terjaga
Pemda tanpa pungutan tata cara penghitungan retribusi.

Dihapuskannya beberapa jenis retribusi bukan berarti Pemda tidak melakukan layanan dimaksud.
Layanan publik tersebut tetap dilakukan Pemda namun tanpa pungutan kepada maasyarakat.

11
DAMPAK PENGATURAN PDRD DALAM UU HKPD
• Berdasarkan data APBD 2020, pengaturan PDRD dalam UU HKPD memberikan peningkatan penerimaan
PDRD kabupaten/ kota sampai dengan 48,98%.
• Adapun penurunan untuk Provinsi dikarenakan adanya skema opsen, namun demikian melalui penerapan opsen
diharapkan pemungutan PKB dan BBNKB menjadi lebih optimal melalui sinergi Pemda Provinsi-Kab/kota
dalam melakukan pengawasan dan law enforcement terhadap pengguna kendaraan bermotor.
• Pemda provinsi menerima tambahan opsen Pajak MBLB untuk mendanai kewenangan penerbitan dan
pengawasan izin MBLB
UU 28/2009 UU HKPD Delta
Jenis PDRD (Rp Triliun) (Rp Triliun) Rp Triliun %

Prov. Kab./Kota Prov. Kab./Kota Prov. Kab./Kota Prov. Kab./Kota

PDRD 126,26 61,27 109,77 91,28 -16,50 30,01 -13,07 48,98


Pajak Daerah + Opsen 124,90 54,25 108,57 84,82 -16,33 30,57 -13,08 56,36
Retribusi Daerah 1,36 7,02 1,19 6,46 -0,16 -0,56 -12,08 -8,03
Keterangan :
- Data bersumber dari SIKD per September 2021 yang diolah sesuai kebijakan PDRD dalam UU HKPD
- Perubahan penerimaan PDRD belum mempertimbangkan perluasan objek PBJT dari pergeseran
objek PPN existing yaitu valet parking, jasa rekreasi, dan sarpras olahraga.

12
RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN
Perbandingan UU No. 28 Tahun 2009 dan UU No. 1 Tahun 2022

Jenis dan Objek Retribusi


UU No. 28 Tahun 2009
PP No. 97 Tahun 2012

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu


a. Retribusi Pelayanan a. Retribusi Terminal* Retribusi Izin Trayek*
Parkir di Tepi Jalan Umum b. Retribusi Tempat Khusus Parkir
b. Retribusi Pengujian Kendaraan c. Retribusi
Bermotor* Pelayanan
c. Retribusi Pengendalian Kepelabuhanan
Lalu d. Retribusi Penyeberangan di Air
Lintas
(*) keterangan : tidak tercantum lagi di UU 1 2022

Jenis dan Objek Retribusi


UU No. 1 Tahun 2022

Retribusi Jasa Umum Retribusi Jasa Usaha Retribusi Perizinan Tertentu


a. Retribusi Pelayanan a. Retribusi Penyediaan Tempat
Parkir di Tepi Jalan Khusus Parkir di Luar Badan -
Umum Jalan
b. Retribusi Pengendalian b. Retribusi
Lalu Pelayanan
Lintas Kepelabuhanan
c. Retribusi Penyeberangan di Air
PEMETAAN KEWENANGAN RETRIBUSI BIDANG PERHUBUNGAN
DARAT
UU No. 1 Tahun 2022
Kewenangan
UU No. 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah
Retribusi Pelayanan Penerbitan Izin
Parkir di Tepi Jalan Penyelenggaraan dan Kabupaten/Kota
Umum Pembangunan Fasilitas Parkir
UU No. 1 Tahun 2022

Objek Jenis Retribusi Retribusi Pelaksanaan Manajemen dan • Provinsi


Bidang Pengendalian Lalu Rekayasa Lalu Lintas untuk
Jaringan Jalan Provinsi
• Kabupaten/Kota
Perhubungan Darat Lintas

Retribusi Penyediaan Penerbitan Izin


Tempat Khusus Parkir Penyelenggaraan dan Kabupaten/Kota
di Luar Badan Jalan Pembangunan Fasilitas Parkir

Catatan :
1. Objek Jenis Retribusi bidang Perhubungan Darat pada UU No. 1 Tahun 2022 terdiri dari 3 (tiga) objek jenis retribusi.
2. Sesuai kewenangan konkuren pada UU No. 23 Tahun 2014, 2 dari 3 objek jenis retribusi dimaksud hanya merupakan kewenangan
Kabupaten/Kota.
DESAIN TRANSFER KE
DAERAH
Redesain pengelolaan transfer ke daerah untuk mengurangi ketimpangan dan mendorong perbaikan
kualitas belanja yang efisien dan efektif, melalui TKD yang berbasis kinerja

DANA BAGI HASIL DANA ALOKASI UMUM DANA ALOKASI


• KHUSUS • Pagu mempertimbangkan tingkat
Alokasi untuk daerah penghasil, • Bersifat penugasan
daerah pengolah & nonpenghasil kebutuhan pendanaan dan target
pembangunan sesuai
terdampak eksternalitas negatif. prioritas nasional
• • Berbasis unit cost memperhatikan kebutuhan dasar
Memperhatikan kinerja dukunga • target
Fokus kinerja
pada
penerimaan negar n pelayanan pemerintahan, target layanan (a.l. jumlah
• Perancanaan
pencapaian &
penduduk), karakteristik wilayah (a.l. daerah
pemulihan a dan pengalokasian
kepulauan dan daerah berbasis sektor tertentu seperti
• lingkungan
Penggunaan sesuai prioritas disinergikan denga
pariwisata, pertanian, dan perikanan).
daerah
dan diarahkan sebagiannya pendanaan n
• Penggunaan DAU dilakukan sesuai kinerja daerah
JKN, reboisasi
(mis lain
dalam pencapaian layanan publik.
dsb).
DANA OTSUS DAN • Earmarking untuk kelurahan DANA
DAIS DESA
Untuk daerah yang memiliki otonomi khusus dan • Pengalokasian memperhitungkan kinerja
keistimewaan dan dilaksanakan berdasarkan RPJMN • Pemerintah dapat menentukan fokus
dan RPJMD, serta target kinerja. penggunaan
Dana Desa setiap tahunnya sesuai prioritas
Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal bagi Pemda yang memilikinasional
kinerja baik dalam memberikan layanan
publik
15
DATA : JUMLAH UNIT PELAKSANA UJI BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
Seluruh Indonesia

