Anda di halaman 1dari 40

Analisa Resiko dengan metode

Failure Mode Effect Analysis


(FMEA)
2 Perspektif Sejarah

▹ Hingga saat ini, pencegahan kesalahan medis


belum menjadi fokus utama bidang kedokteran
▹ Sebagian besar sistem pelayanan kesehatan
tidak didesain untuk mencegah atau mencegah /
mengatasi “error”
▹ FMEA assumes that no matter how knowledgeable
or careful people are, failures will occur in some
situations and could even be likely to occur
▹ REDESAIN PROSES DENGAN ANALISA PROAKTIF
(FMEA)
3 What is FMEA ?

▹ Adalah metode perbaikan kinerja


dgn mengidentifikasi dan mencegah
Potensi Kegagalan sebelum terjadi.
Hal tersebut didesain untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
▹ Adalah Proses Proaktif, dimana
kesalahan dpt dicegah & diprediksi.
▹ Mengantisipasi kesalahan akan
meminimalkan dampak buruk
FAILURE MODE AND EFFECTS
ANALYSIS /
ANALISIS MODUS KEGAGALAN DAN
4 DAMPAK

▹ Analisis (A)
Penyelidikan secara detail suatu proses
▹ Mode (M)
Cara atau Perilaku yang dapat menimbulkan
kegagalan
▹ Kegagalan (K)
Saat sistem atau bagian dari sistem tidak sesuai
yang diharapkan baik disengaja maupun tidak
▹ Dampak (D)
Dampak atau Konsekuensi Modus Kegagalan
5 FMEA

FMEA bisa dilakukan pada :


▹ Proses yang telah dilakukan saat ini misal proses
pengadaan dan penyimpanan gas medis di rumah sakit
▹ Proses yang belum dilakukan / baru mis. Implementasi
Elektronik Rekam Medis atau Pembelian alat baru
▹ Proses klinis mis. proses pemeriksaan darah di
laboratorium
▹ Proses non klinis mis. proses mengkomunikasikan hasil
pemeriksaan (lab) kepada dokter atau proses
Identifikasi pasien yang berisiko jatuh
LANGKAH
1. Tetapkan Topik FMEA dan Bentuk Tim
2. Gambarkan Alur Proses
3. Identifikas Modus Kegagalan &
Dampaknya (Hazard Analysis)
4. Identifikas Prioritas Modus Kegagalan
5. Identifikasi Akar Penyebab Modus
Kegagalan
6. Disain ulang Proses
7. Analisis dan Test Proses Baru
8. Implementasi dan Monitor Proses Baru
7 Membentuk Tim

▹ Multidisiplin
▹ Tidak lebih dari 10 orang (idealnya 4 – 8 orang)
▹ Memiliki pengetahuan tentang proses yg akan
dianalisis (subject matter / process expert) &
komitmen pada “performance improvement”
▹ Mewakili bidang yg akan “dianalisis” dan unit
yang akan “terkena” perubahan
▹ Mengikutkan orang yang tidak terlibat dlm
proses tapi memiliki “analytical skill”
▹ Setidaknya ada satu pembuat keputusan (leader)
▹ Satu orang yg memiliki “critical thinking” saat
perubahan akan dilaksanakan
8
LANGKAH 2 : BUAT ALUR
PROSES & BRAINSTORMING
9 MODUS KEGAGALAN

▹ Alur Proses Buat Flowchart untuk Diagram Alur


Proses, bila perlu dibuat Subproses
• Bila Proses Baru: Bagaimana seharusnya
• Bila Proses Lama: Bagaimana saat ini
▹ Modus Kegagalan
• “Perilaku yang dapat mengakibatkan
kegagalan”
• Tanyakan “bagaimana bisa gagal?”
• Identifikasi semua modus kegagalan
• beberapa langkah dapat tidak memiliki
modus kegagalan
• beberapa langkah dapat memiliki banyak
modus kegagalan
LANGKAH 3
MENENTUKAN
10 DAMPAK

▹ Menentukan kemungkinan Dampak jika kegagalan terjadi


dengan Brainstorming / Diskusi
▹ Dampak : langsung / tidak langsung, jangka panjang / jangka
pendek, mungkin / tidak mungkin terjadi.
▹ Tingkat keparahan dampak bisa sangat bervariasi.
▹ Setiap modus kegagalan mungkin memiliki satu atau
beberapa dampak
LANGKAH 4 :
PRIORITAS MODUS KEGAGALAN
11
(Skala Peringkat Modus Kegagalan)

