Anda di halaman 1dari 61

RESIN

KEDOKTERAN GIGI

drg. DEDI SUMANTRI, M.DSc


School of Dentistry
Univ.Andalas
Resin merupakan salah satu bentuk polimer

Polimer → Molekul yang berantai panjang yang


dibentuk dari dua atau lebih molekul
yang lebih kecil (monomer), sehinga
menghasilkan molekul yang berukuran
amat besar

Thermoplastic
Polimer
Thermohardening/thermosetting
Elastomer
Resin thermoplastic → lunak kembali bila
dipanaskan
Contoh : celluloid, cellulose nitrate, vinyl resin,
nylon, polycarbonate, resin akrilik

Resin thermosetting → tahan terhadap perubahan


pada
pemanasan lebih
lanjut
Contoh : vulcanite, phenol formaldehyde
VULCANITE
 Dipakai sebelum diketemukan resin
akrilik
 Komposisi → karet (isoprene) dan sulfur
 Pembuatan → dipanaskan > 1000 C
dengan tekanan (vulkanisasi)
 Sifat : cukup kuat
 Kelemahan : estetika kurang
menghisap saliva
sedikit ada perubahan dimensi
PHENOL FORMALDEHYDE
 Biasanya dikenal sebagai bakelite
 Digunakan secara umum dalam industri dan
dikembangkan sebagai basis protesa
 Proses agak sulit → diperlukan penutupan
kertas timah pada seluruh permukaan plaster.
Pemrosesan dalam batas temperatur yang
sangat sempit.
 Kehilangan warna dalam mulut, cenderung
kembali pada corak kuning alami dari bahan
 Impact strength rendah
VINYL RESIN

 Ketahanan terhadap kelelahan rendah


→ menimbulkan fraktur setelah
pemakaian beberapa waktu
 Tidak cocok jika digunakan sendiri →
dikombinasikan dengan resin lain,
seperti akrilik
RESIN AKRILIK
 Awal 1930-an → basis protesa
 Dibentuk dengan injection moulding di
bawah panas dan tekanan
 Metode modern → Dough Method
 Paling banyak digunakan sebagai basis
protesa
 Penggunaan lain :
elemen gigi tiruan, pelapis permukaan
mahkota, basis alat ortodonsi lepasan,
obturator palatum, mahkota sementara,
sendok cetak perorangan, space
maintainer, periodontal splint
Syarat Ideal
1. Manipulasi mudah dengan peralatan
sederhana, murah dan mudah direparasi
2. Translusen atau transparan, dapat
dipigmentasi, tidak berubah warna →
estetis baik
3. Tidak menyerap cairan mulut dan tidak
larut dalam mulut → tidak berbau, tidak
berasa, tidak toksik dan tidak mengiritasi
jaringan mulut
4. Mempunyai sifat-sifat fisik sbb :
 Tg tinggi → mencegah perlunakan atau distorsi
resin akrilik selama pemakaian di dalam mulut
 Dimensi stabil
 Ringan (specific gravity rendah)
 Thermal conductivity tinggi → untuk
mempertahankan kesehatan jaringan mulut
serta mempertahankan reaksi yang normal bila
terkena makanan panas atau dingin
 Radiopak → mudah dilacak bila tertelan
 Ekspansi panas basis sesuai dengan material
elemen gigi
5. Mempunyai sifat-sifat mekanis, sbb :
 Modulus elastisitas tinggi
 Proportional limit tinggi
 Transverse/flexural strength tinggi
 Resilience cukup
 Impact strength tinggi
 Fatigue strength tinggi
 Kekerasan cukup

6. Mempunyai retensi yang baik terhadap


polimer lain, porcelain dan alloy
7. Dapat digunakan untuk semua jenis alat-
alat prostodonsia
8. Murah