23

28
5
7 10 10
12 6
18
14
10
14 3 2
10 13
7
3
10 17 13 6 17
17 1
2
15 24
37
5
8
27
5 2
42 9 10

22

Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan
Kabupaten/Kota yang bertujuan untuk memberikan pelayanan uji kendaraan kepada masyarakat, membantu pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan dan pencemaran udara yang disebabkan penggunaan kendaraan bermotor
DAMPAK BERLAKUNYA UU NO 1/2022
terhadap Pengujian Kend. Bermotor

DAMPAK POSITIF : DAMPAKNEGATIF :


1. Pemilik Kendaraan tidak dibebankan Biaya Uji sebagai bentuk 1. Dengan tidak adanya retribusi, biaya operasional Unit
dukungan usaha dan pelayanan masyarakat; Pengujian Kendaraan harus diperhatikan, sehingga diperlukan
2. Dengan tidak adanya biaya retribusi keur,biaya yang biasanya Skema DBH maupun DAK dari Pemerintah
digunakan untuk membayar retribusi uji bisa dialihkan untuk Provinsi/Pemerintah Pusat, untuk biaya perawatan dan kalibrasi
memperbaiki dan merawat kendaraan tersebut, sehingga adanya alat uji dan pemenuhan lainnya
multiple effect di bidang perbengkelan; 2. Kemenhub harus merubah skema kartu BLUE+RFID agar tidak
3. Uji Keur dapat bekerja lebih baik dalam memenuhi aspek menjadi PNBP lagi,karena Pemda tidak dapat membeli kartu
keselamatan kendaraan (fokus pemenuhan teknis); uji+RFID apabila tidak ada retribusi;
4. Dengan hilangnya retribusi uji/PAD dapat merubah pola pikir 3. Adanya kekhawatiran Pemda menganggarkan untuk biaya
pemilik kendaraan bahwa uji kir bukan sekedar membayar kalibrasi, sehingga PNBP kalibrasi alat uji diharapkan
retribusi tetapi Uji Keur tsb merupkan pemenuhan persyaratan dihapuskan
teknis dan laik jalan; 4. Untuk point 2 dan 3 bisa terlaksana atau Pemda dapat
5. Pemerintah Daerah tidak akan menjadikan beban atau target membayar apabila skema pembagian hasil pajak dapat berjalan
PAD bagi instansi pelaksana, yang diharapkan bisa mengurangi sesuai ketentuan yang telah ditentukan di dalam UU 1 Tahun
intervensi internal maupun eksternal; 2022 (HKPD)
6. Diharapkan mampu memutus mata rantai pungli atau
pencaloan.

17
UPAYA DAN LANGKAH
DITJEN PERHUBUNGAN DARAT

Pemanfaatan Unit Pemeriksaan Laik Fungsi Kendaraan Bermotor Non Statis;


Penyusunan Juknis dan Juklak tentang Bantuan Teknis di bidang Uji Berkala tindak
lanjut PM 89 Tahun 2020 tentang Bantuan Teknis Kementerian Perhubungan;
Berkoordinasi dengan Kemenkeu dan Kemendagri seiring terbitnya UU No.1 Tahun 2022
tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Mendorong dan menyusun Proposal kembali Dana Alokasi Khusus bidang Pengujian
Berkala Kendaraan Bermotor kepada BAPPENAS, sejalan dengan Implementasi
Rencana Umum Nasional Keselamatan LLAJ (RUNK LLAJ).

Diklat dan Uji Kompetensi Penguji Berkala dengan Pemanfaatan PNBP


Penyelenggaraan Uji Kompetensi Kewilayahan bersama IPKBI

Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan di BPLSJKB Bekasi


sebagai Kantor Bersama IPKBI dan PPNS
Pembangunan Proving Ground di BPLJSKB meningkatkan PNBP

Penyesuaian / Rasionalisasi Tarif PNBP Bukti Lulus Uji Elektronik (BLUe)


HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Pada penyelenggaraan urusan perhubungan di daerah, perlu sinergi dan sinkronisasi program
dan kegiatan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya dalam rangka pencapaian target pembangunan nasional.
2. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah diarahkan dalam peningkatan
pelayanan kepada masyarakat dan mendukung pencapaian target kinerja
urusan perhubungan dengan tetap memperhatikan kewenangan dan karakteristik masing -
masing daerah.
3. Rasionalisasi Jenis Retribusi Daerah sebagaimana semangat UU HKPD tetap memperhatikan
kualitas dan kinerja layanan publik di daerah serta tidak menghambat iklim investasi dan
kemudahan berusaha.
4. Pemerintah Daerah agar memastikan program dan kegiatan yang berkaitan dengan
pelayanan publik diinternalisasikan dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan
Daerah (RPJMD dan RKPD), sehingga kegiatan tersebut mendapat pembiayaan dan
dilaksanakan.
20

Terima kasih
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
DIREKTORAT SARANA TRANSPORTASI JALAN

Anda mungkin juga menyukai