Beberapa Metode yang digunakan untuk menilai


peringkat Modus kegagalan :
1. Risk Priority number (RPN) : → FMEA
⬩ Fokus pada severity, probability dan
detectibility
⬩ RPN : Severity x Probability x Detectibility
2. Hazard score : → HFMEA
▹ Fokus pada kegawatan severity, probability.
▹ Hazard Score : Severity x Probability Decision
tree
12 Memilih Skala Peringkat

▹ JCI tidak spesifik menentukan “skala” mana yang


harus digunakan dalam menilai modus kegagalan.
▹ Pimpinan dan staf bebas memilih skala yang efektif,
dan organisasi harus menggunakannya secara
konsisten. Mis. Organisasi bisa memilih skala 1-10 atau
1-5.
▹ Tidak masalah, apapun metode (FMEA / HFMEA) dan
penentuan skala ( 1-10 atau 1-5) yang digunakan oleh
tim, Anggota tim harus setuju dan mengerti skala apa
yang telah ditetapkan.
▹ Mis. Jika tim sepakat menggunakan skala 1-10, mereka
harus setuju pada definisi tiap rating.
13
14
15
16
17
18
19 Prioritaskan Modus Kegagalan

Modus kegagalan harus dilakukan prioritas sesuai dengan


prioritas tindakan. Cara prioritas :
1. Pareto chart
2. Numerik : Cut off point
▹ Nilai dibawah cutoff point tidak memerlukan tindakan
segera kecuali tersedia waktu Nilai di atas cutoff point,
harus dilakukan eksplorasi.
▹ Jika Nilai RPN berada di bawah Cut off point tapi Nilai
Severity nya tinggi (8 atau lebih / 4 atau lebih) maka
perlu pendekatan kuantitastif & kualitatif : tetap di
prioritaskan
Risk Priority Number
20 (RPN)
IDENTIFIKASI
PENYEBAB MODUS
21 KEGAGALAN

▹ Mencari kemungkinan penyebab Modus


Kegagalan
▹ PrInsipnya adalah Kegagalan dimasa
datang bisa dicegah.
▹ Kalaupun tidak dapat dicegah, pasien harus
di proteksi terhadap dampak kegagalan tsb
atau Dampak di mitigasi.
▹ Dalam konteks FMEA, RCA digunakan untuk
menganalisis apa yang bisa salah dengan
proses dan sistem perawatan kesehatan
22
LANGKAH 6 :
23 REDESAIN PROSES

Focus: elemen re-desain yg kritis (Take a deep


breath )
▹ Lakukan review literatur untuk mengumpulkan
informasi yang relevan dari literatur terkini
▹ Kerjasama dengan kolega
▹ Recommit to out-of-the-box thinking
LANGKAH 7 : ANALISA
& UJI COBA PROSES
24 BARU

▹ Testing the New Process / Uji Proses Baru (PDSA)


▹ Analisa, uji, implementasi & monitor proses yang
berhubungan Arjaty Daud/IMRK /FMEA 24
▹ Pilot Testing
▹ Tim mengimplementasikan redesain dalam
skala kecil, monitor hasilnya, dan redesain
sesuai kebutuan sebelum diimplementasikan
dalam skala besar
▹ Kumpulkan umpan balik dari staf yang terlibat
dalam proses di skala kecil tsb
▹ Pertimbangkan pre dan pot survey staf yang
terlibat dalam pilot testing. Bandingkan proses
LANGKAH 8 : IMPLEMENTING &
25 MONITORING THE NEW PROCESS