Komponen Resin Akrilik


1. Cairan/Liquid/Monomer
 Metil metakrilat (MMA)
Jernih, tidak berwarna pada suhu kamar,
specific gravity = 0,945, TD = 100,80C,
mudah berubah warna jika terkena UV
 Inhibitor → menghambat polimerisasi monomer
pada waktu disimpan
Contoh : hidroquinon, ditambahkan biasanya
tidak lebih dari 0,005%
 Cross-linking agent → mempererat ikatan rantai
molekul → tidak larut dan dimensi stabil
Contoh : Glycol dimethacrylate 1-2%
Divinyl Benzene
 Ko-polimer → monomer lain yang ditambahkan
untuk memperbaiki sifat bahan
Contoh : monomer styrene, vinyl acetate,
ethyl metacrylate
 Aktivator → pada resin akrilik yang terinduksi
secara kimia
Contoh : amin tersier

2. Bubuk/Powder/Polimer
 Polimetil metakrilat (PMMA)
Bentuk partikel granular/bulat, BM = 40000,
transparan, menyerupai kaca, ukuran partikel
= 150-300 μm, BJ = 1,19 gr/cm3
 Inisiator → memulai polimerisasi
Contoh : Benzoyl peroxide, lauroyl peroxide
Bervariasi antara 0,02-1%
 Plasticizer (pelunak)
Contoh : Dibutyl phtalate 2-7 %
 Zat pewarna (colouring agent)
Contoh : pigmen anorganik → iron oxide, zinc oxide,
garam kadmium
 Serat organik

Rumus Kimia
Monomer MMA : CH3- C-C-O-O-CH3

H-C-H
Polimer PMMA :

H-C-H

CH3- C-C-O-O-CH3

H-C-H

CH3- C-C-O-O-CH3
POLIMERISASI
Reaksi intermolekuler berulang yang secara
fungsional mampu berlanjut tidak terbatas

Terjadi melalui serangkaian reaksi kimia dimana


molekul makro (polimer) dibentuk dari sejumlah
molekul-molekul yang dikenal sebagai monomer

Pertimbangan Biologis  Polimerisasi jarang


sempurna secara keseluruhan karena adanya
molekul monomer residual yang kadang-kadang
dapat menyebabkan reaksi alergi
MEKANISME POLIMERISASI

•Polimerisasi Pertumbuhan / Polimerisasi


Bertahap
•Polimerisasi Tambahan
•Kondensasi
1. POLIMERISASI PERTUMBUHAN
BERTAHAP
Senyawa utama bereaksi, seringkali disertai
pembentukan produk sampingan seperti air, asam
halogen dan amonia  Polimerisasi Kondensasi

Penggunaan
Dulu : basis protesa
Sekarang : bahan cetak polisulfida dan silikon
kondensasi → produk sampingan (air
dan alkohol) → mempengaruhi
kestabilan bahan cetak → Polieter dan
Vinil Polysiloxane
Istilah yang lebih disukai → Polimerisasi
Pertumbuhan Bertahap, sebab ada polimer yang
disatukan oleh gugus fungsional tanpa pembentukan
produk samping.
Contoh : Poliurethan → reaksi diol dengan
di-isosianat
Diol Diisocyanate
HO-R-OH + O=C=N-Q-N=C=O
HO – R – O – C – N – Q – N = C = O
║ │
O H
URETHANE
Resin terpolimerisasi tumbuh bertahap adalah
bahan yang:
a. Proses polimerisasinya disertai dengan
penghilangan berulang dari molekul-molekul
kecil
b. Memiliki gugus fungsional yang berulang pada
rantai polimer

Polimerisasi pertumbuhan bertahap berlangsung


agak lambat karena berlangsung secara bertahap
Monomer → dimer → trimer → …dst → polimer
Proses cenderung berhenti sebelum molekul
mencapai ukuran yang benar-benar besar →
begitu rantai tumbuh, semakin tidak dapat
bergerak

Memperoleh sifat berharga bila BM telah


mencapai 10000-20000
Contoh: Nilon

Tidak digunakan secara ekstensif dalam restorasi


gigi atau piranti prostetik, lebih ke polimer biologis
Contoh: kolagen, asam deoksiribonukleat, asam
ribonukleat
2. POLIMERISASI TAMBAHAN
Berlangsung pada kebanyakan resin gigi →
Polimerisasi