▹ Implementasi proses redesain


adalah mengenalkan perubahan
kedalam proses pelayanan
kesehatan saat ini
▹ Sustaining the Redesigned Process /
Pertahankan proses redesain
26
27
THANK
S!
29 Contoh Kasus
LANGKAH 1 & 2 :
Pilih Proses yang Berisiko Tinggi dan Bentuk TIM
Judul Proses : Medication Error
TIM
Ketua : dr. Andre S T
Anggota : dr Jantini Utama MBA
dr. Kevin
dr. Indrawati
dr Syahrial MARS
Ibu Nyoman
Ibu Endang
sr. Herawati
sr. Rositawati
sr. Magdalena S
sr. Yustina
Endang SWS
Notulen : sr. Endang
Apakah semua area yang terwakili sudah terwakili ? YA
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sudah di dalam tim tersebut ? YA
Tanggal dimulai : 20 Juli 2021 Tanggal dilengkapi :
LANGKAH 2 : Gambarkan Alur
Proses
1. Dokter 2.Dokter 3.Penulisan resep 4.Penyerahan 5.Penyiapan / 6.Penyerahan obat 7.Penggunaan obat
menetapkan menetapkan terapi resep ke Farmasi peracikan obat ke pasien/ ruangan
diagnosis
Subproses:
A. Anamnesa a. menulis di CPPT a. dokter menulis a. cek identitas a. cek identitas pasien a. Cek identitas a. cek identitas pasien
permintaan obat pada pasien pasien
kertas resep / unit
dose
B. Pemeriksaan fisik b. pemilihan obat b. pemberian b. perawat b. pembacaan resep b. serah terima obat b. cek jenis obat dan
identitas pasien pada menyerahkan resep dan penjelasan (rawat tgl kadaluarsa
kertas resep ( dirawat ke keluarga pasien jalan)
jalan) dan unit dose ( rawat jalan)
( di rawat inap)
C. Pemeriksaan c. pemilihan cara c. perawat menulis c. unit dose diambil c. pengambilan obat c. serah terima obat c. penggunaan obat
penunjang pemberian obat jumlah obat pada unit oleh petugas farmasi ke perawat ( rawat
dose ( rawat inap ) inap)
d. menentukan dosis d. input biaya resep d. pembuatan racikan
obat obat
e. menetukan frekuensi e. pemberian etiket
pemberian obat
f. pemberian terapi
melalui telepon pada
perawat
g. pesan pada perawat
yang mengantar visite
LANGKAH 3: Identifikasi Modus Kegagalan &
Dampaknya (Hazard Analysis)
Langkah Modus Kegagalan : Penyebab Effect Akibat / Potensi Pendeteksian RPN Peringkat
Evaluasi Awal Severity Penyebab / / Detectibility
Modus Kegagalan (S) Occurrence (O) (D) SxOxD
Sebelumnya
dokter menulis Tulisan tidak jelas -tulisan dokter jelek Pasien 5 4 4 80 2
permintaan obat pada menerima
kertas resep / unit dose -dokter terburu-buru obat yang
salah
-dokter menulis resep
sambil berbicara / telp
pemberian identitas Salah menempel stiker -stiker salah tempel ke Obat yang 5 3 5 75 3
pasien pada kertas pasien lain diterima
resep ( dirawat jalan) pasien salah
dan unit dose ( di rawat - tidak konsentrasi
inap)
dokter menulis Salah menulis obat -salah eja Obat yang 5 4 5 100 1
permintaan obat pada diterima
kertas resep / unit dose - tidak tahu nama obat pasien salah

pemberian identitas Identitas pasien tidak -Tergesa – gesa Obat yang 4 2 2 16 6


pasien pada kertas tertulis / tidak lengkap diterima
resep ( dirawat jalan) -menyuruh perawat pasien salah
dan unit dose ( di rawat menempelkan stiker
inap) identitas
Langkah Modus Kegagalan : Penyebab Efek Akibat / Potensi Pendeteksian RPN Peringkat
Evaluasi Awal Severity (S) Penyebab / / Detectibility
Modus Kegagalan Occurrence (D) SxOxD
Sebelumnya (O)
dokter menulis Tulisan unit dose -terburu-buru Salah 2 2 2 8 8
permintaan obat tidak lengkap ( dosis, pemberian
pada unit dose sediaan, frekuensi) -advis dokter yang obat
tidak jelas
dokter menulis Tulisan tidak lengkap -dokter Pasien 5 3 2 30 4
permintaan obat menggunakan menerima
pada unit dose singkatan tidak obat yang
lazim salah
dokter menulis Sediaan obat tidak -dokter tidak tahu Sediaan obat 2 4 2 16 7
permintaan obat ditulis macam sediaan yang
pada unit dose obat diberikan
salah
-dokter lupa
menuliskannya
dokter menulis Salah dosis obat -Lupa aturan dosis Pasien 3 2 3 24 5
permintaan obat mendapat obat
pada unit dose -salah menghitung dengan dosis
dosis/kgbb tidak sesuai

Pembuatan Salah meracik obat -salah membaca Obat yang 2 2 2 8 9


racikan obat resep diracik salah

-salah mengambil
obat
LANGKAH 4 & 5: Identifikasi Prioritas Modus
Kegagalan & Identifikasi Akar Penyebab Modus
Kegagalan
AMKD Langkah 4 – Analisis Hazard AMKD Langkah 5 – Identifikasi Tindakan & Outcome
Modus POTENSI SKORING Analisis Pohon Keputusan Tipe Tindakan / Alasan

Ukuran Outcome

Yang Bertanggung Jawab

Dukungan Manajemen
Kegagalan : PENYEBAB Tindakan Untuk Mengakhiri

Kegawatan

Probabilitas

Nilai Hazard

Poin Tunggal Kelemahan ?

Pengendalian ?
Adakah Kontrol /

Apakah Mudah Dideteksi?

Proses ?
Evaluasi ( Kontrol ,
Modus Terima,
Kegagalan Eliminasi)
Sebelum

Salah menulis -salah eja 5 4 20 Y N N Y Kontrol -membaca ulang unit Tidak salah DPJP Y
obat dose yang ditulis lagi menulis
- tidak tahu nama
obat obat
Identitas -Tergesa – gesa 4 2 8 Y N N Y Kontrol -mengatur ratio waktu Identitas Dokter Y
pasien tidak dan jumlah pasien pasien
-menyuruh
tertulis / tidak perawat 4 2 8 Y N N Y Kontrol Perawat pendamping tertulis
lengkap menempelkan mengingatkan lengkap
stiker identitas
-dokter menempelkan
stiker sendiri
Tulisan tidak -tulisan dokter 5 4 20 N N Y Kontrol -dokter menulis dengan Unit dose Dokter
jelas jelek jelas,hindari singkatan mudah
5 4 20 N N Y Kontrol dan sambil berbicara / terbaca
-dokter terburu- telp
buru
-dokter menulis
resep sambil
AMKD Langkah 4 – Analisis Hazard AMKD Langkah 5 – Identifikasi Tindakan & Outcome
Modus Kegagalan POTENSI PENYEBAB SKORING Analisis Pohon Keputusan Tipe Tindakan Tindakan / Alasan

Ukuran Outcome

Yang Bertanggung Jawab

Dukungan Manajemen
: Evaluasi Modus ( Kontrol , Untuk Mengakhiri

Kegawatan

Probabilitas

Nilai Hazard

Poin Tunggal Kelemahan ?

Pengendalian ?
Adakah Kontrol /

Apakah Mudah Dideteksi?

Proses ?
Kegagalan Terima,
Sebelum Eliminasi)

Tulisan unit dose -terburu-buru 2 2 4 N N Y Kontrol Penulisan resep Tulisan unit Dokter Y
tidak lengkap jelas dan tidak dose jelas
-advis dokter yang tidak jelas
( dosis, sediaan, terburu-buru
frekuensi)
Tulisan tidak -dokter menggunakan 5 3 15 N N Y Kontrol -penulisan resep Penulisan Dokter Y
lengkap singkatan tidak lazim harus lengkap, tidak resep harus
boleh , disingkat lengkap dan
-dokter terburu-buru
tidak
-perawat membaca
menggunaka
ulang resep
n singkatan
Sediaan obat tidak -dokter tidak tahu macam 2 4 8 N N Y Kontrol Perawat melakukan Harus tahu Dokter Y
ditulis sediaan obat recheck dengan dosis obat
CPPT ynag akan
-dokter lupa menuliskannya
diberikan dan
nama obat
nya
Salah dosis obat -Lupa aturan dosis 4 2 8 N N Y Kontrol -menyediakan buku Tersedianya Kepala Y
panduan dosis obat buku Instalasi
-salah menghitung
panduan Farmasi
dosis/kgbb -meneliti ulang unit
dose yang telah
Dokter
ditulis
Salah meracik obat -salah membaca resep 2 2 4 N N Y Kontrol Farmasi Tidak boleh Kepala insta. Y
menghubungi ada Farmasi
-salah mengambil obat
2 2 4 N N Y Kontrol dokter yang kesalahan
LANGKAH 6: Disain Ulang
Proses
Process Failure Potential Causes Potential Redesign PIC Target New Process Outcome
Mode Effect Recommendations Completion date Implementation Measure/
for test date & Actions Monitoring
mechanism
dokter menulis Tulisan -tulisan dokter jelek Pasien Pemberitahuan kepada Direktur Satu minggu Satu Bulan Unit dose mudah
permintaan obat tidak jelas -dokter terburu-buru menerima obat dokter / spesialis oleh medik terbaca
pada kertas -dokter menulis yang salah direktur medik
resep / unit dose resep sambil
berbicara / telp