Tidak ada perubahan komposisi selama


polimerisasi → struktur monomer diulangi
berkali-kali dalam struktur polimer

Dapat menghasilkan molekul raksasa dalam


ukuran yang hampir tidak terbatas

Prasyarat → adanya gugus tidak jenuh (ikatan


ganda)
Contoh: etilen (C2H4)

(1) I* + H2C=CH2  IH2C=CH*


(2) IH2C=CH* + H2C=CH2
 IH2C=CH2-H2C=CH2*

I* → Radikal bebas
(suatu atom atau kelompok atom yang
memiliki elektron ganjil/tidak berpasangan)

Proses polimerisasi jenis ini berlangsung cepat,


hampir seketika itu juga

Merupakan reaksi eksotermal


TAHAP-TAHAP DALAM POLIMERISASI
TAMBAHAN
1. INDUKSI
Teraktivasinya suatu substansi sehingga
mampu
menghasilkan radikal bebas yang akan
digunakan untuk memulai polimerisasi

Radikal bebas ≠ katalis, karena masuk ke


dalam reaksi kimia dan menjadi bagian akhir
dari komposisi kimia
Contoh : Benzoil Peroksida
Periode Induksi/inisiasi
 Waktu dimana molekul-molekul inisiator
menjadi berenergi atau teraktivasi,
membentuk radikal bebas yang berinteraksi
dengan molekul-molekul monomer

Sangat dipengaruhi kemurnian monomer

Semakin tinggi temperatur → semakin


pendek periode induksi
Panas
Proses Teraktivasi Kimia
Sinar

2. PENYEBARAN
Pertumbuhan polimer memerlukan sedikit enegi →
proses berlanjut dengan kecepatan tertentu

Reaksi rantai berlanjut dengan terbentuknya


panas
→ semua monomer telah diubah menjadi polimer

Reaksi polimerisasi tidak pernah sempurna


3. PENGAKHIRAN
Penggabungan langsung
2 cara
Pertukaran atom hidrogen

4. PEMINDAHAN / PENGALIHAN RANTAI


Dapat menjadi pengakhiran rantai → suatu radikal
aktif diubah menjadi suatu molekul tidak aktif →
tercipta molekul baru untuk pertumbuhan
selanjutnya

Rantai yang telah diakhiri dapat diaktifkan kembali


dengan pemindahan rantai
HAMBATAN POLIMERISASI
Ketidakmurnian dalam monomer yang dapat
bereaksi dengan radikal bebas akan
menghambat atau menunda reaksi
polimerisasi

Penghambat mempengaruhi lamanya periode


inisiasi serta kecepatan polimerisasi

Penambahan hidroquinon :
Menghambat polimerisasi bila tidak ada
inisiator
Menunda polimerisasi bila ada inisiator
Oksigen menunda polimerisasi karena
bereaksi dengan radikal bebas

Pengaruh oksigen pada polimerisasi diatur


oleh banyak faktor, seperti konsentrasi,
temperatur dan intensitas cahaya

Tujuan penambahan penghambat untuk


keperluan komersial → membantu mencegah
terjadinya proses polimerisasi selama
penyimpanan
KOPOLIMERISASI

Dua atau lebih monomer yang berbeda secara


kimia masing-masing dengan sifat yang diinginkan
dapat dikombinasikan → memenuhi sifat fisik
suatu polimer

Contoh:
Etil etakrilat berkopolimerisasi dengan MMA →
mengubah kelenturan protesa

Polimer yang terbentuk → Kopolimer


Proses pembentukannya → Kopolimerisasi
3 macam kopolimer berdasarkan distribusi
unit monomer :
1. Acak
Unit monomer yang berbeda-beda secara acak
didistribusikan sepanjang rantai
…M-M-M-Y-M-Y-M-M-Y-Y-M-M…

2. Blok
Unit monomer yang identik terjadi dalam
urutan yang relatif panjang sepanjang
rantai polimer utama
…M-M-M…M-M-Y-Y-Y…Y-Y-Y-M-M-M…
3. Cangkok/graft
Suatu monomer dicangkokkan pada ‘inti’
bahan
monomer kedua
…M-M-M-M-M…M-M-M-M-M…
│ │
Y Y
│ │
Y Y

Blok dan cangkok → meningkatkan kekuatan


benturan
IKATAN SILANG
Memberikan sejumlah jembatan
antarmakromolekul linier untuk membentuk
jalinan kerja 3 dimensi yang mengubah
kekuatan, kelarutan dan penyerapan

Contoh:
Dalam pembuatan gigi akrilik →
meningkatkan ketahanan terhadap pelarut
dan tekanan permukaan
BAHAN PEMBUAT PLASTIS
Mengurangi temperatur penyatuan,
kekuatan, kekerasan dan titik pelunakan
suatu resin

Ada 2 jenis :
A. Eksternal
 Bertindak sebagai penetral ikatan sekunder
atau gaya antarmolekuler yang normalnya
menghalangi molekul resin bergeser satu
sama lain bila ditekan
 Menembus di antara makromolekul dan
meningkatkan ruang antarmolekul
 Merupakan senyawa tidak larut, Ttk Didih tinggi
 Jarang digunakan dalam resin gigi

B. Internal
Merupakan bagian polimer melalui kopolimerisasi
dengan komonomer yang tepat
Contoh: Butil metakrilat → meningkatkan ruang
antarmolekul melalui kelompok cabang
MACAM RESIN AKRILIK UNTUK BASIS
GIGI TIRUAN

1. HEAT CURING ACRYLIC RESIN

Sediaan : powder dan liquid

Perbandingan polimer dan monomer → 3 : 1


berdasarkan volume
Tahap reaksi pencampuran bubuk dan
cairan yang terjadi secara fisik :

a. Tahap wetsand (berpasir)


b. Tahap Sticky/Stringy (berbenang)
c. Tahap Dough ( menyerupai adonan)
d. Tahap rubbery (seperti karet)
e. Tahap keras
Waktu pembentukan adonan → Waktu yang
diperlukan bagi adonan untuk mencapai
fase dough
Spesifikasi ADA No.12 → <40 menit sejak
mulai pengadukan
Kebanyakan secara klinis → <10 menit
Waktu kerja → Waktu dimana bahan basis
protesa tetap berada dalam fase dough
Spesifikasi ADA No.12 → paling sedikit 5
menit
Waktu kerja dipengaruhi temperatur sekitar →
diperpanjang melalui pendinginan di lemari es →
uap mungkin terkondensasi, mempengaruhi sifat
fisik dan estetis → disimpan dalam wadah kedap
udara, setelah dikeluarkan tidak boleh dibuka
sampai mencapai temperatur ruang

Teknik manipulasi untuk basis protesa

Molding-tekanan Molding-penyuntikan
SIFAT FISIK POLIMER
 Dipengaruhi oleh perubahan dalam temperatur
dan lingkungan serta komposisi, struktur dan
BM suatu polimer
 Semakin tinggi temperatur → semakin lunak
dan lemah
 Begitu temperatur mencapai Tg → kekuatan
dan modulus elastik ↓, ekspansi termal ↑
 Polimer dengan BM lebih tinggi memerlukan
panas/energi yang lebih banyak untuk
mencapai Tg
Teknik Molding-Tekanan
Caranya:
 Sediakan cairan dalam mangkok porselen
tertutup (mixing jar/mixing vessels/stellon pot)
 Masukkan bubuk ke dalam mangkok hingga
semua cairan terserap bubuk
 Tutup dan diamkan → fase dough
 Masukkan adonan ke dalam cetakan/mold yang
telah diolesi medium pemisah
 Lapisi dengan kertas selofan dan lakukan
pressing
 Pemasakan/curing
Fungsi medium pemisah → mencegah kontak
langsung antara resin dengan permukaan
rongga dalam kuvet (dental plaster)
Kegagalan menempatkan medium pemisah secara
tepat dapat menyebabkan 2 kesulitan utama,
yaitu:
a. Bila air dibiarkan melewati permukaan mold
masuk ke dalam resin → mempengaruhi
kecepatan polimerisasi, sifat fisik dan optik resin
b. Bila polimer terlarut atau monomer bebas
dibiarkan merembes ke dalam permukaan,
sebagian medium penanam mungkin menjadi
bersatu dengan basis protesa
Teknik Molding-Penyuntikan
Digunakan kuvet dengan rancangan khusus
→ dilengkapi dengan sprue