pemberian Salah -stiker salah temple Obat yang Dokter harus menempel Kepala Satu minggu Satu Bulan Stiker identitas
identitas pasien menempel ke pasien lain diterima sendiri instalasi tidak salah
pada kertas stiker pasien salah rawat inap
resep ( dirawat - tidak konsentrasi
jalan) dan unit
dose ( di rawat
inap)

dokter menulis Salah -salah eja Obat yang Dokter harus mengecek Dokter Satu minggu Satu Bulan Tidak salah lagi
permintaan obat menulis diterima ulang menulis obat
pada kertas obat - tidak tahu nama pasien salah
resep / unit dose obat

pemberian Identitas -Tergesa – gesa Obat yang Dokter harus mengecek Dokter Satu minggu Satu Bulan Identitas pasien
identitas pasien pasien tidak diterima ulang tidak salah lagi
pada kertas tertulis / -menyuruh perawat pasien salah
resep ( dirawat tidak menempelkan stiker
jalan) dan unit lengkap identitas
dose ( di rawat
inap)
dokter Tulisan tidak -tulisan dokter jelek Pasien Dokter harus menulis Dokter Satu minggu Satu Bulan Unit dose mudah
menulis jelas -dokter terburu-buru menerima dengan jelas / terbaca
permintaan -dokter menulis obat yang menggunakan system
obat pada resep sambil salah komputerisasi
kertas resep / berbicara / telp
unit dose
dokter Tulisan unit -terburu-buru Salah Dokter menulis dengan Dokter Satu minggu Satu Bulan Tulisan unit dose
menulis dose tidak pemberian lengkap dan benar jelas
permintaan lengkap -advis dokter yang obat
obat pada ( dosis, tidak jelas
unit dose sediaan,
frekuensi)
dokter Tulisan tidak -dokter Pasien Dokter tidak menggunakan Dokter Satu minggu Satu Bulan Penulisan resep
menulis lengkap menggunakan menerima singkatan yang tidak lazim harus lengkap dan
permintaan singkatan tidak obat yang tidak
obat pada lazim salah menggunakan
unit dose -dokter terburu-buru singkatan
dokter Sediaan obat -dokter tidak tahu Sediaan obat Dokter harus tahu nama Dokter Satu minggu Satu Bulan Harus tahu dosis
menulis tidak ditulis macam sediaan obat yang obat dan sediaannya obat ynag akan
permintaan -dokter lupa diberikan diberikan dan
obat pada menuliskannya salah nama obat nya
unit dose
dokter Salah dosis -dokter tidak Pasien Dokter harus tahu dosis Satu minggu Satu Bulan Tidak boleh salah
menulis obat melihat ulang CPPT mendapat obat obat sesuai dengan berat dalam menuliskan
permintaan -salah menuliskan dengan dosis badan obat
obat pada dosis tidak sesuai
unit dose
Pembuatan Salah meracik -salah membaca Obat yang Petugas farmasi harus lebih Kepala insta. Satu Bulan Tidak ada
racikan obat obat resep diracik salah teliti dalam meracik obat Farmasi kesalahan dalam
dan menghubungi dokter peracikan obat
-salah mengambil yang menulis resep jika
obat tidak dapat membaca
dengan jelas resep tersebut
LANGKAH 7: Analisis dan Test Proses Baru
Plan:
LANGKAH 8:
Implementasi dan Monitor Proses Baru
Implementasi:

Monitoring :
THANK
S!

Anda mungkin juga menyukai