Bentuk sediaan:
 Resin polistiren → polimer termoplastik
dilunakkan menggunakan panas,
disuntikkan ke dalam mold selagi panas
→ dibiarkan dingin dan memadat
Keuntungan → berkurangnya resiko
terhirup uap monomer
 Powder-liquid
Teknik molding-penyuntikan memberikan
keakuratan klinis yang sedikit lebih baik daripada
teknik molding-tekanan

PACKING
Mengisi resin basis protesa ke dalam rongga
mold di kuvet

Overpacking → memasukkan bahan terlalu


berlebihan → basis protesa terlalu tebal dan posisi
elemen gigi bisa berubah

Underpacking → memasukkan bahan terlalu


sedikit → porus
Kelebihan resin biasa ditemukan pada
daerah yang relatif datar di sekitar mold →
flash

Pada saat pengepresan, lembaran


polietilen ditempatkan di antara dua
kuvet, dan tidak lagi digunakan pada
pengepresan akhir, yaitu jika tidak
terlihat lagi adanya flash
CURING/PEMASAKAN
 Polimerisasi HCAR terjadi melalui
pemanasan (Panas → aktivator)
 Pada suhu >600C → molekul benzoil
peroksida pecah

Perebusan
Teknik pemanasan
Energi gelombang
mikro (microwave)
Polimerisasi → eksotermal

Resin → konduktor panas yang relatif buruk


→ panas dari reaksi tidak dapat dikeluarkan
→ temperatur resin ↑ → mempengaruhi
karakteristik fisik resin

Jika temperatur resin > TD monomer →


monomer yang tidak bereaksi atau polimer
dengan BM rendah mungkin mendidih →
porus dalam basis protesa/porus internal
Siklus Polimerisasi/Siklus Curing
Proses pemanasan yang digunakan untuk
mengendalikan polimerisasi

Harus dikendalikan dengan baik →


menghindari efek peningkatan temperatur
yang tidak terkendali → monomer mendidih
→ basis protesa porus

Setelah siklus polimerisasi selesai, kuvet


harus didinginkan perlahan sampai mencapai
temperatur ruang
Pendinginan secara cepat → kerusakan basis
protesa akibat perbedaan kontraksi termal dari
resin dan bahan penanam.

Pada teknik polimerisasi dengan microwave :


Digunakan resin dengan rumus khusus
Menggunakan kuvet yang tidak mengandung
logam

Keuntungan utama → kecepatan polimerisasi


yang dicapai

Ketepatan basis protesa dengan teknik microwave


setara dengan teknik konvensional
2. COLD/SELF CURING ACRYLIC RESIN
(AUTOPOLYMERIZING/CHEMICALLY Z
ACTIVATED ACRYLIC RESIN)

 Teraktivasi secara kimia → aktivator


dalam liquid
Contoh : Amin tersier, seperti dimetil-
para-toluidin
 Ukuran partikel = 150 μm, BM = 3500
 Penggunaan lain : - bahan reparasi
- sendok cetak pribadi
- basis alat
ortohodonsia
- mahkota/jembatan
sementara
 Derajat polimerisasi tidak sesempurna HCAR →
monomer yang tidak bereaksi >>
Akibatnya :
- monomer residu bertindak sbg iritan jaringan
yang potensial → membatasi biokompatibilitas
basis protesa
- bahan tersebut bertindak sbg bahan plastis →
penurunan kekuatan transversal
 Pengerutan < HCAR → keakuratan dimensi >>
 Kestabilan warna <<
Berkaitan dengan amin tersier → gugus
amin rentan thd oksidasi → perubahan
warna yang mempengaruhi penampilan
resin
Dapat diminimalkan → penambahan bahan
pembuat stabil yang mencegah oksidasi
 Teknik pemrosesan → molding-tekanan
teknik resin cair
 Waktu kerja << → perhatikan konsistensi
dan kecepatan polimerisasi
 Metode memperpanjang waktu inisiasi :
menurunkan temperatur massa resin →
komponen cair atau alat pengaduk
dimasukkan ke lemari es
 Pengerasan awal SCAR → 30 menit setelah
penutupan kuvet akhir.
Untuk menjamin polimerisasi yang cukup →
minimal 3 jam
 Polimerisasi SCAR tidak sesempurna
HCAR.
SCAR → 3%-5% monomer bebas
HCAR → 0,2%-0,5% monomer bebas
 Polimerisasi SCAR haruslah sesempurna
mungkin.
Kegagalan polimerisasi derajat tinggi →
ketidakstabilan dimensi basis protesa dan
iritasi jaringan lunak

Teknik Resin Cair


 Menggunakan SCAR yang dapat dituang
untuk membuat basis protesa
 Sediaan : bubuk dan cairan → diaduk
dengan proporsi tepat → resin dengan
kekentalan rendah
 Keuntungan :
a. perbaikan adaptasi terhadap jaringan
lunak di bawahnya
b. Menurunnya kemungkinan kerusakan
pada elemen gigi dan basis protesa selama
pembukaan kuvet
c. Berkurangnya biaya bahan
d. Penyederhanaan penanaman kuvet,
pembukaan kuvet dan prosedur
penyelesaian
 Kerugian :
a. Pergeseran elemen gigi protesa selama proses
berlangsung
b. Terjebaknya udara di dalam basis protesa
c. Buruknya perlekatan antara bahan basis
protesa
dan elemen gigi resin akrilik
 Sifat fisik basis protesa dengan teknik ini agak
rendah dibandingkan dengan teknik panas
konvensional, tapi secara klinis lebih memuaskan
3. LIGHT-ACTIVATED ACRYLIC RESIN

 Penggunaan lain → reparasi dan sendok


cetak
 Merupakan suatu komposit dengan
komposisi : matriks uretan dimetakrilat, silika
ukuran mikro dan monomer resin akrilik
dengan BM tinggi
 Aktivator → sinar tampak
Inisiator → Champoroquinone
 Sediaan → lembaran dan benang
RESIN PERBAIKAN
 Untuk memperbaiki protesa yang patah
 Lebih disukai jenis SCAR meskipun kekuatan
transversal <<
 Keuntungan → terpolimerisasi pada temperatur
ruang.
Pada HCAR dan LAAR seringkali menyebabkan
pelepasan tekanan dan kerusakan dari segmen
basis protesa yang telah terpolimerisasi
 Persyaratan pengujian SCAR untuk perbaikan
protesa → Spesifikasi ADA No. 13
DENTURE LINING MATERIALS

 Relining → mengganti permukaan protesa


yang menghadap jaringan
 Rebasing → Mengganti keseluruhan basis
protesa
 Ada jenis SCAR untuk relining yang
digunakan intraoral.
Pertimbangan : - memberikan panas yang
dapat melukai jaringan mulut
- monomer yang terlepas dari
bahan dapat mengiritasi jaringan

Harus memenuhi spesifikasi ADA No. 17 →


penentuan batas kecepatan, peningkatan
temperatur dan temperatur maksimal yang
dapat diterima
~FIN~

Anda mungkin juga menyukai